Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ETIKA PROFESI

tentang
PROFESI DAN PROFESIONAL

OLEH :

KELAS DIV GIZI III A


KELOMPOK 4

ASTIKA CITRA UTAMI ( NIM 152210714 )


HILDA DINIYATI ( NIM 152210724 )
LAILATUL BUDRI ( NIM 152210725 )
MIFTAHURRAHMI ( NIM 152210726 )
RAHMAH NADHRATIL FITRI ( NIM 152210732 )
RANTI RAMADHANI ( NIM 152210733 )
WIDYA GUSRITA ( NIM 152210745 )

DOSEN PEMBIMBING :
ISWANELLY MOURBAS, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PRODI D-IV JURUSAN GIZI
2017/2018
Profesi adalah suatu pekerjaaan yang membutuhkan kecakapan, kemampuan dan keahlian
serta menuntut pendidikan dan latihan tingkat tinggi, dan bekerja dengan menggunakan
kecerdasan dan intelektual serta menggunakan sifat kerja yang beragam. Profesi memuat
seperangkat pengetahuan yang sistematik dan teoritis, suatu pola pendidikan profesi yang jelas,
memiliki sifat intelektual dan terkait dengan suatu displin akademis tertentu pada perguruan
tinggi.
Ciri-ciri suatu profesi ( HB Hitchens)
1. Suatu bidang yg terorganisir dari teori intelektual & berkembang
2. Suatu teknik inteletual berupa jembatan antara teori & parkteknya
3. Penerapan praktis teknik inteletual tsb
4. Perlu waktu panjang mengikuti pelatihan untuk mendapat sertifikat
5. Punya standar tentang etika profesi yang harus diikuti
6. Ada kemampuan memberikan kepemimpinan pada profesi
7. Ada organisasi profesi
8. Ada pengakuan masyarakat terhadap profesi tsb
9. Ada perhatian yg profesional thd pelaksanaan profesi (ada sanksi, lisensi
sertifikasi dll)
10. Ada hubungan dengan profesi lain
Ciri-ciri lain:
1. Orientasi utama adalah kearah pemberian jasa
2. Adanya monopoli

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan pengurus HAKLI
PROVINSI SUMATERA BARAT yaitu Ketua (R.Firwandri Marza, SKM. M.Kes) dan
Bendahara (Darwel,SKM.M.Epid) dapat disimpulkan bahwa HAKLI merupakan sebuah
organisasi yang terbentuk atas keinginan persatuan para ahli kesehatan lingkungan di Indonesia
dan jika dilihat ciri-ciri suatu profesi (HB Hitchens) berdasarkan teorinya. Ternyata ciri-ciri
profesi pada HAKLI belum terpenuhi secara keseluruhan.
HAKLI PROVINSI SUMATERA BARAT merupakan DPP (Dewan Pengurus Pusat), hal
itu berarti DPP sebagai coordinator dari DPC (Dewan Pengurus Cabang) Kab/Kota. Ada 19 DPC
HAKLI, seluruh DPC sampai saat ini aktif dan berkontribusi dalam melaksanakan programnya.
HAKLI PROVINSI SUMATERA BARAT lebih menangani masalah administratif dan
mengelola internal (organisasi) seperti, mengurus STR, SK daerah, sumpah profesi, legalisasi
seorang sanitarian, merumuskan SKP pada sertifikat, membina organisasi, dan mengurus surat
izin-izin provinsi. Untuk HAKLI yang berada di KAB/KOTA lebih terfokus kepada program-
program dimasyarakat seperti, adanya Pengabmas baik itu penyulahan, konseling maupun
bantuan peduli bencana. Standar Etika Profesi dan kode etik yang berlaku terdapat dalam
AD/ART HAKLI itu sendiri.
Kemudian hubungan HAKLI dengan profesi lain tidak tergambar secara structural
namun hubungannya dapat dilihat dalam rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilakukan secara bersama walaupun dengan program yang terpisah. Profesi HAKLI memonopoli
seluruh bidang terkait sanitasi diantaranya, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit, Industri,
dan lain-lain.
Manfaat HAKLI dapat dirasakan oleh berbagai kalangan diantaranya, bagi masyarakat,
dengan adanya HAKLI, masyarakat bisa terbantu baik itu dari segi material maupun non
material. Ilmu-ilmu yang disampaikan oleh ahli kesehatan dalam penyuluhan maupun konseling
terkait sanitasi dan hygiene, kemudian bantuan dana jika terjadi bencana. Serta dimasyarakatpun
dibentuk desa binaan oleh HAKLI yang berkerjama sama dengan Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Bagi Mahasiswa, HAKLI mengadakan seminar-seminar kesehatan dalam berbagi
ilmu, dan setelah lulus, HAKLI membantu dalam pengurusan STR dan legalisasi seorang
sanitarian.
LAMPIRAN
A. PENGERTIAN HAKLI

Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan


lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah,
makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja,
industri, transportasi dan matra.
Sanitarian juga merupakan Ahli Kesehatan Lingkungan, seorang tenaga professional yang
bertanggung jawab untuk tujuan pemutusan mata rantai, dan pencegahan resiko penyakit,
pencemaran dan kecelakaaan institusi, masyarakat dan bidang khusus dengan jenis :

1. Sanitarian Institusi (RS, Industri,TTU, Tempat kerja)


2. Sanitarian lapangan (Desa, Kota, khusus, Matra)
3. Sanitarian specialist (Pendidik,Peneliti,Ahli stadadisasi,Ahli hokum kesehatan
lingkungan)
Sanitarian adalah jabatan fungsional , jabatan fungsional sanitarian terdiri dari :
1. Sanitarian Terampil (Pemula,pelanjut,penyedia)
2. Sanitarian Ahli ( Pratama, muda, madya )
3. Sanitarian Specialist
Peran Profesi Kesehatan Lingkungan
1. Pelaksana
2. Pengelola/keahlian
3. Pengawas/penyedia
4. Peneliti
5. Penyuluhan/pemberdayaanMasyarakat/Pendidik/Pembaharu
Fungsi Profesi Kesehatan Lingkungan
1. Menyehatkan udara
2. Menyehatkan tanah
3. Menyehatkan air
4. Menyehatkan makanan dan minuman
5. Mengendalikan vector dan binatang pengganggu
6. Mengelolah sampah
7. Mengelolah limbah cair, tinja, B3, dan peptisida
8. Mengelola K3 Industri, Tempat umum, Transportasi
9. Mengelolah Sanitasi perumahan
10. Pengelola sanitasi Industri
11. Melakukan Survei
12. Melakukan analisis masalah
13. Melakukan pencegahan masalah dari aspek
14. tekhnis,managemen,social
15. Menyusun analisis dampak kesehatan lingkungan (AKDL)
16. Menyusun Analisis resiko Kesehatan Lingkungan.

B. KARAKTERISTIK PROFESI KESEHATAN LINGKUNGAN

HAKLI organisasi profesi kesehatan lingkungan yang menjadi wadah aspirasi semua lulusan
institusi kesehatan lingkungan di Indonesia dan disiplin ilmu terkait yang berminat dalam bidang
kesehatan lingkungan.
HAKLI adalah organisasi profesi sebagai wadah pemersatu dan ector ectorional kesehatan
lingkungan yang secara khas beragam dan berjenjang dari latar belakang pendidikan, lapangan
kerja, posisi, peran dan jalur peminatan menjadi satu kesatuan jejaring fungsional dengan
keahlian kesehatan lingkungan.

a. memiliki tujuan meningkatkan daya dan hasil guna para anggotanya dalam
mengabdikan keprofesionalannya serta meningkatkan dan mengembangkan kesehatan
lingkungan agar lebih berdaya bagi peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan
lingkungan untuk kesejahteraan.
b. dibentuk dan didirikan pada tanggal 12 April 1980, dengan sadar dan keinginan luhur
yang didasari oleh ilmu, ketrampilan dan sikap yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan
tersebut, sebagai pengembangan dan perubahan organisasi Ikatan Kontrolir Kesehatan
Indonesia (IKKI) yang didirikan pada tanggal 5 September 1955.
c. Sebagai organisasi profesi, para anggotanya dilandasi oleh kemampuan dan ketrampilan
di bidang ilmu dan seni kesehatan lingkungan dalam upaya mengembangkan budaya
perilaku hidup sehat dan pengelolaan lingkungan yang bersih, aman, nyaman, sehat dan
sejahtera sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
d. Keanggotaannya bersifat stelsel aktif dengan berbagai latar belakang jenis dan jenjang
pendidikan kesehatan lingkungan dan yang terkait, yang menjalankan profesinya di
bidang kesehatan lingkungan dan atau peduli terhadap pengelolaan lingkungan baik di
lingkungan pemerintah maupun non pemerintah.
e. Di lingkungan pemerintah/ector kesehatan, anggotanya yg berminat menjadi tenaga
fungsional dikembangkan sesuai kompetensinya sebagai tenaga fungsional dengan
sebutan Sanitarian, terdiri dari Sanitarian Trampil (pelaksana), Sanitarian Ahli
(Pelaksana Lanjut, Pengelola, Penyidik) dan Sanitarian Spesialist (Pendidik, Peneliti,
Penyidik lanjut).

