Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1

Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033

ANALISIS METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN


BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN
SEL KANKER OTAK

Novita Handayani

Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia


Jl. Dipati Ukur No. 112-116, Bandung 402123
E-mail handayani.novita1991@gmail.com

ABSTRAK suatu masalah berkaitan dengan identifikasi,


prediksi, dan pengenalan pola. Penelitian yang
Berdasarkan hasil studi literatur penggunaan menggunakan metode backpropagation, salah
metode backpropagation untuk identifikasi penyakit satunya untuk mengidentifikasi suatu penyakit
melalui pengenalan pola citra medis, sebagai contoh melalui pengenalan pola pada citra medis.
penelitian yang dilakukan untuk identifikasi Berdasarkan hasil studi literatur penggunaan
penyakit TBC (Tuberculosis) tingkat akurasi yang metode backpropagation untuk identifikasi penyakit
dihasilkan pada penelitian ini sebesar 77.5%. melalui pengenalan pola citra medis contohnya
Penelitian lain yang menggunakan metode penelitian yang dilakukan untuk identifikasi
backpropagation adalah penelitian untuk penyakit TBC (Tuberculosis). Langkah-langkah
mengklasifikasikan kanker payudara didapatkan pengenalan pola penyakit TBC adalah preprocessing
akurasi sebesar 97%. Penelitian untuk yang terdiri dari grayscale dan threshold, lalu
mengidentifkasi penyakit tumor otak menggunakan pembelajaran menggunakan metode
jaringan syaraf tiruan radial basic function backpropagation. Tingkat akurasi yang dihasilkan
didapatkan tingkat akurasi sebesar 80% dalam pada penelitian ini sebesar 77.5% dalam pengenalan
mengidentifikasi tumor otak. Belum ditemukan pola penyakit TBC menggunakan metode
penelitian untuk mengenali pola sel kanker otak backpropagation [1]. Penelitian lain yang
menggunkan metode backpropagation, oleh sebab menggunakan metode backpropagation adalah
itu, perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan penelitian untuk mengklasifikasikan kanker
apakah metode backpropagation cocok untuk payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari
mengenali pola kanker otak. optimasi parameter pembelajaran yang paling baik
Metode yang digunakan adalah jaringan syaraf dengan menggunakan algoritma genetika, optimasi
tiruan- backpropagation. Metode backpropagation. parameter pembelajaran bertujuan untuk
Metode pendekatan yang digunakan adalah meningkatkan akurasi. Langkah-langkah untuk
terstruktur dan metode pengembangannya mengklasifikasikan kanker payudara adalah
menggunakan model waterfall. preprocessing dataset, pembangkitan populasi awal,
Simulator dibangun menggunakan Microsoft Visual pembelajaran backpropagation, lalu identifikasi,
Studio 2010 dengan menggunakan bahasa C#. pada penelitian ini didapatkan akurasi sebesar 97%
Berdasarkan hasil pengujian dengan dalam mendeteksi kanker payudara [2]. Penelitian
menggunakan tiga parameter pembelajaran yang untuk mengidentifkasi penyakit tumor otak pernah
berbeda, maka diperoleh kesimpulan tingkat akurasi dilakukan dengan menggunakan jaringan syaraf
yang dihasilkan pada penelitian ini masih kurang tiruan radial basic function, langkah-langkah proses
baik dalam mengenali sel kanker otak dengan pengidentifikasian terdiri dari preprocessing,
tingkat akurasi rata-rata 57% dengan rata-rata waktu ekstraksi cirri statistik, lalu pembelajaran
pengenalan 29.5 milisecond dengan menggunakan menggunakan metode radial basis function, pada
10 data uji dengan 5 data normal dan 5 data kanker. penelitian ini didapatkan tingkat akurasi sebesar
80% dalam mengidentifikasi tumor otak [3].
Kata Kunci : Pengenalan Sel Kanker Otak, Jaringan Metode backpropagation merupakan salah
Syaraf Tiruan Backpropagation, Citra Digital. satu metode pembelajaran dari Jaringan Syaraf
Tiruan (JST). Algoritma ini akan menghasilkan
1. PENDAHULUAN kinerja yang lebih baik karena latihan yang
Metode jaringan syaraf tiruan berulangulang. Metode backpropagation dipilih
backpropagation merupakan metode yang banyak karena kemampuannya untuk belajar dan menangani
digunakan untuk diaplikasikan pada penyelesaian nilai tersembunyi yang berada di dataset. Dataset
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 2
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
adalah keseluruhan data training, dengan kelebihan 2.1.2. Metode Jaringan Syaraf Tiruan
tersebut dapat mewujudkan sistem yang konsisten Backpropagation
bekerja dengan baik. Backpropagation merupakan algoritma
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pembelajaran yang terawasi dan biasanya
sebelumnya dengan menggunakan metode jaringan digunakan oleh perceprton dengan banyak lapisan
syaraf tiruan untuk identifikasi suatu penyakit untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung
melalui pola citra medis telah berhasil dilakukan, dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan
tetapi belum ditemukan penelitian untuk mengenali tersembunyinya. Algoritma backpropagation
pola sel kanker otak menggunkan metode menggunakan error output untuk mengubah nilai
backpropagation, oleh sebab itu, perlu dilakukan bobot-bobotnya dalam arah mundur ( backward ).
penelitian untuk membuktikan apakah metode Untuk mendapatkan error ini, tahap perambatan
backpropagation cocok untuk mengenali pola maju ( forward ) harus dikerjakan terlebih dahulu.
kanker otak. Pada saat perambatan maju, neuron-neuron
Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi
menganalisis metode jaringan syaraf tiruan sigmoid, seperti terlihat pada rumus 4. merupakan
backpropagation dalam pengenalan sel kanker otak fungsi aktivasi sigmoid biner, yaitu [4] :
untuk mengetahui performansi dan akurasi pada f (x) = (4)
pengenalan citra kanker otak menggunakan metode
Algoritma backpropagation [4]:
jaringan syaraf tiruan backpropagation.
Inisialisasi bobot (ambil bobot awal dengan nilai
random).
2. ISI PENELITIAN Kerjakan langkah-langkah berikut selama kondisi
2.1 Metode yang digunakan berhenti bernilai FALSE:
Pada penelitian ini metode yang digunakan meliputi 1. Untuk tiap-tiap pasangan elemen yang akan
preprocessing dan metode jaringan syaraf tiruan dilakukan pembelajaran, kerjakan:
backpropagation.
Feedforward:
2.1.1 Preprocessing a. Tiap-tiap unit input (Xi, i=1,2,3,...,n)
Preprocessing terdiri dari scaling, grayscale, menerima sinyal xi dan meneruskan
dan thresholding. sinyal tersebut ke semua unit pada
lapisan yang ada di atasnya (lapisan
1. Scaling tersembunyi).
Scaling atau Penskalaan citra adalah sebuah operasi b. Tiap-tiap unit tersembunyi (Zi,
geometri yang memberikan efek memperbesar atau j=1,2,3,...,p) menjumlahkan sinyal-sinyal
memperkecil ukuran citra input sesuai dengan input terbobot:
variabel penskalaan citranya. Scaling digunakan n
(5)
untuk memperbesar (zoom-in) atau memperkecil z _ in v
j 0j
xv i ij
i 1
(zoom-out) citra [5]. Rumus yang digunakan untuk
proses scaling terlihat seperti persamaan 1. gunakan fungsi aktivasi untuk
x = Sh x y = Sv y (1) menghitung sinyal outputnya:
Keterangan :
Sh : faktor skala horizontal zj = f(z_inj) (6)
Sv : faktor skala vertikal kirimkan sinyal tersebut ke semua unit di
lapisan atasnya (unit-unit output).
2. Grayscale
Citra grayscale merupakan citra digital yang hanya c. Tiap-tiap unit output (Yk, k=1,2,3,...,m)
memiliki satu nilai kanal pada setiap pixelnya, menjumlahkan sinyal-sinyal input
dengan kata lain nilai bagian RED = GREEN = terbobot.
BLUE. [5].
p
Rumus yang digunakan untuk grayscale terlihat (.7)
y _ in k w 0 k z iw jk
seperti persamaan 2. i1

