Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Magfirah Ramadhani

Stambuk : 111 2016 0063

Judul Jurnal :

1. Penanganan Bakterial Vaginosis yang Recurrent dan Pengalaman Pengobatan

Klinik yang di Alami Wanita : Studi Kualitatif

2. Hubungan Antara Leukorea dengan Infeksi Trichomonas vaginalis

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Makassar, 12 Mei 2016

Pembimbing

Dr.dr.Hj.Sastri,Sp.KK

i
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan ................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................... ii
Daftar tabel ................................................................................................ iii

Jurnal 1
Abstrak ......................................................................................................... 1
Pendahuluan ................................................................................................. 3
Metode ........................................................................................................ 4
Etika penelitian ........................................................................................... 4
Sinopsis ....................................................................................................... 4
Hasil ............................................................................................................. 6
Pengetahuan tentang BV ................................................................... 6
Pendekatan manajemen BV ............................................................ 8
Pengalaman wanita tentang penanganan BV ................................... 9
Perbedaan beberapa kelompok wanita ............................................ 10
Pembahasan ................................................................................................ 11
Kelebihan dan kekurangan .......................................................................... 13
Implikasi ...................................................................................................... 13

Jurnal 2
Abstrak ......................................................................................................... 16
Pendahuluan ................................................................................................ 17
Bahan dan metode penelitian.......................................................................... 18
Hasil .............................................................................................................. 20

Pembahasan .................................................................................................... 27

ii
DAFTAR TABEL

Jurnal 1

Tabel 1 .......................................................................................................... 6

Tabel 2 .......................................................................................................... 8

Tabel 3 .......................................................................................................... 9

Tabel 4 ...........................................................................................................10

Jurnal 2

Tabel 1 ..........................................................................................................21

Tabel 2 ..........................................................................................................22

Tabel 3 ..........................................................................................................24

Tabel 4 ..........................................................................................................25

iii
Penanganan Bakterial Vaginosis yang Recurren dan Pengalaman

Pengobatan Klinik yang di Alami Wanita : Studi Kualitatif

ABSTRAK

Latar Belakang :Beberapa data mengemukakan tentang bagaimana perempuan


mengatasi kejadian vaginosis bakteri (VB) berulang dan pengalaman mereka tentang
penatalaksanaan klinis dari kondisi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pendekatan penangan VB berulang pada wanita dan pengalaman dalam penanganan
secara klinis, dan bertujuan pula untuk menginformasikan dan meningkatkan
pengetahuan mereka tentang penanganan klinis dari VB.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara
retrospektif social terhadap sampel. Sampel yang digunakan adalah 35 perempuan
dengan orientasi seksual yang berbeda dan telah mengalami vaginosis bakteri yang
berulang selama 5 tahun terakhir dan bersedia di wawancara secara semi terstruktur.
Hasil:Mayoritas wanita dilaporkan frustrasi dan tidak puas dengan pengobatan terkini
dan kepuasan yang rendah dengan penanganan klinis BV. Secara keseluruhan, wanita
tidak menyukai minum antibiotik secara teratur, sering mengalami efek samping dari
pengobatan dan merasa frustrasi karena gejala kambuh cukup cepat setelah
pengobatan. Masalah dalam penanganan klinis antara lain inkonsistensi dalam
pemberian konseling, misdiagnosis dan pendekatan diagnosis serta sikap yang tidak
peka atau meremehkan. Perempuan lebih cenderung untuk mengkonsultasikan
keadaannya dengan dokter yang ahli dalam kesehatan seksual dibanding dokter
layanan primer. Rasa frustrasi dari perempuan ini menyebabkan mereka untuk
mencoba menggunakan obat yang mereka dapat sendiri dan memodifikasi gaya hidup
dalam upaya untuk mengobati gejala dan mencegah kekambuhan, termasuk praktek
douching.

iv
Kesimpulan:Dalam menghadapi ketidakpastian tentang penyebab BV, tingginya
tingkat kekambuhan, pengobatan yang sulit diterima dan penanganan klinis yang
kurang sensitif dan tidak konsisten, Wanita mencoba menggunakan obat yang mereka
dapat sendiri dan memodifikasi gaya hidup untuk mencegah kekambuhan, walaupun
mempunyai efek samping. Manajemen klinis dari BV dapat ditingkatkan melalui
penggunaan pendekatan diagnostik standar, meningkatkan kepekaan dan pemahaman
tentang dampak dari BV, dan konseling berdasarkan bukti-bukti tentang faktor risiko
BV terkait.