C. AZAS , TUJUAN DAN SIFAT HAKLI


a. Organisasi ini berasaskan Pancasila
b. Organisasi ini bertujuan untuk mengamalkan, mengembangkan, dan membina keahlian
di bidang kesehatan lingkungan dalam mencapai lingkungan yang sehat dan harmonis
c. Orgaisasi ini merupakan organisasi Profesi di bidang kesehatan lingkungan.

D. USAHA HAKLI
a. Menggalang persatuan dan kesatuan semua potensi anggota berdasarkan kekeluargaan
b. Meningkatkan pengabdian dan peranan anggota kepada masyarakat dalam upaya
pengelolaan lingkungan dan kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan
lingkungan pada khususnya
c. Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan di bidang kesehatan lingkungan
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota di bidang kesehatan lingkungan
e. Mengadakan kerja sama dengan organisasi-organisasi lain, baik di dalam maupun di
luar negeri.
E. KEKUASAAN ORGANISASI HAKLI
1. Kekuasaan tertinggi di tingkat Nasional adalah musyawara nasioanl yang diadakan dalam
waktu sekurang- kurangnya lima tahun sekali dan berwenang :
a. Merubah, menyusun, dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan Etika profesi
b. Membahas , menerima, dan mengesahkan, pelaksanaan program kerja pengurus
lama
c. Menyusun pokok-pokok program kerja Nasional
d. Memilih pengurus pusat

2. Kekuasaan tertinggi di tingkat Daerah adalah Musyawarah Daerah, kekuasaan tertinggi di


tingkat Komisariat adalah Musyawarah Komisariat yang diadakan sekurang-kurangnya
lima tahun sekali dan berwenang :
a. Merumuskan program-program kerja Daerah/Komosariat berpedoman pada
pokok-pokok kerja Nasional yang di sesuaikan dengan kondisi setempat.
b. Memilih pengurus daerah/Komisariat
3. Kekuasaan tertinggi di tingkat Cabang adalah Rapat Anggota yang diadakan sekurang-
kurangnya lima tahun sekali dan berwenang ;
a. Menyusun langkah- langkah kegiatan berdasarkan program kerja daerah
b. Memilih pengurus cabang
4. Pemilihan Pengurus
a. Pengurus pusat dipilih oleh Musyawarah Nasional
b. Tata tertib pemilihan dan pelantikan pengurus pusat diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
c. Pemilihan dan pelantikan pengurus daerah, Komisariat dan cabang di atur dalam
anggaran Rumah Tangga
5. kriteria pengurus pusat, daerah, komisariat dan cabang diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
F. MASA KERJA PENGURUS
1. Masa kerja pengurus pusat ditentukan 5 tahun : Dalam hal munas tidak dapat di adakan
dalam waktu yang telah ditetapkan , maka penggantian Pengurus pusat dapat dilakukan
melalui sidang Istimewa
2. Masa kerja pengurus Daerah (Musda) tidak dapat diadakan dalam waktu yang telah
ditetapkan, maka penggantian pengurus daerah provinsi dapat di lakukan melalui siding
Istimewa
3. Masa kerja pengurus Daerah Kabupaten, kota dan Komisariat ditentukan 3 tahun.
Dalam hal Rapat Anggota tidak dapat diadakan dalam yang telah ditetapkan, maka
penggantian pengurus Daerah Kabupaten, Kota, dan Komisariat dapat dilakukan
melalui Sidang Istimewa.

G. HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA


1. Setiap Anggota Himpunan Kesehatan Lingkungan Indonesia wajib memahami,
menghayati, dan mengamalkan seluas-luasnya ideologi Negara Republik Indonesia,
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945
2. Setiap Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia didasari oleh Budi
Pekerti yang luhur, di dalam mengembangkan misi yaitu :
a. Dalam meningkatkan Ilmu Kesehatan Lingkungan
b. Dalam mengabdi kepada kepentingan masyarakat
a. Dalam menyumbang pemikiran kepada pemerintah
2. Setiap anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, di dalam berkarya tetap
didasari oleh pengetahuan, keterampilan, pengalaman kesehatan lingkungan yang
sempurna di dalam menuju tujuan yang luhur
3. Setiap Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, di dalam bertindak
dan berkarya dalam bidangnya, tidak menutup diri, tetapi sanggup bekerja sama dengan
berbagai pihak yang bersangkutan dengan tugas yang dihadapinya
4. Setiap Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, wajib memiliki
disiplin pribadi untuk meningkatkan keahliannya dan membantu kolega dalam tujuan
yang sama
5. Setiap Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, wajib bertindak dan
bersikap kolegikal sesame anggota di dalam maupun di luar hubungan kerja, di dalam
mengemban misi
6. Setiap Anggota Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, harus senantiasa
berusaha bersikap loyal dan menjadi contoh bagi masyarakat di dalam mengusahakan,
memelihara, meningkatkan, lingkungan hidup yang sehat dan harmonis.

