Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Sistem Plumbing


Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols
dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :
a) Pipa ledeng
b) Pekerjaan mematri dan memasang pipa-pipa air ledeng
plumbing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan,
pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing dan pipa serta peralatanya
di dalam atau di luar gedung dengan sistem drainase saniter, drainase air
hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem kota. Sumber :
ilmu kontruksi bangunan

1.1.2 Sistem Air Bersih


Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak
penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT),
sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep
well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank). Air dari
Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai
tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang
berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment
Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank,
selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan
pompa transfer.
Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan
cukup umumnya menggunakan pompa pendorong (booster pump),
sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi. Pada
umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari
pemakaian air.

1.1.3 Sistem Air Kotor


Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai
digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri,
bangunan umum dl). Jenis zat buangan dari dalam bangunan atau suatu
lingkungan pada umumnya digolongkan dalam dua macam yaitu zat padat
dan zat cair. Zat buangan padat adalah kotoran yang berasal dari kloset dan
berupa tinja. sedangkan zat buangan cair adalah air kotor yang berasal dari
lavatory, urinoir, bak mandi, dll. Air buangan dapat dibagi dalam empat
golongan:
1. Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet,
dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat
plumbing lainnya.
2. Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari bak mandi,
wastafel, bak dapur, dan sebagainya.
3. Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari hujan.
4. Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan kimia atau
bahan-bahan berbahaya lainnya. Air buangan tersebut biasanya berasal
dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan, rumah pemotongan hewan,
dll.
1.1.4 Sistem Pengolahan Sampah
Menurut UU-18/2008 Sistem pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. pengertian pengelolaan bukan
hanya menyangkut aspek teknis, tetapi mencakup juga aspek non teknis,
seperti bagaimana mengorganisir, bagaimana membiayai dan bagaimana
melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara
aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan tersebut.

1.1.5 Sistem Air Hujan


1.2 Rumusan Masalah

Apa saja jenis jenis peralatan sistem plumbing yang terdapat di Mall
Tatura Palu?
Bagaimana system penyediaan air bersih.pada bangunan Mall Tatura
Palu?
Bagaimana sistem pengolahan sampah pada bangunan Mall Tatura
Palu?
Bagaimana sistem pengolahan air kotor pada bangunan Mall Tatura
Palu?
Bagaimana system pengolahan air hujan pada bangunan Mall Tatura?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui apa saja jenis jenis peralatan sistem plumbing yang
terdapat di Mall Tatura Palu
Untuk mengetahui sistem penyediaan air bersih.pada bangunan Mall
Tatura Palu
Untuk mengetahui pengolahan sampah pada bangunan Mall Tatura
Palu
Untuk mengetahui sistem pengolahan air kotor pada bangunan Mall
Tatura Palu
Untuk mengetahui sistem pengolahan air hujan pada bangunan Mall
Tatura
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai Sistem


Plumbing dan pengolahan sampah untuk bangunan tinggi yaitu Mall Tatura Palu
maka diperlukan penjelasan mengenai mekanisme sistem plumbing dan
pengolahan sampah pada bangunan tinggi.

2.1.1 Macam-macam system plumbing pada bangunan tinggi

1. System penyediaan air bersih,


2. System pembuangan air kotor
3. Sistem pengolahan sampah
4. System pengolahan air hujan

2.1.2 Sistem Distribusi Air Bersih


Menurut Dharmasetiawan, 1993. Pendistribusian air dilakukan dengan
saluran tertutup atau dengan perpipaan dengan maksud supaya tidak terjadi
kontaminasi terhadap air yang mengalir di dalamnya. Disamping itu dengan
system perpipaan air lebih mudah untuk dialirkan karena adanya tekanan
air.
Komponen dari sistem distribusi adalah Penampungan air (Reservoir) dan
Sistem perpipaan
- Penampungan Air (Reservoir)
Penampungan air atau Reservoir adalah suatu bangunan yang
menampung air sementara sebelum di distri busikan ke pemakai air.
Lama penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air pada
masa jam pemakaian puncak dan pemakaian jam rata rata. Volume
dirancang sama dengan kebutuhan pada waktu defisit pemakaian
ataupun surplus pemakaian.
Secara praktis volume atau isi reservoir dapat pula dihitung
berdasarkan waktu penampungan atau waktu retensi dari air pada
debit rata rata. Umumnya dihitung 2 jam sampai 8 jam
penampungan. Konstruksi reservoir harus dibuat sedemikian rupa
sehingga air yang ditampung terhindar dari kontaminasi dari luar
sehingga air yang disimpan tetap layak untuk dimanfaatkan. Umu
mnya untuk menjaga keadaan yang demikian di reservoir dilakukan
pembubuhan bahan desinfektan. Biasanya desinfektan yang digunakan
adalah Kaporit, atau Natrium HipoKlorit. Konstruksi reservoir dapat
terbuat dari bahan beton, baja maupun kayu.

- Sistem Perpipaan
Sistem Perpipaan merupakan rangkaian pipa yang
menghubungkan antara reservoir dengan pelanggan. Secara hirarki
disusun menurut banyak jumlah air yang dibawa. Hirarki dalam
sistem perpipaan berupa pipa induk, pipa sekunder/tersier atau
pipa retikulasi dan pipa-pipa layanan (service). Hirarki pipa ini secara
hidrolis terisolasi. Hal ini berarti air dari hirarki yang lebih tinggi
terkendali alirannya ke hirarki yang lebih rendah. Dengan demikian
tekanan air di pipa induk akan lebih tinggi dari yang ada di pipa
retikulasi dan pengaturannya antara kedua jenis pipa ini dilakukan
oleh katup (valve) atau valve pengatur tekanan (pressure reducing
valve).
Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan dengan
membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
Sedangkan debit air yang mengalir di pipa mengalir secara satu arah
yaitu pipa induk ke pipa retikulasi. Untuk itu antara pipa induk dan
pipa sekunder selain dilengkapi dengan katup (valve) pengatur debit
juga dipakai pengatur katup (check valve).
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran
fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi
reversed flow/back.
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka
aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk
bulat atau persegi panjang. Gate Valve adalah jenis valve yang paling
sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk
membuka dan menutup aliran.
Dari segi kapasitas pipa distribusi di rancang untuk memenuhi
kebutuhan debit pada saat pemakaian puncak. Tetapi ada pula jenis
pipa distribusi yang dirancang untuk memenuhi debit pada saat
pemakaian rata-rata. Misalnya pipa yang menghubungkan antara
reservoir dengan pelanggan

.
Gambar 1. Check valve. Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40499/Chapter%20II.pdf;jsessionid=09
77A8D6FB18729699479B766ABDED4C?sequence=4
Diakses pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 21:58
Gambar 2. Gate valve. Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40499/Chapter%20II.pdf;jsessionid=09
77A8D6FB18729699479B766ABDED4C?sequence=4
Diakses pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 21:58

2.1.3 Sistem Penyediaan Air Bersih


Menurut Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini, 1991. Suatu sistem
penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat diminum
dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar
yang modern. Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air
yang modern yaitu sumber-sumber penyediaan, sarana-sarana
penampungan, sarana-sarana penyaluran,sarana-sarana pengolahan, sarana-
sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara, dan sarana-sarana
distribusi
Tabel 1. Kaitan hubungan antara unsur-unsur fungsional dari suatu
sistem penyediaan air kota.

Seperti ditunjukkan pada gambar di atas tidak setiap unsur fungsional akan
termasuk dalam tiap-tiap sistem penyediaan air. Sebagai contoh, pada
sistemsistem dimana air tanah merupakan dari penyediaan air, makan sarana-
sarana penampungan dan penyaluran biasanya tidak diperlukan. Pada beberapa
contoh lain, sarana pengolahan mungkin tidak diperlukan. Dalam
pengembangan persediaan air bagi masyarakat, jumlah dan mutu air merupakan
hal yang paling penting. Hubungan antara kedua faktor ini kepada masing-
masing unsur fungsional dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Unsur fungsional mutu air. Sumber: Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini. Teknik Sumber Daya Air
Jilid II Erlangga. Jakarta. 1991. Hal 90.

Anda mungkin juga menyukai