Anda di halaman 1dari 4

Cerpen Sedih – Surat Terakhir

Poooss…!

Teriakan tukang pos membangunkanku dari tidur siangku, aku yakin sekali surat kali
ini untukku.
Ini pasti dari sahabatku,Dini. Aku dengan Dini sudah hampir setahun saling bertukar
surat, awalnya kami berkenalan dengan tdak sengaja, pada awalnya aku mendapat
surat tidak dikenal, saat aku cek ke kantor pos, ternyata surat itu memang nyasar.
Surat itu dari Dini yang bermaksud mengirimnya kerumah neneknya, kebetulan
alamatnya hampir sama dengan alamat rumahku.
Semenjak saat itu kami menjadi teman pena, Dini dan aku mempunyai hobi yang
sama yaitu menulis.

Yup, ternyata benar surat itu dari Dini, segera saja aku membuka amplop yang
berwarna biru. Aku dan Dini sepakat jika memakai amlop yang berwarna biru jika
saling berkirim surat.

23 November 2009
Anna, tak terasa hampir setahun kita saling berkirim surat. Aku sangat senang sekali
kejadian yang kebetulan setahun yang lalu, menjadi kebetulan yang sangat indah
bagiku

Oh ya, bulan depan aku berencana mengunjungi kotamu,aku ingin menghabiskan


liburan di rumah neneku, dan aku juga berencana mengunjungimu, aku sangat ingin
beremu kamu secara langsung
Sekian dulu yaa, aku menunggu balasanmu
Salam hangat,
Dini..
Waaah, aku senang sekali membacanya, ternyata Dini akan mengunjungi bulan depan.
Segera saja aku bilang kepada ibuku tentang rencana Dini yang akan berkunjung
kesini, setelah itu aku langsung menulis surat balasan kepada Dini.

27 November 2009

Diiiniiii, wah aku senang sekali kamu mau mengunjungiku, tentu aku bersedia, aku
juga telah bilang kepada ibuku, ibuku juga senang, aku harap nanti kamu akan
menginap dirumahku selama beberapa hari, aku mempunya segudang rencana menarik
untuk kita lakukan bersama.

Kamu akan kesini bulan depan kan? Itu berarti beberapa hari lagi.
Hati hati di jalan ya Dini. Salam hangat
Anna.
Tidak terasa hari ini hari terakhir sekolah sebelum liburan, berarti Dini akan kerumahku
beberapa hari lagi, aku segera mandi dan berpakaian untukpergi kesekolah, sebelum
itu aku sarapan sebentar lalu berpamitan ke orangtuaku untuk pergi kesekolah.
Kebetulan jemputanku juga sudah datang.

Akhirnya pengumuman dari sekolah yang aku tunggu tunggu datang juga, sekolah akan
libur akhir tahun, teman-teman disekolahku sangat ramai, tidak salah lagi, mereka
bercerita rencana mereka saat liburan nanti.

Tak terasa bel tanda akhir sekolah sudah dibunyikan, keadaan kelas makin ramai saja.
Setelah mengucapkan selamat liburan, kamipun naik mobil jemputan masing masing.
Di tengah perjalanan aku teringat mimpiku tadi malam, di mimpiku aku melihat Dini
memakai gaun putih yang indah dan tersenyum padaku, tapi makin lama sosok Dini
makin jauh, aku mencoba mengejarnya tetapi tidak bisa .

Mengapa ya, aku bermimpi seperti itu tadi malam.


“ah, mungkin aku terlalu senang Dini akan mengunjungiku” pikirku.

“aku pulaaang…” teriaku.


“Tidak seperti biasanya, biasanya ibuku selalu menyambutku saat aku pulang sekolah”.
Ternyata ibuku ada diruang keluarga. Disitu aku melihat ibuku menangis sedih.
“ada apa bu??” desakku.
Ibuku menatapku, lalu berkata “anna, ibu harap kau tabah”.
“ada apa bu, ada apa??” tanyaku setengah berteriak, karena aku bingung apa yang
sebenarnya terjadi.
“temanmu,Dini, telah mengalami kecelakaan pesawat” kata ibuku terisak-isak.
“apa?” kataku heran.
Lalu aku segera mengambil remote tv yang tergeletak disitu dan segera menyalakan
tv. Di TV ditayangkan gambar yang sangat mengerikan, sebuah serpihan pesawat yang
terombang-ambing di laut lepas. Reporter di TV mengatakan pesawat itu telah
meledak di udara, dugaan sementara tidak ada satupun korban selamat.
“tapi kan bu, belum tentu Dini ada di dalam penerbangan itu”tanyaku cemas.
“tidak, anna. Nenek Dini tadi menelpon ibu, dan menyampaikan berita ini” jawab
ibuku sedih.

Tidak terasa, air mata telah membasahi pipiku, aku tidak bisa mengatakan apa-apa,
disekelilingku terasa berputar, dan tiba-tiba gelap. Aku pingsan.

Tidak terasa sudah genap sebulan setelah kecelakaan pesawat itu, jasad Dini belum
juga diketemukan, diliburanku kali ini, aku merasa tidak bersemangat karena kejadian
tersebut, keluargaku mencoba untuk menghiburku, tapi itu sama sekali tidak bisa
membantu.

Poooss…!!!
Teriakan tukang pos membuyarkan lamunanku.
“aku malas untuk keluar, biar ibu saja yang mengambil suratnya” pikirku.

Pooooss…!!!
“Urgghhh, mana sih ibu?” gerutuku.
Aku ingat, aku sedang sendirian dirumah,ibu sedang arisan RT.
Segera saja aku berlari keluar untuk mengambil surat itu.
Ternyata pak pos mengantarkan sebuah kotak yang ditujukan kepadaku.
Setelah mengucapkan terimakasih kepada tukang pos, aku masuk dan membuka isi
dari kotak itu.
Isi kotak itu adalah bungkusan plastik yang didalamnya ada kertas-kertas yang dijilid
rapi dan sebuah amplop yang berwarna… HIJAU.

Aku membuka isi dari surat itu dan membacannya.

7 Desember 2009

sahabatku Anna, saat kamu membaca surat ini, mungkin ini menjadi surat terakhir
dariku, maaf Anna, aku tidak bisa menepati janjiku untuk liburan bersama denganmu.

Anna, aku ada satu permintaan, semoga kamu menyanggupinya.


Kamu ingat kan, aku pernah bercerita kalau sedang menyelesaikan menulis novel,,
Aku ingin kamu menyelesaikannya.
Nah anna, meskipun kita belum pernah bertemu langsung, tapi kamu adalah sahabatku
terbaiku.
Dan aku minta maaf karena tidak bisa menepati janji, terima kasih ya Anna, kamu
telah menjadi sahabatku.
Salam persahabatan
DINI

Air mata kembali membasahi pipiku setelah membaca surat itu, dan aku mengambil
kertas-kertas yang dijilid itu, itu adalah naskah novel yang belum
sempat diselesaikan oleh Dini.
“tentu Dini, aku bersedia dengan senang hati menyelesaika novelmu, aku akan
mengerjakannya sebaik mungkin, semoga kamu tenang di alam sana” kataku dalam
hati.

Yah, memang, didunia ini memang banyak kejadian yang tak terduga.
Persahabatanku dan Dini diawali dengan kejadian yang terduga, dan diakhiri dengan
kejadian yang tak terduga juga.
Dan juga, di dunia ini tak ada yang abadi.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, entah cepat atau lambat.

Anda mungkin juga menyukai