Anda di halaman 1dari 9

SAP ISPA

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

OLEH:
KELOMPOK 1

A.RISKA MUTMAINNA
ALFRIDA
ANDI FITRIAH RAMDHANI
ANDI KARTINI
ANNISA CAHYANI ANDRA
ARIFATUL FARIDA
ARLIN AFRIANTI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI D IV KEPERAWATAN
2017
SAP ISPA

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok bahasan : ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Sasaran : Masyarakat

Waktu :

Bulan/tanggal :

Tempat :

I. LATAR BELAKANG

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di


dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada
bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per
kapita rendah dan menengah. Begitu pula, ISPA merupakan salah satu penyakit
yangbanyak terjadi pada warga/korban gunung meletus .

Menurut Notoatmodjo (2003), rumah yang luas ventilasinya tidak memenuhi


syarat kesehatan akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah, hal ini disebabkan
karena proses pertukaran aliran udara dari luar ke dalam rumah tidak lancar, sehingga
bakteri penyebab penyakit ISPA yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar. Ventilasi
juga menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan
cairan dari kulit, oleh karena itu kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media
yang baik untuk perkembangbiakan bakteri penyebab penyakit ISPA.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan penyakit


ISPA, dimulai sejak tahun 1984 bersamaan dengan diawalinya pengendalian ISPA di
tingkat global oleh WHO (Kemenkes, 2012), namun sampai saat ini, upaya tersebut
belum memperlihatkan hasil yang signifikan. Kasus ISPA masih banyak ditemukan di
tempat pelayanan kesehatan, baik di tingkat Puskesmas maupun di tingkat Rumah sakit.

Dari hasil pengkajian yang didapatkan dusun karang sari berjumlah 2,8%
sehingga perlu diadakan penyuluhan tentang penyakit ispa di wilayah sekitar gunung
merapi.
II. TIU (Tujuan Instruksional Umum)

Pada akhir penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami tentang ISPA

III. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

Setelah di berikan pendidikan kesehatan masyarakat mampu :

1. Menjelaskan pengertian ISPA dengan bahasa sederhana.

2. Menjelaskan faktor faktor penyebab ISPA.

3. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala dari ISPA.

4. Memahami klasifikasi dari ISPA.

5. Menjelaskan cara pencegahan terhadap ISPA.

6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penatalaksanaan terhadap ISPA.

IV. MATERI

1. Pengertian ISPA

2. Penyebab ISPA

3. Tanda dan gejala ISPA

4. Cara penularan ISPA

5. Cara mencegah ISPA

6. Cara merawat anggota keluarga dengan ISPA

7. Cara mebuat obat batuk tradisional

V. METODE

Ceramah

Tanya jawab
VI. PEMBICARA

Mahasiswa POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon


1 5 menit Pre Interaksi
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
d. Tes awal d. Menjawab

2 20 Menit Tahap Kerja a. Mendengarkan


a. IntiMenjelaskan pengertian dan menyimak
dan penyebab dari infeksi saluran
pernapasan, tanda dan gejala dari
infeksi saluran pernapasan, upaya
pencegahan dan pengobatan dari
infeksi saluran pernapasan.
b. Memberikan kesempatan b. Mengajukan
bertanya pertanyaan
c. Menjawab pertanyaan c. Mendengarkan

3 5 Menit Evaluasi
a. Tes akhir a. Menjawab
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Aktif bersama
menyimpulkan
c. Memberi salam penutup c. Membalas salam

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).

ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Suhandayani, 2007)

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan


pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara tiba-
tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas bagian
dalam sampai ke paru-paru.

B. Penyebab ISPA

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordeteliadan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,
Herpesvirusdan lain-lain (Suhandayani, 2007)

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain . Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus
Streptokokus, Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat,
karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas memasak
tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap tersebut
tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat mengeluh
batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu tersebut
mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogendan
Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2002).

C. Tanda gejala ISPA


ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema mukosa,
kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur fungsi siliare
(Muttaqin, 2008). Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain:

a. Demam

Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh
mencapai > 37oC

b. Batuk

Batuk merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Batuk bisa
disetai dahak(sputum) dengan konsentasi encer hingga kental

c. Sakit pada kerongkongan

Hal ini menandakan adanya peradangan/inflamasi pada kerongkongan, pasien akan


merasakan nyeri saat menelan serta perubahan suara.

d. Anorexia.

Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan menjadi susah makan
dan bahkan tidak mau minum. Pada anak akan menjadi rewel dan sering menanggis.

D. Cara penularan ispa

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udarayang telah tercemar, bibit
penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah
karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme
penyebab (WHO, 2007)

E. Pencegahan
Menurut Suhandayani 2007 pencegahan ISPA antara lain:

a) Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik

Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari
penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan
empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat
yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang
sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus /
bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.

b) Imunisasi

Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.

c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap
dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.

d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut(ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang ditularkan oleh
seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam
tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk
aerosol (anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet,
Nuclei(sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan
melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit).

F. Perawatan Rumah

Beberapa hal yang perlu dikerjakan bila seseorang menderita ISPA Suhandayani 2007.

1) Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
2) istirahat yang cukup

3) Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok
teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

4) Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari
biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

5) Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini
akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang
diderita.

6) Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada
anak yang demam. Membersihkan hidung pada saat pilek akan berguna untuk mempercepat
kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Diusahakan lingkungan tempat
tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan di
rumah keadaananak memburuk maka dianjurkan untuk membawa ke dokter atau petugas
kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan di atas diusahakan
agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama lima hari penuh dan setelah dua
hari anak perlu dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

DAFTAR PUSTAKA
Arif muttaqin .2008. Buku Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.Jakarta: Salemba

Depkes RI, 2002. Informasi Tentang ISPA Pada Balita. Jakarta: Pusat Penyuluhan

Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes, 2012. Kejadian ISPA pada Balita di akses : http://www.DEPKES.GO.com 23


Agustus 2015 pukul 21:00 WIB

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Suhandayani, I , 2007. Factor faktor yang berhubungan ISPA. Universitas Negeri Semarang.

World Health Organization.2007. Pencegahan dan Pengendalian ISPA di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan. Diakses : 23 Agustus 2015. http : // www . who .int / csr / resources /publications
/AMpandemicbahasa

Anda mungkin juga menyukai