Anda di halaman 1dari 21

BIDANG PEMBANGUNAN

HUKUM DAN PENYELENGGARAAN NEGARA

A. BIDANG PEMBANGUNAN HUKUM

I. KONDISI UMUM

11. Amandemen Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, menegaskan


kembali di dalam Bab I Pasal 1 (3) bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Hukum. Artinya bahwa Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
(rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (machtstaat), dan pemerintahan
berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan
yang tidak terbatas). Pokok pikiran tersebut harus dijadikan titik awal bagi
pembentukan sistem hukum nasional, sistem hukum yang mencerminkan
falsafah, jiwa dan tata nilai bangsa Indonesia.

22. Penegasan sebagaimana tersebut di atas juga mengandung pengertian bahwa


penyelenggaraan negara Republik Indonesia harus dilakukan berdasarkan
kaidah-kaidah hukum yang bersumber kepada konstitusi. Penyelenggaraan
negara dan pembangunan tidak boleh dilakukan berdasar atas kekuasaan
belaka. Dalam kerangka pengertian ini, maka hukum mempunyai 2 (dua)
peran utama dalam penyelenggaraan negara. Pertama, sebagai sarana untuk
menjaga ketertiban dan menyelenggarakan kesejahteraan menuju terbentuknya
manusia Indonesia yang serasi, selaras, dan seimbang antara lahiriah dan
batiniah. Kedua, sebagai sarana untuk menjalankan pembangunan nasional
dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dengan peran yang sangat strategis
dan signifikan tersebut, hukum harus menunjukkan supremasinya baik dalam
menjaga ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun dalam
mengendalikan kegiatan penyelenggaraan negara dalam arti luas untuk
mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 1


2004-2005
Campus in Compact Makalah
33. Untuk menegakkan supremasi hukum tersebut, upaya pembangunan hukum
secara terus menerus dilanjutkan baik melalui hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan yang telah dihasilkan, kendala dan hambatan yang
dihadapi maupun dengan mengacu kepada tujuan negara sebagaimana di
rumuskan di dalam Pembukaan UUD 1945.

44. Dalam kurun waktu 20002004, upaya pembangunan hukum telah


menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup signifikan antara lain,
perubahan mendasar di bidang ketatanegaraan dengan lahirnya Amandemen
Ketiga UUD 1945 yang antara lain pembentukan Mahkamah Konstitusi dan
Komisi Judisial yang merupakan lembaga tinggi negara dan berkedudukan
setingkat dengan Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Mahkamah Agung.

55. Pada bulan Agustus 2003 Mahkamah Konstitusi telah terbentuk dan 9
(sembilan) orang hakim Mahkamah Konstitusi telah ditunjuk dan diangkat
oleh Presiden. Dalam waktu dekat para hakim konstitusi sudah harus
melaksanakan tugas mereka, terutama dalam memeriksa konstitusionalitas
berbagai undang-undang yang diajukan serta memeriksa berbagai sengketa
antar lembaga negara.

16. Disamping itu, realisasi UU No.35 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.14
Tahun 1970 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, terus menerus
dilakukan, sehingga pada awal tahun 2005 pembinaan administrasi peradilan
umum dan peradilan tata usaha negara akan sepenuhnya berada di bawah
Mahkamah Agung Republik Indonesia sehingga independensi peradilan dalam
menyelenggarakan fungsi kehakiman dapat lebih terjaga.

27. Pada tingkat yang lebih teknis operasional, melalui Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (Perpu) No.1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Tentang Kepailitan, Pemerintah telah membentuk Pengadilan
Niaga. Tujuannya adalah untuk untuk membantu kepentingan dunia usaha
dalam menyelesaikan masalah utang piutang secara adil, cepat, terbuka dan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2


2004-2005
Campus in Compact Makalah
efektif. Perpu tersebut kemudian ditetapkan menjadi undang-undang dengan
disahkannya UU No.4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No.1 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Tentang Kepailitan menjadi Undang-Undang. Pada saat ini
Pemerintah sedang melakukan beberapa kajian antara lain tentang
kemungkinan dilakukannya perluasan kompetensi pengadilan niaga.

38. Selanjutnya, Pemerintah telah melakukan terobosan besar di bidang hukum,


khususnya bidang peradilan dengan menerbitkan Undang-Undang No.18
Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh
sebagai Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), yang menetapkan
Mahkamah Syariah sebagai Peradilan Syariat Islam dengan kompentensi
absolut meliputi seluruh aspek Syariat Islam. Dengan diterbitkannya undang-
undang tersebut, maka untuk wilayah NAD diberlakukan hukum Islam.
Tujuannya adalah untuk menampung dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Aceh akan perangkat perundang-undangan yang sesuai dengan falsafah
hidupnya.

