BATASAN
TUJUAN
WAKTU EVALUASI
Pada kasus bedah elektif, evaluasi pra anestesia dilakukan beberapa hari
sebelum operasi. Kemudian evaluasi ulang dilakukan sehari menjelang operasi.
Kemudian evaluasi ulang dilakukan sehari menjelang operasi, selanjutnya evaluasi
ulang dilakukan lagi pada pagi hari menjelang pasien dikirim ke kamar operasi dan
evaluasi terakhir dilakukan di kamar persiapan instalasi bedah sentral (IBS) untuk
menentukan status fisik ASA.
Pada kasus bedah darurat, evaluasi dilakukan pada saat itu juga di ruang
persiapan operasi Iinstalasi Rawat Darurat (IRD), karena waktu yang tersedia untuk
evaluasi sangat terbatas, sehingga sering kali informasi tentang penyakit yang
diderita kurang akurat.
TATALAKSANA EVALUASI
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan pasien sendiri atau dengan orang lain
(keluarganya/pengantarnya), meliputi:
1.1 identitas pasien atau bodata
1.2 anamnesis khusus yang berkaitan dengan penyakit bedah yang mungkin
menimbulkan gangguan fungsi sistem organ.
1.3 Anamnesis umum meliputi:
1.3.1 riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita atau sedang
menderita penyakit sistemik selain penyakit bedah yang diderita ,
yang bisa mempengaruhi anestesia atau dipengaruhi oleh anestesia.
1.3.2 .riwayat pemakaian obat yang telah/sedang digunakan yang
mungkin berinteraksi dengan obat anestesia, misalnya:
kortikosteroid, obat antihipertensi, obat anti-diabetik, antibiotika
golongan aminoglikosid, digitalis, diuretika, transquilizer, obat
penghambat enzim mono-amin oksidase dan bronkodilator.
1.3.3 Riwayat operasi/anastesia terdahulu, misalnya : apakah pasien
mengalami komplikasi anestesia
1.3.4 Kebiasaan buruk, antara lain ; perokok, peminum minuman keras
(alkohol), pemakai obat-obat terlarang (sedatif dan narkotik)
1.3.5 Riwayat alergi terhadap obat atau yang lain.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
2.1 Pemeriksaan/pengukuran status presen : kesadaran , frekuensi nafas,
tekanan darah, nadi, suhu tubuh, berat dan tinggi badan untuk menilai status
gizi / BMI.
2.2 Pemeriksaan fisik umum, meliputi pemeriksaan status :
2.2.1 psikis : gelisah, takut atau kesakitan
2.2.2 saraf (otak, medulla spinalis dan saraf tepi )
2.2.3 respirasi
2.2.4 hemodinamik
2.2.5 penyakit darah
2.2.6 gastrointestinal
2.2.7 hepato-bilier
2.2.8 urogenital dan saluran kencing
2.2.9 metabolik dan endokrin
2.2.10 otot rangka
2.2.11 integumen
3. Pemeriksaan laboratorium, radiologi dan lainnya
3.1 Pemeriksaan rutin
ditujukan kepada pasien yang dipersiapkan untuk operasi kecil dan sedang.
Hal-hal yang diperiksa dalah :
3.1.1 Darah : Hb, Ht, Eritrosit, leukosit dan hitung jenis, trombosit, masa
perdarahan dan masa pembekuan
3.1.2 Urin : pemeriksaan fisik, kimiawi dan sedimen urin
3.2 Pemeriksaan khusus
Ditujukan kepada pasien yang dipersiapkan untuk operasi besar dan pasien
yang menderita penyakit sistemik tertentu dengan indikasi tegas. Hal-hal
yang diperiksa adalah :
3.2.1 pemeriksaan laboratorium lengkap meliputi : fungsi hati, fungsi
ginjal, analisis gas darah, elektrolit, hematologi dan faal hemostatis
lengkap, sesuai dengan indikasi.