Grayscale = (R + G + B)/3 (2) gunakan fungsi aktivasi untuk


3. Tresholding menghitung sinyal outputnya:
Tresholding atau pengambangan membuat citra
memiliki dua tingkat keabuan yaitu hitam dan putih, yk = f(y_ink) (8)
proses pengambangan akan menghasilkan citra biner dan kirimkan sinyal tersebut ke semua
[6]. Proses tresholding mengikuti aturan dari unit di lapisan atasnya (unit-unit output).
persamaan 3.
1 ( , )
( , ) = (3)
0 ( , ) <
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 3
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
Backpropagation kompleksitas waktu yang berbeda-beda.
Komplesitas waktu asimptotik diperlukan untuk
d. Tiap-tiap unit output (Yk, k=1,2,3,...,m)
menghitung performansi suatu Algoritma. Untuk
menerima target pola yang berhubungan
menghitung kompleksitas waktu asimptotik suatu
dengan pola input pembelajaran, hitung
Algoritma digunakanlah notasi O-Besar (Big-O)
informasi errornya:
yang merupakan notasi kompleksitas waktu
k = (tk yk) f(y_ink) (9) asimptotik. Definisi dari Big-O atau O(g(n)) adalah
kemudian hitung koreksi bobot (yang kumpulan semua fungsi yang order of growth-nya
nantinya akan digunakan untuk lebih kecil atau sama dengan g(n), sedangkan
memperbaiki nilai wjk): definisi dari order of growth adalah istilah yang
dapat digunakan untuk pola varian jumlah input
wjk = k zj (10) dalam suatu pengujian algoritma [6]
hitung juga koreksi bias (yang nantinya Berikut ini adalah pengelompokan algoritma
akan digunakan untuk memperbaiki nilai berdasarkan notasi O-besar dapat dilihat pada
w0k): Tabel1 [6].

w0k = k (11)
Tabel 1. Pengelompokan Algoritma Berdasarkan
kirimkan k ini ke unit-unit yang ada di Notasi O-Besar [6]
lapisan bawahnya.
Kelompok Nama
e. Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj, Algoritma
j=1,2,3,...,p) menjumlahkan delta O(1) konstan
inputnya (dari unit-unit yang berada pada O(log n) logaritmik
lapisan di atasnya): O(n) lanjar
m
(.12) O(n log n) n log n
_ inj kw jk O( ) kuadratik
k 1
O( ) kubik
kalikan nilai ini dengan turunan dari O(2 ) eksponensial
fungsi aktivasinya untuk menghitung O(n!) faktorial
informasi error:
j = _inj f(z_inj) (13) Urutan spektrum kompleksitas waktu algoritma
adalah :