49. Sementara itu, pemberantasan KKN, merupakan program yang mendapat


perhatian paling besar dari masyarakat, walaupun belum dapat memenuhi
harapan masyarakat luas akan tetapi mulai menunjukkan kemajuan. Dalam
rangka memberantas tindak pidana korupsi dan mendorong terwujudnya
pemerintahan yang bersih, pada saat ini Pemerintah sedang mempersiapkan
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan pembentukan Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi sebagai pelaksanaan UU No.30 Tahun 2002 Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Namun demikian, sambil
menunggu terbentuknya Pengadilan Tindak Pidana Korupsi tersebut, lembaga
peradilan yang ada telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa kasus
besar yang menarik perhatian masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
upaya pemberantasan KKN tetap menjadi prioritas di dalam penegakan
hukum. Namun menjadi suatu kenyataan bahwa proses tersebut masih

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 3


2004-2005
Campus in Compact Makalah
menghadapi berbagai kendala. Untuk itu pemerintah dengan partisipasi
masyarakat secara aktif dan dukungan politik diharapkan mampu
mempercepat dan meningkatkan kinerja pemberantasan KKN.

110. Disamping itu melalui UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, telah pula dibentuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK). Pembentukan lembaga ini dimaksudkan untuk mencegah
dan memberantas perbuatan pencucian uang agar intensitas kejahatan yang
menghasilkan atau melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat
diminimalisasi sehingga stabilitas perekonomian nasional dan keamanan
negara terjaga. Dengan dibentuknya lembaga ini, diharapkan pola tindakan
yang biasa dilakukan di dalam tindak pidana korupsi lebih dapat dipersempit.

211. Hasil-hasil pembangunan dalam kurun waktu 20002004 menunjukkan


bahwa pembangunan bidang hukum telah berupaya untuk memberikan
landasan yang kuat untuk menyusun strategi pembangunan hukum dalam
kurun waktu lima tahun. Namun mengingat keterpurukan kondisi Bangsa
Indonesia yang dialami selama kurang lebih 32 tahun mengakibatkan
pembangunan hukum masih menghadapi berbagai tantangan yang harus
diatasi baik dalam jangka panjang, menengah dan tahunan.

312. Globalisasi yang merupakan konsekuensi dari hadirnya Indonesia dalam


pergaulan internasional berpengaruh terhadap hubungan-hubungan hukum
baik yang bersifat publik maupun privat. Melalui globalisasi, nilai-nilai
internasional masuk kedalam sistem hukum nasional yang kemudian dapat
merubah cara pandang bangsa Indonesia terhadap berbagai masalah.

413. Perkembangan teknologi yang cepat, termasuk didalamnya teknologi


informasi dalam kenyataannya tidak selamanya berpengaruh postif terhadap
kehidupan bermasyarakat. Dalam berbagai kesempatan, teknologi informasi
berperan sebagai instrumen yang sangat efisien dalam mempengaruhi dan
merubah opini publik, sementara hukum sebagai instrumen ketertiban yang
terikat oleh syarat dan prosedur dalam pelaksanaannya kurang memberikan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 4


2004-2005
Campus in Compact Makalah
respon secara cepat. Hal demikian merupakan tantangan yang harus
ditindaklanjuti dengan upaya pemecahannya.

514. Proses demokratisasi yang diperkirakan tetap berlangsung di dalam lima tahun
ke depan juga merupakan tantangan yang harus dihadapi agar proses tersebut
berjalan dengan tertib dan tidak menimbulkan gejolak sosial di dalam
masyarakat. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sistem hukum untuk
mengendalikan proses demokratisasi tersebut berjalan dengan lebih
terkendali.

615. Berlakunya berbagai kesepakatan internasional seperti AFTA, APEC, WTO,


serta Bali Concorde 2003 dimana Indonesia masuk sebagai anggota
menyebabkan pemerintah harus melakukan berbagai penyesuaian terhadap
peraturan perundang-undangan yang belum sejalan. Hal tersebut dilakukan
agar dalam pelaksanaannya, masyarakat benar-benar terlindungi hak-haknya
untuk ikut menikmati hasil kesepakatan globalisasi dalam bentuk peningkatan
kesejahteraan yang lebih baik.

116. Di dalam mengatasi tantangan tersebut di atas, dihadapi berbagai kendala.


Pertama, masih banyaknya produk hukum yang tidak sejalan antara yang satu
dengan yang lain. Di samping itu masih terdapat produk hukum yang tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga menimbulkan resistensi
di dalam penerapannya. Selama produk hukum seperti ini masih
dipergunakan, maka pembangunan hukum di Indonesia akan sulit menjawab
tuntutan dan mewadahi dinamika masyarakat.

217. Kedua, meningkatnya apatisme dari sebagian masyarakat terhadap penegakan


hukum yang meninggalkan nilai-nilai sosial, diskriminatif, serta kehilangan
impartialitas di dalam menangani berbagai kasus. Ini semua mengecewakan
dan menjauhkan rasa keadilan masyarakat banyak. Akumulasi kekecewaan
masyarakat terhadap penegakan hukum sudah sampai tahap yang
memprihatinkan dan dapat menjadi tidak produktif bagi upaya penegakan
hukum secara keseluruhan.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 5


2004-2005
Campus in Compact Makalah
318. Ketiga, belum bersih dan efisiennya aparatur penegak hukum yang masih
terlalu sering mengkaitkan tugas penegakan hukum dengan penghasilan yang
diterimanya dan menjadikannya pembenaran terjadinya korupsi. Kondisi
tersebut berpengaruh buruk terhadap upaya pembangunan hukum sehingga
segala kegiatan penegakan hukum tidak dapat dilakukan secara optimal.

419. Keberhasilan pembangunan bidang hukum di dalam kurun waktu 20002004


tetap akan dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. Disamping itu kegiatan-
kegiatan yang belum memperlihatkan pencapaian yang maksimal akan terus
dievaluasi agar lebih baik pada masa mendatang. Pembangunan hukum dalam
kurun waktu lima tahun kedepan akan melanjutkan dan meningkatkan kinerja
hukum dengan tetap mengacu kepada tujuan bernegara sebagaimana
ditetapkan di dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Pembangunan Jangka
Panjang 20052025 yang telah ditetapkan.

520. Tujuan bernegara di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan negara tersebut,
pembangunan bidang hukum di dalam kebijakan Pembangunan Jangka
Panjang 20052025 adalah tegaknya supremasi hukum dengan didukung oleh
sistem hukum nasional yang mantap dan mencerminkan kebenaran dan
keadilan, serta memperoleh legitimasi yang kuat dari masyarakat luas.

II. SASARAN BIDANG PEMBANGUNAN

Sasaran pembangunan hukum dalam kurun waktu lima tahun ke depan adalah
merebut kembali kepercayaan masyarakat termasuk dunia usaha terhadap hukum
terutama melalui penegakan hukum yang tegas, tidak diskriminatif, serta konsisten.
Melalui penegakan hukum yang tegas diharapkan masyarakat banyak dapat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 6


2004-2005
Campus in Compact Makalah
menikmati dan merasakan secara langsung hasil-hasil pembangunan hukum yang
dilakukan.

Penegakan hukum yang tegas juga dimaksudkan untuk memberikan kepastian


hukum serta menciptakan iklim yang kondusif, baik kepada masyarakat untuk
mengembangkan dirinya maupun kepada kalangan pengusaha untuk menjalankan
usahanya. Di dalam kurun waktu lima tahun kedepan, kegiatan penegakan hukum
diprioritaskan pada 3 (tiga) masalah penting, yaitu memberantas korupsi,
memerangi terorisme dan membasmi penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya. Walaupun kegiatan penegakan hukum tetap dilakukan di semua bidang,
ketiga hal tersebut dipandang sebagai masalah paling penting untuk segera diatasi.

III. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Untuk mencapai sasaran sebagaimana tersebut di atas, serta dengan tetap berpegang
kepada peran hukum di dalam penyelenggaraan negara dan tujuan negara,
kebijakan pembangunan hukum di dalam kurun waktu 20052009 meliputi:
penataan materi hukum nasional; pembinaan masyarakat hukum; dan peningkatan
sarana dan prasarana hukum.

1. Penataan Materi Hukum Nasional

Penataan materi hukum nasional dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya


sistem hukum nasional yang mantap, yang bersumber kepada Pancasila dan
UUD 1945, akomodatif terhadap falsafah; tata nilai; dan jiwa bangsa Indonesia,
dengan tetap memperhatikan pluralitas hukum yang ada, serta taat kepada asas-
asas hukum universal. Disamping itu penataan materi hukum nasional harus
mampu mewujudkan struktur hukum yang tertib, sehingga mampu berperan
menjaga ketertiban, memberikan pengayoman, serta mewujudkan kesejahteraan
masyarakat utamanya dalam memberikan keadilan hukum yang semakin merata.

Penataan materi hukum nasional dilakukan melalui pembentukan perangkat


peraturan perundang-undangan yang memperoleh legitimasi kuat dari

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 7


2004-2005
Campus in Compact Makalah
masyarakat baik secara filosofis, sosiologis maupun secara yuridis, serta
memenuhi asas universal peraturan perundang-undangan. Perangkat perundang-
undangan tersebut disamping harus mencerminkan nilai-nilai sosial yang hidup
di masyarakat termasuk hak asasi manusia, juga harus mampu mewadahi
dinamika masyarakat, mampu mengantisipasi dan menjawab perubahan
lingkungan, serta mampu mendukung penyelenggaraan negara dan
pembangunan secara efektif sehingga dapat menjamin kepastian hukum.

Pembentukan hukum disamping dilakukan oleh para penyelenggara negara yang


diberi kewenangan untuk membuat berbagai peraturan perundang-undangan,
juga dilakukan oleh lembaga peradilan melalui pembuatan putusan-putusan
hakim dalam menangani perkara yang belum diatur di dalam peraturan
perundang-undangan, yang kemudian diikuti oleh hakim lain lain di dalam
menangani perkara yang sejenis.

2. Pembinaan Masyarakat Hukum

Pembinaan Masyarakat Hukum dimaksudkan untuk mendorong bekerjanya


sistem hukum nasional di dalam masyarakat dengan menekankan kepada upaya
untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan tumbuhnya kemauan untuk
menghargai hukum serta tumbuhnya budaya hukum di dalam masyarakat,
karena hanya dengan keadaan yang demikian hukum dapat berperan baik
sebagai penjaga ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun
dalam mengendalikan kegiatan penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
tujuan negara.

Pembinaan masyarakat hukum dilakukan melalui pengembangan dan


peningkatan budaya hukum; peningkatan penerapan dan pelayanan hukum; serta
penegakan hukum termasuk pembinaan peradilan dan pendidikan hukum.
Pengembangan dan peningkatan budaya hukum dimaksudkan untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sehingga setiap warga masyarakat
menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya baik sebagai warga
masyarakat maupun sebagai warga negara; menumbuhkan budaya patuh hukum

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 8


2004-2005
Campus in Compact Makalah
serta menghargai hukum baik sebagai sarana ketertiban maupun instrumen
pembangunan.

Peningkatan penerapan dan pelayanan hukum ditujukan untuk menciptakan


iklim yang kondusif dan memungkinkan setiap warga masyarakat untuk
mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya sebagai anggota
masyarakat dan sebagai warga negara, serta berperilaku sesuai dengan norma
hukum yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara tertib dan teratur. Disamping itu peningkatan penerapan dan
pelayanan hukum juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
para penyelenggara negara kepada setiap warga masyarakat sesuai dengan hak-
haknya secara cepat; tepat dan adil dan tidak diskriminatif.

Kualitas pelayanan hukum ditentukan oleh semangat para penyelenggara negara


untuk menempatkan diri bukan sebagai penguasa, melainkan sebagai abdi
masyarakat. Oleh karena itu pelayanan hukum harus didukung oleh para
penyelenggara negara yang profesional dan berdedikasi tinggi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya agar mampu mendorong aktivitas perekonomian,
sosial dan politik, serta memberikan keadilan bagi setiap warga masyarakat.

Peningkatan pelayanan hukum diselenggarakan melalui operasionalisasi norma


dan kaidah hukum dalam keadaan konkrit. Pada dasarnya setiap aktivitas yang
dilakukan baik oleh warga masyarakat maupun oleh para penyelenggara negara
adalah aktifitas penerapan hukum karena setiap aktifitas diatur oleh hukum.
Tingginya kualitas penerapan hukum tercermin dari derajat kepatuhan setiap
warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan hukum.

Penegakan hukum pada dasarnya dimaksudkan untuk menjaga bekerjanya


norma/kaidah hukum di dalam masyarakat serta mempertahankan nilai-nilai
sosial dan rasa keadilan masyarakat melalui tindakan-tindakan korektif terhadap
perilaku baik individual maupun institusional yang tidak sesuai dengan norma
dan kaedah hukum yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
masyarakat. Disamping itu, penegakan hukum juga dimaksudkan untuk

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 9


2004-2005
Campus in Compact Makalah
mengendalikan perubahan-perubahan sosial yang terjadi agar kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan tertib
dan teratur.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Hukum

Peningkatan Sarana dan Prasarana Hukum dimaksudkan untuk mendukung


bekerjanya sistem hukum nasional yang mampu berperan menjaga ketertiban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta mengendalikan kegiatan
penyelenggaraan negara dalam rangka mewujudkan tujuan negara. Peningkatan
sarana dan prasarana hukum baik jumlah maupun kualitasnya dilakukan
terhadap berbagai sarana dan prasarana fungsional hukum yang antara lain
meliputi gedung-gedung kepolisian, kejaksaan, peradilan, lembaga
pemasyarakatan dan rumah tahanan, serta berbagai peralatan fungsional lainnya.

IV. PROGRAM POKOK PEMBANGUNAN

Kebijakan pembangunan hukum tersebut di atas dituangkan dalam 5 (lima) program


pembangunan bidang hukum, yaitu: Program Perencanaan Hukum; Program
Pembinaan dan Pengembangan Hukum; Program Pembentukan Hukum; Program
Peningkatan Kesadaran Hukum; Program Pelayanan dan Bantuan Hukum; Program
Pemberantasan Korupsi, Anti-terorisme, Pembasmian Penyalahgunaan Narkotika
dan Obat Berbahaya; Program Pembinaan Peradilan; Program Pembinaan Aparatur
dan Profesi Hukum; dan Program Pembinaan Sarana dan Prasarana Hukum.

11. Program Perencanaan Hukum

Program Perencanaan Hukum dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan


arah dan menjadi wadah bagi dinamika hukum agar perkembangan hukum dapat
dilakukan secara lebih tepat sasaran, terkoordinasi serta dapat menghindari
kebijakan hukum yang bersifat sementara (ad-hoc). Kegiatan yang dilakukan
antara lain pengumpulan bahan informasi hukum terutama yang berkaitan
dengan pelaksaaan berbagai kegiatan pembangunan hukum, penyelenggaraan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 10


2004-2005
Campus in Compact Makalah
koordinasi antar lembaga dalam rangka evaluasi dan penyusunan rencana
pembangunan hukum pada masa yang akan datang.

12. Program Pembinaan dan Pengembangan Hukum

Program Pembinaan dan Pengembangan Hukum dimaksudkan untuk


mendukung upaya pembentukan sistem hukum nasional yang mantap, berpijak
pada sistem nilai yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat serta berpihak
kepada rasa keadilan masyarakat. Keluaran dari program ini akan menjadi
materi utama bagi kegiatan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan.

Program ini meliputi kegiatan pengkajian hukum, penelitian hukum, dan


penyusunan naskah akademis peraturan perundang-undangan. Kegiatan lain
yang dilakukan antara lain harmonisasi hukum, penyelenggaraan berbagai
forum bidang hukum, serta pengolahan bahan informasi hukum. Program
Pembinaan dan Pengembangan Hukum juga dilakukan dengan
menyelenggarakan pemutakhiran perangkat hukum nasional, baik melalui
pembaharuan materi hukum yang sedang berjalan maupun pembentukan materi
hukum baru untuk memenuhi kebutuhan peraturan perundang-undangan dalam
rangka penyelenggaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Melalui program ini, diharapkan perangkat hukum nasional senantiasa
berdayaguna disamping untuk mengayomi juga untuk mewadahi dinamika
masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, serta mendorong terselenggaranya
perubahan sosial menuju terwujudnya tatanan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pandasila dan UUD 1945.

13. Program Pembentukan Hukum

Program Pembentukan Hukum bertujuan untuk mewujudkan perangkat


peraturan perundang-undangan yang akan menjadi acuan berperilaku di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Program ini meliputi 2

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 11


2004-2005
Campus in Compact Makalah
(dua) kegiatan utama, yaitu: penyusunan peraturan perundang-undangan dan
pembinaan yurisprudensi.

Penyusunan peraturan perundang-undangan dilakukan secara taat asas hukum


umum, mengikuti prosedur serta pedoman penyusunan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sedangkan pembinaan yurisprudensi dilaksanakan
dengan mendorong putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
untuk menjadi sumber hukum bagi para praktisi hukum termasuk para hakim
dalam menangani perkara sejenis.

14. Program Peningkatan Kesadaran Hukum

Program Penyuluhan Hukum dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan serta


meningkatkan kadar kesadaran hukum masyarakat termasuk para penyelenggara
negara agar mereka tidak hanya mengetahui dan menyadari hak dan
kewajibannya, tetapi juga mampu berperilaku sesuai dengan kaidah hukum yang
mengaturnya.

Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi evaluasi dan modifikasi terhadap
metode pengembangan dan peningkatan kesadaran hukum yang diterapkan, agar
dengan demikian kegiatan yang dilaksanakan senantiasa sesuai dengan
perubahan dan kebutuhan. Pengkayaan metode pengembangan dan peningkatan
kesadaran hukum juga perlu ditingkatkan untuk mengimbangi pluralitas social
yang ada. Dengan demikian penyelenggaraan Program Penyuluhan Hukum
dapat dilakukan dengan lebih tepat dan lebih efisien. Kualitas tenaga
pelaksananya juga ditingkatkan terutama yang berkaitan kemampuan
berkomunikasi dengan kelompok sasaran maupun kemampuan menyampaikan
materi penyuluhan secara lebih menarik dan tepat.

15. Program Pelayanan dan Bantuan Hukum

Program Penerapan dan Bantuan Hukum mencakup antara lain peningkatan


kualitas pelayanan umum di bidang hukum, misalnya pemberian hak kekayaan
intelektual, pemberian grasi, serta pemberian bantuan hukum bagi golongan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 12


2004-2005
Campus in Compact Makalah
masyarakat yang kurang mampu. Disamping itu juga dilakukan peninjauan
kembali serta penyederhanaan syarat-syarat pelayanan hukum; pemberian
pelayanan hukum kepada golongan masyarakat yang kurang mampu; serta
penyediaan bantuan hukum bagi para pencari keadilan bagi kelompok
masyarakat yang menghadapi perkara di pengadilan. Melalui penyederhanaan
syarat-syarat dan prosedur, diharapkan pelayanan hukum yang antara lain
meliputi pemberian/penerbitan perizinan; pendaftaran hak; dan sebagainya dapat
dilakukan dengan lebih baik sehingga mampu memberikan gairah terutama bagi
para pelaku ekonomi.

Pemberian pelayanan hukum kepada golongan masyarakat yang kurang mampu,


misalnya pemberian akte kelahiran secara cuma-cuma, dilakukan tanpa
diskriminasi sehingga setiap orang memperoleh perlakuan yang sama. Sejalan
dengan upaya penanggulangan kemiskinan, penyediaan bantuan hukum bagi
para pencari keadilan bagi kelompok masyarakat yang menghadapi proses
hukum di pengadilan tetap diteruskan. Dengan demikian diharapkan keadilan
tetap dapat dinikmati oleh setiap warga masyarakat tanpa perlu terganggu oleh
kemampuan keuangannya.

16. Program Pemberantasan Korupsi; Anti-terorisme; dan Pembasmian


Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Berbahaya

Program Pemberantasan Korupsi; Anti-Terorisme; dan Pembasmian


Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Berbahaya merupakan program prioritas
dalam upaya menegakkan hukum yang menjadi tumpuan reformasi
pembangunan hukum.

Upaya memberantas korupsi, anti-terorisme, dan membasmi penyalahgunaan


narkotika dan obat berbahaya tidak hanya dilakukan melalui peningkatan
berbagai kegiatan operasional, tetapi juga dengan melakukan peninjauan
kembali atas konsep dasar yang menjadi landasan operasionalnya. Kegiatan
yang dilakukan antara lain melakukan redefinisi dan reorientasi terhadap
pengertian korupsi. Pengertian korupsi yang hanya berorientasi kepada kerugian

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 13


2004-2005
Campus in Compact Makalah
finansial, diperluas dengan menjadikan rasa keadilan masyarakat sebagai
ukuran. Dengan demikian, upaya pemberantasan korupsi tidak semata-mata
mengembalikan kerugian finansial yang terjadi, tetapi juga mempengaruhi
perilaku setiap warga masyarakat serta lebih mampu memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat luas dengan cara yang lebi adil dan merata.

Upaya memerangi terorisme dilakukan dalam upaya menjaga kedaulatan Negara


Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan
meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan
perjalanan baik keluar maupun masuk ke wilayah Indonesia, meningkatkan
fungsi intelijen agar kegiatan terorisme dapat dicegah pada tahap yang sangat
dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan ketertiban.

Mengingat bahaya dan akibatnya, pembasmian penyalahgunaan narkotika dan


obat berbahaya merupakan kegiatan yang tidak bisa lagi ditangguhkan. Untuk
itu kegiatan untuk membasmi penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya
dilakukan dengan melakukan identifikasi dan memutus jaringan peredarannya,
melakukan penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta menghukum para
pengedarnya secara maksimal.

17. Program Pembinaan Peradilan

Program Pembinaan Peradilan dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya


proses peradilan yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan biaya yang
murah serta mampu menghasilkan putusan yang memenuhi rasa keadilan
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain mendorong terselenggaranya
proses peradilan yang lebih transparan, melakukan penyempurnaan tata cara
beracara di peradilan, membuka kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat
(dissenting opinion) di dalam pengambilan putusan, serta melakukan
pengawasan terhadap proses peradilan.

Kegiatan lain yang dilakukan antara lain penuntasan perkara tunggakan pada
tingkat kasasi, serta menuntaskan dan menyempurnakan berbagai hal yang

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 14


2004-2005
Campus in Compact Makalah
timbul sebagai akibat diberlakukannya sistem satu atap untuk semua lingkungan
peradilan.

18. Program Pembinaan Aparatur dan Profesi Hukum

Program Pembinaan Aparatur dan Profesi Hukum dimaksudkan untuk


meningkatkan kemampuan profesional aparat penegak hukum yang meliputi
polisi, jaksa, hakim, petugas pemasyarakatan, keimigrasian, perancang peraturan
perundang-undangan, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), para praktisi
hukum dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi berbagai
pendidikan dan pelatihan di bidang hukum, pengawasan terhadap berbagai
profesi hukum, misalnya pengacara, notaries, dan sebagainya.

19. Program Pembinaan Sarana dan Prasarana Hukum

Program Sarana dan Prasarana Hukum bertujuan untuk mendukung terwujud


dan bekerjanya system hukum nasional yang mantap serta mampu berperan
menjaga ketertiban dan berperan sebagai instrumen pembangunan. Program
Sarana dan Prasarana hukum antara lain mencakup kegiatan pembangunan,
penyempurnaan, rehabilitasi berbagai prasarana pelayanan hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, peradilan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan,
rumah penyimpanan benda sitaan negara, balai pemasyarakatan, kantor imigrasi,
pos imigrasi dan karantina imigrasi; serta kantor-kantor pelayanan hukum
lainnya. Disamping itu juga dilakukan pengadaan, penyempurnaan berbagai
peralatan fungsional hukum lainnya, misalnya peningkatan system jaringan
dokumentasi dan informasi hukum, publikasi bahan-bahan informasi hukum,
serta berbagai instrumen pelayanan hukum serta perlengkapan lainnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 15


2004-2005
Campus in Compact Makalah
B. BIDANG PEMBANGUNAN PENYELENGGARAAN NEGARA

I. KONDISI UMUM

11. Kondisi birokrasi saat ini belum banyak mengalami perubahan mendasar.
Banyak permasalahan yang dihadapi pada masa-masa lalu belum sepenuhnya
teratasi. Dari sisi internal berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan
internal birokrasi itu sendiri masih akan berdampak pada tingkat kompleksitas
permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun ke depan.
Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi
informasi juga akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatif-alternatif
kebijakan dalam bidang aparatur negara.

22. Dari sisi internal, beberapa faktor demokratisasi dan desentralisasi yang
akan memberikan dampak pada upaya dan pemilihan kebijakan-kebijakan
antara lain adalah: meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam
kebijakan publik; meningkatnya tuntutan akan transparansi, akuntabilitas dan
kualitas kinerja publik; meningkatnya tuntutan dalam penyerahan tanggung
jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan.

33. Secara khusus dari sisi birokrasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi


antara lain adalah: pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan dan
penyimpangan yang tinggi; rendahnya kinerja sumber daya aparatur; sistem
kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan
belum memadai sehingga belum dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja; rendahnya kesejahteraan PNS; banyaknya peraturan perundang-
undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan
tuntutan pembangunan.

44. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi
informasi masih dan akan terus berpengaruh terhadap meningkatnya
ketidakpastian akibat perubahan faktor lingkungan politik, ekonomi, dan
sosial yang terjadi dengan cepat; meningkatnya persaingan antar negara, antar

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 16


2004-2005
Campus in Compact Makalah
swasta dan antara pemerintah-swasta; meningkatnya tuntutan dan ekspektasi
masyarakat pada pelayanan publik yang lebih cepat, lebih murah dan lebih
baik; makin derasnya arus informasi dari manca negara yang dapat
menimbulkan infiltrasi budaya dan terjadinya kesenjangan informasi dalam
masyarakat (digital divide). Perubahan-perubahan ini membutuhkan aparatur
negara yang memiliki kemampuan untuk melakukan antisipasi, menggali
potensi dan cara baru guna meningkatkan daya saing atau melakukan aliansi
strategis; dan untuk menjaga keutuhan bangsa.

55. Penyelenggaraan negara dalam jangka waktu lima tahun terakhir belum
memperlihatkan perkembangan yang berarti dalam peningkatan kinerja
birokrasi yang profesional, efisien, efektif dan akuntabel. Dibutuhkan suatu
upaya yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam meningkatkan kinerja
birokrasi aparatur negara. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang,
banyaknya praktik KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja
aparatur negara merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih
jauh dari harapan.

66. Persoalan profesionalitas kinerja birokrasi di satu sisi sudah menjadi


keharusan untuk diwujudkan. Namun di lain sisi, peningkatan profesionalitas
yang menuntut perhatian dan konsentrasi maksimal, selalu terkendala dengan
persoalan masih rendahnya tingkat kesejahteraan aparatur negara (PNS) itu
sendiri. Rendahnya gaji aparatur birokrasi merupakan salah satu faktor yang
mengakibatkan sulit untuk mewujudkan kinerja birokrasi secara lebih baik.

II. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Kebijakan bidang aparatur negara tahun 2005 hingga tahun 2009 diarahkan untuk:

11. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk


praktik-praktik KKN dengan cara:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 17


2004-2005
Campus in Compact Makalah
2a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)
pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua kegiatan.

3b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku KKN sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.

4c. Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui


pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

5d. Peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan
pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip good
governance

12. Meningkatkan kualitas penyelengaraan administrasi negara melalui:

2a. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat


berfungsi secara lebih memadai, ramping, luwes dan responsif.

3b. Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur


pada semua tingkat dan lini pemeritahan.

4c. Penataan dan Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur agar sesuai
dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat.

5d. Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier


berdasarkan prestasi.

63. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan


dengan:

7a. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat.

8b. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mandiri,


berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya
pemerintahan.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 18


2004-2005
Campus in Compact Makalah
III. PROGRAM POKOK PEMBANGUNAN

11. Pemberantasan Penyalahgunaan Kewenangan dalam bentuk Korupsi, Kolusi


dan Nepotisme

Perwujudan pemerintahan yang baik dan bersih dapat dicapai melalui


program-program:

1a. Program Penerapan Prinsip-prinsip Tata Pemerintahan yang baik (Good


Governance).

Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi dan menghilangkan


penyalahgunaan kewenangan dalam birokrasi serta untuk menciptakan
etika birokrasi dan budaya kerja yang baik.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) membangun pemahaman,


penghayatan dan pelaksanaan keterbukaan, kebertanggungjawaban, dan
ketaatan hukum, serta membuka partisipasi publik seluas-luasnya pada
semua kegiatan pembangunan, dan (2) menciptakan etika birokrasi dan
budaya kerja yang mendukung tugas dan fungsi penyelenggaraan negara.

1b. Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara.

Tujuan dari program ini adalah untuk menyempurnakan kembali sistem


pengawasan dan pemeriksaan serta meningkatkan tindak lanjut secara
hukum bagi kasus-kasus KKN.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) meningkatkan intensitas


pelaksanaan pengawasan internal, fungsional dan masyarakat; (2) menata
dan menyempurnakan sistem, struktur dan prosedur pengawasan yang
efektif, efisien, transparan dan terakunkan; dan (3) meningkatkan tindak
lanjut temuan pengawasan secara hukum.

12. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Negara

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 19


2004-2005
Campus in Compact Makalah
Adapun peningkatan kualitas penyelenggaraan negara akan dicapai melalui
program-program:

1a. Program Penataan Kelembagaan

Tujuan program ini adalah untuk menata dan menyempurnakan sistem


kelembagaan penyelenggaraan negara.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) menyempurnakan sistem


kelembagaan yang efektif, ramping, fleksibel berdasarkan prinsip good
governance; (2) menyempurnakan sistem administrasi negara untuk
menjaga keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi; dan (3)
menyempurnakan struktur jabatan negara dan jabatan negeri.

1b. Program Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Ketatalaksanaan

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi


ketatalaksanaan dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan
pembangunan yang lebih terdesentralisir dan demokratis.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) menyempurnakan tata


laksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat dan antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota; (2) menciptakan administrasi
pendukung yang efisien.

1c. Program Penataan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Tujuan program ini adalah untuk menata kembali sumber daya aparatur
sesuai dengan kebutuhan dan meningkatkan kapasitasnya agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara baik.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) menata kembali sumber
daya aparatur sesuai dengan kebutuhan akan jumlah dan kompetensi; (2)
menyempurnakan sistem administrasi kepegawaian terutama pada sistem
karier dan remunerasi; dan (3) meningkatkan kompetensi sumber daya
aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 20


2004-2005
Campus in Compact Makalah
13. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Peningkatan keberdayaan masyarakat akan dicapai melalui program-program:

1a. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Tujuan program ini adalah untuk memberikan pelayanan yang bermutu,


mudah, murah, dan cepat kepada seluruh masyarakat.

Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) meningkatkan kualitas


pelayanan kepada masyarakat dengan menganut prinsip cepat, mudah,
murah, nyaman dan manusiawi; (2) meningkatkan good governance pada
pelayanan publik pendukung penerimaan keuangan negara seperti
perpajakan, kepabeanan, penanaman modal; (3) meningkatkan upaya
untuk menghilangkan hambatan terhadap penyelenggaraan pelayanan
publik melalui deregulasi, debirokratisasi, dan privatisasi.

1b. Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Masyarakat

Tujuan program ini adalah untuk lebih memberdayakan masyarakat agar


mampu mandiri, mengawasi dan berperan aktif dalam pembangunan.

Program ini dilakukan melalui upaya: (1) menghilangkan hambatan


regulasi dalam swa-organisasi kemasyarakatan untuk mencukupi
kebutuhannya secara mandiri; (2) meningkatkan akses masyarakat untuk
berpartisipasi dalam berbagai bentuk penyediaan pelayanan publik; (3)
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengawasi dan turut
mengendalikan jalannya kegiatan pembangunan dan pelayanan publik.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 21


2004-2005
Campus in Compact Makalah

Anda mungkin juga menyukai