UNDANG-UNDANG DAN PERMENKES TERKAIT HAKLI


Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang baru ditetapkan
pada 17 Oktober 2014 lalu mengatur tenaga kesehatan termasuk dokter, apoteker,
psikolog, perawat dan lainnya bahwa SIP (Surat Izin Praktik) hanya di satu tempat.
Tepatnya di Pasal 46 Ayat 5.
PP No 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
Permenkes No 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Dilingkungan Puskesmas

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA


Posted on June 15, 2011
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL V
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA TAHUN 2005
NOMOR : 05/MUNAS V/HAKLI/2005
TENTANG
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (H A K L I )
Bahwa untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang bertujuan mencapai masyarakat adil
dan makmur berdadarkan Pancasila dan UUD 1945 diperlukan peran serta dan pengabdian dari
segenap warga negara Indonesia.
Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut di atas dilaksanakan pembangunan di berbagai
bidang yang antara lain untuk mencapai lingkungan kehidupan yang sehat dan harmonis,
sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu perlu adanya
penyatuan, pembinaan dan pengembangan profesi serta pengamalan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan lingkungan.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai kesadaran dan keinginan luhur,
berdasarkan ilmu, keterampilan dan sikap yang dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut, dengan
ini membentuk Organisasi Profesi Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)
sebagai perubahan dan pengambangan dari Ikatan Kontrolir Kesehatan Indonesia (IKKI) yang
didirikan pada tanggal 5 September Tahun 1955 dengan Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia disingkat
HAKLI atau The Indonesian Association of Environmental Health disingkat IAEH.
Organisasi ini didirikan di Bandung Jawa Barat pada tanggal 12 April 1980 untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan.
Pengurus Pusat HAKLI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
BAB II
AZAZ, TUJUAN DAN SIFAT
Pasal 2
Organisasi ini berazazkan Pancasila.
Organisasi ini bertujuan menghimpun, membina, mengembangkan dan mengamalkan
IPTEK di bidang kesehatan lingkungan dalam mencapai lingkungan yang sehat.
Organisasi merupakan profesi di bidang kesehatan lingkungan yang bersifat terbuka.
BAB III
USAHA UTAMA
Pasal 3
Menggalang persatuan dan kesatuan semua kemampuan dan potensi anggota.
Meningkatkan peranan dan pengabdian anggota kepada masyarakat dalam upaya di bidang
kesehatan lingkungan.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta meningkatkan kemampuan
profesionalisme anggota di bidang kesehatan lingkungan.
Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan pemerintah maupun swasta di bidang
kesehatan lingkungan.
Mengembangkan kemitraan dengan organisasi-organisasi lain baik di dalam maupun di luar
negeri guna menunjang perwujudan visi dan misi organisasi.
Meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan anggota.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Anggota terdiri dari para ahli kesehatan lingkungan dan sanitarian.
Keanggotaan organisasi terdiri dari tiga macam, yaitu : anggota biasa, anggota luar biasa dan
anggota kehormatan.
Ketentuan-ketentuan tentang keanggotaan Humpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia ini
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
SUSUNAN DAN TATA KERJA ORGANISASI, KEKUASAAN ORGANISASI TUGAS
DAN WEWENANG PENGURUS ORGANISASI
Pasal 5
SUSUNAN DAN TATA KERJA ORGANISASI
Di tingkat nasional dibentuk Pengurus Pusat HAKLI
Di tingkat provinsi dibentuk Pengurus Daerah HAKLI
Di tingkat Kabupaten / Kota dibentuk Pengurus Cabang HAKLI
Susunan organisasi dan tata kerja serta susunan Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus
Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
KEKUASAAN ORGANISASI
Kekuasaan tertinggi di tingkat nasional adalah Musyawarah Nasional (MUNAS) yang diadakan
setiap 4 (empat) tahun.
Kekuasaan MUNAS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
Merubah, menyusun dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Etika
Profesi.
Membahas, menerima dan mengesyahkan atau menolak pertanggungjawaban pelaksanaan
program kerja pengurus lama.
Menyusun Pokok-Pokok Program Kerja Nasional.
Memilih dan menetapkan Pengurus Pusat.
Menetapkan rencana penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) yang