v
Pendahuluan

Bakteri vaginosis (BV) adalah kondisi vagina yang paling umum yang
mempengaruhi perempuan dari sejak usia reproduksi, dengan perkiraan prevalensi
antara 10-30% di antara wanita yang berhubungan seks dengan laki-laki di negara
maju1,2 dan 20-50% wanita yang berhubungan seks dengan wanita.3-7 Gejala-gejala
BV mencakup malodour abnormal dan discharge8,9. Studi terdahulu mengemukakan
gejala BV menjadikan wanita sangat sedih dan malu, berdampak signifikan pada
harga diri mereka dan hubungan seksual dan membuat mereka merasa 'Kotor', malu,
kurang percaya diri dan takut orang lain mengetahui kondisi mereka dengan bau atau
discharge.10 Efek buruk lainnya yang terkait dengan BV antara lain keguguran,
kelahiran prematur dan peningkatan risiko infeksi menular seksual (IMS) dan HIV.11-
13

Namun, etiologi dan mekanisme BV ditularkan secara seksual masih belum


diketahui dan pilihan pengobatan saat ini dikaitkan dengan tingkat kekambuhan lebih
dari 50% dalam waktu 12 bulan pengobatan.14 Pengobatan lini pertama untuk BV
yang dianjurkan adalah metronidazole oral atau krim klindamisin topikal dan hanya
efektif dalam jangka pendek, efek samping umum antara lain mual, muntah, rasa
tidak menyenangkan di mulut dan candidiasis vagina.14,15 Dan gejala hanya mereda
dalam waktu singkat. Masih belum jelas apakah kekambuhan menggambarkan
reinfeksi atau infeksi persisten.14,16 Panduan pengobatan saat ini tidak menjelaskan
BV sebagai IMS atau merekomendasikan pengobatan sejenisnya17 dan biasanya
dokter menyampaikan ke pasien bahwa BV bukan merupakan IMS.
Dalam upaya untuk mengobati atau mencegah kejadian berulang dari BV wanita
sering melakukan tindakan sendiri seperti douching, mengonsumsi yoghurt atau
mengolesinya di vagina, mengonsumsi probiotik atau vitamin/suplemen,
menggunakan produk perawatan infeksi anti jamur atau krim antiseptik, mengenakan
pakaian katun dan menghindari mandi air panas dan sabun wangi.18-24 Sebagian besar
tindakan ini memiliki efek yang kecil. Namun dari studi secara konsisten

vi
menunjukkan douching mempunyai hubungan atau keterkaitan yang erat terhadap
kejadian BV.1,25-28 Data tentang khasiat pengobatan alternative untuk BV umumnya
berkualitas buruk, namun ada sebagian kecil yang menyarankan penggunaan
probiotik, penggunaan asam laktat dan antiseptic, hal ini memberikan dampak yang
baik dalam pengobatan BV.24,29,30
BV merupakan infeksi vagina yang paling umum di kalangan wanita, sehingga
dilakukan penelitian pengalaman perempuan saat mendapat pengobatan secara klinis.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan wanita sering merasa tidak puas dengan
pengobatan klinis yang mereka terima yang berkaitan dengan gangguan vagina18,21
dan sering terjadi misdiagnosis antara pasien dan dokter.20,23,31-34 Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penanganan yang dilakukan wanita terhadap BV
berulang dan pengalaman berobat ke dokter, dengan maksud untuk
menginformasikan dan meningkatkan pengetahuan tentang penanganan BV secara
klinis.

Metode
Metode yang digunankan untuk penelitian ini telah diuraikan dalam karya
sebelumnya.10 Penelitian dilaporkan berdasarkan dengan pedoman Consolidated
criteria for reporting qualitative research (COREQ).35

Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Alfred Hospital, Victoria,
Australia, Aplikasi Nomor 318/12 pada 23 Oktober 2012.

