Mendidik Anak dengan Lomba Agustusan Perlu upaya dari pemerintah, masyarakat, orang tua dan guru untuk
Oleh: Aji Jatmiko mengenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak didik baik di sekolah dan di rumah
Bangsa Indonesia kini genap berusia 72 tahun merdeka. Kita tentunya tidak
muda lagi. Memang, dibandingkan dengan sejumlah negara, yang sudah jauh lebih
dulu merdeka, Usia kemerdekaan kita masih tergolong muda. Sejarah telah mencatat
bahwa perubahan-perubahan itu tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan,
ekonomi, sosial dan budaya saja, tetapi juga dalam bidang pendidikan, terutama kita
sebagai guru atau pendidik.
Perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan merupakan perubahan yang
menyangkut kebijakan pendidikan dasar dan cita-cita suatu bangsa dan negara yang
merdeka. Tak terkecuali, salah satu bentuk agenda baik menjelang atau memperingati
kemerdekaan RI adalah kegiatan rutin lomba Agustusan.
Perlombaan 17 Agustusan merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan
secara rutin dan hampir dilaksanakan seluruh warga Indonesia, baik yang ada di
pelosok desa maupun kota. Hal ini bertujuan mengingatkan tentang sejarah
kemerdekaan RI dan menghargai jasa perjuangan para pahlawan yang telah
gugur mempertahankan kedaulatan RI dari penjajah serta membangkitkan semangat
nasionalisme di kalangan pemuda-pemudi Indonesia sebagai generasi emas masa
depan bangsa Indonesia.
Sekarang ini, berbagai panitia lomba Agustusan mulai tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi hingga pusat mengemas acara lomba Agustusan dengan cara yang
meriah dan menarik. Berbagai lomba yang diikuti mulai anak-anak hingga orang
dewasa telah menyedot banyak perhatian masyarakat untuk ikut serta dalam lomba-
lomba yang diselenggarakan panitia. Namun, timbul pertanyaan di benak kita:
Apakah lomba-lomba di dalamnya itu mempunyai unsur mendidik dan mengandung
konsep belajar khususnya anak-anak? Ada baiknya kita perlu mengikutsertakan
peserta lomba dengan unsur yang mendidik, aman dan mengandung konsep belajar
yang bermanfaat. Menurut Saya, ada beberapa contoh perlombaan yang mendidik,
aman dan mengandung konsep belajar untuk anak.
Pertama, lomba menyanyi lagu nasional perjuangan dan daerah. Lomba ini
bertujuan membangkitkan semangat anak untuk mencintai lagu nasional dan
daerahnya sendiri. Sekarang ini banyak anak menyukai lagu-lagu asing, lagu-lagu
orang dewasa yang bertema secara umum. Jarang sekali anak menyanyikan lagu
nasional dan daerahnya. Mereka beranggapan bahwa menyanyikan lagu daerah
dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Bahkan kita sulit sekali mendengar lagu
nasional, mars perjuangan dan daerah yang diputar prime time di stasiun radio atau
televisi. Tak jarang mereka (anak-anak) kurang mengenal lagu nasional dan daerah.
untuk mencintai lagu nasional dan daerahnya. Perlombaan semacam ini diharapkan
mereka akan menghafal lirik, memahami artinya dan mengetahui kapan lagu itu
dibuat.
Kedua, lomba membaca puisi, teks proklamasi dan Pancasila serta yel-yel
kemerdekaan. Lomba ini mengajarkan kepada anak-anak untuk mengenal dan
memahami makna dari ungkapan atau kata-kata yang pernah dilontarkan para
pahlawannya ketika mereka mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajah.
Ketiga, lomba memasak aneka makanan dan minuman (kuliner) Nusantara.
Dengan perlombaan itu anak-anak diperkenalkan dengan pembelajaran bagaimana
cara membuat masakan dan minuman dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu,
anak-anak akan lebih mencintai aneka kuliner Indonesia. Bahkan baru-baru ini,
masakan khas Indonesia Rendang telah menjadi viral di media sosial sebagai
masakan ter-enak dan terbaik di dunia. Siapa tahu kelak anak-anak didik kita sukses
dalam usaha kuliner dan bisa menyerap banyak lowongan tenaga kerja.
Keempat, lomba cerita (story telling) tema kemerdekaan. Dengan lomba
bercerita, diharapkan anak-anak bisa mengenal perjuangan pahlawannya dalam
merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dan meneladani sikap dan perilakunya
untuk membangkitkan semangat dan nasionalisme cinta tanah air karena telah mereka
telah berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia.
Beberapa macam lomba Agustusan di atas tentunya tidak hanya memeriahkan
perayaan kemerdekaan RI tetapi juga bisa mendidik anak untuk selalu melestarikan
budaya bangsa, meningkatkan nasionalisme, mencintai produksi dalam negeri serta
benar-benar memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Pada masa kemerdekaan sekarang ini, guru atau pendidik mempunyai peran
penting dalam menata kehidupan masyarakat. Disadari atau tidak, guru telah
menyumbangkan peran yang begitu besar dalam membangun bangsa ini. Banyak jasa
guru yang telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh bangsa seperti KH. Ahmad Dahlan,
KH. Agus Salim, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, R.A. Kartini dan lain
sebagainya. Pepatah bijak mengatakan tokoh besar hanya lahir di tangan guru yang
besar pula. Sebaliknya, guru yang biasa-biasa saja juga akan melahirkan anak didik
yang biasa-biasa saja.
Mari kita berikan permainan dan lomba yang menarik, mendidik dan
bermanfaat dalam proses belajar kepada anak-anak kita serta menjauhkan mereka dari
permainan atau lomba yang kurang bermanfaat, membahayakan, penuh hura-hura dan
jauh dari perilaku akhlak mulia. Selamat Hari Ulang Tahun! Dirgahayu ke-72
Republik Indonesia!