I. KONDISI UMUM
55. Pada bulan Agustus 2003 Mahkamah Konstitusi telah terbentuk dan 9
(sembilan) orang hakim Mahkamah Konstitusi telah ditunjuk dan diangkat
oleh Presiden. Dalam waktu dekat para hakim konstitusi sudah harus
melaksanakan tugas mereka, terutama dalam memeriksa konstitusionalitas
berbagai undang-undang yang diajukan serta memeriksa berbagai sengketa
antar lembaga negara.
16. Disamping itu, realisasi UU No.35 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.14
Tahun 1970 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, terus menerus
dilakukan, sehingga pada awal tahun 2005 pembinaan administrasi peradilan
umum dan peradilan tata usaha negara akan sepenuhnya berada di bawah
Mahkamah Agung Republik Indonesia sehingga independensi peradilan dalam
menyelenggarakan fungsi kehakiman dapat lebih terjaga.
27. Pada tingkat yang lebih teknis operasional, melalui Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (Perpu) No.1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Tentang Kepailitan, Pemerintah telah membentuk Pengadilan
Niaga. Tujuannya adalah untuk untuk membantu kepentingan dunia usaha
dalam menyelesaikan masalah utang piutang secara adil, cepat, terbuka dan
110. Disamping itu melalui UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, telah pula dibentuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK). Pembentukan lembaga ini dimaksudkan untuk mencegah
dan memberantas perbuatan pencucian uang agar intensitas kejahatan yang
menghasilkan atau melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat
diminimalisasi sehingga stabilitas perekonomian nasional dan keamanan
negara terjaga. Dengan dibentuknya lembaga ini, diharapkan pola tindakan
yang biasa dilakukan di dalam tindak pidana korupsi lebih dapat dipersempit.
514. Proses demokratisasi yang diperkirakan tetap berlangsung di dalam lima tahun
ke depan juga merupakan tantangan yang harus dihadapi agar proses tersebut
berjalan dengan tertib dan tidak menimbulkan gejolak sosial di dalam
masyarakat. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sistem hukum untuk
mengendalikan proses demokratisasi tersebut berjalan dengan lebih
terkendali.
520. Tujuan bernegara di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan negara tersebut,
pembangunan bidang hukum di dalam kebijakan Pembangunan Jangka
Panjang 20052025 adalah tegaknya supremasi hukum dengan didukung oleh
sistem hukum nasional yang mantap dan mencerminkan kebenaran dan
keadilan, serta memperoleh legitimasi yang kuat dari masyarakat luas.
Sasaran pembangunan hukum dalam kurun waktu lima tahun ke depan adalah
merebut kembali kepercayaan masyarakat termasuk dunia usaha terhadap hukum
terutama melalui penegakan hukum yang tegas, tidak diskriminatif, serta konsisten.
Melalui penegakan hukum yang tegas diharapkan masyarakat banyak dapat
Untuk mencapai sasaran sebagaimana tersebut di atas, serta dengan tetap berpegang
kepada peran hukum di dalam penyelenggaraan negara dan tujuan negara,
kebijakan pembangunan hukum di dalam kurun waktu 20052009 meliputi:
penataan materi hukum nasional; pembinaan masyarakat hukum; dan peningkatan
sarana dan prasarana hukum.
Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi evaluasi dan modifikasi terhadap
metode pengembangan dan peningkatan kesadaran hukum yang diterapkan, agar
dengan demikian kegiatan yang dilaksanakan senantiasa sesuai dengan
perubahan dan kebutuhan. Pengkayaan metode pengembangan dan peningkatan
kesadaran hukum juga perlu ditingkatkan untuk mengimbangi pluralitas social
yang ada. Dengan demikian penyelenggaraan Program Penyuluhan Hukum
dapat dilakukan dengan lebih tepat dan lebih efisien. Kualitas tenaga
pelaksananya juga ditingkatkan terutama yang berkaitan kemampuan
berkomunikasi dengan kelompok sasaran maupun kemampuan menyampaikan
materi penyuluhan secara lebih menarik dan tepat.
Kegiatan lain yang dilakukan antara lain penuntasan perkara tunggakan pada
tingkat kasasi, serta menuntaskan dan menyempurnakan berbagai hal yang
I. KONDISI UMUM
11. Kondisi birokrasi saat ini belum banyak mengalami perubahan mendasar.
Banyak permasalahan yang dihadapi pada masa-masa lalu belum sepenuhnya
teratasi. Dari sisi internal berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi dan
internal birokrasi itu sendiri masih akan berdampak pada tingkat kompleksitas
permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun ke depan.
Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi
informasi juga akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatif-alternatif
kebijakan dalam bidang aparatur negara.
22. Dari sisi internal, beberapa faktor demokratisasi dan desentralisasi yang
akan memberikan dampak pada upaya dan pemilihan kebijakan-kebijakan
antara lain adalah: meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam
kebijakan publik; meningkatnya tuntutan akan transparansi, akuntabilitas dan
kualitas kinerja publik; meningkatnya tuntutan dalam penyerahan tanggung
jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan.
44. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi
informasi masih dan akan terus berpengaruh terhadap meningkatnya
ketidakpastian akibat perubahan faktor lingkungan politik, ekonomi, dan
sosial yang terjadi dengan cepat; meningkatnya persaingan antar negara, antar
55. Penyelenggaraan negara dalam jangka waktu lima tahun terakhir belum
memperlihatkan perkembangan yang berarti dalam peningkatan kinerja
birokrasi yang profesional, efisien, efektif dan akuntabel. Dibutuhkan suatu
upaya yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam meningkatkan kinerja
birokrasi aparatur negara. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang,
banyaknya praktik KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja
aparatur negara merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih
jauh dari harapan.
Kebijakan bidang aparatur negara tahun 2005 hingga tahun 2009 diarahkan untuk:
5d. Peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan
pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip good
governance
4c. Penataan dan Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur agar sesuai
dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat.
Tujuan program ini adalah untuk menata kembali sumber daya aparatur
sesuai dengan kebutuhan dan meningkatkan kapasitasnya agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara baik.
Program ini dilakukan melalui upaya untuk: (1) menata kembali sumber
daya aparatur sesuai dengan kebutuhan akan jumlah dan kompetensi; (2)
menyempurnakan sistem administrasi kepegawaian terutama pada sistem
karier dan remunerasi; dan (3) meningkatkan kompetensi sumber daya
aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya