Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH HERBAL MEDICINE

BUAH PARE SEBAGAI OBAT DIABETES


MELITUS

NURUL MAHIRA
K211 12 272

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan Rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang selama ini telah membantu penulis dalam penulisan makalah
ini. Terutama kepada teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah
ini baik dari aspek materi maupun non materi. Oleh karena itu, berbagai saran dan
kritik yang konstruktif dari semua pihak tetap penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
bagi penulis sendiri.

Makassar, September 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prevalensi penyakit degeneratif meningkat seiring dengan peningkatan
kemakmuran masyarakat. Kencing manis atau penyakit gula, sudah dikenal
sejak 2000 tahun yang lalu. Dua ahli kesehatan Yunani Celcus dan Areteus,
memberikan nama atau sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak
minum dan banyak kencing, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
Diabetes mellitus (bahasa latin: diabetes = penerusan; mellitus = manis).
Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan telah
menjadi penyebab kematian urutan ke-7 di dunia. Di Indonesia sendiri
penyandang diabetes melitus diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,4 juta
jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
mendatang. Dan angka tersebut menenpatkan Indonesia di peringkat ke-4
jumlah penyandang diabetes melitus terbanyak di dunia setelah Amerika
Serikat, India, dan Cina. Ironisnya, 50% dari angka tersebut tidak tahu kalau
mereka mengidap diabetes melitus. Dan dari 50% yang tahu, hanya 30% yang
rutin mengadakan pemeriksaan ke dokter.
Diabetes melitus merupakan penyakit tertua pada manusia, berasal dari
bahasa Yunani, diabetes berarti pancuran dan melitus yang berarti madu atau
gula. Kurang lebih istilah diabetes melitus menggambarkan gejala diabetes
yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena
mengandung gula. Oleh karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini
disebut juga kencing manis.
Kajian literatur memperlihatkan bahwa beberapa tanaman yang dapat
digunakan sebagai obat diabetes melitus antara lain daun, kulit batang, buah,
dan akar tanaman mahkota dewa, mengkudu, serta pare. Penelusuran pustaka
melaporkan bahwa tanaman pare dipercaya dapat menyembuhkan penyakit
diabetes melitus, dimana tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan metabolit
sekunder berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan beta karoten. Senyawa-
senyawa ini diduga dapat merangsang perbaikan sel-sel beta sehingga dapat
meningkatkan proses produksi insulin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Diabetes Melitus?
2. Bagaimana gejala Diabetes Melitus?
3. Apa kandungan pada buah pare sebagai obat Diabetes Melitus?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Melitus.
2. Untuk mengetahui gejala Diabetes Melitus.
3. Untuk mengetahui kandungan pada buah pare sebagai obat Diabetes
Melitus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan
metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun
relatif. Ada 2 tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu
diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II
yaitu diabetes yang didapat setelah dewasa. Gejala diabetes antara lain: rasa
haus yang berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri) terutama malam hari,
sering merasa lapar (poliphagi), berat badan yang turun dengan cepat, keluhan
lemah, kesemutan pada tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur,
impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, penyakit kulit akibat jamur di bawah
lipatan kulit, dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi besar dengan berat badan
>4 kg. Didefinisikan sebagai DM jika pernah didiagnosis menderita kencing
manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh
dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala: sering lapar dan sering
haus dan sering buang air kecil & jumlah banyak dan berat badan turun.
Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan
aspek gejala yang timbul kepada seseorang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya
absolut maupun relatif.
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah
kelenjar yang terletak di belakang lambung yang berfungsi mengatur
metabolisme glukosa menjadi energi, serta mengubah kelebihan glukosa
menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. Tipe DM ada dua
yakni yang timbul akibat kekurangan insulin disebut dengan DM tipe 1 atau
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM karena insulin tidak
berfungsi dengan baik disebut dengan DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM).
Diabetes muncul karena tidak tercukupi hormon insulin dlm tubuh.
Hormon itu berperan menjaga keseimbangan kadar glukosa dlm darah,
yaitu sekitar 60-20 mg/dl pada waktu puasa dan di bawah 140 mg/dl sesudah
makan pada orang normal. Ia dihasilkan olah kelenjar pankreas yg terletak di
lekukan usus 12 jari. Jika terjadi gangguan pd kerja insulin, karena
jumlahnya tidak mencukupi atau kualitas tidak memadai, kadar glukosa
darah cenderung naik. Gula yang meliputi polisakarida, oligosakarida,
disakarida dan monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang
keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi
tenaga oleh hormon insulin tersebut. Penderita diabetes mellitus biasanya
akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air
kecil, karena glukosa tidak diubah menjadi energi, hal ini mengakibatkan
glukosa dalam darah menjadi meningkat yang merupakan tanda awal gejala
penyakit diabetes melitus.