dilaksanakan dua kali selama masa bakti kepengurusan.
Kekuasaan tertinggi di tingkat daerah adalah Musyawarah Daerah (MUSDA) yang diadakan
setiap empat tahun sekali.
Kekuasaan MUSDA sebagaimana dimaksud pada ayat 3 meliputi :
Merumuskan Program Kerja Daerah yang berpedoman pada pokok-pokok Program Kerja
Nasional yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Membahas, menerima dan mengesyahkan atau menolak pertanggungjawaban pelaksanaan
program kerja pengurus lama.
Memilih dan menetapkan Pengurus Daerah serta menyampaikan hasil MUSDA ke Pengurus
Pusat.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya sesuai dengan batas wewenang untuk tingkat daerah.
Pelantikan Pengurus Daerah dilakukan oleh Pengurus Daerah.
Kekuasaan tertinggi di tingkat Cabang adalah Musyawarah Cabang (MUSCAB) yang diadakan
setiap empat tahun
Kekuasaan MUSCAB sebagaimana yang dimaksud pada ayat 5 meliputi :
Menyusun langkah-langkah kegiatan berdasarkan program kerja daerah.
Memilih Pengurus Cabang dan menyampaikan hasil MUSCAB ke Pengurus Daerah untuk
disyahkan.
Pelantikan Pengurus Daerah dilakukan oleh Pengurus Daerah.
Pemilihan Pengurus :
Pengurus Pusat dipilih oleh Musyawarah Nasional.
Tata Tertib Pemilihan dan pelantikan Pengurus Pusat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Kriteria Pengurus Pusat, Daerah dan Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Tata Tertib Musyawarah Nasional, Daerah dan Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 7
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS ORGANISASI
Pengurus Pusat menentukan arah, kebijakan dan strategi organisasi serta pokok-pokok program
secara nasional.
Pengurus Pusat membentuk Lembaga-Lembaga atau Unit-Unit Strategis, sesuai dengan
tantangan, peluang dan kebutuhan organisasi.
Lembaga atau Unit Strategis dapat dibentuk sekaitan dengan kabutuhan untuk :
Pengkajian dan Pengembangan IPTEK dan Keprofesian Kesehatan Lingkungan.
Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Kesehatan Lingkungan.
Pengembangan Kewirausahaan dan Penggalangan Kemitraan.
Pengurus Daerah dan Cabang menyusun dan melaksanakan program kerja dan kegiatan
berdasarkan arah, kebijakan dan strategi serta Program Nasional yang disesuaikan dengan
karakteristik dan masalah spesifik setempat.
Pasal 8
PENASEHAT DAN DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI
Penasehat bertugas memberikan pengayoman dan saran-saran yang berkaitan dengan arah dan
tujuan organisasi.
Dewan pertimbangan organisasi bertugas :
Melakukan pengawasan kinerja Pengurus Pusat
Memberikan saran dan pertimbangan
Memberikan penghargaan
Ketentuan tentang susunan, pemilihan, pembentukkan dan tata kerja penasehat dan Dewan
Pertimbangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 9
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat
Apabila tidak dapat dicapai secara mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
BAB VI
SUMBER KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 10
Kekayaan organisasi diperoleh dari :
Iuran anggota
Sumbangan donatur
Sumber lain yang syah dan tidak mengikat
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 11
Organisasi Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mempunyai atribut
berupa : Motto, Lambang / Logo, Hymne, Stempel, Pataka dan Bendera yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional.
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 12
Anggaran dasar dapat dirubah dan harus disyahkan dalam Musyawarah Nasional dengan jumlah
sekurang-kurangnya dua pertiga dari yang hadir secara syah.
BAB IX
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 13
Organisasi ini hanya dapat dibubarkan bila ada mufakat bulat dari Musyawarah Nasional yang
diselenggarakan khusus untuk maksud itu.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Segala sesuatu yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan hal-hal yang dapat menimbulkan penafsiran yang berlainan akan ditetapkan
oleh Pegurus Pusat.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan dalam MUNAS V HAKLI tahun 2005 dan berlaku sejak
ditetapkan.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal : 26 Oktober 2005
DAFTAR PUSTAKA
https://kiathidupsehat.com/2706-anggaran-dasar-himpunan-ahli-kesehatan-lingkungan-
indonesia.html Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017. Pukul 17.00
https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.co.id/2015/03/makalah-etika-profesi-
sanitarian.html Diakses pada tanggal 17 Agustus 2017. Pukul 17.00

Anda mungkin juga menyukai