o Kelompok Jasa
Memuat jasa-jasa yang secara umum digunakan oleh setiap SKPD. Dalam kelompok
jasa ini ada juga jasa yang penggunaannya hanya diperuntukkan bagi instansi tertentu.
Namun demikian apabila ada SKPD yang memerluka jasa tersebut, memungkinkan untuk
menggunakan jasa yang bersifat khusus tersebut..
Memuat jasa-jasa yang secara umum mengatur tentang pengadaan barang dan jasa di
bidang ke-kimpraswil-an. Namun demikian dalam kelompok ini juga memuat pengadaan
barang dan jasa pemborongan umum lainnya.
o Kelompok Barang.
Memuat barang-barang baik yang secara umum digunakan oleh setiap SKPD maupun
barang-barang yang khusus dibutuhkan oleh SKPD tertentu. Susunan penyajian daftar
barang diatur dari barang-barang yang bersifat umum dan digunakan oleh setiap SKPD,
sampai barang-barang yang bersifat khusus yang digunakan oleh SKPD tertentu.
C. PENGGUNAAN ASB DAN SHBJ DALAM PENGANGGARAN
Dalam penyusunan RKA-SKPD setiap unsur belanja harus didasarkan atas aturan tertulis
yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, baik kode rekening, susunan belanja,
maupun harga barang dan jasa yang akan dibeli. SHBJ adalah salah satu alat yang dapat
membatu untuk mengukur harga wajar suatu barang/jasa yang akan dibeli., sedangkan
ASB adalah salah satu alat untuk mengukur harga wajar sebuah kegiatan.
Tatacara penggunaan ASB dan SHBJ dalan Penganggaran adalah sebagai berikut :
1.
1. Tentukan diskripsi kegiatan yang diinginkan
2. Cari Kegiatan sesuai diskripsi/ yang sejenis dalam daftar ASB
3. Tentukan Target kenerja yang diinginkan untuk menentukan Variabelnya.
4. Hitung seluruh belanja yang dibutuhkan.
5. Masukkan/ sebarkan belanja dimaksud kedalam obyek belanja sesuai prosentase
masing-masing. ( Tabel ASB )
6. Cari barang yang ingin dibeli sesuai spesifikasi yang dikehendaki (SHBJ) dengan
valume yang harganya telah dibatasi oleh prosentase ASB.
7. Masukkan valune harga barang dan jasa tersebut dalam RKA sesuai tata urutannya.
8. Dalam satu kegiatan yang bersifat siklik hanya dapat menggunakan satu SAB
9. Belanja di luar ketentuan yang telah diatur diinventarisir untuk dimintakan ijin secara
kolektif kepada pejabat yang berwenang.
PENDEKATAN PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA
Penyusunan Analisis Standar Belanja menggunakan tiga pendekatan utama, yaitu:
pendekatan Activity Based Costing (ABC), pendekatan Ordinary Least Square (regresi
sederhana) dan pendekatan metode diskusi (focused group discussion).
PENDEKATAN ABC
Pendekatan ABC merupakan suatu teknik untuk mengukur secara kuantitatif biaya dan
kinerja dari satu kegiatan (the cost and performance of activities) serta teknik
mengalokasikan penggunaan sumber daya dan biaya kepada masing-masing objek biaya
(operasional maupun administrasi) dalam satu kegiatan.
Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatkan akurasi biaya penyediaan barang dan
jasa yang dihasilkan dengan menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya
variabel (variable cost), sehingga total biaya dengan pendekatan ABC adalah : Disamping
itu, proses evaluasi dan penilaian kewajaran biaya dengan pendekatan ABC dilakukan
atas dasar biaya-biaya per kegiatan dan bukan atas dasar alokasi bruto (gross
allocations) pada suatu organisasi atau SKPD. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
dalam menggunakan pendekatan ABC
adalah :
1. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan output yang sama dalam
satu kelompok.
2. Menentukan aktivitas-aktivitas apa saja yang akan menyebabkan timbulnya biaya
dalam satu kegiatan.
3. Menentukan cost driver . yang merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek
terhadap perubahan level biaya total dalam satu kegiatan, atau cost driver merupakan
variabel-variabel yang menjadi penyebab munculnya perbedaan biaya dalam
melaksanakan suatu kegiatan tertentu.
PENDEKATAN REGRESI SEDERHANA
Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu
persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas
(X) sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Dalam regresi sederhana
ini, variabel tidak bebas merupakan total biaya dari suatu kegiatan, sedangkan variabel
bebas merupakan cost driver dari kegiatan tersebut. Penggunaan regresi sederhana
dalam menyusun ASB berguna untuk membuat model (persamaan) regresi untuk
peramalan belanja dari suatu kegiatan. Peramalan belanja dengan model regresi ini
dengan cara menghitung belanja rata-rata, menghitung batas minimum belanja, dan batas
maksimum belanja, serta menghitung prosentase alokasi kepada masing-masing objek
belanja.
Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk penyusunan ASB
dengan menggunakan ketiga pendekatan-pendekatan diatas :
1. Mengumpulkan data sekunder berupa kegiatan eksisting pemerintah daerah pada
tahun berjalan (dapat berupa RKA atau DPA) dan juga data sekunder berupa standar
harga satuan.
2. Memeriksa kesesuai harga satuan yang ada pada RKA/DPA dengan peraturan
gubernur/bupati/walikota tentang standar harga satuan.
3. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang output dan cost drivernya.
4. Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu dan akan dibuatkan ASBnya.
5. Melakukan pengelompokan awal setiap kegiatan yang memiliki kesamaan output dan
cost drivernya menjadi satu kelompok ASB, lalu memberi nama kelompok ASB
tersebut.
6. Melakukan diskusi atas pengelompokan awal yang telah dibuat tentang aktivitas,
output dan cost driver dari suatu kegiatan. Lalu menyepakati penyempurnaan atas
kelompok-kelompok ASB tersebut.
7. Membuat model regresi sederhana masing-masing kelompok ASB yang telah
disepakati.
8. Menghitung nilai minimum dan maksimum belanja dari model regresi sederhana dari
masing-masing kelompok ASB.
9. Menghitung prosentase alokasi belanja kepada masing-masing objek belanja
(aktivitas) pada satu kelompok ASB, baik alokasi belanja rata-rata, alokasi belanja
minimum, dan alokasi belanja maksimum.
10. Menyusun buku panduan ASB secara keseluruhan.