Abstrak:
Kerusakan hutan-hutan di Indonesia pada saat ini merupakan ancaman yang serius,
terutama bagi kelangsungan hidup ekosistem yang terdapat di hutan. Sudah diketahui bahwa
selama ini bahwa pulau Kalimantan merupakan suatu pulau yang luas dan terkenal terdapat
banyak kawasan hutan yang bersar. Salah satu daerah di Kalimantan yang memiliki kawasan
hutan yang luas adalah Kalimantan Timur, provinsi tersebut dikenal sebagai salah satu
provinsi di Kalimantan yang terdapa kawasan hutan yang sangat luas. Dan hal tersebut telah
ditetapkan oleh Menteri Kehutanan republik Indonesia dalam Nomor 79/Kpts-II/2001 tanggal
15 Maret 2001, dengan kawasan hutan seluas 14.651.553 Ha.
Hutan juga merupakan suatu kawasan atau wilayah yang telah ditetapkan oleh
pemerintah untuk dijaga, dipelihara dan dipertahankan. Namun pada kenyataannya, banyak
hutan di kalimantan yang sudah digunduli oleh para manusia-manusia yang serakah, banyak
terjadinya illegal loging, eksploitasi hutan secara bersar-besaran. Kerusakan hutan juga
disebabkan karena adanya pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian.1
Perlu diketahui juga bahwa hutan di Kalimantan memiliki fungsi yang besar untuk
kelangsungan hidup. Dan juga banyak yang mengatakan bahwa kalimantan adalah paru-paru
dunia karena disana terdapat hutan yang sangat luas. Dan juga hutan di kalimantan memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, dan hutan di
kalimanta juga sebagai penyedia oksigen yang besar sehingga hal tersebut sangat berguna
untuk kelangsungan mahluk hidup. Dan juga hutan di Kalimantan memiliki fungsi sebagai
penyimpan dan pengatur volume air, dan hutan juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan
berkembang bagi banya mahluk hidup. 2
Pusat Penelitian Hutan Internasional atau the Center for International Forestry
Research (CIFOR) pernah mengungkapkan bahwa jaman orde baru di sekitar tahun 1960-an,
luas hutan di Indonesia sebesr 140 sampai 143 juta hektar. Namunk keadaan hutan di
Indonesia menjadi sangat kritis, hutan di Indonesia mengalami pengurangan luas selama 35
tahun terakhir. Hutan di Indonesia sampai saat ini diperkirakan hanya tersisa sebanyak
sembilan puluh samapai seratus juta hektar saja. Dalam kurung waktu 35 tahun, hutan di
Indonesia mengalami pengurangan sebanyak 40 sampai 50 juta hektar. Daerah kalimantan
Problem Statement
Deforestasi secara besar-besaran adalah masalah utama yang mengakibatkan terjadinya banjir
dibeberapa wilayah Kalimantan Timur pada tahun 2009, oleh karena itu makalah ini akan
membahas tetnang deforestasi yang terjadi di Kalimantan timur, dan akibat yang terjadi serta
memaparkan apa yang menjadi remonedasi dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini,
Kerangka Konseptual
Deforestasi
Yang dimaksud dengan defotestasi adalah, hilangnya penutup untuk hutan secara
permanan maupun sementera. Deforestasi merupaka istilah untuk mengatakan perubahan
penutup suatu wilayah dari yang awalnya berhutan, menjadi tidak berhutan, artinya wilayah
yang sebelumnya ditutupi oleh hutan namun setelah terjadinya deforestasi hutan yang
menutupi wilayah tersebut jadi tidak ada lagi. Penyebab deforestasi sendiri ada dua macan,
secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung diantaranya adalah: 1) kebakaran
hutan, 2) banjir, 3) kondisi morfologi dan curah hujan yang tinggi, 4) penebangan untuk
pembukaan lahan perkebunan, 5) perambahan hutan, 6) program transmigrasi, 7) pengelolaan
lahan dengan teknik konservasi tanah dan air yang tidak sesuai, serta ) pertambangan dan
pengeboran minyak.
4 Nawir, A.A, Rehabilitasi hutan di Indonesia: akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga dasawarsa?
CIFOR, 2008
PEMBAHASAN
Deforestasi Di kalimantan
Seperti yang dijelaskan di latar belakang makalah ini, bahwa terjadinya kerusakan
hutan di wilayah Kalimantan timur semakin parah setiap waktunya. Hal tersebut terjadi
diakibatkan beberapa faktor yang menjadi pemicu dalam kerusakan tersebut, dan faktor
tersebut sangat memiliki keterkaitan dalam masalah kenyamanan dan keamanan hidup warga
Kalimantan timur secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Selain faktor
eksploitasi hutan secara berlanjut dan dilakukan dengan tidak mengikuti prosedur yang ada.
Faktor lain adalah kebijakan dari pemerintah dalam pengelolaan kehutanan juga menjadi
faktor rusaknya hutan di Indonesia.5
Dari seluruh hutan tropis yang masih tersisa di dunia, 10% dari keseluruhannya
terdapat di Indonesia, namun hutan di Indonseis terus mengalami pengurangan atau
penyusutan luas hutan tiap tahun sebanyak 2 juta hektar. Kehilangan hutan sebenarnya adalah
kejadian yang alami dan bagian dari proses alami kehidupan di bumi. Namun akibat
perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam mengelola alam, proses evolusi
tersebut menjadi tidak alami dan berlangsung dalam kurung waktu yang singkat.6
Menurut data yang diperoleh, ditahun 2009 kemarin, banjir di Kalimantan Timur
akibat deforestasi terjadi di 5 kota dan berhasil menenggelamkan banyak desa. Kota-kota
tersebut adalah; Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Samarinda dan Balikpapan.
Sebagian kawasan didaerah yang banjir ada di hulu sungai yang tadinya adalah daerah
serapan air yang pada masa kini sudah tidak berfungsi lagi diakibatkan banyak terjadinya
penambangan liar dan tidak adanya sistem tata hutan yang mumpuni dari beberapa faktor
yang menjadi penyebab banjir , salah satu faktor yang memiliki kontribusi signifikan
terhadap musibah banjir adalah adanya kerusakan hutan atau yang biasa dikenal dengan
istilah deforestasi.9
pemerintah terkadang sering mengeluarkan suatu kebijakan yang tidak berpihak dan
kepada pemeliharaan sumberdaya alan dan keseimbangan ekosistem. Salah satu kebijakan
tersebut adalah kebijakan hak pengusahaan hutan dan hutan tanaman industri, penggungulan
lahan hutan utnuk dibangun menjadi daerah pemukiman, gedung perkantoran dan real estate.
Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
yang berupa ijin hak untuk pemanfaatan hasil hutan yang tidak diawasi dengan benar yang
memperburuk kerusakan hutan yang terjadi di kalimantan timur.10
8 Abrianto Amin. 2001. Pernyataan Keprihatinan Terhadap Fenomena Banjir, Kalimantan Timur. Hlm 1
9 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009. ADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
(BNPB)
Banjir yang sering terjadi di Kalimantan Timur, seharusnya dapat diambil menjadi
bahan evaluasi pemerintah yang telah salah dalam mengelola lingkungan untuk menjadi lebih
baik dalam praktiknya. Tempat yang berfungsi sebagai kawasan ekologi seharusnya tidak
dialih fungsikan menjadi kawasan-kawasan penambangan, pertanian dan pembangunnan
kota. Dan pemerintah kalimantan sudah seharusnya mencabut izin yang melegalkan
eksploitasi. Di kota Samarinda, Pihak Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Banjir DPRD
kota Samarinda bahkan telah menghimpun banyaknya masukan terkait masalah di ibukota
provinsi tersebut. 12
Upaya Pemerintah
Deforestasi secara masif yang terjadi di hutan di provinsi Kalimantan Timur merupakan akar
permasalahan bencana banjir yang terjadi. Oleh sebab itu, agar masalah banjir dapat teratasi
dengan baik, seharusnya dilakukan perbaikan hutan terlebih dahulu agar terciptanya
ekosistem secara teratur yang menjalankan fungsinya dengan baik dalam peranan ekologis.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Dalam upaya mengatasi deforestasi tersebut,
pemerintah pusat melalui Menteri Kehutanan menetapkan kebijakan dalam bentuk keputusan.
Dalam hal ini SK Menhut No.456/Menhut-VII/2004, menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas
bidang kehutanan periode 2005-200913, yaitu :
11 Ibid
12 Ibid
13 SK Menhut No.456/Menhut-VII/2004, menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas bidang kehutanan periode
2005-2009.
1. Pemberantasan pencurian kayu di hutan Negara (illegal logging) dan perdagangan
kayu illegal (illegal timber trade);
2. Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan;
3. Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan;
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan, dan
5. Pemantapan kawasan hutan
KESIMPULAN
Bencana alam banjir yang terjadi dan diakbiatkan sebagai dampak deforestasi secara masif
khusunya di provinsi Kalimantan Timur yang sering terjadi pada beberapa tahun belakangan
ini, mengingatkan bahwa dalam melakukan atifitas perekonomian seringkali merusak
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Sumber daya alam yang dimanfaatnya tidak secara
besar-besaran dan tanpa adanya pemeliharaan secara lanjut adalah akar dari permasalahan
lingkungan. Padahal Indonesia sendiri sudah memiliki ukum terkait kehutanan dan cara
pengelolaan sumber daya alam, namun tidak terlalu memberikan pengaruh yang siginifikan.
Masyarakat dan pemerintah harus saling bekerja sama agar tercipatnya sinergi dalam
pemeliharaan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
DAFTAR PUSTAKA
Nawir, A.A, Rehabilitasi hutan di Indonesia: akan kemanakah arahnya setelah lebih dari tiga
dasawarsa? CIFOR, 2008
Newman, J., et al. 1999. The Final Cut: Illegal Logging in Indonesias Orangutan Parks.
Jakarta: Telapak Indonesia, and London: Environmental Investigation Agency.
\
Abrianto Amin. 2001. Pernyataan Keprihatinan Terhadap Fenomena Banjir, Kalimantan
Timur.