Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Pelatihan

Pengertian pelatihan

Berikut penjelasan pengertian menurut para ahli :

1. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned


effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by employee.
Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan
perilaku oleh para pegawai.
2. Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu
pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
3. Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training thats planned in
advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang
dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan
mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.
4. Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve
employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means
changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training
should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed
in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha
pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya
atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan
perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar
pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan
atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang
direncanakan dan dirancang di dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang
teridentifikasi.
5. Menurut Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), training is usually conducted when
employees have a skill deficit or when an organization changes a system and employees
need to learn new skill. Ini berarti bahwa pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para
pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu
system dan para perlu belajar tentang keahlian baru.

Model Model pelatihan

a. Public Vocational Traning (Refreshing Course)


Memberikan pelatihan kepada calon tenaga kerja dengan kebutuhan organisasi dan
diselenggarakan diluar organisasi atau perusahaan.
b. Apprentice Traning
Untuk memenuhi kebutuhan arus tenaga kerja baru yang serba bias dilaksanakan
dalam kelas, PKL berlangsung lama dan dipantau terus.
c. Vestibule Traning
Diselenggarakan dalam suatu kelas khusus berada diluar tempat pekerjaan dan
meniru tempat kerja yang sebenarnya, dititik beratkan pada teknik produksi dan
kebiasaan kerja.
d. On the Job Traning (latihan sambal bekerja)
Memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan
tututan dan strata pekerjaan. Misalnya membaca materi, praktik rotasi, kursus
khusus, penugasan dibutuhkan instruktur yang ahli dalam bidangnya.
e. Preemployment Traning (pelatihan sebelum pelatihan)
Membekali tenaga kerja terhadap kebutuhan intelektual mengembangkan seni
berfikir dan menggunakan akal, materi bersifat teortik diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan diluar perusahaan.
f. Induction Traning (latihan penempatan)
Melengkapi tenaga kerja baru tentang prosedur yang berlaku di perusahaan
misalnya: kebijakan, peraturan kesejahteraan social dan hal hal yang diharpkan
oleh atasan dan rekan kerja.
g. Understudy Traning
Menitikberatkan pada aspek pekerjaan yang mempunyai ciri khusus dan bekerja
langsung dan memberikan pelayanan sebagai seorang asisten/pembantu.
h. System kemagangan (intership traning)
Menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih ddengan cara menempatkan tenaga ahli
sebagai instrusturnya dan pada umumnya tenaga yang magang berasal dari kampus.

Dasar program dan pelatihan dan pengembangan.

a. Orientasi tenaga kerja baru


b. Orientasi tenaga kerja lama
c. Penyegaran bagi tenaga kerja lama yang belum siap pakai (honorer)
d. Keterbatasan tenaga kerja tertentu di perusahaan
e. Adanya penemuan baru dalam teknologi
f. Kebutuhan tenaga pengawas
g. Kebutuhan tenaga eksekutif
h. Kebutuhan tenaga pelayanan masyarakat
i. Promosi jabatan
j. Pengembangan diri karena jabatan structural telah maksimal

Faktor penting dalam pelatihan

a. Kebutuhan pelatihan
b. Cara penyelenggara pelatihan
c. Biaya pelatihan
d. Hambatan hambatan dalam pelatihan
e. Peserta pelatihan
f. Fasilitas pelatihan
g. Pengawasan pelatihan
h. Evalusai hasil pelatihan
Tujuan manajemen pelatihan :

a. Menurut Handoko (2001:103), ada 2 tujuan daripada fungsi pelatihan dan


pengembangan SDM :
1. Dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan
dengan permintaan jabatan
2. Diharapkan program demikian dapat meningkatkan efisien dan efektifitas
kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.
b. Menurut Tulus (1992 : 89), tujuan pelatihan dan pengembangan adalah
1. Meningkatkan produktivitas
2. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja
3. Mengurangi kecelakaan
4. Meningkatkan stabilitas dan flleksibilitas organisasional

Anda mungkin juga menyukai