Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM REPRODUKSI UNGGAS

Oleh :

Kelas F

Kelompok 7

Muhammad Hikmat A 200110110280

Dian Firmansyah 200110130174

Muhammad jamaludin syah 200110110045

Rizkiyus Fahrizal 200110110208

Hanna Nurlela 200110110169

Yessica Magdalena 200110110287

Parisca Radot S 200110110405

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan akhir praktikum Sistem Pencernaan dan Sistem Reproduksi Unggas .

Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Shalallahualaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan

kita semua selaku umatnya.

Laporan praktikum ini didasarkan atas hasil pengamatan di laboratorium.

Laporan ini dilengkapi dengan referensi dari jurnal dan buku bacaan. Semoga

laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya.

Akhir kata, semoga laporan akhir praktikum Pengenalan Pakan Unggas

dapat dijadikan literatur yang bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

Sumedang, Maret 2015

Penulis
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, kebutuhan akan daging ayam kian meningkat seiring

meningkatnya populasi manusia. Hal tersebut mendorong peningkatan

produktivitas ayam sebagai bahan pangan. Peningkatan produktivitas ayam sangat

berpengaruh pada pencernaan dan reproduksi ayam tersebut. Reproduksi dan

pencernaan ayam yang baik akan menyebabkan baik pula produktivitasnya.

Produktivitas ayam tersebut bisa dalam bentuk daging dan telur.

Pentingnya reproduksi dan pencernaan ayam dalam peningkatan bobot badan

serta produksi telur, mendorong kami untuk melakukan praktikum tentang sistem

reproduksi dan pencernaan ayam serta laporannya. Laporan ini disusun

berdasarkan referensi dari buku dan jurnal.

1.2. Maksud dan Tujuan

Menjelaskan fungsi sistem pencernaan dalam proses pencernaan makanan dan

penyerapan zat-zat makanan

Menjelaskan fungsi sistem reproduksi unggas jantan dan betina

Menjelaskan pembentukan telur dan penyebab abnormalitas telur

1.3. Identifikasi Masalah

Apa saja fungsi sistem pencernaan dalam proses pencernaan makanan dan

penyerapan zat-zat makanan

Apa saja fungsi sistem reproduksi unggas jantan dan betina

Bagaimana proses pembentukan telur dan penyebab abnormalitas telur


1.4. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Maret 2015

Waktu : Pukul 07.30 s.d. 09.10 WIB

Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.


II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pencernaan Unggas

Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang

berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard

terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan

keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk

cair (Girisenta, 1980). Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan

kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk

dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian

digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh

empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran

partikel-partikel makanan.. Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan

usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas.

Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti

hanya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas

dalam jumlah banyak yang mengandung enzimenzim amilolitik, lipolitik dan

proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak,

proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, memasuki pula

duodenum. Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya

mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa

enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan

menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah

disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat

diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus. Unggas tidak
mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan

dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam

sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan

adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan

pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).

Pencernaan Karbohidrat Setelah makanan yang dihaluskan melalui empedal ke

lengkukan duodenal maka getah pankreatik dikeluarkan dari pankreas ke dalam

lekukan duodenal. Pada waktu yang bersamaan, garam empedu alkalis yang

dihasilkan dalam hati dan disimpan dalam kantong empedu dikeluarkan pula ke

dalam lekukan duodenal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah

tersebut dan menghasilkan keadaan yang alkalis. Tiga macam enzim pencernaan

dikeluarkan ke dalam getah pankreas. Salah satu diantaranya adalah amilase yang

memecah pati kedalam disakharida dan gula-gula kompleks. Apabila makanan

melalui usus kecil maka sukrase dan enzim-enzim yang memecah gula lainnya

yang dikeluarkan di daerah ini selanjutnya menghidrolisis atau mencerna

senyawa-senyawa gula ke dalam gula-gula sederhana, terutama glukosa. Gula-

gula sederhana adalah hasil akhir dari pencernaan karbohidrat. Pati dan gula

mudah dicerna oleh unggas sedangkan pentosan dan serat kasar sulit dicerna.

Saluran pencernaan pada unggas adalah sedemikian pendeknya dan perjalanan

makanan yang melalui saluran tersebut begitu cepatnya sehingga jasad renik

mempunyai waktu sedikit untuk mengerjakan karbohidrat yang kompleks.

Pencernaan Lemak Garam-garam empedu hati mengemulsikan lemak

dalam lekukan duodenal. Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian dipecah ke

dalam asam lemak dan giserol oleh enzim lipase, suatu hasil getah pankreas. Zat-

zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan lemak. Pencernaan Protein Pada
waktu bahan makanan dihaluskan dan dicampur di dalam empedal, campuran

pepsin hidrokhlorik memecah sebagian protein ke dalam bagian-bagian yang lebih

sederhana seperti proteosa dan pepton. Pada saat lemak dan karbohidrat dicerna

dalam lekukan duodenal maka tripsin getah pankreas memecah sebagian proteosa

dan pepton ke dalam hasil-hasil yang lebih sederhana, yaitu asam-asam amino.

Erepsin yang dikeluarkan ke dalam usus halus melengkapi pencernaan hasil

pemecahan protein ke dalam asam-asam amino. Zat-zat tersebut merupakan hasil

akhir pencernaan protein.

2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari testes, ductus deferens, dan organ

kopulasi yang terdapat dalam kloaka. Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan

lainnya karena testes tidak terdapat dalam skrotum tetapi tetap berada dalam

rongga badan dan terletak didekat tulang belakang dekat bagian anterior (Blakely

and Bade,1991).

Testis. Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal

kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning

terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam

skrotum (Amrullah, 2004). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan

disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).

Saluran Deferens. Saluran deferens jumlahnya sepasang, pada ayam jantan

muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok kelok. Letak

kearah caudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral

urodeum (Amrullah, 2004).

Alat Kopulasi. Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang

papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan
rudimeter dari organ kopulasi (Nalbandov, 1990). Alat kopulasi ini juga dapat

disebut penis, tetapi pada unggas bentuknya spiral seperti pegas.

2.3 Sistem Reproduksi Unggas Betina

Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu

ovarium yang merupakan tempat sintesis hormone steroid sexual, gametogenesis

dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah

oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan

pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya

hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian

kanan mengalami rudimenter (Yuwanta, 2004). Berikut ini adalah data hasil

pengukuran sistem reproduksi betina pada ayam.


III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat Praktikum

Baki atau nampan

Pisau

Pisau bedah

Gunting

Pinset

3.2 Bahan

Ayam ras peterlur

Ayam ras jantan

3.3 Prosedur Kerja

Alat Pencernaan Unggas

1. Sembelih objek praktikum (ayam ras petelur) sesuai dengan prosedur.

Tempatkan ayam di atas baki. (Sebelum melakukan pembedahan jika perlu

meminta petunjuk dari asisten praktikum)

2. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian abdomen di atas kloaka, kemudian

potong seluruh tulang rusuk bagian kiri atau kanan sampai ke persendian

antara tulang scapula dengan coracoid.

3. Gunting kulit leher bagian depan sehingga isi rongga tubuh dapat terlihat

seluruhnya.

4. Keluarkan sistem pencernaan dari rongga tubuh mulai dari bagian oesophagus

sampai kloaka beserta alat-alat asesori-nya (hati-hati jangan sampai merusak

bagian saluran reproduksi).


5. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian sistem pencernaan yang telah

terpisah, lalu gambar dan ukur panjang setiap bagian saluran pencernaan.

Alat Reproduksi Betina

1. Masih pada objek yang sama, pisahkan sistem reproduksi dari rongga tubuh

ayam.

2. Urutkan hingga memanjang mulai dari infundibulum sampai kloaka.

3. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian sistem reproduksi.

4. Ukur dan gambar saluran reproduksi.

Alat Reproduksi Jantan

1. Sembelih objek praktikum (ayam jantan) sesuai prosedur.

2. Tempatkan ayam di atas baki.

3. Bedah ayam jantan dengan cara yang sama seperti ayam betina.

4. Keluarkan saluran pencernaan dengan hati-hati jangan sampai merusak

saluran reproduksi

5. Biarkan saluran reproduksi jantan menempel pada rongga tubuh.

6. Gambar dan catat kondisi bagian-bagian sistem reproduksi jantan.


IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Gambar alat pencernaan ayam

4.1.2 Gambar alat reproduksi ayam jantan

4.1.3 Gambar alat reproduksi ayam betina

No Nama Bagian/organ Pengamatan Pada

Ayam Produktif

Panjang Diameter

(cm)

Infundibuum 9 -

Magnum 33 -

Isthmus 10 -

Unterus 9 -

Vagina 11 -

Total 72 cm -
4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Alat Pencernaan Ayam

A. Organ Utama

Mulut merupakan gerbang awal makanan masuk dan diproses dalam saluran

pencernaan. Menurut Elvia Hernawan, 2010. Rongga mulut unggas, tidak terdapat

bibir, graham, pipi dan pipi. Pada rongga mulut unggas terdapat lidah yang

berbentuk seperti ujung panah dan runcing bagian depannya. Struktur lidah

diperkuat dengan tulang entogglosal atau tonjolan lingual dari tulang hyloid. Otot

pada lidah unggas sangat sedikit. Gerakan lidah terjadi karena berkembangnya

otot hyloid yang ditutup dengan epithel yang mempunyai stratum corneum.

