Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

1.1. LATAR BELAKANG


Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) PTM adalah kegiatan monitoring dan
deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi (Penyakit jantung dan pembuluh
darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta gangguan akibat
kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh
masyarakat melalui pembinaan terpadu.
Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat,
Organisasi, Industri, Kampus dll) dalam upaya Promotif dan preventif untuk
mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko Penyakit Tidak
Menular (PTM) secara terpadu.
Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41%
tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian
tertinngi di Indonesia, 6 diantaranya adalah karena PTM. Sroke merupakan
Penyebab kematian tertinggi (15.4%), disusul hipertensi (6.8%), cedera (6.5%),
Perinatal (6.0%), DM (5.7%), penyakit hati (5.2%), Penyakit Jantung Iskemik
(5.1%).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi
faktor risiko PTM di Indonesia relatif tinggi, seperti laki-laki obese umur 18
tahun (19,7%), perempuan obese (32,9%), obesitas sentral (26,6%), konsumsi
tembakau usia 15 tahun (36,3%), kurang konsumsi sayur-buah (93,5%).
Peningkatan Prevalensi PTM, menjadi ancaman yang serius dalam
pembangunan dibidang kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi
nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian PTM ditekankan pada upaya
mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh ke fase yang beresiko atau
menjadi sakit berkomplikasi, dengan membangun kesadaran dan komitmen yang
tinggi dari berbagai pihak.
Jumlah kasus penyakit tidak menular di Puskesmas Kandangsapi terus
meningkat. Didapat data sejak Januari 2017 hingga Juli 2017, kasus hipertensi
menempati angka tertinggi yaitu sebayak 879 kasus, Diabetes Mellitus sebanyak
301 kasus, hiperkoleterol dan hiperlipidemia sebanyak 155 kasus, Hiperurisemia
38 kasus, infeksi menular seksual (IMS) sebanyak 32 kasus.
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi
masyarakat sehingga dikembangkan satu model pengendalian PTM yang
berbasis masyarakat yakni Posbindu-PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk
peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor resiko secara mandiri
dan berkesinambungan, sehingga pencegahan faktor resiko PTM dapat
dilakukan sejak dini dan kejadian PTM di Masyarakat dapat ditekan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Terdapatnya peningkatan jumlah kasus penyakit tidak menular di wilayah
kerja Puskesmas Kandangsapi.
b. Belum berjalannya Posbindu PTM di sekolah-sekolah yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Kandangsapi.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pola hidup dan pola makan
sehat untuk mencegah dan mengatasi beberapa penyakit tidak menular.

1.3. TUJUAN
a. Menjaring faktor resiko penyakit tidak menular di sekolah-sekolah yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Kandangsapi.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko,
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyakit tidak menular.
c. Meningkatkan kualitas hidup untuk masyarakat yang sudah terdiagnosis
penyakit-penyakit tidak menular.

1.4. MANFAAT
1.4.1. Puskesmas dan Dinas kesehatan

1.4.2. Dokter Internsip


1. Melaksanakan pembelajaran upaya kesehatan masyarakat di
puskesmas
2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dalam
pelaksanaan masa internship.
3. Dapat memahami program-program Puskesmas dan pelaksanaannya.
4. Mendapat pengalaman sebagai bekal bekerja setelah pelantikan dokter.
1.4.3. Masyarakat
1. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tidak menular semakin
meningkat, sehingga mereka memiliki kesadaran untuk ikut serta
dalam mencegah terjadinya penyakit tidak menular di wilayah kerja
Puskesmas Kandangsapi.
2. Membantu pihak puskesmas dalam hal pendataan penyakit tidak
menular di sekolah-sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Kandangsapi.

Anda mungkin juga menyukai