3.2.2 Pemeriksaan radiologi : foto thoraks, IVP dan yang lainnya sesuai
indikasi.
3.2.3 Evaluasi kardiologi terutama untuk pasien yang berumur di atas usia
35 tahun.
3.2.4 Pemeriksaan spirometri pada penderitaPPOM.
Untuk pemeriksaan khusus yang lebih mendalam misalnya ekho kardiografi atau
kateterisasi jantung diperlukan konsultasi dengan dokter spesialisnya.
(1) Sedatif :
Diazepam 5-10mg
Difenhidramin 1 mg/kgBB
Promethazin 1 mg/kgBB
Midazolam 0,1-0,2 mg/kgBB
(2) Analgetik opiat:
Petidin 1-2 mg/kgBB
Morfin 0,1-0,2 mg/kgBB
Fentanil 1-2g/kgBB
Analgetik non opiat disesuaikan
(3) Anti kholinergik:
Sulfas atropin 0,1mg/kgBB
(4) Antiemetik:
Ondansentron 4-8 (iv) dewasa
Metoklopramid 10 mg(iv)
dewasa
(5) Profilaksis aspirasi:
Cimetidin dosis disesuaikan
Ranitidin
Antasid
Komposisi dan dosis obat premedikasi yang akan diberikan kepada pasien
serta cara pemberiannya, ditentukan oleh Dokter Spesialis anestesiologi
yang bertugas pada saat itu disesuaikan dengan masalah yang dijumpai pada
pasien.
3.3.Pemasangan infus
3.3.1. Pemasangan infus adalah untuk :
(1) Mengganti defisit cairan selama puasa
(2) Koreksi defisit cairan prabedah
(3) Fasilitas vena terbuka untuk memasukkan obat-obatan selama
operasi
(4) Memberikan cairan pemeiharaan
(5) Koreksi defisit/kehilangan cairan selama operasi
(6) Koreksi cairan akibat terapi lain
(7) Fasilitas transfusi darah
3.3.2. Jenis-jenis cairan infus untuk pemeliharaan/pengganti puasa
praanestesi, sesuai dengan indikasi dan usia pasien, adalah sebagai
berikut:
(1) Neonatus, diberikan cairan dekstrosa 5% dalam Nacl 0,225
(2) Anak-anak (<12 tahun), diberikan dekstrosa 5% dalam NaCl
0,45%
(3) Umur >12 tahun, tidak ada indikasi yang pasti, dapat diberikan
cairan : kristaloid atau campuran dekstrosa 5 % dalam larutan
kristaloid, misalnya: dekstrose 5% dalam NaCl 0,9%, dalam
ringer laktat dan dalam ringer laktat
(4) Penderita diabetes melitus diberikan secara Maltose 5% dalam
ringer.
3.3.3. Tatalaksana koreksi cairan praanestesia
(1) Tentukan defisit cairan sesuai dengan lamanya puasa
(2) Koreksi pada jam I diberikan 50% dari defisit yang terhitung,
ditambah kebutuhan cairan per jam saat itu
(3) Koreksi pada jam II diberika 25% dari defisit dari terhitung
ditambah kebutuhan cairan perjam pada saat itu dan adanya
sekuesterisasi cairan luka operasi (apabila operasi sudah
berlangsung)
(4) Koreksi pada jam II sebanyak 25% dari defisit yangterhitung
ditambah kebutuhan per jam pada saat itu dan ditambah adanya
sekuestrisasi cairan luka operasi serta perdarahan selama operasi
(5) Dan seterusnya, koreksi disesuaikan dengan kebutuhan cairan per
jam dan koreksi yang lain.