B. Gejala Diabetes Melitus


Penyakit Diabetes merupakan penyakit yang cukup sulit untuk mengenali
gejalanya. Gejala awal Diabetes yang biasanya terjadi tidak terlihat. Hal ini
membuat para penderita tidak banyak melakukan perawatan medis sehingga
banyak penderita diabetes yang terlambat diobati.
Penting bagi semua orang untuk tahu gejala awal diabetes, baik untuk yang
berisiko maupun yang dalam keadaan sehat saja. Usia muda maupun tua dapat
mengalami penyakit ini. Apalagi dengan banyaknya terlihat penderita Penyakit
Diabetes dalam umur yang masih muda. Dibawah ini adalah 10 gejala diabetes
yang harus diperhatikan.
1. Berat Badan Turun Tanpa Sebab
Berat badan yang turun tanpa alasan tidak dengan pengaturan pola makan,
baru sembuh dari sakit atau melakukan kegiatan yang banyak dapat
menjadi gejala diabetes tipe 1. Ketika seseorang sudah terkena diabetes,
tubuh tidak akan memakai glukosa dengan baik, dan lemak akan berubah
menjadi energi. Hal itulah yang membuat seseorang kehilangan berat
badan.
2. Buang Air Kecil Lebih Sering
Diabetes dapat membuat penderitanya sering buang air kecil dan tidak
teratur. Hal ini disebut juga sebagai poliuria.
3. Sering Haus
Anda akan merasa haus walau tidak banyak melakukan kegiatan yang
berat. Ini terjadi karena tubuh kehilangan kandungan air akibat poliuria
tadi.
4. Penglihatan Semakin Lemah
Tingkat penglihatan Anda akan mulai tidak jelas. Hal ini karena adanya
tingkatan pada glukosa semakin bertambah. Glukosa tersebut akan banyak
di sekitar lensa mata, dan membuat mata Anda sering tidak fokus.
5. Perubahan Warna Kulit
Bintik-bintik hitam akan terlihat dalam kulit anda. Biasanya akan terlihat
di bagian leher dan menjadi salah satu gejala awal diabetes. Tubuh
menghasilkan insulin dan meningkatkan banyak pigmen, sehingga
beberapa bagian kulit menjadi lebih gelap.
6. Mudah Lelah
Anda lebih gampang kelelahan walau tanpa banyak aktifitas. Waspadai
gejala ini karena ini merupakan gejala diabetes.
7. Sering Merasa Lapar
Kadar insulin dapat menambah lapar walau sudah makan lebih banyak dari
biasanya. Dorongan rasa lapar ini akan semakin menambah nafsu makan
dan dinamakan dengan polifagia.
8. Butuh Waktu Lama Luka untuk Sembuh
Jika anda mempunyai luka yang sulit sembuh kemungkinan anda adalah
penderita Diabetes dan gejala yang harus diwaspadai.
9. Sering Mengalami Infeksi Vagina dan Saluran Kemih
Seringnya mengalami peningkatan glukosa yang berlebihan, dan anda
lebih sering mengalami infeksi khususnya pada vagina dan saluran
kandung kemih, bisa jadi ini adalah gejala diabetes.
10. Kaki Mati Rasa Saat Ditusuk Jarum
Indikasi lain diabetes seperti adanya penurunan fungsi saraf yang
membuat anda tidak sakit saat tertusuk jarum atau sering kesemutan.
Waspada gejala ini, karena mungkin anda menderita penyakit Diabetes.