Sinopsis Metode
Pendekatan sosial konstruksionis digunakan untuk desain penelitian ini.
Wawancara secara semi terstruktur digunakan karena dapat memberikan kesempatan
bagi perempuan untuk menceritakan pengalaman pribadi dan realitas hidup mereka
yang mengalami BV berulang. Syarat sampel yang digunakan adalah wanita yang
berusia 18 sampai 45 tahun, telah didiagnosi dua kali atau lebih BV dalam lima tahun

vii
terakhir dan memiliki pemahaman yang baik dalam bahasa Inggris secara lisan dan
tertulis. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu wanita
yang dipilih secara cermat antara lain wanita heteroseksual dan homoseksual, wanita
lajang dan wanita yang telah menikah, wanita yang sering dan jarang mengalami BV
berulang dan wanita yang termasuk dalam lokasi penelitian yang telah disetujui.
Sampel didapatkan dari the Melbourne Sexual Health Centre (MSHC), klinik
kesehatan seksual terbesar di Victoria, Australia; sampel penelitian BV sebelumnya
yang dilakukan oleh WSW Australia (The WOW Health Study)36 dan klinik dokter
spesialis kesehatan seksual atau praktik umum dengan kasus reproduksi. Sampel
memiliki hak untuk diwawancarai via telepon atau tatap muka di MSHC atau di
rumah mereka sendiri. Sampel yang diwawancarai secara langsung di MSHC diminta
untuk mengisi pernyataan persetujuan dan lembar infomed consent. Peserta yang
diwawancarai via telepon diminta mengucapkan secara lisan pernyataan persetujuan
dan lembar infomed consent. Persetujuan yang didapatkan dengan wawancara telepon
seperti itu kurang absah untuk melengkapi lembar informed consent. Persetujuan
lisan harus dicatat pada formulir persetujuan serta ditanda tangani oleh peneliti di
nama peserta dan salinan dikirimkan melalui pos untuk berkas sampel. Proses
persetujuan tertulis dan lisan telah disetujui oleh Komite Etika Rumah Sakit Alfred.
Setelah sampel mengisi informed consent, mereka diminta mengisi 15
pertanyaan terstruktur yaitu pertanyaan tentang demografi, perilaku seksual,
diagnosis dan pengobatan sebelum mereka diminta untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang BV sebelum didiagnosis, pertama kali
serangan dan serangan berulang, dampak dari BV pada mereka secara emosional,
sosial, seksual, kehidupan kerja, serta penyebab awal, faktor pemicu dan pemberat
BV, onset serangan, penggunaan obat pasaran dan pengalaman mereka menggunakan
antibiotik dan penanganan klinis BV. Penelitian sebelumnya telah membahas dampak
BV pada wanita secara emosional, sosial, seksual dan lingkungan kerja mereka serta
penyebab awal, faktor pemicu dan pemberat BV dan onset serangan.10,37 Wawancara
dilakukan oleh JB atau SW pada bulan November 2012 dan Januari 2013. Dilakukan

viii
analisis Tematik38 dan coding data menggunakan pendekatan tersegmentasi.39
Transkrip diimpor ke N-Vivo 9 untuk manajemen data dan bagian dari pengolahan
data dilakukan oleh dua tim riset lainnya dengan melakukan cross check coding dan
metode (MTS, SW). Analisis data demografi, perilaku seksual, diagnosis dan
pengobatan dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0.

Hasil
Sebanyak 35 perempuan berpartisipasi dalam penelitian ini. Tabel 1 menguraikan
demografi peserta.
Pengetahuan Tentang BV
Kebanyakan wanita yang berpartisipasi mempunyai tingkat kesadaran yang
sangat rendah tentang BV sebelum diagnosis pertama dengan alasan tidak pernah
mendengar BV sebelumnya.

Tabel 1. Lokasi Penelitan dan Karakteristik Pasien (Demografi, Perilaku


Seksual, Diagnosis dan Gejala Klinis dari BV) N=35
N atau Median (Range)
Lokasi Penelitian
MSHC 22
Sampel penelitian sebelumnya 7
Klinik dengan kasus terbanyak 6
Usia 30 (21-43)
Lahir di Australia 21
Tingkat Pendidikan
Secondary School 5
TAFE diploma atau sertifikasi 9
Undergraduated degree 14
Post Undergraduate degree atau sertifikasi 7