3.3.4. Tatalaksana pemasangan infus
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Tentukan jenis cairan yang akan diberikan
(2) Pilih selang infus yang akan digunakan:
(2.1) selang transfusi darah digunakan apabila selama bedah
memerlukan transfusi darah
(2.2) selang infus biasa
(2.3) selang infus bayi
(3) Pilih kanul/kateter vena yang berdiameter paling besar yang
mungkin bisa masuk
(4) Pilih lokasi vena paling besar dan lurus terutama di daerah lengan
bawah tetapi dilakukan kanulasi vena sentral
(5) Lakukan desinfeksi daerah kulit yang akan dikanulisasi dengan
alkohol
(6) Pada pasien dewasa, kanulasi dilakukan dengan memperhatikan
kondisi nyaman dan bebas nyeri, antara lain; dengan suntikan
infiltrasi obat analgetik lokal pada tempat kanulasi
(7) Pada pasien pediatrik, kanulasi dilakukan setelah pasien
terinduksi anestesi
(8) Fiksasi adekuat
4. Persiapan di kamar operasi
Persiapan yang dilakukan di kamar operasi adalah :
4.1. Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
4.2. Mesin anestesia dengan sistem aliran gasnya
4.3.Alat-alat resusitasi, antara lain : alat bantu nafas, laringoskop, pipa jalan
nafas, alat isap, defibrilator dan lain-lain.
4.4. Obat-obat anestesia yang diperlukan
4.5.Obat-obat resusitasi, misalnya : adrenalin, atropin, aminofilin, natrium
bikarbonat dan lain-lainnya
4.6.Tiang infus, plester dan lain-lainnya
4.7.Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh dan EKG dipasang
4.8.Alat-alat pantau yang lain dipasang sesuai dengan indikasi, misalnya Pulse
Oxymeter dan Capnograf
4.9.Kartu catatan medik anestesia
4.10. Selimut penghangat khusus untuk bayi dan orang tua
C. PILIHAN ANESTESIA
UMUR
Pilihan anestesia pada pasie bayi dan anak adalah anestesia umum karena pasien
ini kurang kooperatif. Pada orang dewasa bisa diberikan anestesia umum atau
analgesia regional, tergantung dari jenis operasi yang akan dikerjakan. Pada orang
tua jcenderung dipilih anestesia regional, kecuali jika tindakan pembedahan yang
akan dikerjakan tidak memungkinkan untuk anetesia regional
JENIS KELAMIN
Faktor emosional dan rasa malu yang lebih dominan pada pasien wanita
merupakan faktor pendukung pilihan anestesia umum, sebaliknya pada pasien laki-
laki tidaklah demikian, sehingga bisa diberikan anestesia umum atau analgesia
regional. Apabila dilakukan analgesia regional pada pasien wanita, dianjurkan untuk
memberikan tambahan obat sedatif.
STATUS FISIK
JENIS OPERASI
(1) Lokasi operasi, misalnya : pada operasi di daerah kepala leher, dipilih anestesia
umum dengan fasilitas intubaasi pipa endotrakea untuk mempertahankan jalan
nafas, sedangkan operasi di daerah abdominal bawah, dilakukan anestesia
regional blok spinal
(2) Posisi operasi, misalnya; pada posisi tengkurap, harus dilakukan anestesia
umum dengan fasilitas intubasi endotrakea dan nafas kendali
(3) Manipulasi operasi, misalnya; pada operasilaparotomi dengan manupulasi intra-
abdominal yyang luas dengan segala resikonya, dibutuhkan relaksasi lapangan
operasi optimal, harus dilakukan anestesia umum dengan fasilitas intubasi
endotrakea dan nafas kendali.
(4) Durasi operasi, misalnya; pada operasi bedah saraf kraniotomi yang berlansung
lama, harus dilaukan anestesia umum dengan fasilitas intubasi endotrakea dan
nafas kendali
Hal ini berkaitan dengan manipulasi yang durasi setiap tindakan pembedahan,
sehingga pilihan anestesia harus disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.
KETERAMPILAN / KEMAMPUAN PELAKSANA ANESTESI DAN
SARANANYA
PERMINTAAN PASIEN
Batasan : suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri diseluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia.