kemudian hitung koreksi bobot (yang O(1)<O(log n) < O(n)< O(n log n) < O( ) O( )<...<O(2 )<O(n!)
nantinya akan digunakan untuk
memperbaiki nilai vij): algoritma polinomial algortima eksponensial
vjk = j xi (.14)
Penjelasan masing-masing kelompok algoritma
hitung juga koreksi bias (yang nantinya dapat dilihat pada Tabel 2.
akan digunakan untuk memperbaiki nilai
v0j): Tabel 2 Kelompok Algoritma dan
Penjelasannya[6]
v0j = j (15)
Kelompok Penjelasan
f. Tiap-tiap unit output (Yk, k=1,2,3,...,m) Algortima
memperbaiki bias dan bobotnya O(1) Kompleksitas O(1) berarti waktu
(j=0,1,2,...,p): pelaksanaan algoritma adalah tetap,
wjk(baru) = wjk(lama) + wjk (16) tidak bergantung pada ukuran
masukan.
Tiap-tiap unit tersembunyi (Zj,
O(n) Algoritma yang waktu pelaksanaannya
j=1,2,3,...,p) memperbaiki bias dan
lanjar umumnya terdapat pada kasus
bobotnya (i=0,1,2,...,n):
yang setiap elemen masukannya
vij(baru) = vij(lama) + vij (17) dikenai proses yang sama, misalnya
algoritma pencarian_beruntun. Bila n
2. Tes kondisi berhenti dijadikan dua kali semula, maka waktu
pelaksanaan algoritma juga dua kali
2.1.3 Analisis Algoritma Asimptotik semula.
Kompleksitas algoritma terdiri dari waktu dan ruang. O( ) Algoritma yang waktu pelaksanaannya
Kompleksitas waktu asimptotik merupakan waktu kuadratik hanya praktis digunakan
yang dibutuhkan suatu Algoritma menyelesaikan untuk persoalana yang berukuran
tiap langkahnya. Setiap Algoritma memiliki
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 4
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
kecil. Umumnya algoritma yang Sebagai contoh perhitungan diambil matriks 3 x 3
termasuk kelompok ini memproses pixel dari citra MRI kanker otak diambil pada
setiap masukan dalam dua buah kalang koordinat ((25,25), (25,26), (25,27), (26,25), (26,26),
bersarang, misalnya pada algoritma (26,27), (27,25), (27,26), (27,27)), terlihat seperti
urut_maks. Bila n = 1000, maka waktu gambar 3, matriks dari citra tersebut akan diubah
pelaksanaan algoritma adalah menjadi citra keabuan.
1.000.000. Bila n dinaikkan menjadi x/y 25 26 27
dua kali semula, maka waktu
25 (175,169,197) (174,168,196) (166,157,188)
pelaksanaan algoritma meningkat
menjadi empat kali semula. 26 (200,194,222) (200,194,222) (195,186,217)