Bentuk ujung padah bagian belakang lidah yang berupa penonjolan berfungsi

untuk mendorong makanan kea rah lubang esophagus (gullet) bila lidah bergerak

baik kedepan atau kebelakang.

Unggas tidak mempunyai langit-langit lunak tapi langit-langit keras yang

sempit dan segitiga mengikuti bentuk paruh. Pada rongga mulut terdapat kelenjar

antara lain kelenjar saliva, kelenjar maksila, kelenjar palatin dan kelenjar

mandibula. Semua kelenjar tersebut berfungsi manghasilkan sekreta mukus yang

tidak mengandung enzim.

Oespohagus merupakan saluran yang menghubungkan antara mulut dengan

lambung, di oesophagus terjadi pencernaan secara mekanik lewat gerakan

peristaltik yang berfungsi mengubah makanan menjadi bentuk bolus yang lebih

sederhana. Menurut Cambell 2004. Oesophagus merupakan saluran memanjang

berbentuk seperti tabung sebagai jalan makanan dari mulut sampai permulaan

tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventikulus bagian

bawah.Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan


menuju tembolok,ketika ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup

dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke

tembolok.

Crop atau tembolok atau ingluvies merupakan alat pencernaan yang hanya

dimiliki oleh unggas. Crop ini memiliki fungsi untuk menyimpan makanan

sementara dan mengontrol konsumsi makanan pada ayam sehingga apabila

kebutuhan makanannya sudah terpenuhi maka ayampun akan berhenti makan.

Menurut Elvia Hernawan, 2010. Unggas pada umumnya memiliki esophagus

yang relative panjang, pada unggas dewasa dapat mencapai 15-20 cm sedangkan

diameternya bervariasi dan sangat bergantung pada jenis makanannya. Esophagus

unggas berbentuk otot-otot yang dimulai dari faring ke proventriculus. Membra

mukosa esophagus adalah stratified squamous epithelium.

Proventriculus disebut dengan lembung kelennjar merupakan alat pencernaan

yang memulai proses pencernaan makanan secara kimiawi karena telah adanya

asam clorida (HCl) dalam lambung. Proventriculus berfungsi sebagai penghasil

pepsin, yaitu enzim pengurai protein dan penghasil asam lambung (hydrocloric

acid). Selainitu juga, menurut Nesheim et al 1979. Proventriculus merupakan

perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam.

Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena

dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna

mencerna protein. Mukosa proventrikulus memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar

tubular yang mengeluarkan mucus, dan kelenjar gastric yang mensekresikan asam

clorida dan pepsin. Mucus disekresikan ketika mulai makan sedangkan HCL dan

pepsin disekresikan ketika pakan sampai di saluran proventriculus.


Ventriculus atau Gizzard atau lambung otot. Sesuai dengan namanya yaitu

lambing otot, ventrikulus merupakan organ yang bertugas dalam pencernaan

secara mekanik yaitu menggiling makanan yang masuk ke ventrikulus atau

gizzard. Peruses pelumatan makanan ini dibantu oleh grit yang berupa butiran-

butiran krikil ataupun tanah dan lainnya. Pada ayam komersial, grit didapat dari

pakan ayam itu sendiri. Menurut Hernaman, 2010. Lambung otot terpisah dari

lambung kelenjar oleh saluran pendek yang merupakan proventriculus yang

berkonstriksi. Bagian gizzard terbentuk dari dua bagian tebal yang berlawanan,

otot lateral, yang berakhir mencapai pada central aponeurosis dan keduanya

menipis pada bagian anterior dan posterior setelah otot. Gizzard mengandung urat

daging licicn yang tebal, kuat dan berwarna merah dilapisis oleh membrane tebal,

licin dan bergerigi, fungsinya menggiling makanan.