ix
Pekerjaan
Full Time 11
Part Time 7
Freelance 2
Siswa/Siswa yang kerja Part Time 11
Pengangguran 4
Perilaku Sexual
Heterokseksual 19
Lesbian 7
Queer 3
Biseksual 4
Lainya (Pansexual/Transgender) 2
Pekerja Seks Komersial
Tidak 29
Ya 6
Perokok
Tidak 23
Ya 10
Pernah Merokok 2
Status Pernikahan
Tidak 14
Ya 21
Partner Seksual
Laki-Laki 13
Perempuan 8
Prevalensi berhubungan dengan laki-laki usia <
10 (1-1300)
5 tahun (jika >= 1 orang)

x
Prevalensi berhubungan dengan perempuan usia
3 (1-45)
< 5 tahun (jika >= 1 orang)
Prevalensi dicurigai BV sebelumnya 4 (2-25)
Prevalensi didiagnosis BV sebelumnya 3 (2-25)
Gejala Klinis*
Bau Abnormal 34
Discharge Abnormal 35
Gejala yang menyusakan
Bau Abnormal 30
Discharge Abnormal 7

Pendekatan Manajemen Penanganan BV oleh Perempuan


Tabel 2. Wanita yang Melakukan Self-Help untuk Mengobati gejala BV
. . .Saya menggunakan cuka, dia (perawat) memberi lagi
dan dengan sedikit cuka dan air dan tampaknya bekerja
(Peserta 19, usia 34). . . .hydrogen peroksida saya selalu
menggunakannya, saya pikir mungkin itu sedikit lebih kuat
Douching
dan lebih baik dalam membunuh semuanya. Dan cairannya
bisa didapatkan dengan dan bekerja dengan sangat baik.
Saya hanyasekali atau dua kali dan hal itu telah benar-benar
hilang. . . (Peserta 10, usia23)
Aku suka mencoba hal-halyang berbeda seperti mandi
Mandi dalam cuka sari apel yang diencerkan dengan air. Hal ini
berhasil menghilangkan gejala (Peserta 28, usia 29).
Saya mencoba menggunakan itu (bawang putih)dengan
Supositoria memakan dan mencoba memasukannya kedalam. Dan hal
itu membantu sedikit tetapi tidak menghilangkannya, hanya

xi
mengurangigejala (Peserta 29, usia 26). Saya mencoba
tampon dengan garam, yaitu garam organik dan cream
organik. Ini bekerja sedikit tapi antibiotik bekerja lebih
baik (Peserta 9, usia 28).
Saya baru mulai menggunakan Acid Gel (gel pH balancing
Penanganan Vagina vagina) setelah beberapa kali melakukan hubungan seksual,
Berlebihan tampaknya dapat menghentikannya namun terasa seperti
terbakar (Peserta 14, usia 40).
Itu hanya seperti Blackmores bio-balance (vitamin) dan
dosisnya satu atau dua hari ketika dibutuhkan jadi aku
mengonsumsi dua per hari selama seminggu dan lumayan
membaik ..Menurutku hal ini tidak dapat
menghilangkannya hanya dapat mengurangi gejala (Peserta
27, usia 21) ... . melihat naturopath kesehatan perempuan
Pengobatan Altrnatif adalah hal yang sering saya lakukan. Saya pikir itu berlabel
emas (suplemen herbal). Saya mengkonsumsi satu kapsul
setiap malam selama satu bulan, dan kemudian
mengeceknya, butuh
beberapa minggu sebelum aku benar-benar melihat
gejalanya berkurang, sejak saat itu saya tidak pernah
menggunakan apapun lagi. . . (Peserta 7, usia 39)

Tabel 3. Perubahan Gaya Hidup Wanita untuk Mencegah Rekurensi BV


. . .Saya pastikan tidak akan melakukan itu lagi, aku sangat teliti
dengan keadaannya sekarang..tak ada yang menyentuhnya kecuali
Perubahan Kebiasaan
dicuci dan bersih sepenuhnya dan memang seharusnya berada di
Seksual dan Higienitas
sana (Peserta 5, usia
38). . . .kami tidak melakukan hal seperti itu lagi, jadi jika kita