C. Kandungan pada Buah Pare sebagai Obat Diabetes Melitus


Penderita Diabetes Melitus memiliki resiko untuk menderita komplikasi
yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini. Untuk mencegah dan
mengatasi diabetes telah dikembangkan, termasuk pula penggunaan berbagai
macam obat-obatan tradisional yang berkasiat menurunkan gula darah. Salah
satunya adalah tumbuhan pare (momordica charantia), bagian tumbuhan ini
yang digunakan adalah daging buah yang diyakini dapat menurunkan kadar
gula darah.
Selama belum ada insulin, gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
sel-sel jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Dapat dikatakan
bahwa insulin merupakan kunci yang membuka pintu sel jaringan,
memasukkan gula ke dalam sel, dan menutup kembali. Di dalam sel, gula
dibakar menjadi energi yang berguna untuk beraktivitas. Pare berkhasiat
sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak mengandung saponin,
flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin,
momordicin, dan charantin.
Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Beberapa bahan
nabati yang digunakan sebagai tanaman obat yaitu buah pare, buah naga, daun
sirih, dll. Pare (M. charantia) merupakan salah satu jenis bahan nabati yang
potensial untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi
sebagai tanaman pangan dan bahan obat tradisional. Salah satu jenis tanaman
yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah pare (M. charantia).
Tanaman ini sudah dibudidayakan diberbagai daerah di wilayah nusantara.
Pare tergolong tanaman semak semusim, yang hidupnya menjalar atau
merambat, dan permukaan kulit buah yang berbintil-bintil besar. Buah pare
berbentuk bulat telur memanjang, warna hijau, kuning ampai jingga, dan
rasanya pahit. Khasiat yang terkandung di dalam buah pare dilaporkan untuk
menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus), malaria, sariawan,
batuk, cacingan, disentri, bisul, dan bronchitis.
Kandungan dalam buah pare yang berguna dalam penurunan gula darah
adalah charantin, dan polypeptide-P insulin (polipeptida yang mirip insulin)
yang memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes
paling tua dan banyak dipakai). Manfaat dari charantin ini adalah
menstimulasi sel beta kelenjar pancreas tubuh memproduksi insulin lebih
banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare
dalam menurunkan gula darah pada tikus diperkirakan juga serupa dengan
mekanisme insulin, sedangkan polypeptide-P insulin menurunkan kadar
glukosa darah secara langsung.
Tanaman pare diduga mengandung senyawa bioaktif yang bersifat
hipoglikemik yaitu charantin. Senyawa ini tergolong fitosterol atau glikosida
kompleks. Diduga ekstrak buah pare dapat meningkatkan laju metabolisme sel
melalui peningkatan dan penggunaan glukosa oleh sel target yang efeknya
bersifat antidiabetik. Selain charantin, buah pare juga mengandung
hydroxytriptamine, vitamin A, B, dan C. Sedangkan bijinya mengandung
momordisin.
Mekanisme kerja buah pare dalam menurunkan glukosa darah pada hewan
percobaan dengan cara mencegah penyerapan glukosa pada usus. Selain itu
diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat anti
diabetes paling tua dan banyak dipakai).
Rasa pahit pada daun dan buah disebabkan oleh sejenis glikosida yang
disebut momordicin atau charantin. Buah pare mempunyai kegunaan yang
luas, di antaranya untuk mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, wasir,
kerusakan hati, diare, sakit kuning, menambah produksi air ibu, sariawan,
batuk, dan obat luka sehingga membuat pare digolongkan ke dalam obat-
obatan tradisional.
Selain sebagai sayuran, sebagian masyarakat memanfaatkan pare untuk
pengobatan berbagai jenis penyakit. Di Amerika, jus dari buah pare segar
banyak dimanfaatkan untuk terapi penderita human immunodeficiency virus
(HIV).
Buah pare yang dianggap baik sebagai sayuran maupun buah secara
tradisional telah digunakan sebagai herbal anti-diabetes dan jus buahnya atau
buah mentahnya secara ilmiah telah terbukti dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada uji dengan hewan percobaan maupun uji klinis pada manusia.
Misalnya, uji ekstrak air, methanol, dan kloroform buah mentah pare pada tikus
percobaan dengan dosis 20 mg/kg berat badan dapat menurunkan kadar
glukosa darah puasa sebesar 48%, sebanding dengan obat antidiabetika oral
sintetik glibenklamida. Uji toksisitas yang dilakukan juga membuktikan bahwa
ekstrak buah pare tersebut aman untuk dikonsumsi.
Karena rasanya pahit maka sediaan pare dapat juga berbentuk tablet atau
kapsul. Dosis untuk kapsul yang berisi bubuk kering berkisar antara 3-15
gr/hari atau bila dalam bentuk ekstrak kering setara dengan 100-200 mg, 3 kali
sehari.
Uji klinis yang dilakukan terhadap lebih dari 500 pasien diabetes
menunjukkan bahwa sediaan yang mengandung 12 mg hingga 70 mg
polipeptida-K tersebut cukup efektif dalam mengaktifkan insulin yang sudah
nonaktif dan dapat meremajakan pankreas tergantung dari kekronisan kondisi
patologi dari masing-masing individu pasien.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan
metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun
relatif.
2. Penyakit Diabetes merupakan penyakit yang cukup sulit untuk mengenali
gejalanya. Gejala awal Diabetes yang biasanya terjadi tidak terlihat.
Dibawah ini adalah 10 gejala diabetes yang harus diperhatikan.
a. Berat Badan Turun Tanpa Sebab
b. Buang Air Kecil Lebih Sering
c. Sering Haus
d. Penglihatan Semakin Lemah
e. Perubahan Warna Kulit
f. Mudah Lelah
g. Sering Merasa Lapar
h. Butuh Waktu Lama Luka untuk Sembuh
i. Sering Mengalami Infeksi Vagina dan Saluran Kemih
j. Kaki Mati Rasa Saat Ditusuk Jarum
3. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Beberapa bahan
nabati yang digunakan sebagai tanaman obat yaitu buah pare, buah naga,
daun sirih, dll. Pare (M. charantia) merupakan salah satu jenis bahan nabati
yang potensial untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi yang
tinggi sebagai tanaman pangan dan bahan obat tradisional.
Tanaman pare diduga mengandung senyawa bioaktif yang bersifat
hipoglikemik yaitu charantin. Senyawa ini tergolong fitosterol atau
glikosida kompleks. Diduga ekstrak buah pare dapat meningkatkan laju
metabolisme sel melalui peningkatan dan penggunaan glukosa oleh sel
target yang efeknya bersifat antidiabetik. Selain charantin, buah pare juga
mengandung hydroxytriptamine, vitamin A, B, dan C. Sedangkan bijinya
mengandung momordisin.
Uji klinis yang dilakukan terhadap lebih dari 500 pasien diabetes
menunjukkan bahwa sediaan yang mengandung 12 mg hingga 70 mg
polipeptida-K tersebut cukup efektif dalam mengaktifkan insulin yang
sudah nonaktif dan dapat meremajakan pankreas tergantung dari
kekronisan kondisi patologi dari masing-masing individu pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tersedia (online) http://www.makeitaffordable.com/kenali-10-gejala-


awal-diabetes-yang-perlu-diwaspadai/. Diakses tanggal 25 September 2014.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


2013. Riset kesehatan dasar. Jakarta.

Christian. 2007. Khasiat Antioksidan Ekstrak Pare: Kajian In Vivo Pada Tikus
Hiperglikemia. Program Studi Biokimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Mulyanti, Sri, dkk. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Metabolit


Sekunder Dari Fraksi Aktif Antidiabetes Daging Buah Paria (Momordica
Charantia Linn). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol.1 No. 2. Oktober
2010 Hal. 191-199.

Pratama, Fahri Trisnaryan. 2011. Pengaruh Decocta Buah Pare (Momordica


Charantia L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
Yang Diberi Beban Glukosa. Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Yuda, I Ketut Angga, dkk. 2013. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak
Etanol Buah Pare (Momordicacharantia) dan Pengaruhnya Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus
novergicus) yang Diinduksi Aloksan. Buletin Veteriner Udayana. Vol. 5
No. 2 Agustus 2013.

Anda mungkin juga menyukai