Usus Halus pada ayam terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum jejunum dan

ileum. Usus halus dibagi menjadi 3 segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

Di bagian pertama yaitu duodenum, terjadi penambahan sekresi dari hati dan

pancreas. Sekresi dari hati disimpan dalam empedu dan diteruskan ke duodenum

melalui saluran empedu. Duodenum pada ayam merupakan tempat terjadinya

hidrolisa atau pemecahan zat makanan menjadi lebih sederhana contohnya protein

diubah menjadi asam amino dengan enzim protease yang didapat dari pancreas

yang menempel pada duodenum. Zat makanan hasil hidrolisa ini kemudian

diserap oleh jejunum dan ileum yang merupakan usus penyerapan. Jejunum dan

ileum merupakan kompartmen dari usu halus yang berfungsi menyerap zat-zat

makanan kemudian dialirkan lewat darah keseluruh tubuh. Vili-vili pada jejunum

dan ileum inilah yang menyerap zat makanan terseut serta dan mengedarkannya

lewat apembuluh darah. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak
melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang

penyerapan. Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil disebut

micelle diverticum.

Usus Besar pada ayam berfungsi dalam pengontrolan air dan pembusukan

sisa makanan yang akan dieksresikan lewat vent. Usus besar ukurannya lebih

pendek usus halus namun memiliki diameter yang lebih besar. Fungsi utamanya

adalah penyerapan air. Usus besar merupakan tempat penampungan sisa

pencernaan yang merupakan komponen tinja. Terjadi sedikit sekali pemecahan

sisa pakan dalam usu besar. Di sini mucus ditambahkan sehingga berfungsi

sebagai pelican agar sisa pencernaan mudah dikeluarkan. Bagian terujung dari

usus besar adalah rectum.

Caecum pada ayam sebenarnya kurang berkembang namun tetap memiliki

fungsi yaitu sedikit melakukan degradasi serat kasar yang didapat dari pakan yang

dimakan ayam. Menurut di sekum terjadi pencernaan serat dalam jumlah kecil

atau terbatas dimana mikroba menghasilkan enzim selulase yang memecah

selulosa. Sistem pencernaan serat kasar ini sangat tidak efisien pada ayam.

Kloaka pada ayam merupakan tempat bermuaranya 3 saluran yaitu saluran

urinaria, saluran reproduksi dan saluran pencernaan. Kloaka merupakan tempat

keluarnya sisa pencernaan yang akan dieksresikan dalam bentuk feces. Kloaka

merupakan saluran yang membuka dan berhubungan dengan anus di bagian

terujung. Kolaka memiliki diameter lebih besar dibandingkan rectum.

B. Organ Aksesoris

Hepar atau hati merupakan organ asesoris yang berfungsi sebagai

detoksifikasi racun, sekresi empedu dan zat makanan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Setiadi 2013 yaitu Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme
lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan

darah merah, dan penyimpanan vitamin. Faktor-faktor yang memengaruhi bobot

hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogen

menyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan meningkatnya umur,

tetapi persentasenya konstan terhadap bobot badan.

Pankreas terletak ditengah-tengah duodenum dan berfungsi dalam

mengeuarkan enzim-enzim dan juga hormone. Enzim yang dikeluarkan adalah

enzim untuk mensekresi makanan menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk

diserap seperti protease, lipase dan amilase. Hormone yang disekresikan oleh

pancreas antara lain hormon insulin dan glucagon yang mengontrol kadar gula

dalam darah ayam.

Limpa berada disebelah duodenum dan diatas empedu. Fungsi dari limpa

belum diketahui secara pasti namun menurut Yuanta, 2004 limpa berfungsi

membantu memecah sel darah merah dan sel darah putih.

4.2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan

Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari tiga bagian utama yaitu testes, vas

deferens dan kloaka.

Testes pada jantan memiliki dua fungsi yaitu sebagai penghasil spermatozoa

yaitu bakal calon anak dan penghasil hormone testosterone dari sel interstitial

yang merupakan hormin yang berperan dalam pendewasaan kelamin dan

pertumbuhan ayam serta ciri seks sekunder ayam jantan.

Vas Defferens pada ayam terdapat dua buah kiri dan kanan yang berakhir di

kloaka. Vas deferens inu merupakan saluran tempat lewatnya spermatozoa di vas

deferens inipun spermatozoa diberikan motilitas berupa cairan. . Saluran deferens

ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeun yang bersebelahan


dengan urodeum dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami

pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi 65% bagian distal saluran deferens.

Kloaka pada ayam jantan berfungsi membantu menyemprotkan sperma pada

organ betina. Hal ini terjadi karena alat kopulasi ayam jantan mengalami

rudimenter.