O(2 ) Algoritma yang tergolong kelompok 27 (195,189,215) (200,194,222) (202,193,222)


ini mencari solusi persoalan secara Gambar 3 Matriks Citra MRI Kanker Otak
"brute force", misalnya pada algoritma Ukuran 3x3 Pixel
mencari sirkuit Hamilton. Bila n = 20, Langkah-langkah perhitungan grayscale adalah
waktu pelaksanaan algoritma adalah sebagai berikut:
1.000.000. Bila n dijadikan dua kali a. Setiap pixel dihitung nilai grayscale nya
semula, waktu pelaksanaan menjadi R+G+B
kuadrat kali semula! grayscale =
3
b. Nilai RGB setiap pixel diulang dengan nilai
grayscale yang dihasilkan pada perhitungan
2.2 Analisis Algoritma langkah a. Hasil dari proses grayscale
Proses yang digunakan pada penelitian ini terlihat terlihat seperti gambar 4
seperti gambar 1

Gambar 1 Proses Pengenalan Kanker Otak


Gambar 4 Citra Kanker Otak Hasil Grayscale
2.2.1 Citra Input Matriks citra grayscale pada gambar 4, terlihat
Citra input merupakan citra MRI otak yang pada gambar 5, nilai RGB pada masing-masing
terdiri dari citra MRI otak normal dan citra MRI pixel telah sama.
kanker otak. Citra MRI pada awalnya belum berupa
x/y 25 26 27
citra digital, jadi diperlukan proses akuisisi citra
menggunakan kamera digital. Citra input diubah 25 180 179 170
ekstensinya dari jpeg menjadi bmp menggunakan 26 205 205 199
photoshop CS5. 27 200 205 206
2.2.2 Preprocessing
1. Scaling Gambar 5 Matriks Citra Kanker Otak Hasil
Scaling merupakan proses penskalaan pada Grayscale
gambar, pada proses penskalaan gambar, gambar 3. Threshold
dapat diperbesar atau diperkecil, pada penelitian ini Threshold merupakan proses pengubahan citra
gambar akan diperkecil. Gambar yang akan menjadi citra biner atau citra hitam putih. Citra
menjadi data latih dan data uji diperkecil masukan yang akan diubah menjadi citra biner
menggunakan library aforge dengan ukuran lebar 45 adalah citra kanker otak pada gambar 4. Proses
pixel dan panjang 45 pixel. threshold dilakukan dengan langkah-langkah
2. Grayscale sebagai berikut :
Grayscale merupakan proses pengubahan citra a. Tentukan nilai threshold (T) dengan rentang 0-
menjadi citra keabuan. Sebagai contoh kasus, 255, dalam penelitian ini diambil nilai T=190,
terdapat citra MRI kanker otak berukuran 45 x 45 karena jika nilai T< 190 maka background dari
pixel terlihat seperti gambar 2. otak terlalu banyak, sedangkan apabila T >190
maka pixel kanker terlalu banyak yang hilang
b. Jika nilai pixel lebih dari atau sama dengan 190
maka ubah nilai pixel pada citra menjadi 1, jika
nilai pixel kurang dari 190 maka ubah nilai
Gambar 2. Citra MRI Kanker Otak Ukuran pixel menjadi 0.
45 x 45 Pixel Hasil proses threshold terlihat pada gambar 6
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 5
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
Vektor dari citra kanker otak dan citra otak normal
kemudian disatukan untuk kemudian dilatih. Terlihat
seperti gambar 10
0 1
0 0
Gambar 6 Citra Kanker Otak Hasil 0 0
Threshold 1 0
1 0
Matriks citra kanker otak hasil threshold terlihat
1 0
seperti gambar 7
1 0
x/y 25 26 27 1 0
25 0 0 0 1 0
26 1 1 1 Gambar 10 Gabungan Vektor Kanker
Otak dan Otak Normal
27 1 1 1 Dengan target seperti gambar 11, 1 merupakan
Gambar 7 Matriks Kanker Otak Hasil klasifikasi kanker dan 0 merupakan klasifikasi
Threshold normal
2.2.3 Pembelajaran 1 0
Metode pembelajaran yang digunakan pada Gambar 11 Target Output
penelitian ini adalah jaringan syaraf tiruan Menurut buku yang berjudul machine learning
backpropagation dengan menggunakan dua karangan Tom M. Mitchell [7], pada buku
perambatan yaitu perambatan maju dan perambatan tersebut dijelaskan mengenai pembangunan
mundur. Masukan pada proses pembelajaran sebuah mesin pembelajaran untuk pengenalan
merupakan matriks hasil threshold citra kanker otak wajah, arsitektur yang digunakan pada
pada gambar 6. Selanjutnya, matriks tersebut diubah pembelajarannya menggunakan 2 layer dan
menjadi vektor terlihat seperti gambar 8 jumlah unit sebanyak input yang akan direduksi,
sedangkan pada penelitian ini jumlah layer yang
0 digunakan yaitu 3 layer dan 8 unit perceptron.
0 Arsitektur backpropagation terlihat seperti
0 gambar 3.12, terdapat 9 input ( ,
1 , , , , , , , ,), 3 input layer ( z0, z1,
1 z2 ), 4 hidden layer (z3, z4, z5, z6), dan satu
1 output layer ( z7). Z adalah penamaan untuk
perceptron. Arsitektur backpropagation yang
1
digunakan pada penelitian ini terlihat seperti
1 gambar 12.
1
Gambar 8 Vektor Citra Kanker Otak