xii
sudah berhubungan, kami mencucinya dan ya, saya tidak ingin
mengambil risiko itu (Peserta 6, 31).
. . . menggunakan sabun rutin, mengenakan pakaian longgar,
pakaian yang tidak berbahan nilon atau sejenisnya (Peserta 3, usia
39). Aku mencoba untuk tidak menggunakan pelembut atau
Barang dan Pakaian
detergent pada pakaian, kertas toilet yang saya gunakan jenis
Pribadi
hypoallergenic. Dan
tidak memakai pakaian ketat atau celana berkeringat atau
sejenisnya (Peserta 30, usia 31).
. . .Saya akan melakukan diet makanan benar sehingga
mengurangi gula dari makanan saya dan melihat komposisidari
Memperbaiki produk. Sejak November lalu saya benar-benar memperbaiki diet
Kesehatan dan Hidup saya (Peserta 32, usia 43). . ..Saya ternyata selalu makan makanan
Sehat sampah seperti mie dan makanan tidak sehat lainnya. Sehingga
sekarang setiap 3 hari sekali, saya berbelanja buah dan sayur serta
makanan lain yang benar-benar sehat. (Peserta 5, usia 38).

Pengalaman Wanita tentang Penanganan Klinis BV


Dokter Layanan Primer
..wanita itu(dokter), segera setelah saya mulai bertanya, dia
berkata seperti ini, Ada yang bisa saya bantu ? Apa yang
dapat saya lakukan untuk menyembuhkan BV? "dia sangat
merendahkan, dan Anda tahu. . .dia tidak serius untuk
Ketidakpekaan atau Sikap
menangani saya seperti halnya orang lain dengan penyakit
Meremehkan
yang lebih serius. Saya seperti bicara dengan telapak
tangannya.(Peserta 15, usia 37). . .Oh BV bakalan hilan,
"Oh, itu tidak bukan penyakit dan bukan suatu masalah itu
bakalan hilang dengan sendirinya "(Peserta 3, usia 39)

xiii
. . Dia [dokter] 'Ya, itu jamur' sehingga memberikan obat
jamur dan namun tidak membaik. Jadi aku kembali lagi ke
dokter dan kemudian dia melakukan beberapa tes ke saya
dan ternyata itu BV '(Peserta 6, usia 31). . ..Saya bilang ke
dokter 'saya punya cairan aneh, saya ingin mengecek
kesehatan seksual saya' dan dokterpun melakukannya. .
Misdiagnosis dan Pendekatan
.namun dia tidak menguji BV. dan di saat yang sama saya
Diagnosis yang Tidak Sesuai
ingin melakukan PAP smear tes jadi aku pergi ke Dokter
Keluarga dengan anggapan dia merupakan orang yang
tepat yang bisa saya datangidan saya mengeluhkan hal
yang sama 'Yah keliatannya itu BV, kita lakukan
pemeriksaan ya '. Dan itulah pertama kali saya mengetahui
bahwa itu benar-benar BV (Peserta 7, usia 39).
. . .Menurut saya secara umum informasi dan diskusi
mengenai hal ini masih kurang jelas dan bervarias. Dan
belum ada pendapat yang pasti tentang hal ini. . . Saya
pikir itu sangat penting ketika. Menurut saya sebagai
Ketidaksesuaian, inkonsisten dokter harus lebih cermat dalam memberikan konseling
atau Tidak Adanya Konseling kepada pasien tentang kondisi mereka dan bukan tidak
memberikan apa-apa. Seperti halnyainformasi orang awam
yang berbeda-beda karena mereka tidak benar-benar tahu.
Saya lebih suka anda mengatakan, 'saya tidak tahu jawaban
dari pertanyaan anda (Peserta 22, usia 28).
Layanan Kesehatan Seksual
Orang-orang dalam layanan ini bagus dalam memberikan
Ekspetasi yang Tinggi informasi tentang hal ini. . .saya mencoba berbincang
terhadap Dokter dengan dua dari mereka tentang hal ini, salah satu dari
mereka berkata, "Tidak ada yang tahu banyak tentang

xiv
BV ', yang lain mengatakan, "Kami tahu banyak tentang
BV tapi kami tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan
itu (sambal tertawa) vagina adalah organ dengan kondisi
yang sangat kompleks'. . .(Peserta 14, usia 40).. Belum ada
fakta dan penjelasan yang cukup untuk hal ini. Saya
merasa mereka (layanan kesehatan seksual) sangat tertarik
dan ingin mengetahui apa itu BV. Jadi saya merasa lega
bahwa masih ada orang yang tertarik dengan hal ini
(Peserta 29, usia 26).

