2. Tuan AD, usia 58 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan
diagnosis medis Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3 distal. Pasien dan istrinya bekerja wiraswasta sebagai pembuat kue kering yang diolah dirumah dengan penghasilan tidak tetap tergantung pesanan dan penjualan. Pasien mempunyai 1 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien. Sejak 2 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat kelas III RS selama seminggu dan dibiopsi. Dari hasil biopsy pasien didiagnosis Ca recti dan harus menjalani operasi. Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit BAB tetapi masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah, dan keras seperti kotoran kambing. Setelah BAB, keluhan disertai nyeri perut hilang. BB pasien sekarang 48 kg, dan TB 159 cm. Hasil pemeriksaan biokimia : Hb : 12, 2 g/dl (N = 13,5 17,5 g/dl), Hematokrit 32 % (N = 40-52 %), Eritrosit 3,2 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit 8200 /mm3 (N = 3800 10600/mm3), trombosit 354.000/mm3 (N = 150.000-450.000/mm3), albumin 2,9 g/dl (N = 3,5- 5 g/dl), dan protein total 5,6 g/dl (N = 6,3-8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 110/70 mmHg, nadi 84/menit, RR : 20x/menit, suhu 37.20C. Secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising usus (+), dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur, ikan asin, kentang, terung dan jengkol. Pasien mengkonsumsi sayuran, hanya 1-2 kali/minggu terutama sayur daun ubi, bayam yang di tanam sendiri dan jarang mengkonsumsi buah Setelah sakit, pasien makan lebih sedikit dari biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS didapatkan energi : 1020 kal, Protein : 40 gram, lemak 28 gram, dan KH 92 gram. Standart makanan RS : Energi 1700 kalori, protein 68 gram, lemak 54 gram, dan karbohidrat 52 gram. Selesaikanlah kasus tersebut berdasarkan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)!