Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL

A. KANDUNGAN BAHAN
Alfalfa mengandung sejumlah besar senyawa isoflavon termasuk TRICIN, genistein,
daidzein, biochanin A, formononetin, 5'-methoxysativan, dan turunannya coumarin
(Coumestrol, medicagol, sativol).
Isoflavon merupakan senyawa biologis aktif yang ditemukan dalam zat makanan
nabati. Isoflavon secara fungsional dan struktural mirip dengan 17 -estradiol dan mampu
menyerupai produksi estrogen. Genistein adalah polifenol bersifat antitumor yang
ditemukan dalam kedelai dan tanaman lainnya, seperti semanggi merah dan kudzu.
Daidzein adalah semacam isoflavon, hormon seperti zat yang ditemukan dalam kedelai.
Daidzein adalah kedua paling banyak isoflavon kedelai setelah genistein. Biochanin A
adalah pembentuk genistein yang dimetabolisme menjadi p-etilfenol estrogen inaktif.
Formononetin adalah sebuah isoflavon dan phytoestrogen yang ditemukan dalam
tanaman seperti semanggi dan cohosh, dikonversi ke equol, estrogen dalam sistem
pencernaan, 5-methoxysativan adalah salah satu senyawa isoflavon dalam tumbuhan
alfalfa. Coumarin adalah senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang
terbentuk terutama dari turunan glukosa nonatsiri saat penuaan atau perlukaan pada
tanaman alfalfa dan semanggi.

B. EFEK
Pada tanaman alfalfa terdapat kandungan isoflavon yang amat tinggi sehingga dapat
mencegah terjadinya penyakit kanker payudara. Isoflavon ini sendiri merupakan senyawa
biologis aktif yang biasanya banyak terdapat dalam zat makanan nabati. Peran isoflavon
dalam pengobatan kanker, terutama pada tumor dikendalikan oleh kelenjar endokrin
(payudara, prostat, dll) untuk melindungi terhadap kanker payudara, Isoflavon bertindak
seperti hormon estrogen dan dapat mengubah transkripsi gen atau sel sinyal yang
mengikat dengan reseptor estrogen atau bertindak independen dari hormon estrogen ,
sehingga estrogen berperan penting dalam menanggapi pengobatan dan prognosis kanker
payudara.
C. UJI COBA
Tikus-tikus secara acak dibagi menjadi empat kelompok: kanker payudara menerima
pengobatan (10 tikus), kanker payudara tanpa obat-obatan (10 tikus), kelompok kontrol
menerima pengobatan (7 tikus), dan kelompok kontrol tanpa obat (3 tikus).
Dalam metode ini, satu BALB-C tikus dengan kanker payudara terpilih dan setelah
mengkonfirmasikan tumor dan model kanker payudara spontan, tumor itu dipotong dalam
kondisi steril dan disimpan dalam normal saline steril. Dalam larutan, tumor dipotong
menjadi 3 mm2potongan. Kemudian, tikus pada kelompok pertama dan kedua dibius
dengan injeksi intraperitoneal ketamin (10 mg / kg) dan xilena (5 mg / kg). Potongan-
potongan tumor ditanamkan subkutan di sayap kiri dan lokasi operasi dijahit dengan klip
khusus (12). Pertumbuhan tumor itu teraba 10 hari setelah prosedur.
Alfalfa disiapkan dari taman Fakultas Pertanian Universitas Teheran. Ekstrak
disuntikkan setiap hari untuk tikus di kelompok satu dan tiga untuk enam minggu. Setelah
itu, 3cc darah diambil dari hati tikus dan sera dipisahkan melalui sentrifugasi pada 3000
rpm. sera yang disimpan di -20 C untuk tes laboratorium.
Berdasarkan penjelasan mengenai uji coba yang di lakukan dalam penelitian tersebut
di dapatkan bahwa pada jurnal ini sudah di cantumkan populasi,sampel,variable yang di
teliti, teknik pengolahan data, dan analisa data. Namun belum di cantumkan lokasi dan
waktu penelitian

D. HASIL UJI COBA


Pada uji coba yang dilakukan pada tikus menunjukkan hasil yaitu pada kelompok
pertama, 2 tikus meninggal pada hari-hari pertama dan kelima setelah implantasi akibat
reaksi penolakan terhadap transplantasi. Selain itu, pada kelompok kedua, satu tikus
meninggal pada hari 4 dan satu tikus meninggal pada hari ke 15.
Hasil penghitungan statistic menggunakan student t-test didapatkan hasil yaitu:
a. Perbedaan estradiol rata-rata antara kelompok satu dan kelompok dua adalah -
4,473 1,574 yang signifikan (P <0,00). Oleh karena itu, t-test dari kelompok satu
dan dua adalah 0,01.
b. Perbedaan dalam kolesterol total rata-rata antara kelompok satu dan kelompok dua
adalah -103,7 17,21 yang signifikan (P <0,00).
c. Perbedaan mean LDL-kolesterol antara kelompok satu dan dua adalah -72,21
17,31 yang signifikan (P <0,00). T-test untuk kelompok satu dan dua adalah 0,001.
d. Perbedaan rata-rata HDL-kolesterol antara kelompok satu dan dua adalah 14,44
7,247. Menurut Grafik 4, HDL-kolesterol meningkat pada kelompok satu tetapi
perbedaannya tidak signifikan (P = 0,09). T-test kelompok satu dan dua adalah 0,3.
Pada uji coba ini digunakan tiga puluh BALB-C tikus. Tikus-tikus di kelompok
pertama dan kedua yang menderita kanker payudara. Hasil akhir uji coba menunjukkan
tikus-tikus di kelompok pertama yang menerima ekstrak alfalfa terus hidup setelah 6
minggu penelitian sementara tikus di kelompok kedua, yang tidak menerima ekstrak
alfaalfa, meninggal setelah 6 minggu.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat estradiol secara
signifikan lebih rendah pada tikus dengan kanker payudara yang menerima ekstrak alfalfa
karena kandungan senyawa isoflavonnya bila dibandingkan dengan tikus di kelompok
kedua yang tidak menerima ekstrak alfaalfa (P <0,00).

Anda mungkin juga menyukai