4.2.2 Sistem Reproduksi Ayam Betina

Reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium dan

oviduk. Ovarium merupakan tempat dihasilkannya oosit atau sel telur yang akan

berkembang menjadi anak. Ovarium terdiri atas ratusan sampai ribuan ova. Ova

ada yang bear disebut big ova dan yang kecil small ova. Ovarium dibungkus oleh

lapisan yang berpembuluh darah yaitu folikel, bagian folikel yang tidak

berpembuluh darah dinamakan stigma, saat terjadi ovulasi, stigma akan pecah dan

sel telur akan keluar lewat stigma yang pecah itu. Selain itu, ovariumpun berperan

mensekresikan beberapa hormone salah satunya estrogen dan progesterone yang

berperan dalam proses pendewasaan ayam.

Oviduck pada ayam betina terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus,

uterus dan vagina.

Infundibulum. Panjang infundibulum berdasarkan hasil praktikum adalah 9

cm hal ini sesuai dengan Anonymous, 2014 yaitu Panjang dari bagian ini adalah 9

cm dan fungsi utama dari infundibulum ini hanyalah menangkap ovum yang

masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang

mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian mi antara 15-30

menit. Perbatasan antara infundibulum dan magnum yang dinamakan dengan

sarang spermatozoa merupakan terminal akhir dari lajulintas spermatozoa

sebelum terjadi pembuahan. Selain itu, pada infundibulum terdapat ostium yang
meupakan lubang dan neck of infundibulum yang berfungsi menyimpan sprema

sementara. Infundibulum merupakan tempat terjadinya fertilisasi pada ayam.

Magnum merupakan bagian terpanjang pada oviduck yang mencapai 33 cm.

hal ini sesuai dengan hasil pengukuran saat praktiku m yaitu 33 cm. Menurut

Sutiyono, 2001, magnum berperan dalam menghasilkan albumen untuk

penyempurnaan proses pembentukan telur. Magnum merupakan tempat terjadinya

sekresi albumen yang terdiri dari tick albumen dan thin albumen. Bila dilihat dari

kadar nutrisinya albumen ini kaya akan protein, selain itu, albumen berfungsi

menjaga tkuning telur dari kerusakan akibat goncangan.

Isthmus merupakan bagian oviduct yang berfungsi sebagai tempat sekresi

memberan kerabang. Menurut sutiyono 2001, isthmus merupakan organ yang

mengeluarkan cairan dan material bersifat paparin, sehingga sel telur dan kuning

telur telah dibungkus oleh albumin dilapisi membrane telur sehingga bentuknya

telur berkulit lunak. Panjang isthmus berdasarkan praktikum adalah 10 cm.hal ini

sesuai dengan teori dari universitas Gadjah mada yaitu, anjang dari saluran

isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini antara 1 jam 15 menit sampai 1,5

jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih

sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah

sehingga memberikan warna merah.

Uterus, Panjang uterus berdasarkan praktikum adalah 9 cm tidak berbeda jauh

dari teori yaitu 10 cm. Uterus disebut pula glandula kerabang telur yang

panjangnya 10 cm, pada bagian mi terjadi dua phenomena yaitu hidratasi putih

telur atau plumping kemudian terbentuk karabang telur. Warna dari kerabang telur

yang terdisi dari sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir dari

mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20-21 j am.


Vagina, bagian ini hampir dikatakan tidak terdapat sekresi di dalam

pembentukan telur. Telur melewati vagina dengan cepat yaitu sekitar 3 menit,

kemudian telur dike-luarkan (oviposttiori) dan 30 menit setelah peneluran akan

terjadi kembali ovulasi. Panjang vagina berdasarkan teori sama dengan hasil

praktikum yaitu 11 cm.


DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi


IPB: Bogor.
Anonymous, 2014. Sistem Reproduksi Ayam Jantan dan Betina. Gadjah mada
University: Yogyakarta
Blakely, J and Bade, D.H. 1991. Ilmu Peternakan, Edisi IV, Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga: Jakarta
Girisenta, 1980. Kawan Beternak. Yayasan Kanisius: Yogyakarta.
Hernawan, Ellvia. 2010. Fisiologi Ternak: Sistem Gastro Intestinal Monogastrik.
Widya Padjadjaran: Sumedang
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.
UGM Press: Yogyakarta.
Nesheim, M. C., R. E. Austic and L. E. Card. 1979. Poultry Production 12th ed.
Lea Febiger, Philadelphia
Sutiyono. 2001. Pengenalan Organ reproduksi Ayam. Kerjasama PT Perhutani
Persero: Semarang
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai