Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang cara penularannya

adalah melalui kontak seksual. Cara hubungan kelamin tidak terbatas secara genito-

genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital atau ano-genital, sehingga kelainan

yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah genital

saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital. IMS bisa disebabkan oleh

terutama bakteri, virus, atau protozoa.(1)

Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan

kelamin, beberapa ada yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan

alat-alat, seperti : handuk, termometer dan sebagainya. Selain itu, penyakit kelamin

ini juga dapat menularkan penyakitnya ini kepada bayi dalam kandungan. (1)

Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh

Trichomonan vaginails, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering

menyerang traktus urogenitalis bagian bahawah pada wanita maupun pria, namun

pria peranannya sebagai penyebab penyakit masih diragukan.(2)

Infeksi Trichomonas vaginalis merupakan infeksi seksual yang umumnya

sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Sebagian besar infeksi

TV tidak menunjukkan gejala, dan penegakan diagnosis yang akurat terbatasi oleh

kurangnya tes diagnostik yang cukup sensitif dan spesifik, terutama untuk pria.(3)

Variasi gambaran klinis trikomoniasis sangat luas, disamping itu berbagai

kuman penyebab Infeksi menular seksual dapat pula menimbulkan keluhan serta

gejala yang sama, sehingga diagnosis hanya berdasarkan gambaran klinis yang

1
dapat dipercaya. Meskipun berbagai keluhan dan gejala dapat mengarahkan pada

diagnosis trikomoniasis baik pada pria maupun wanita, namun hal tersebut tidak

cukup untuk membuat suatu diagnosis.(2)

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada

wanita maupun pria, dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh

Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual.(5)

2.2 Etiologi

Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas vaginalis yang pertama kali

ditemukan oleh Donne pada tahun 1836. Merupakan flagellat berbentuk

filiformis, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti

gelombang.(5)

Gambar 2.1. Trichomonas vaginalis

Parasit ini berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat

hidup dalam suasana pH 5-7,5. Pada suhu 500C akan mati dalam beberapa menit,

tetapi pada suhu 00C dapat bertahan sampai 5 hari.(5)

3
Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T.

tenax yang hidup di rongga mulut dan non patogen sering dihubungkan dengan

gingivitis atau spesies Pentatrichomonas hominis yang hidup di dalam kolon,

yang pada umumnya tidak menimbulkan penyakit.

2.3 Epidemiologi

Trikomoniasis adalah penyakit infeksi seksual yang distribusi

penyebarannya sangat luas . Laporan terbaru WHO diperkirakan kejadian di

seluruh dunia terdapat 174 juta setiap tahunnya.(4)

Penularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui

pakaian, handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama

ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan

pada bayi dan penderita setelah menopause. Penderita wanita lebih banyak

dibanding pria.(5)

Ditemukan 3-4 juta pasien Trikomoniasis per tahun di Amerika Serikat tahun

1974; 2,5-3 juta kasus terjadi pada wanita.(6) Di antara perempuan dan laki-laki

mengunjungi klinik infeksi penyakit menular seksual di Amerika Serikat,

ditemukan prevalensi TV umumnya lebih tinggi pada wanita, dengan kisaran 13%

-34% untuk wanita dan 3% -17% untuk pria. Trikomoniasis juga sering didiagnosis

pada wanita yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV), dengan

prevalensi dilaporkan 6,1% -52,6%.(4)

Studi terbaru menyatakan prevalensi Trikomoniasis yang terjadi pada wanita

muda (usia 15- 25 tahun) sekitar 2,8%. Tahun 2005-2009, tercatat sebesar 42

pasien baru Trikomoniasis atau merupakan 0,1% dari jumlah kunjungan baru Di

4
Divisi IMS URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Didapatkan perbedaan angka kejadian Trikomoniasis di beberapa klinik, ditemukan

5% wanita yang berkunjung ke Klinik Keluarga, 13-25% wanita datang ke Klinik

Kandungan dan 50-75% pada prostitusi terserang infeksi. Hal tersebut

menunjukkan hubungan antara tingginya angka kejadian Trikomoniasis dengan

tingkat aktivitas seksual. Trikomoniasis mempunyai hubungan dengan peningkatan

serokonversi virus HIV pada wanita. Wanita yang menderita Trikomoniasis

meningkatkan transmisi HIV dua kali lipat. (6)

2.4 Patogenesis

Meskipun T. vaginalis adalah parasit STD paling umum, aspek

patogenesisnya tidak sepenuhnya dipahami. Penelitian baru pada peristiwa awal

infeksi terlokalisir. Trichomonas hidup pada permukaan sel epitel di saluran kemih

dan lingkungan ini memberikan parasit dari nutrisi yang dibutuhkan. Para peneliti

memberi hasil yang berbeda di dua wilayah kerja: studi mikroskopis dan analisis

biomedis untuk mendapatkan perilaku dan interaksi antara host dan parasit. Studi

tentang patogenisitas parasit ini memiliki dua perspektif: Hubungan dependen dan

non-dependen. Tapi banyak faktor umum antara kedua pandangan disajikan.

mekanisme dependen meliputi kepatuhan dan perlengketan, hemolisis, sekresi

enzim dan interaksi dengan Flora vagina. Mekanisme non-dependen hemolisis dan

proteinase Selain; Sel memisahkan faktor (CDF), yang mungkin salah satu faktor

yang paling penting yang terkait dengan mekanisme dependen.(7)

T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran

urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa

5
tunas rata-rata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-

bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan

subepitel yang menjalar sampai di permukaan epitel. Di dalam vagina dan uretra

parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang terdapat dalam

sekret.(5)

Gambar 2.2. Patofisiologi Trikomoniasis

2.5 Gejala Klinis

Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan mauoun gejala sama

sekali. Bila ada keluhan biasanya berupa duh tubuh vaginal yang banyak dan

berbau. Dari data-data yang dikumpulkan oleh Wolner-hanssen (1989) dan rein

(1989) yang terdapat pada table dibawah menunjukkan ternyata hanya 50-57%

penderita yang mengeluh adanya duh tubuh vagina, sehingga pernyataan bahwa

trikomoniasis harus selalu disertai duh tubuh adalah hal yang tidak benar.(3)

6
Tabel 2.1. Prevalensi gambaran klinis trikomoniasis pada wanita.(3)

Keluhan dan gejala klinis Presentase (%)

Keluhan : tanda-tanda

- Tidak ada 9-56

- Duh tubuh vagina 50-75

- Berbau 10-67

- Iritasi/gatal 23-82

- Dispareunia 10-50

- Disuria 30-50

- Nyeri perut bagian bawah 5-12

Gejala klinis

- Tidak ada 15

- Vulva eritema difus 10-37

- Duh tubuh vagina yang 50-75

banyak

- Kuning kehijauan 5-42

- Berbusa 8-50

- Keradangan dinding vagina 20-75

- Strawberry cervix

- Pengamatan langsung 1-2

- Kolposkopi 45

7
Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun

kronik. Pada kasus akut sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-

kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak (malodorus), dan berbusa.

Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang terbentuk

abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai

granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance dan

disertai gejala dispareuria, perdarahan pasca koitus, dan perdarahan

intermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada

lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat juga

terjadi uretritis. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan dan sekret

vagina biasanya tidak berbusa.(5)

Laki-laki dengan trikomoniasis dapat dibagi menjadi 3 kelompok

berdasarkan gejalanya :(4)

Pembawa kuman asimtomatik

T. vaginalis dapat ditemukan pada uretra, urin dan cairan prostat pria

yang berkontak seksual dengan wanita yang menderita trikomoniasis,

namun hanya 10-50% penderita yang menunjukan adanya keluhan dan

gejala infeksi.

Gambaran klinis akut

Keadaan klinis akut jarang terjadi, uretritis, prostatitis dan epididimitis

dapat merupakan manifestasi trikomoniasis pada pria penyebabnya

8
belum dapat dipastikan disebabkan oleh T. vaginalis, Chlamydia

trachomatis atau Ureaplasma urealyticum.

Gambaran klinik ringan

Sebagian besar trikomoniasis menunjukan gejala uretritis ringan yang

gambaran klinisnya sulit dibedakan dari uretritis non gonore yang

disebabkan oleh sebab lain. Hanya pada 50-60% kasus duh tubuh

uretra, sepertiga kasus menunjukan duh tubuh purulen, sepertiga

lainnya masing-masing mukopurulen dan mukoid.

2.6 Diagnosis

Diagnosis trikomoniasis setelah ditemukannya T. Vaginalis pada sediaan

langsung (sediaan basah) atau pada biakan duh tubuh penderita. Trikomoniasis

sering tidak terdiagnosis oleh karena banyak kasus asimptomatik, baik pada pria

maupun wanita. Berbagai usaha telah dilakukan selain pemeriksaan sediaan

langsung dan biakan untuk memudahkan diagnosis ini.(4)

Penggunaan tes yang sangat sensitif dan spesifik direkomendasikan untuk

mendeteksi T. vaginalis. Pada perempuan, NAAT sangat sensitif, sering

mendeteksi tiga sampai lima kali lebih T. vaginalis infeksi dari pemeriksaan sedian

basah di mikroskop, metode dengan sensitivitas rendah (51% -65%).

Kultur dianggap Gold standart standar untuk mendiagnosis infeksi vaginalis

T. sebelum metode deteksi molekuler tersedia. Kultur memiliki sensitivitas 75% -

96% dan spesifisitas hingga 100%. Pada wanita, sekret vagina adalah tipe spesimen

yang lebih disukai untuk kultur, kultur urin kurang sensitif. Pada pria, spesimen

kultur memerlukan swab uretra, sedimen urin, dan / atau air mani. Untuk

9
meningkatkan hasil, beberapa spesimen dari laki-laki dapat digunakan untuk

menyuntik kultur tunggal.

Metode yang paling umum untuk T. diagnosis vaginalis mungkin evaluasi

mikroskopis preparat basah sekresi genital karena kenyamanan dan biaya yang

relatif murah. Sayangnya, sensitivitasnya rendah (51% -65%) dalam spesimen

vagina dan lebih rendah di spesimen dari pria (misalnya, spesimen uretra, sedimen

urin, dan air mani).(8)

Penatalaksanaan

Pengobatan dapat diberikan secara topical atau sistemik.

Secara topikal:(5)

o Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hydrogen peroksida 1-2% dan

larutan asam laktat 4%.

o Bahan berupa supsitoria bubuk yang bersifat tikomoniasidal.

o Jel dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal.

Secara sistemik

Secara sistemik (oral):(1,3,4,8)

Rejimen yang dianjurkan untuk pengobatan adalah

-Metronidazole 2 gram oral dosis tunggal, atau

-Tinidazole 2 gram oral dosis tunggal

Rejimen alternative lain adalah

Metronidazol 2x0,5 gram oral selama 7 hari

10
konsumsi alkohol harus dihindari selama pengobatan dengan nitroimidazoles.

Untuk mengurangi kemungkinan reaksi disulfiram, pantang dari penggunaan

alkohol harus terus selama 24 jam setelah selesai metronidazole atau 72 jam setelah

selesai tinidazol.(8)

11
BAB 3

KESIMPULAN
1.
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada

wanita maupun pria, dapat bersifat akut maupu kronik, disebabkan oleh

Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan

seksual.(5)

2. Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas vaginalis

3. Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama

sekali.

4. Diagnosis trikomoniasis setelah ditemukannya T. Vaginalis pada sediaan

langsung (sediaan basah) atau pada biakan duh tubuh penderita.

5. Pengobatan yang dianjurkan untuk penderita trikomoniasis adalah dengan

rejimen Metronidazole 2 gram oral dosis tunggal, atau Tinidazole 2 gram

oral dosis tunggal. Rejimen alternative lain adalah Metronidazol 2x0,5

gram oral selama 7 hari

12
13

Anda mungkin juga menyukai