Ditambahkan satu citra otak normal dengan matriks


3x3, diketahui vektor dari citra tersebut seperti
terlihat pada gambar 9

1
0
0
0
0
0
0
0
0
Gambar 9 Vektor Citra Otak Normal Gambar 12. Arsitektur
Backpropagation Yang Digunakan
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 6
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
2. Setelah didapatkan bobot hasil
Langkah-langkah proses pembelajaran adalah pembelajaran, lakukan proses pengenalan
sebagai berikut : dengan menggunakan perambatan maju
1. Tentukan nilai maksimum perulangan, rasio (Feedforward)
pembelajaran, dan error minimum. Pada 3. Nilai z hasil perhitungan pada proses
contoh perhitungan ini digunakan batasan feedforward menjadi hasil pengenalan.
sebagai berikut: Diketahui batas ambang (threshold)
Maksimum perulangan = 2 Threshold=0.5, artinya jika nilai y >= 0.5
Rasio pembelajaran = 0.5, dengan range 0- maka dijadikan 1. Target 1 merupakan
1, maka dalam contoh kasus ini dipilih nilai target untuk klasifikasi kanker , dan
0.5 sebagai rasio pembelajaran sebaliknya jika nilai y < 0.5 maka dijadikan
Error minimum = 0.01 0. Target 0 merupakan target untuk
2. Inisialisasikan bobot awal dengan nilai klasifikasi normal. Nilai y={0.9379}, maka
random dengan interval 0-1 hasil z ={1}, artinya data uji merupakan
3. Perulangan dilakukan selama nilai citra dengan klasifikasi kanker.
perulangan lebih kecil dari maksimal 2.2.5 Analisis Kompleksitas Waktu Asimptotik
perulangan dan kuadrat error lebih besar Metode Backpropagation
dari nilai error minimum. Setiap data Perhitungan kompleksitas waktu asimptotik
dilakukan perulangan perhitungan langkah metode backpropagation dapat dihitung dengan
4 dan langkah 5. menelusuri setiap langkah metode backpropagation
4. Perambatan maju (feedforward) pada pseudocode-nya, sebelum dilakukan proses
perulangan ke-1 pembelajaran menggunakan metode
Data ke-1 backpropagation dilakukan proses preprocessing.
5. Perambatan Mundur ( backpropagation) Berikut adalah algoritma preprocessing sebelum
Pada data kedua dilakukan operasi-operasi dilakukan proses pembelajaran menggunakan
yang sama dengan menggunakan bobot-bobot metode backpropagation.
akhir hasil pengolahan data pertama ini sebagai Berdasarkan hasil perhitungan Big-O dari grayscale
bobot-bobot awalnya. Proses ini dilakukan adalah
secara berulang sampai pada maksimum O (n) . O (n) + O(1) + O(1) + O(1) + O(1) + O(1) =
perulangan atau kuadrat error < target error. O(n2)
2.2.4 Pengenalan Hasil dari perhitungan notasi Big-O dari graysale
Pengenalan merupakan proses yang dilakukan adalah O(n2) dan termasuk kedalam kelompok
untuk mengenali citra uji. Sebagai contoh kasus kuadratik, waktu pelaksanaan algoritmanya menjadi
terdapat citra kanker otak untuk citra uji berukuran 4 kali semula.
3 x 3 pixel yang telah di-preprocessing terlebih Berdasarkan hasil perhitungan Big-O dari threshold
dahulu, dan diubah dari matriks menjadi array satu adalah
dimensi terlihat seperti gambar 13 O (n) . O (n) + O(1) + O(1) + O(1) + O(1) + O(1)
+ O(1) + O(1) + O(1) = O (n2)
0 Hasil dari perhitungan notasi Big-O dari
0 threshold adalah O(n2) dan termasuk kedalam
0 kelompok kuadratik, waktu pelaksanaan
algoritmanya menjadi 4 kali semula.
0
Setelah dilakukan preprocessing maka
1 dilakukan perhitungan menggunakan metode
1 backpropagation yang terdiri dari proses
1 pembelajaran dan pengenalan. Pseudocode
1 pembelajaran backpropagation dan perhitungan nilai
Big-O terlihat pada tabel 3.5
1
Best Case = 100n { 1 + n ( n ( 1 + 1 + n . 1) + 1 + 1