Merupakan salah satu teknik anestesia umum yang dilakukan dengan jalan
menyuntikkan obat anestesia parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena.
Komponen trias anestesia yang dipenuhi dengan teknik ini adalah : hipnotik dan
anestesia.
Indikasi :
Pada operasi kecil dan sedang yang tidak memerlukan relaksasi lapangan operasi
yang optimal dan berlangsung singkat, dengan perkecualian operasi di daerah jalan
nafas dan intra okuler
Indikasi Kontra:
(1) Pada pasien yang rentan terhadap obat-obat simpatomimetik, misalnya;
penderita diabetes melitus, hipertensi, tirotoksikosis pada paeokromo sitoma
(2) Pasien yang menderita hiperensi intrakranial
(3) Pasien yang menderita glukoma
(4) Operasi intra okuler.
Tatalaksananya:
Indikasi :
Operasi-operasi yang memerlukan relaksasi lapangan operasi optimal.
Indikasi kontra:
Tidak ada indikasi konta yang absolut. Obat pilihan obat disesuaikan dengan
penyakit yang diderita pasien.
Tatalaksananya :
(1) Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman
(2) Pasang alat pantau yang diperlukan
(3) Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi
(4) Siapkan alat bantu nafas manual atau kalau ada alat bantu nafas mekanik atau
mesin anestesia
(5) Induksi dapat dilakukan dengan diazepam-ketamin atau dengan obat hipnotik
yang lain dilanjutkan dengan pemberian suksinil kholin secara intravena
untuk fasilitas intubasi.
(6) Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan oksigen 100%
mempergunakan fasilitas alat bantu nafas sampai fasikulasi hilang dan otot
rahang relaksasi
(7) Lakukan laringoskopi dan pasang PET
(8) Fiksasi PET Dn hubungkan dengan alat bantu nafas yangdigunakan atau
mesin anestesia
(9) Berikan obat anastetika intravena 2yang dibutuhkan sesuai dengan trias
anestesia secara intermitten atau tetes kontinyu. (pilihan obat anestetika yang
akan diberikan ditentukan oleh Dokter Spesialis anesttesiologi yang
menangani dan disesuaikan dengan masalah yang dijumpai pada pasien serta
persediaan obat seperti daftar obat-obat anestetika intravena tersebut di atas)
(10) Pernafasan pasien dikendalikan secara mekanik atau dengan bantuan tangan
(manual) dan berikan suplemen oksigen sesuai dengan kebutuhan
(11) Selesai operasi, pemberian obat-obatan dihentikan dan pernafasan pasien
dipulihkan dengan pemberian obat antikholinesterase yaitu : neostigmin dan
dikombinasikan dengan atropin
(12) Setelah kelumpuhan otot pulihdan pasien mampu bernafas spontan, dilakukan
ekstubasi PET setelah air liur atau benda cair lain yang ada pada rongga
mulut dibersihkan dan kalau perlu dilakukan isapan pada PET.
Indikasi kontra:
Batasan :
Merupakan salah satu teknik anestesia umum yang dilakukan dengan jalan memberikan
kombinasi obat anestesia inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah
menguap melalui alat/mesin anestesia langsung ke udara inspirasi.
Obat anestesia umum inhalasi yang digunakan di RSUP Sanglah Denpasar adalah
sebagai berikut :
obat Khasiat
hipnotik analgetik Relaksasi otot
1. N2O - + -
2. Halotan ++ + +
3. Enfluran ++ + +
4. Isofluran ++ + +
5. Sevofluran ++ + +
6. desfluran ++ + +
Keterangan: - = tidak ada khasiat
++ = khasiat kuat
Indikasi :
Pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat dan
posisinya terlentang.
Indikasi kontra:
(1)
(2) Inhalasi Pipa Endotrakea (Pet) Nafas Spontan
(3) Inhalasi Pipa Endotrakea (Pet Nafas Kendali