ShutterstockIlustrasi
KOMPAS.com - Saat ini, lebih dari 3 juta anak dari 24 juta anak di Indonesia, belum
diimunisasi lengkap. Padahal, imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan spesifik
berbagai penyakit menular pada bayi dan balita.
Rendahnya cakupan imunisasi ternyata juga ditemui di negara maju seperti Amerika Serikat.
Menurut badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada periode Januari-Mei
tahun ini ditemukan 288 kasus campak. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding total
kasus sejak tahun 2000 karena campak hampir tidak ditemukan lagi di negara tersebut.
Berikut adalah beberapa alasan para orangtua yang menolak memberikan imunisasi secara
lengkap pada anak mereka.
1. Penyakitnya jarang
Alasan ini sebenarnya sungguh aneh karena semakin jarangnya penyakit tersebut ditemukan
menunjukkan program imunisasi berjalan efektif. Ketika jumlah anak yang diimunisasi
semakin banyak, sebenarnya anak yang belum divaksin juga terlindungi. Dunia kedokteran
menyebutnya dengan "imunitas kawanan". Sayangnya, imunitas semacam ini bisa hilang
ketika banyak orang memilih tidak divaksin.
3. Menyebabkan autisme
Seandainya saja para ilmuwan bisa menjelaskan dengan gamblang apa penyebab autisme.
Masalahnya sampai saat ini belum ada riset yang bisa menyimpulkan apa pemicu gangguan
ini, bahkan tidak ada data yang solid yang bisa menunjukkan imunisasi memicu autisme.