Gambar 13 Array Citra Uji +n.1+n.1+1+1+1+1+1+n.1+n.n.1+
Langkah langkah proses pengenalan adalah sebagai n . 1 + n . 1 + n. 1 + n.n.1 + n.n.1 + n.n.1+1} = 100n
berikut : + n 20
1. Lakukan proses pembelajaran terlebih Worst Case = 1000n { 1 + n ( n ( 1 + 1 + n . 1) + 1 +
dahulu menggunakan perambatan maju dan 1+n.1+n.1+1+1+1+1+1+n.1+n.n.1
perambatan mundur, proses pembelajaran + n . 1 + n . 1 + n. 1 + n.n.1 + n.n.1 +
sama dengan penjelasan pada sub-bab n.n.1+1}=1000n+n 20
3.2.3. Proses pembelajaran telah dilakukan Didapatkan kompleksitas waktu asimptotik dari
dan didapatkan bobot-bobot hasil proses pembelajaran yaitu:
pembelajaran. O (1000) + O (n20) = O (n20)
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 7
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
O (n20) hampir mirip dengan O (n2) termasuk Tabel 5 Hasil Pengujian Kombinasi Parameter II
kedalam kelompok kuadratik, waktu pelaksanaan No Nama Dikenali Akurasi Waktu
algoritmanya menjadi 4 kali semula. Gambar oleh (ms)
Berdasarkan hasil perhitungan Big-O dari proses sistem
pengenalan adalah 1 Kanker1 Kanker 62% 30
n . 1 + 1 + n . 1 + 1 + n. 1 + n . 1 + 1 = 4n 2 Kanker2 Kanker 62% 30
Karena n 1 maka termasuk O (n). Nilai dari 3 Kanker3 Kanker 62% 30
kompleksitas pengenalan metode backpropagation 4 Kanker4 Kanker 62% 26
yang dihasilkan dari perhitungan Big-O adalah O(n) 5 Kanker5 Kanker 62% 30
atau disebut lanjar. Algoritma yang waktu 6 Normal1 Normal 62% 30
pelaksanaannya lanjar maka waktu pelaksanaan 7 Normal2 Normal 60% 30
algoritmanya dua kali semula. Lanjar termasuk 8 Normal3 Normal 40% 30
dalam urutan spektrum kompleksitas waktu 9 Normal4 Normal 50% 26
algoritma polinomial yaitu algoritma yang
10 Normal5 Normal 62% 30
performansinya baik.
Rata-rata 58.4% 29.2
2.3 Hasil Penelitian Pengujian untuk kombinasi parameter III terlihat
Rencana pengujian performansi yang akan pada tabel 6
dijalankan pada simulator ini merupakan pengujian Tabel 6 Hasil Pengujian Kombinasi Parameter
dengan menggunakan berbagai kombinasi parameter III
pembelajaran, terlihat pada tabel 3 No Nama Dikenali Akura Waktu
Gambar oleh si (ms)
Tabel 3 Rencana Pengujian Performansi sistem
Kombinasi Parameter Nilai 1 Kanker1 Kanker 60% 28
I Maksimal Perulangan 50 2 Kanker2 Kanker 40% 30
Rasio Pembelajaran 0.5 3 Kanker3 Kanker 50% 26
Minimal Error 0.1 4 Kanker4 Kanker 62% 30
II Maksimal Perulangan 100 5 Kanker5 Kanker 62% 29
Rasio Pembelajaran 1 6 Normal1 Normal 62% 30
Minimal Error 0.01 7 Normal2 Normal 38% 30
III Maksimal Perulangan 500 8 Normal3 Normal 45% 30
9 Normal4 Normal 64% 30
Rasio Pembelajaran 1
Minimal Error 0.001 10 Normal5 Normal 70% 30
Rata-rata 55.3% 29.3
Pengujian untuk kombinasi parameter I terlihat pada
tabel 4. Kesimpulan hasil pengujian performansi didapatkan
Tabel 4. Hasil Pengujian Kombinasi Parameter I tingkat akurasi rata-rata dari ketiga kombinasi
No Nama Dikenali Akurasi Waktu parameter sebesar 57% dan waktu pengenalan rata-
Gambar oleh (ms) rata sebesar 29.5 milisecond.
sistem Pengujian waktu pembelajaran bertujuan untuk
1 Kanker1 Kanker 60% 29 menyamakan hasil analisis kompleksitas waktu
2 Kanker2 Kanker 58% 30 asimptotik dengan implementasinya, pada pengujian
3 Kanker3 Kanker 62% 30 ini menggunakan parameter pembelajaran yaitu
4 Kanker4 Kanker 62% 30 maksimal perulangan=100, rasio pembelajaran=0.5,
5 Kanker5 Kanker 62% 30 dan minimal error=0.01 . Pengujian waktu
pembelajaran terlihat seperti tabel 7
6 Normal1 Normal 62% 30
7 Normal2 Normal 62% 29
8 Normal3 Normal 38% 30
9 Normal4 Normal 45% 31
10 Normal5 Normal 64% 31
Rata -rata 57.5% 30