Perbedaan antara Beberapa Kelompok Perempuan


Sebagai bagian dari penelitian ini untuk mengetahui kemungkinan perbedaan
dalam pengalaman perempuan heteroseksual dan homoseksual, wanita lajang dan
wanita yang telah menikah dan pekerja seks komersial dan pekerja biasa. Berbeda
dengan hasil sebelumnya [10], namun, dari data yang didapatkan, didapatkan wanita
yang bekerja di industri seks atau layanan kesehatan, sering mendatangi klinik
kesehatan seksual atau menghadiri seminar tentang kesehatan seksual khusunya
pengetahuan tentang BV. Homoseksual juga lebih mungkin dibandingkan dengan
perempuan heteroseksual untuk bekerja sama dengan pasangannya untuk mencegah
kekambuhan lebih lanjut, utamanya dengan mengobati pasangannya juga atau
perubahan perilaku seksual diduga dapat memicu timbulnya BV atau gejala berulang.

xv
Pembahasan

Dalam penelitian ini didapatkan wanita memiliki tingkat pengetahuan yang


rendah tentang BV sebelum diagnosis pertama mereka, umumnya salah didiagnosis
dan diobati sendiridan sering tidak mencari pertolongan medis untuk beberapa
minggu. Didapatkan tingkat frustrasi yang sangat besar pada wanita dan
ketidakpuasan dengan pilihan pengobatan saat ini dan penanganan klinis, sering
menimbulkan efek samping yang merugikan dan tingginya tingkat kekambuhan dan
tidak menyukai konsumsi antibiotik. Masalah yang sering seputar penanangan secara
klinis berpusat terutama pada layanan primer dan termasuk inkonsistensi konseling,
misdiagnosis dan pendekatan diagnostic yang keliru dan ketidakpekaan atau sikap
meremehkan karena hanya mendapatkan pengetahuan yang terbatas dari dampak BV.
Perempuan lebih cenderung untuk berkonsultasi dengan dokter kesehatan seksual.
Kebanyakan wanita telah mencoba berbagai pengobatan self-help dan
memodifikasi gaya hidup mereka dalam upaya untuk mengobati gejala atau
mencegah kekambuhan, walaupun dampaknya kecil. Hanya beberapa wanita yang
mengemukakan sukses setelah melakukan pengobatan sendiri atau memodifikasi
gaya hidupnya dalam upaya mengobati gejala atau mencegah kekambuhan dan
merasa dapat mengontrol sendiri BV mereka.
Dalam ketidakpastian tentang etiologi BV, tingginya tingkat kekambuhan,
pilihan pengobatan sub-optimal, sering tidak sensitif dan konseling yang tidak
konsisten serta gejala yang menyusahkan, tidak heran bahwa perempuan berupaya
mati-matian segala macam obat dipasaran untuk mencegah kekambuhan BV lanjut.
Penelitian sebelumnya menunjukkan wanita dengan kondisi vagina atau IMS
berulang biasanya mencoba berbagai obat pasaran untuk mengobati masalah
vaginanya15,18-24 dan dalam penelitian terbaru oleh Payne et al15 mengemukakan
bahwa 50% perempuan melakukan douching secara rutin untuk menghilangkan bau
vagina meskipun telah dipublikasikan beresiko untuk BV. Data sebelumnya
menunjukkan wanita umumnya merasa tidak puas dengan pilihan pengobatan

xvi
antibiotik untuk BV saat ini serta berkaitan dengan efek samping yang ditimbulkan
dan mencari pengobatan alternative yang lebih efektif.15,24
Hal-hal lain yang dapat menyebabkan wanita frustrasi selain tidak puas terhadap
pengobatan saat ini untuk BV, adalah ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan
jawaban dari dokter tentang mengapa mereka mendapatkan BV atau apa yang mereka
dapat lakukan untuk mencegah rekurensi. Penelitian sebelumnya mengemukakan
perempuan sering merasa tidak puas dengan penanganan secara klinis terhadap
keluhan yang rasakan pada vaginanya18,21 dokter umum selalu beranggapan BV
adalah masalah kecil, infeksi yang tidak serius pada vagina8,9,18,21, kurang mengetahui
dampak dari gejala pada kehidupan perempuan8,10,18 dan sering misdiagnosis
terhadap keluhan karena tidak melakukan pemeriksaan fisik atau pendekatan
diagnostik yang tidak tepat.20,31-34 Dalam penelitian oleh Dowd et al23 dari seluruh
wanita yang mengalami masalah dengan vaginanya di layanan primer, hanya
setengah wanita yang mempunyai keluhan dengan vaginanya serta mempunyai gejala
dan indikasi BV yang diperiksa vaginanya dengan benar, dan paling sering
didiagnosis dengan luka/discharge biasa dan hampir semua diberikan obat antijamur.
Penelitian lebih lanjut telah mengemukakan bahkan dengan melakukan pendekatan
diagnostik yang direkomendasikan, masih tinggi resiko kesalahan dalam diagnosis
BV40,41. Meskipun tes diagnostic dari BV cenderung sulit untuk mendiagnosis, sikap
klinisi yang buruk karena cenderung memicu rasa malu wanita saat dilakukan
pemeriksaan karena gejala yang ditimbulkan BV dan keengganan mereka untuk
menjelaskan masalah yang dialami oleh pasien, sehingga pasien memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah20,23 adapun kecenderungan misdiagnosis dan pengobatan
pada pasien20,22,23,42 dan berdampak pada keinginan perempuan untuk pergi ke
layanan kesehatan semakin rendah, menyebabkan keterlambatan diagnosis serta
keterlambatan pemberian pengobatan yang dianjurkan dan hal ini meningkatkan
tingkat kekambuhan.

xvii
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kekurangan dari penelitian ini telah dibahas secara detil dalam
publikasi sebelumnya dari penelitian ini.10 Secara singkat, kelebihan dari penelitian
ini adalah data yang mendalam yang telah dikumpulkan antara lain data tentang
bagaimana cara perempuan mengatasi rekurensi dari BV dan pengalaman mereka
dalam mendapatkan pelayanan klinis saat menderita BV-sampai saat ini belum ada
penelitian lain yang menyajikan data yang rinci seperti ini. Kekurangan penelitian ini
adalah perempuan yang dijadikan sampel hanya dari daerah perkotaan sehingga tidak
dapat digeneralisasikan untuk perempuan yang tinggal di populasi lain yaitu daerah
pedesaan atau daerah dengan latar belakang budaya yang mempunyai persepsi lain
dari kondisi vagina, kesehatan seksual perempuan dan medis perawatan.

Implikasi
Mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari pengalaman dan penangan dari
perempuan yang mendeita BV, memberikan kesempatan untuk meningkatkan
pelayanan klinis dan pendekatan diagnostik. Peningkatan pemahaman dan
pengetahuan dokter tentang dampak psikososial dari BV berulang pada kehidupan
perempuan10, konsistensi dalam saran, mendapatkan perhatian lebih dari dunia
penelitian karena ketidakpastiannya, penggunaan pendekatan diagnostik standar,
tidak dengan asumsi semua keputihan adalah jamuran, dan tidak menyepelekan
kondisi pasien, akan melakukan pelayanan terhadap kondisi tersebut. Hal ini penting
lainnya yaitu memberikan pengetahuan kepada dokter untuk memberi saran dalam
penggunaan obat pasaran yang telah terbukti secara evidence based dan memodifikasi
gaya hidup dapat mencegah kekambuhan. Meskipun hal ini merupakan faktor risiko
terbesar, wanita dalam penelitian ini dan orang lain yang terus douche untuk
mengobati gejala dari BV harus mendapatkan perhatian. Wanita perlu diberitahu
tentang ketidakpastian ilmiah sekitar BV untuk membantu mereka dalam memahami
mengapa belum ada pengonatan yang efektif dan dengan harapan mengurang
tindakan penanganan secara self-help yang dapat memperburuk kekambuhan.

xviii
Peningkatan pendidikan masyarakat tentang BV dan umumnya tentang kesehatan
vagina juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan perempuan dan kesadaran
mereka tentang BV, mengurangi kecenderungan mereka untuk salah diagnosis diri
sendiri dan membantu mereka dalam mengakses layanan kesehatan dengan tepat
waktu dan dapat melindungi kesehatan reproduksi mereka.

xix

Anda mungkin juga menyukai