Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

POLITIK LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA ALAM:


BENCANA ALAM BANJIR DI KALIMANTAN TIMUR AKIBAT
TERJADINYA DEFORETASI

Anwar Muhammad (1406620075)

Abstrak:

Deforestasi merupakan penggungdulan hutan secara masif. Dalam kenyataannya Indonesia


merupakan salah satu negara penyumbang deforestasi terbesar di dunia. Deforestasi banyak
terjadi di wilayah-wilayah Indonesia, salah satunya di Kalimantan timur, hutan Kalimantan
yang merupakan daerah hutan yang luas. Namun akibat terjadinya deforestasi, hutan didaerah
tersebut terus menyusut setiap tahunnya. Padahal hutan di Kalimantan merupakan 10% hutan
hujan tropis yang ada di dunia yang menjadi menyuplai oksigen. Deforestasi yang terhajadi
juga memberikan dampak yang merugikan yaitu terjadinya kerusakan ekosistem yang
merusak tatanan yang stabil. Hutan yang seharusnya menjadi daerah resapan kini sudah
kehilangan fungsinya akibat digunduli, dan pasti hal tersebut memberikan dampak yaitu
terjadinya bencana alam seperti banjir, perlu diketahui juga bahwa daerah Kalimantan Timur
sering terjadi banjir yang akar permasalahannya adalah deforestasi.

Keywords: Deforestasi, Kalimantan Timur, Banjir.


Latar Belakang.

Kerusakan hutan-hutan di Indonesia pada saat ini merupakan ancaman yang serius,
terutama bagi kelangsungan hidup ekosistem yang terdapat di hutan. Sudah diketahui bahwa
selama ini bahwa pulau Kalimantan merupakan suatu pulau yang luas dan terkenal terdapat
banyak kawasan hutan yang bersar. Salah satu daerah di Kalimantan yang memiliki kawasan
hutan yang luas adalah Kalimantan Timur, provinsi tersebut dikenal sebagai salah satu
provinsi di Kalimantan yang terdapa kawasan hutan yang sangat luas. Dan hal tersebut telah
ditetapkan oleh Menteri Kehutanan republik Indonesia dalam Nomor 79/Kpts-II/2001 tanggal
15 Maret 2001, dengan kawasan hutan seluas 14.651.553 Ha.

Hutan juga merupakan suatu kawasan atau wilayah yang telah ditetapkan oleh
pemerintah untuk dijaga, dipelihara dan dipertahankan. Namun pada kenyataannya, banyak
hutan di kalimantan yang sudah digunduli oleh para manusia-manusia yang serakah, banyak
terjadinya illegal loging, eksploitasi hutan secara bersar-besaran. Kerusakan hutan juga
disebabkan karena adanya pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian.1

Perlu diketahui juga bahwa hutan di Kalimantan memiliki fungsi yang besar untuk
kelangsungan hidup. Dan juga banyak yang mengatakan bahwa kalimantan adalah paru-paru
dunia karena disana terdapat hutan yang sangat luas. Dan juga hutan di kalimantan memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, dan hutan di
kalimanta juga sebagai penyedia oksigen yang besar sehingga hal tersebut sangat berguna
untuk kelangsungan mahluk hidup. Dan juga hutan di Kalimantan memiliki fungsi sebagai
penyimpan dan pengatur volume air, dan hutan juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan
berkembang bagi banya mahluk hidup. 2

Pusat Penelitian Hutan Internasional atau the Center for International Forestry
Research (CIFOR) pernah mengungkapkan bahwa jaman orde baru di sekitar tahun 1960-an,
luas hutan di Indonesia sebesr 140 sampai 143 juta hektar. Namunk keadaan hutan di
Indonesia menjadi sangat kritis, hutan di Indonesia mengalami pengurangan luas selama 35
tahun terakhir. Hutan di Indonesia sampai saat ini diperkirakan hanya tersisa sebanyak
sembilan puluh samapai seratus juta hektar saja. Dalam kurung waktu 35 tahun, hutan di
Indonesia mengalami pengurangan sebanyak 40 sampai 50 juta hektar. Daerah kalimantan

1 Saveourborneo. 2008. Hutan Dihabisi, Banjir Makin Menjadi-jadi.


http://saveourborneo.org/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=30 (diakses 30 Mei
2017)
2 http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080311162419 (diakses pada 30 Mei 2017)
timur merupakan daerah yang mengalami kerusakan hutan yang lumayan parah. Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimanat Tmur mengatakan bahwa penyusutan jumlah luas hutan yang
pada awalnya seluas 6,4 juta hektar menjadi 6,5 hektar. Penyusutan tersebut diakibatkan
banyaknya terjadi penebangan liar yang terjadi didaerah tersebut.3

Problem Statement

Deforestasi secara besar-besaran adalah masalah utama yang mengakibatkan terjadinya banjir
dibeberapa wilayah Kalimantan Timur pada tahun 2009, oleh karena itu makalah ini akan
membahas tetnang deforestasi yang terjadi di Kalimantan timur, dan akibat yang terjadi serta
memaparkan apa yang menjadi remonedasi dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini,

Kerangka Konseptual

Deforestasi
Yang dimaksud dengan defotestasi adalah, hilangnya penutup untuk hutan secara
permanan maupun sementera. Deforestasi merupaka istilah untuk mengatakan perubahan
penutup suatu wilayah dari yang awalnya berhutan, menjadi tidak berhutan, artinya wilayah
yang sebelumnya ditutupi oleh hutan namun setelah terjadinya deforestasi hutan yang
menutupi wilayah tersebut jadi tidak ada lagi. Penyebab deforestasi sendiri ada dua macan,
secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung diantaranya adalah: 1) kebakaran
hutan, 2) banjir, 3) kondisi morfologi dan curah hujan yang tinggi, 4) penebangan untuk
pembukaan lahan perkebunan, 5) perambahan hutan, 6) program transmigrasi, 7) pengelolaan
lahan dengan teknik konservasi tanah dan air yang tidak sesuai, serta ) pertambangan dan
pengeboran minyak.

3Guntur Pribadi. 2008. Masa Depan Hutan Kaltim?.


http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080311162419 (diakses 30 Mei 2017)
Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain: 1) kegagalan pasar akibat harga kayu
hasil hutan yang terlalu rendah, 2) kegagalan kebijakan dalam memberikan ijin pengusahaan
hutan dan program transmigrasi, 3) kelemahan pemerintah dalam penegakan hukum, 4)
penyebab sosial ekonomi dan politik yang lebih luas, seperti: krisis ekonomi, era reformasi,
kepadatan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan penyebaran kekuatan ekonomi dan
politik yang tidak merata. Deforestasi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap
masyarakat dan lingkungan hidup. Disaat penebangan yang mengesampingkan konversi
hutan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan dan akan meningkatkan peristiwa
bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir. Dampak lain akibat kerusakan hutan adalah
terancamnya kelestarian satwa dan flora endemik.4

4 Nawir, A.A, Rehabilitasi hutan di Indonesia: akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga dasawarsa?
CIFOR, 2008
PEMBAHASAN

Deforestasi Di kalimantan

Seperti yang dijelaskan di latar belakang makalah ini, bahwa terjadinya kerusakan
hutan di wilayah Kalimantan timur semakin parah setiap waktunya. Hal tersebut terjadi
diakibatkan beberapa faktor yang menjadi pemicu dalam kerusakan tersebut, dan faktor
tersebut sangat memiliki keterkaitan dalam masalah kenyamanan dan keamanan hidup warga
Kalimantan timur secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Selain faktor
eksploitasi hutan secara berlanjut dan dilakukan dengan tidak mengikuti prosedur yang ada.
Faktor lain adalah kebijakan dari pemerintah dalam pengelolaan kehutanan juga menjadi
faktor rusaknya hutan di Indonesia.5

Dari seluruh hutan tropis yang masih tersisa di dunia, 10% dari keseluruhannya
terdapat di Indonesia, namun hutan di Indonseis terus mengalami pengurangan atau
penyusutan luas hutan tiap tahun sebanyak 2 juta hektar. Kehilangan hutan sebenarnya adalah
kejadian yang alami dan bagian dari proses alami kehidupan di bumi. Namun akibat
perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam mengelola alam, proses evolusi
tersebut menjadi tidak alami dan berlangsung dalam kurung waktu yang singkat.6

Kerusakan lingkungan yang paling bersar adalah saat terus berlangsungnya


penggudulan hutan. Contohnya pada bulan januari tahun 2008 terjadinya penggrebekan
34.500 gelondong kayu hasil dari penebang liar di sepanjang sisi sungai Kapuas di
Kalimantan Barat. Kayu-kayu yang ditemukan tersebut merupaan hasil dari penebangan liar
oleh 800 warga Kapuas Hulu. Saat dilakukan investigasi, alasan para warga tersebut
melakukan penebangan tersebut adalah untuk bertahan hidup. Penebangan illegal yang terjadi
ternyata bukan hanya dilakukan oleh warga yang hidup disekitar hutan. Namun penebangan
ini juga melibatkan pada kepolisian dan pejabat di dinas kehutanan. Jaringan perdagangan
pun tidak hanya untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk penyelundupan kayu ke Malaysia.7

Banjir yang Terjadi Akibat Deforestasi


5 Newman, J., et al. 1999. The Final Cut: Illegal Logging in Indonesias Orangutan Parks. Jakarta: Telapak
Indonesia, and London: Environmental Investigation Agency.
6 Ibid
7 Ibid
Para aktor pelaku ekonomi dan pembangunan seperti pemerintah, dan usaha
masyaralat pada kenyataanya masih menganggap lingkungan hidup sebagai komoditas yang
bebas. Hal itu yang menyebabkan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak memperhatikan
lingkungan sehingga sumber daya alam di eksploitasi secara besar-besaran dan kelestarian
lingkungan tidak diperhatikan. Padahal seharusnya lingkungan hidup dan sumber daya alam
dianggap sebagai komoditas dan asek ekonomi yang dimana fungsinya harus tetap dijaga dan
dilestarikan agar kita dapat terus memetik manfaatnya secara terus menerus tanpa harus
terjadi kerusakan. Keserakahan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang terjadi sangat
berakibat buruk. Meskipun semua orang meyakininya. Namun masih saja terjadi. Akibatnya
seperti yang terjadi di Kalimantan Timur, yaitu musibah banjir.8

Menurut data yang diperoleh, ditahun 2009 kemarin, banjir di Kalimantan Timur
akibat deforestasi terjadi di 5 kota dan berhasil menenggelamkan banyak desa. Kota-kota
tersebut adalah; Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Samarinda dan Balikpapan.
Sebagian kawasan didaerah yang banjir ada di hulu sungai yang tadinya adalah daerah
serapan air yang pada masa kini sudah tidak berfungsi lagi diakibatkan banyak terjadinya
penambangan liar dan tidak adanya sistem tata hutan yang mumpuni dari beberapa faktor
yang menjadi penyebab banjir , salah satu faktor yang memiliki kontribusi signifikan
terhadap musibah banjir adalah adanya kerusakan hutan atau yang biasa dikenal dengan
istilah deforestasi.9

Kebijakan Pemerintah Terkait Pengelolaan Hutan

pemerintah terkadang sering mengeluarkan suatu kebijakan yang tidak berpihak dan
kepada pemeliharaan sumberdaya alan dan keseimbangan ekosistem. Salah satu kebijakan
tersebut adalah kebijakan hak pengusahaan hutan dan hutan tanaman industri, penggungulan
lahan hutan utnuk dibangun menjadi daerah pemukiman, gedung perkantoran dan real estate.
Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
yang berupa ijin hak untuk pemanfaatan hasil hutan yang tidak diawasi dengan benar yang
memperburuk kerusakan hutan yang terjadi di kalimantan timur.10

8 Abrianto Amin. 2001. Pernyataan Keprihatinan Terhadap Fenomena Banjir, Kalimantan Timur. Hlm 1
9 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009. ADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
(BNPB)

10 Ibid Abrianto amir. Hlm 2


Kawasan-kawasan yang menjadi konservasi seperti hutan lindung juga mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh lemahnya tingkat kesadaraan pemerintah daerah dan
masyarakat sekitar yang tidak memperhatikan daerah hutan lidung sebagai fungsi tata air.
Dan yang juga memperparah keadaan adalah kurangnya peran pemerintah dalam menegakan
hukum yang ada yang terkait dengan perusakan lingkungan seperti eksploitasi dan
penebangan liar yang terjadi. Penggundulan hutan yang terjadi menjadi penyebab
berkurnagnya daerah resapan air untuk menadah air hujan yang turun. Karena gundulnya
hutan, tmembuat air yang jatuh ke permukaan tanah menjadi hanyut dan mengalir dan sudah
tidak ada yang menadahi lagi. Sehingga semakin gundul hutan-hutan, maka semakin banyak
dan semakin cepat air yang dialirkan.11

Banjir yang sering terjadi di Kalimantan Timur, seharusnya dapat diambil menjadi
bahan evaluasi pemerintah yang telah salah dalam mengelola lingkungan untuk menjadi lebih
baik dalam praktiknya. Tempat yang berfungsi sebagai kawasan ekologi seharusnya tidak
dialih fungsikan menjadi kawasan-kawasan penambangan, pertanian dan pembangunnan
kota. Dan pemerintah kalimantan sudah seharusnya mencabut izin yang melegalkan
eksploitasi. Di kota Samarinda, Pihak Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Banjir DPRD
kota Samarinda bahkan telah menghimpun banyaknya masukan terkait masalah di ibukota
provinsi tersebut. 12

Upaya Pemerintah

Deforestasi secara masif yang terjadi di hutan di provinsi Kalimantan Timur merupakan akar
permasalahan bencana banjir yang terjadi. Oleh sebab itu, agar masalah banjir dapat teratasi
dengan baik, seharusnya dilakukan perbaikan hutan terlebih dahulu agar terciptanya
ekosistem secara teratur yang menjalankan fungsinya dengan baik dalam peranan ekologis.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Dalam upaya mengatasi deforestasi tersebut,
pemerintah pusat melalui Menteri Kehutanan menetapkan kebijakan dalam bentuk keputusan.
Dalam hal ini SK Menhut No.456/Menhut-VII/2004, menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas
bidang kehutanan periode 2005-200913, yaitu :

11 Ibid
12 Ibid
13 SK Menhut No.456/Menhut-VII/2004, menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas bidang kehutanan periode
2005-2009.
1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan Negara (illegal logging) dan perdagangan
kayu illegal (illegal timber trade);
2. Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan;
3. Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan;
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan, dan
5. Pemantapan kawasan hutan

Meskipun pemerintah sudah berupaya melakukan penanganan untuk mengatasi masalah


tersebut untuk mengatasi banjir yang terjadi. Hal tersebut belum tentu berhasil apa bila tidak
ada sinergi yang terjadi antara pemerintah dan peranan masyarakat sipil. Agar terciptanya
suasana yang kondusif dan segala masalah yang disebabkan oleh kerusakan hutan,
pemerintah harus bisa menagkomodir kepentingan masyarakat sekitar hutan agar segala
kebutuhan mereka menjadi terpenuhi sehingga tidak perlu lagi utnuk melakukan penebangan
liar untuk bertahan hidup.

KESIMPULAN

Bencana alam banjir yang terjadi dan diakbiatkan sebagai dampak deforestasi secara masif
khusunya di provinsi Kalimantan Timur yang sering terjadi pada beberapa tahun belakangan
ini, mengingatkan bahwa dalam melakukan atifitas perekonomian seringkali merusak
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Sumber daya alam yang dimanfaatnya tidak secara
besar-besaran dan tanpa adanya pemeliharaan secara lanjut adalah akar dari permasalahan
lingkungan. Padahal Indonesia sendiri sudah memiliki ukum terkait kehutanan dan cara
pengelolaan sumber daya alam, namun tidak terlalu memberikan pengaruh yang siginifikan.
Masyarakat dan pemerintah harus saling bekerja sama agar tercipatnya sinergi dalam
pemeliharaan lingkungan hidup dan sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA

Saveourborneo. 2008. Hutan Dihabisi, Banjir Makin Menjadi-jadi.


http://saveourborneo.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=215&Itemid=30 (diakses 30 Mei 2017)
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080311162419 (diakses pada 30
Mei 2017)

Guntur Pribadi. 2008. Masa Depan Hutan Kaltim?.


http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080311162419 (diakses 30
Mei 2017)

Nawir, A.A, Rehabilitasi hutan di Indonesia: akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga
dasawarsa? CIFOR, 2008

Newman, J., et al. 1999. The Final Cut: Illegal Logging in Indonesias Orangutan Parks.
Jakarta: Telapak Indonesia, and London: Environmental Investigation Agency.

\
Abrianto Amin. 2001. Pernyataan Keprihatinan Terhadap Fenomena Banjir, Kalimantan
Timur.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009. BADAN NASIONAL


PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Anda mungkin juga menyukai