Pengujian untuk kombinasi parameter II terlihat


pada tabel 5
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 8
Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 2089-9033
Tabel 7 Pengujian Waktu Pembelajaran Pada masa yang akan datang pengenalan sel
Terhadap Jumlah Citra Latih kanker otak dapat dikembangkan lebih lanjut,
No Jumlah Citra Waktu Pembelajaran adapun saran untuk dimasa mendatang adalah
Latih (ms) dengan menggunakan arsitektur jaringan syaraf
1 1 citra latih 88 tiruan dan inisialisasi nilai bobot-bobot awal yang
2 5 citra latih 286 lebih baik. Pembuatan struktur data dan algoritma
3 10 citra latih 541 yang lebih baik agar hasil yang penelitian yang
4 15 citra latih 779 didapatkan agar lebih mangkus.
5 20 citra latih 1097
6 25 citra latih 1280 DAFTAR PUSTAKA
7 30 citra latih 1560 [1] Argisraha Satria C, 2012, Indonesian Journal
8 35 citra latih 1808 Of Tropical and Infectious
9 40 citra latih 2445 Deseas, Digital Detection System Design Of
Mycrobacterium Tuberculosis
Trough Axtraction Of Sputum Image Using
Grafik pengujian performansi berdasarkan waktu Neural Network , No.1, Vol 3.
pembelajaran terhadap jumlah citra latih terlihat [2] Zamani Mizza A, 2012, Teknik Pomits,
pada gambar 14. Implementasi Algortima Genetika
pada Struktur Backpropagation Neural Network
3000
untuk Klasifikasi Kanker Payudara, No.1, Vol 1.
Waktu Pembelajaran

2500
[3] Arif Riantini S, ITT Telkom, Deteksi Tumor
2000 Otak Berdasarkan Citra Magnetic Resonance
1500 Imaging (MRI) Berbasis Jaringan Syaraf Tiuan
1000 Radial Basis Function (RBF).
500 [4] Kusumadewi, 2003 , Artificial Intelligence (
0 Teknik dan Aplikasinya ), Graha Ilmu :
1 5 10 15 20 25 30 35 40 Yogyakarta.
[5] Putra Darma, 2010, Pengolahan Citra Digital,
Jumlah Citra Latih ANDI : Yogyakarta.
[6] Adam Mukharil Bachtiar, Diktat Perkuliahan
Gambar 14. Grafik Waktu Pembelajaran Analisis Algoritma, Universitas Komputer
Terhadap Jumlah Data Latih Indonesia, Bandung.
[7] Tom M.Mitchell, 1997, Machine Learning,
Berdasarkan pengujian proses pembelajaran dapat McGraw-Hill Science.
ditarik sebuah kesimpulan semakin sedikit citra latih
maka waktu yang digunakan juga sedikit, dan
semakin banyak citra latih maka waktu yang
digunakan juga semakin lama.

3. PENUTUP
Berdasarkan hasil yang didapat dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini serta
disesuaikan dengan tujuannya, maka diperoleh
kesimpulan, tingkat akurasi rata-rata 57% artinya
tingkat akurasi yang dihasilkan pada penelitian ini
masih kurang baik, dan rata-rata waktu pengenalan
30 milisecond dengan menggunakan 10 data uji
dengan 5 data normal dan 5 data kanker, hal tersebut
terjadi karena arsitektur jaringan syaraf tiruan yang
digunakan dan inisialisasi bobot-bobot awal yang
digunakan belum cukup baik . Performansi yang
dihasilkan pada penelitian ini cukup, tetapi ada
ketidaksinkronan antara hasil akurasi dan
performansi, hal tersebut terjadi akibat perbedaan
arsitektur compiler pada saat implementasi, dan
perbedaan implementasi antara struktur data dan
arsitektur jaringan syaraf tiruan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai