Anda di halaman 1dari 18

PROSIDING

KONFERENSI AKUAKULTUR INDONESIA 2013


Implementasi Blue Economy Menuju Industrialisasi Akuakultur Indonesia yang
Berkelanjutan dan Berdaya saing Tinggi di Era Globalisasi

3 - 4 September 2013
Sunan Hotel Solo

EDITOR :
Agung Sudaryono
Danta Paramartha
Abdul Mufid

Dipublikasikan oleh :
Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI)
Sekretariat : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) - UNDIP
Gedung Widya Puraya Kampus UNDIP Tembalang Semarang 50275
Post: PO Box 8023 SMEL Semarang INDONESIA
Telp: (024) 70194598; HP. 0857 4031 3146 ; Fax: (024) 8318908
E-mail: aquacultureindonesia@gmail.com; Website: www.aquaculture-mai.org

Diterbitkan oleh :
Badan Penerbit Masyarakat Akuakultur Indonesia
Semarang, Jawa Tengah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang dengan rahmat, hidayah dan
karuniaNya sehingga penyusunan Prosiding Konferensi Akuakultur Indonesia (KAI) 2013
ini dapat diselesaikan dengan baik. Prosiding ini merupakan kumpulan materi presentasi
dan fullpaper para pemakalah yang disampaikan pada KAI 2013 pada tanggal 3-4
September 2013 di Sunan Hotel Solo dengan tema Implementasi Blue Economy Menuju
Industrialisasi Akuakultur Indonesia yang Berkelanjutan dan Berdaya saing Tinggi di Era
Globalisasi. Tema yang diangkat sejalan dengan semangat untuk mengangkat potensi
produksi akuakultur Indonesia nasional yang berorientasi pada pengembangan bisnis
industri akuakultur yang berkelanjutan secara ekologi, sosial dan ekonomi.
Konferensi tahun 2013 ini lebih mengeksplorasi potensi muatan lokal/nasional
dengan mempererat silaturahmi para asosiasi dan komunitas masyarakat akuakultur lain.
Penyelenggaraan event akbar tahunan ini diharapkan mampu membantu upaya Pemerintah
Indonesia mewujudkan Indonesia sebagai Center of Trade bagi komoditi akuakultur dunia
(ikan dan udang) dan sebagai Center of Sustainable Aquaculture Development di
Kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, penyusunan Prosiding Konferensi Akuakultur
Indonesia (KAI) 2013 ini sangat penting sebagai media publikasi ilmiah hasil riset/kajian
teknologi budidaya guna mengembangkan Industri Akuakultur Nasional sebagai sumber
pangan dan kemakmuran bagi masyarakat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
suksesnya penyelenggaraan Konferensi Akuakultur Indonesia (KAI) 2013. Kami
menyadari bahwa dalam penyelenggaraan KAI dan penyusunan Prosiding ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari
semua pihak agar acara-acara yang kami selenggarakan di masa mendatang lebih baik dari
sebelumnya. Harapan kami, Prosiding ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat dalam
memajukan akuakultur di Indonesia.

Semarang, Desember 2013

Prof. Rokhmin Dahuri


Ketua Umum MAI

i
SUSUNAN ACARA KAI 2013
THE SUNAN HOTEL - SOLO, 3-4 SEPTEMBER 2013

SENIN, 2 SEPTEMBER 2013


13:00 20:00 Pendaftaran Baru/Daftar Ulang Peserta dan Persiapan Set-Up Pameran, Penyerahan
Softcopy Materi Presentasi/Pemasangan Poster; Check In Hotel

18:30 21:30 Silaturahmi Nasional Tahunan Member dan Pengurus MAI

SELASA, 3 SEPTEMBER 2013


07:00 08:00 Pendaftaran Baru/Daftar Ulang Peserta
08:00 08:10 Salam Selamat Datang: Ketua Umum MAI (Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS)

08:10 08:40 Dr. Aris Wijayanto, M.Sc., MBA (Praktisi/Profesional): Peningkatan Daya Saing
Aqaculture Indonesia di Pasar Global: Tinjauan Aspek Kesiapan Human Capital

08:40 09:10 Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S (Presiden MAI): Membangun Industri Akuakultur
Modern dan Ramah Lingkungan: Belajar dari Negeri China

09:10 09:30 Sambutan dan Pembukaan KAI 2013 oleh Gubernur Jawa Tengah,
Bp. Ganjar Pranowo, SH

09:30 09:45 Rehat Kopi Pagi

09:45 11:45 Sesi Pleno I (Moderator: Agung Sudaryono, Ph.D)


Dr. Ir. Slamet Soebijakto, M.Si (Dirjen PB KKP): Evaluasi dan Progress Revitalisasi
Tambak Udang di Pulau Jawa
Dr. Aji Sularso (Praktisi/MAI): Keberpihakan Fiskal Pemerintah dalam Mendorong
Pembangunan Akuakultur di Indonesia
Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, MP (Praktisi/MAI): Peran Technopreneurship dalam
Industrialisasi Akuakultur dengan Pendekatan Blue Economy
Ir. Denny D. Indradjaja, M.Sc. (Ketua GPMT-Akuakultur/MAI): Review Kebutuhan
dan Pasar Pakan Akuakultur Indonesia Terkini: Mahalkah Pakan Pabrikan?
(Problem- Solving)
11:45 12:30 Diskusi

12:30 13:20 ISHOMA (Sesi Poster)

13:20 14:50 Sesi Pleno 2 (Moderator: Dr. Ir. Rita Rostika, M.Si)
Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno (UNDIP/MAI): Status Perkembangan Penyakit
Ikan/Udang Terkini di Indonesia: Problem-Solving
Ir. Syaiful Hanif (Praktisi/CV. Humamoa): Status Perkembangan Bisnis, Pasar dan
Industri Akuakultur Sidat Terkini di Indonesia: Problem Solving
Dr. Azam B. Zaidy (KCI/MAI): Status Perkembangan Terkini Bisnis Budidaya
Lele/Patin di Indonesia: Problem-Solving
14:50 15:30 Diskusi

15:30 15:45 Rehat Kopi Sore (Paralel dengan Sesi Pleno 3)

15:30 16:45 Sesi Pleno 3 (Moderator: Ir. Dedy Yaniharto, M.Sc)


Ir. Yanuar T.R (Praktisi/Tim Teknis SCI Banyuwangi): Mengungkap Kontroversi

ii
Fakta dan Fenomena Baru Peran N/P Rasio Dalam Menunjang Keberhasilan
Budidaya Udang Intensif di Tambak
Ir. Johan Suryadarma (AP5I Jawa Timur): Status dan Prospek Pasar Industri Hilir
Akuakultur (Domestik dan Ekspor): Kendala dan Solusi
Dr. Tb. Haeru Rahayu, M.Sc (PUSDIK-KP): Budidaya Udang Skala Mini Empang
Plastik (BUSMETIK): Sebuah Karya Nyata untuk Mendukung Program Industrialisasi
Kelautan dan Perikanan
16:45 17:15 Diskusi

RABU, 4 SEPTEMBER 2013


07:00 08:00 Daftar Ulang Peserta

08:00 10:00 Kelas Paralel Sessi 1


Reproduksi dan Teknologi Akuakultur
Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Pakan dan Nutrisi
Forum Sidat (Praktisi dan Peneliti)
10:00 10:20 Rehat Kopi Pagi

10:20 12:20 Kelas Paralel Sessi 2

Reproduksi dan Teknologi Akuakultur


Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Pakan dan Nutrisi
Forum Sidat (Praktisi dan Peneliti)
12:20 13:20 ISHOMA

13:20 15:20 Kelas Paralel Sessi 3

Reproduksi dan Teknologi Akuakultur


Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Forum Sidat (Praktisi dan Peneliti)

Manajemen, Sosial, Bisnis dan Hukum Akuakultur


15:20 15:40 Rehat Kopi Sore

15:40 16:00 Closing Remark oleh Ketua MAI (Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S) & Foto Bersama

iii
KELAS PARALEL SESSI 1 (RABU, 4 SEPTEMBER 2013)

BIDANG: REPRODUKSI & TEKNOLOGI AKUAKULTUR


Moderator: Dr. Ir. Eddy Supriyono Ruang: Ballroom 2

08:00 08:20 Prama Hartami (Universitas Malikussaleh): Lama Waktu Perendaman Larva Ikan
Cupang (Betta splendens) yang Berumur 5 Hari dengan Hormon 17-Metiltestosteron
terhadap Keberhasilan Monosex Jantan
08:20 08:40 Samliok Ndobe (Universitas Tadulako): Sex Ratio dan Pemangsaan terhadap Rekrut
pada Ikan Hias Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni)
08:40 09:00 Rustadi Tirtawijaya (Universitas Gadjah Mada): Nila Merah Nilasa Hasil Pemuliaan
dari UKBAT Cangkringan Daerah Istimewa Yogyakarta
09:00 09:20 Muhammad Zairin Jr (Institut Pertanian Bogor): Stimulasi Ikan Mas Jantan pada
Pemijahan Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus B.) dengan Metode Cangkringan
09:20 09:40 Susanto Bambang (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol,
Bali): Metoda Transportasi Yuwana Abalon (Haliotis squamata) Hasil Pembenihan
09:40 10:00 Gunarto (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi Selatan):
Pemeliharaan Megalopa Kepiting Bakau, Scylla olivacea dengan Wadah Berbeda

BIDANG: KESEHATAN IKAN & LINGKUNGAN


Moderator: Dr. Ir. Sarjito, M.App.Sc Ruang: Ballroom 1

08:00 08:20 Livia Rossila Tanjung (Pusat Penelitian Limnologi LIPI): Ikan Gurami Strain Padang
Terbukti Memiliki Ketahanan Alami terhadap Infeksi Aeromonas
08:20 08:40 Ibnu Dwi Buwono (Universitas Padjadjaran): Karakterisasi Molekuler Gen Penyandi
Kitinase Bakteri Asal Limbah Udang dan Kepiting sebagai Anti Saprolegnia
08:40 09:00 Asfie Maidie (Universitas Mulawarman): The Evaluation of Some Agar Media Used in
Enumeration of Bacteria in Fisheries Studies
09:20 09:40 Gina Saptiani (Universitas Mulawarman): Anti-Inflamatory of Acanthus ilicifolius Leaf
Extract on the Tiger Prawn (Panaeus monodon F.)
09:40 10:00 Indah Mastuti (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali):
Studi Histopatologi: Pembentukan Sel-Sel Membesar pada Organ Ikan Kerapu Setelah
Terinfeksi Megalocytivirus
10:00 10:20 Ernes Hamel (UPT Balai Budidaya Ikan Pantai Tablolong): Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Juvenil Kima Sisik (Tridacna Squamosa) yang dipelihara dalam Kurungan
yang diletakkan pada Habitat Terumbu Karang Hidup dan Terumbu Karang Mati di
Perairan Teluk Kupang-Nusa Tenggara Timur

BIDANG: PAKAN & NUTRISI


Moderator: Dr. Ir. Rita Rostika, M.Si Ruang: Foyer Syailendra

08:00 08:20 Muliani (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi
Selatan): Pemanfaatan Serasah Daun Mangrove Rhizophora Mucronata pada
Pemeliharaan Udang Windu (Penaeus monodon) di Laboratorium
08:20 08:40 Agus Priyono (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali):
Pembesaran Kakap Putih (Seabass) di Tambak dengan Pemberian Pakan Pelet

iv
Kandungan Protein Berbeda untuk Calon Induk Melalui Seleksi Pertumbuhan
08:40 09:00 Edison Saade (Universitas Hasanuddin): Studi tentang Kualitas Fisik dan Kimiawi Pellet
Produk Industri Pakan Ikan Skala Rumah Tangga di Sulawesi Selatan dan Upaya
Pengembangannya
09:00 09:20 Jacob Uktolseja (Universitas Kristen Satya Wacana): Campuran Tepung Hidrila (Hydrilla
verticillata, (L.f) Royle) Terfermentasi Mikroba Biofad dan Tepung Udang Rebon Air
Tawar (Caridina laevis, Heller) sebagai Pengganti Tepung Ikan untuk Pakan Katak
Lembu (Rana catesbeina, Shaw)
09:20 09:40 Neltje N. Palinggi (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros,
Sulawesi Selatan): Sumber Lemak Nabati dalam Pakan Pembesaran Ikan Beronang,
Siganus guttatus
09:40 10:00 S. Melatunan (Universitas Pattimura): Evaluasi Penggunaan Minyak Ikan Dalam Proses
Pembesaran Clown Fish Amphiprion percula

FORUM SIDAT
Moderator: Abdul Malik Serang, S.Pi, M.Si Ruang: Syailendra Room

08:00 08:20 Dedy Yaniharto (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi): Substitusi Tepung Ikan
Impor dengan Tepung Ikan Lokal dan Tepung Bungkil Kedelai dalam Pakan untuk
Pemeliharaan Ikan Sidat (Anguilla bicolor) di Kolam (Hapa)
08:20 08:40 Agung Sudaryono (Universitas Diponegoro/MAI): Tinjauan Potensi Pengembangan
dan Aplikasi Teknologi Budidaya Sidat

08:40 09:00 Mivida Febriani (Universitas Hang Tuah): The Characters of Growth Performance Eels
(Anguilla bicolor) from Segara Anakan, Cilacap, Central Java
09:00 09:30 Syaiful Hanif (Praktisi/CV. Humamoa): Sharing Pengalaman dari Pemula menjadi
Pengusaha Olahan Unagi (Kabayaki)

09:30 10:00 Diskusi

KELAS PARALEL SESSI 2 (RABU, 4 SEPTEMBER 2013)

BIDANG: REPRODUKSI & TEKNOLOGI AKUAKULTUR


Moderator: Sapto Putro, Ph.D Ruang: Ballroom 2

10:20 10.40 Eddy Supriyono (Institut Pertanian Bogor): Telaah Kualitas Air dan Produksi Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dan Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) yang Dipelihara pada
Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) dengan Teknologi Resirkulai
Outdoor
10:40 11:00 Agil Setya Utomo (Universitas Diponegoro): Optimalisasi Pembesaran Bibit Lele
(Clarias sp.) dengan Metode Green Water Melalui Pemberian Chlorella sp. sebagai
Biodegradator Amoniak (NH3)
11:00 11:20 Alimuddin (Institut Pertanian Bogor): Perkembangan Riset Aplikasi Hormon
Pertumbuhan Rekombinan dalam Memacu Pertumbuhan Ikan Budidaya
11:20 11:40 Novi Mayasari (Pusat Penelitian Limnologi-LIPI): Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Udang Sintang (Macrobrachium sintangense De Man) pada Kepadatan dan Shelter yang
Berbeda

v
11:40 12:00 Kukuh Nirmala (Institut Pertanian Bogor): Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan
Gurame Osphronemus gouramy Lac. dengan Medan Listrik pada Media Pemeliharaan
Bersalinitas 3 ppt
12:00 12:20 Ricky Gimin (Universitas Nusa Cendana): Optimal Ratios of Abalone Haliotis Squamata
and Macroalgae Ulva spp. for an Integrated Multi-Trophic Aquaculture

BIDANG: KESEHATAN IKAN & LINGKUNGAN


Moderator: Asfie Maidie, Ph.D Ruang: Ballroom 1

10:20 10.40 Sarjito (Universitas Diponegoro): Causative Agent Motile Aeromonas pada Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) di Sentral Produksi Jawa Tengah
10:40 11:00 Esti Handayani (Universitas Mulawarman): Histopatologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
yang diinjeksi Produk Ekstraselular (ECP) dan Produk Intraselular (ICP) Pseudomonas sp.

11:00 11:20 Alim Isnansetyo (Universitas Gadjah Mada): Imunogenisitas Antigen H dan O Isolat
Aeromonas Hydrophila dari Jawa Timur untuk Pengembangan Vaksin

11:20 11:40 Sri Nuryati (Institut Pertanian Bogor): Aplikasi Vaksin DNA Anti-KHV terhadap Benih
Ikan Mas Cyprinus carpio Melalui Metode Perendaman dan Perlakuan Hiperosmotik

11:40 12:00 Munti Yuhana (Institut Pertanian Bogor): Selection, In-vitro Assays of Proteolytic and
Amylolytic Bacteria and their Application as Biocontrol Agents Againts Pathogenic Non-
haemolytic Streptococcosis

12:00 12:20 Sukenda (Institut Pertanian Bogor): Efficacy of Vaccine with Hyperosmotic Infiltration
Method for Preventing Streptococcocus in Nile Tilapia

BIDANG: PAKAN & NUTRISI


Moderator: Jacob Uktolseja, Ph.D Ruang: Foyer Syailendra

10:20 10.40 Hany Handajani (Universitas Muhammadiyah Malang): Pengujian Berbagai Asam
Organik dan Bakteri Asam Laktat terhadap Peningkatan Nilai Nutrisi Limbah Ikan
10:40 11:00 Irwan Setyadi (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali):
Pengaruh Pemberian Minyak Nabati dan Minyak Ikan dalam Pakan Komersial
Terhadap Pertumbuhan Calon Induk Ikan Bandeng di Tambak
11:00 11:20 Asda Laining (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi
Selatan): Pertumbuhan dan Kandungan Asam Lemak Udang Windu Asal Tambak Fase
Prematurasi yang Diberi Kombinasi Pakan yang Berbeda
11:20 11:40 Sutia Budi (Universitas Hasanuddin): Pengaruh Ekstrak Cabe Merah Capasicum annum
terhadap Pigmentasi, Kadar Leukosit dan Pertumbuhan Ikan Cupang Betta spelendes
pada Dosis yang Berbeda
11:40 12:00 Agus Kurnia (Universitas Haluoleo): Penggantian Total dan Sebagian Tepung Ikan
dengan Tepung Cangkang Kepiting dalam Pakan terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Larva Udang Windu, Penaeus monodon
12:00 12:20 Herlinah Jompa (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros,
Sulawesi Selatan): Murbei (Morus spp.): Prospek dan Pengembangannya untuk
Produksi Kepiting Cangkang Lunak (Soft Shell Crab) di Sulawesi Selatan

vi
FORUM SIDAT
Moderator: Agung Sudaryono, Ph.D Ruang: Syailendra Room

10:20 11:00 I Made Suitha: Potensi Sidat Nasional: Prospek dan Strategi Pemanfaatannya Bagi
Pengembangan Industri Budidaya Sidat (Berbagi Pengalaman)
11:00 11:30 Prof. Martani Husaini (Ketua SIBUSIDO): Peran SIBUSIDO dalam Membangun Bisnis
Budidaya Sidat yang Lestari Bagi Kemakmuran Bangsa (Berbagi Pengalaman)

11:30 12:20 Diskusi

KELAS PARALEL SESSI 3 (RABU, 4 SEPTEMBER 2013)


BIDANG: REPRODUKSI & TEKNOLOGI AKUAKULTUR
Moderator: Alimuddin, Ph.D Ruang: Ballroom 2

13:20 13:40 Djamhuriyah S.Said (Pusat Penelitian Limnologi-LIPI): Pertumbuhan dan Penampilan
Warna Ikan Pelangi Mungil Melanotaenia praecox pada pH Perairan yang Berbeda
13:40 14:00 Usman Bulanin (Universitas Bung Hatta): Analisis Isi Lambung Ikan Kerapu,
Epinephelus coeruleopunctus
14:00 14:20 Irman Irawan (Universitas Mulawarman): Pengaruh Komposisi Ekstender terhadap
Persentase Motility Sperma Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
14:20 14:40 Sapto Putro (Universitas Diponegoro): Evaluasi Praktek Budidaya Sistem Keramba
Jaring Apung Bertingkat dan Sistem Tambak Berdasarkan Taksa Dominan
Makrobenthos
14:40 15:00 Gusti Ngurah Permana (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut
Gondol, Bali): Monitoring Variasi Genetik Ikan Bandeng dengan Analisis Allozyme
15:00 15:20 Tatam Sutarmat (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol,
Bali): Budidaya Ikan Kerapu dengan Jaring Ganda Berbasis Trophic Level

BIDANG: KESEHATAN IKAN & LINGKUNGAN


Moderator: Ir. Dedy Yaniharto, M.Sc Ruang: Ballroom 1

13:20 13:40 Widanarni (Institut Pertanian Bogor): Sinbiotik untuk Pencegahan Infeksi IMNV
(Infectious Myonecrosis Virus) pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei
13:40 14:00 Julie Ekasari (Institut Pertanian Bogor): Stimulasi Pembentukan Agregat Bakteri pada
Budidaya Udang Vaname Litopenaeus Vannamei dengan Sistem Bioflok Melalui
Peningkatan Kekuatan Ion
14:00 14:20 Lideman (Balai Budidaya Air Payau Takalar): Performa Fotosintesis Kappaphycus sp.
(Sumba strain) pada Beberapa Tingkat Suhu dan Cahaya
14:20 14:40 Endang Jamal (Universitas Pattimura): Suhu dan Salinitas yang Baik Bagi Sintasan
Larva Zoea Kepiting Bakau Scylla spp. Lokal pada Sistem Pemeliharaan Terkontrol
14:40 15:00 Yuni Puji Hastuti (Institut Pertanian Bogor): Kalsium Karbonat (CaCO3) pada Media
Bersalinitas untuk Pertumbuhan Benih Ikan Patin (Pangasius sp.)
15:00 15:20 M. Fadjar (Universitas Brawijaya, Malang): Perbandingan Dua Macam Hasil Ekstraksi
Tinta Cumi (Loligo sp.) sebagai Inhibitor Vibrio algynoliticus

vii
BIDANG: MANAJEMEN, SOSIAL, BISNIS & HUKUM AKUAKULTUR
Moderator: Dr. Ir. Rita Rostika, M.Si Ruang: Foyer Syailendra

13:20 13:40 Bonafisius S. Notohatmodjo (Politeknik Sawunggalih Aji): Perbandingan Analisa Usaha
Pembesaran Ikan Lele Konsumsi Dengan Metode Konvensional dan Metode Regulator
Ekosistem Pada Skala Rumah Tangga di Dusun Banjaran Kecamatan Tempuran
Kabupaten Magelang
13:40 14:00 Sri Susyanti (Universitas Hasanuddin): Socio-juridical Aspect of Seaweed Cultivation
Site As a Marriage Dowry in Bantaeng Regency, South Sulawesi
14:00 14:20 Monika Meliana Taurisianti (Universitas Kristen Satya Wacana): Penerapan Blue
Economy pada Industri Budidaya Udang dengan Pemanfaat Limbah Kepala dan Kulit
Udang untuk Produksi Kitosan
14:20 14:40 Komsanah Sukarti (Universitas Mulawarman): Hubungan Vegetasi Sempadan
terhadap Kelimpahan Ikan di Sungai Separi
14:40 15:00 Fitriyana (Universitas Mulawarman): Perilaku Sosial Budaya Masyarakat di Daerah Obyek
Wisata Danau Dua Rasa Kampung Pesisir Kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau
15:00 15:20 Maftuch: Pengaruh Pemberian Imunostimulan Ekstrak Kasar Gracilaria verrucossa
Terhadap Respon Seluler Ikan Mas (Cyprinus carpio) Pasca diinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila

FORUM SIDAT
Moderator & Pembahas: Prof. Rokhmin Dahuri Ruang: Syailendra Room

13:20 14:00 Dr. Djumbuh Rukmono, M.P (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya): Kebijakan
Pemerintah dalam Penanganan Benih Sidat Bagi Pengembangan Industri Budidaya
Sidat di Indonesia
14:00 14:30 Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, MP (Praktisi/MAI): Potensi Sumberdaya dan Prospek
Pengembangan Bisnis Budidaya Sidat di Sulawesi Tengah
14:30 15:20 Diskusi

SESSI POSTER
SELASA & RABU, 3 4 SEPTEMBER 2013 PUKUL 08:00 16:00

REPRODUKSI & TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Edison Saade (Universitas Hasanuddin): A Feasibility Study of Sidenreng Lake Waters in Sidenreng
Rappang Regency - South Sulawesi for Aquaculture

Sutia Budi (Universitas 45 Makassar): Tingkat dan Organ Target Serangan Ektoparasit Argulus sp. pada
Ikan Mas Koi Cyprinus sp. di Kabupaten Gowa dan Maros, Sulawesi Selatan

KESEHATAN IKAN & LINGKUNGAN

Samliok Ndobe (Universitas Tadulako): Upaya Domestikasi Melalui Pembesaran Ikan Gabus (Channa
striata) di Dalam Wadah Terkontrol

Titiek Aslianti (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali): Inovasi Teknologi
Produksi Benih Bandeng Berkualitas Baik Melalui Aplikasi Iodine dan Tetes Tebu Dalam Manajemen
Pemeliharaan Larva

viii
Suko Ismi (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali): Pemberian
Nannochloropsis sp. dengan Kepadatan yang Berbeda pada Pemeliharaan Larva Kerapu Bebek
(Cromileptes altivelis) Halaman 87

Daniar Kusumawati (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali): Variasi
Morfologi Berdasarkan Penciri Morfometrik dan Meristik Kerapu Hybrid Cantik (Epinephelus
Fuscoguttatus X Epinephelus Polyphekadion) dengan Populasi Asal

Tony Setia Dharma (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali): Peningkatan
Kepadatan Telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) terhadap Daya Tetas dan Sintasan Prolarva pada
Transportasi Sistem Tertutup

Emma Suryanti (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi Selatan):
Pemanfaatan Tanaman (Sesuvium Pertulacastrum) untuk Menginduksi Molting pada Induk dari Udang
Windu (Penaeus monodon. Fab) di Hatchery

Fitriyah Husnul Khotimah (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali):
Histologi Gonad Abalon Hasil Persilangan Antara Haliotis squamata dan Haliotis asinine

Sularto (Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi): Penggunaan Kuning Telur Bebek sebagai
Ekstendxer pada Proses Kriopreservasi Sperma Ikan Patin Jambal

Andi Tenriulo (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi Selatan): Uji
Tantang Udang Windu Penaeus monodon Transgenik Menggunakan Bakteri Patogen Vibrio harveyi

PAKAN & NUTRISI

Neltje N. Palinggi (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi Selatan):
Perubahan Kandungan Protein Bahan Baku Lokal Melalui Fermentasi Substrat Padat Menggunakan
Aspergillus Niger

ix
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

Campuran Tepung Hidrila (Hydrilla verticillata, (L.f) Royle) Terfermentasi


Mikroba Biofad dan Tepung Udang Rebon Air Tawar (Caridina laevis, Heller)
sebagai Pengganti Tepung Ikan untuk Pakan Katak Lembu
(Rana catesbeina, Shaw)
Jacob L.A. Uktolseja, Nurwijayadi dan Sunar Wibowo
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Telp (0298) 321212 (hunting), Fax (0298) 321433
e-mail: lauji@yahoo.com

Abstract
Jacob L.A. Uktolseja, Nurwijayadi dan Sunar Wibowo. 2013. Mixtures of Biofad-Microbes-
Fermented-Hydrilla (Hydrilla verticillata, (L.f) Royle) and Smooth Caridina (Caridina laevis, Heller)
Meals for Replacing Fish Meal of Bullfrog (Rana catesbeina, Shaw) Feed. Konferensi Akuakultur
Indonesia 2013. The shortage supply of fish meal for bull frog (Rana catesbeina) feed can be solved by
replacement of protein sources from other feed ingredients. Hydrilla meal which its digestibility improved by
microbial fermentation and smooth caridina (Caridina laevis) meal become a good candidate to replace fish
meal as source of protein for bull frog feed.This experiment aimed to evaluate the use of fermented hydrilla
meal by Biofad microbes and smooth caridina meal to replace fish meal as source for bull frog feed. At the
natural temperature cycles, fresh hydrilla was fermented anaerobically using Biofad microbes for 20 days,
then fermented aerobically using Bio Activator microbes for 25 days. The result of fermentation was
reduction of hydrilla fiber contents; therefore its digestibility may increase. The protein source of treatment
feed was fermented hydrilla meal and smooth caridina meal, and that of control feed was fish meal. Bull frog
at the density of 20 animals per box were distributed randomly to six boxes. During 102 days, frogs were fed
at the satiation level twice a day. The experiment was run in triplicate in randomized complete designs. The
results (averagestandard error) show that feed conversion of treatment (1.1720.080 g/g) and control feed
(1.0470.082 g/g), specific growth rate of treatment (1.2220.045% body weight/day) and control feed
(1.3410.041% body weight/day), and apparent net protein utilization of treatment (46.3714.683%) and
control feed (46.4434.360%) were not significantly different (P>0.05). To conclude, Biofad microbes can
improve digestibility of hydrilla; therefore mixed of fermented hydrilla meal and smooth caridina meal can
replace fish meal as protein source for bull frog feed.
Keywords: Biofad microbes; Caridina laevis; Feed; Fermentation; H. verticillata; Rana catesbeiana

Abstrak
Keterbatasan suplai tepung ikan untuk pakan katak lembu (Rana catesbeina, Shaw) dapat diatasi
dengan mencari bahan pakan lain sebagai sumber protein. Tepung hidrila (H. verticillata) yang ditingkatkan
digestibilitasnya dengan difermentasi mikroba dan tepung udang air tawar (Caridina laevis) berpotensi
menggantikan tepung ikan sebagai sumber protein pakan katak lembu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi penggunaan tepung hidrila terfermentasi mikroba Biofad dan tepung udang air rebon tawar
sebagai pengganti tepung ikan untuk sumber protein pakan katak lembu. Pada siklus suhu alami, hidrila segar
difermentasi secara anaerobik dengan mikroba Biofad selama 20 hari, lalu difermentasi secara aerob setelah
ditambahkan mikroba Bio Activator selama 25 hari. Hasil fermentasi, kandungan serat hidrila menurun,
sehingga diduga digestibilitasnya meningkat. Sumber protein pakan perlakuan berupa tepung hidrila
terfermentasi dan tepung udang air tawar. Sumber protein pakan kontrol berupa tepung ikan. Katak
berkepadatan 20 ekor per wadah disebar merata ke dalam enam wadah penelitian. Selama penelitian 102 hari,
katak diberi pakan sampai satiasi dua kali sehari. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap dan
diulang tiga kali. Hasil penelitian (rata-ratagalat baku) menunjukkan konversi pakan perlakuan
(1,1720,080 g/g) dan kontrol (1,0470,082 g/g), laju pertumbuhan spesifik pakan perlakuan (1,2200,045%
berat badan/hari) dan kontrol (1,3410,041% berat badan/hari), dan konversi efisiensi protein pakan
perlakuan (46,3714,683%) dan kontrol (46,4434,360%) tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan
penelitian adalah mikroba Biofad dapat meningkatkan digestibilitas hidrila, sehingga campuran tepung
hidrila terfermentasi dengan tepung udang rebon air tawar dapat menggantikan tepung ikan sebagai sumber
protein.pakan katak lembu.
Kata kunci: Mikroba biofad; Caridina laevis; Pakan; Fermentasi; H. verticillata; Rana catesbeiana

262
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

Pendahuluan

Katak lembu (Rana catesbeiana) membutuhkan protein tinggi sebesar 40% untuk
pertumbuhannya yang baik (Olivera-Novoa et al., 2007). Kebutuhan protein yang tinggi ini
dipenuhi dari tepung ikan, namun dengan keterbatasan suplai tepung ikan, maka perlu alternatif
sumber protein yang lain (Schultz at al., 2007) yang terdapat disekitar tempat buidaya katak lembu.
Untuk petani pembudidaya katak lembu di sekitar Danau Rawa Pening, Jawa Tengah, salah satu
sumber protein itu adalah hidrila (H. verticillata) yang mengandung protein sekitar 18% (Boyd,
1974). Kendala kendala pemanfaatan tumbuhan air sebagai bahan penyusun pakan katak lebu
adalah kandungan serat yang tinggi sebesar 32,1% dan mengandung senyawa antinutrisi fitat
sebesar 0,43% (Boyd, 1974; Kalita et al., 2007).
Kendala penggunaan hidrila dapat diatasi dengan menurunkan kadar serat melalui fermentasi
oleh mikroba, karena mikroba dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi sumber protein yang
berasal dari tumbuhan untuk pakan dengan cara mengkonversi senyawa antinutrisi seperti serat
menjadi bahan dapat dicerna oleh hewan. Mikroba yang berpeluang besar digunakan adalah
mikroba lignolitik, selulolitik, hemi-selulolitik (Yang et al., 2001) seperti mikroba Biofad
(Tjandramukti, 1999).
Kekurangan kandungan protein jika menggunakan hidrila untuk mencapai kebutuhan 40%
adalah dengan menggunakan sumber protein tinggi yang lain seperti udang rebon air tawar
(Caridina laevis) yang terdapat di Danau Rawa Pening. Salah jenis Caridina yang hidup di
perairan Afrika Caridina niloticus telah berhasil dimanfaatkan untuk menggantikan tepung ikan
untuk pakan ikan nila (Orechromis niloticus) (Mugo-Bundi et al., 2013). Dengan demikian tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tepung hidrila terfermentasi mikroba Biofad
dan tepung udang air rebon tawar sebagai pengganti tepung ikan untuk sumber protein pakan katak
lembu.

Bahan dan Metode

Fermentasi
Hidrila (Hydrila verticellata) yang berasal dari Rawa Pening difermentasi oleh mikroba
Biofad menurut Tjandramukti (1999). Potongan hidrila segar dicampur dengan 5% berat basah
dolomit dan 4 g/ton mikroba Biofad, lalu disimpan dalam bioreaktor untuk difermentasi anaerobik
selama 20 hari dengan kelembaban 7075%. Setelah 20 hari, urea ditambahkan ke potongan hidrila
dengan dosis 2 kg/ton, lalu ditambahkan mikroba Bioactivator dengan dosis 1 L/ton. Kemudian,
campuran difermentasikan lagi secara aerobik selama 25 hari dalam kondisi tertutup dalam
bioreaktor. Setelah 25 hari, hidrila terfermentasi dikeringanginkan untuk memudahkan pembuatan
tepung dengan blender.
Diet percobaan
Diet percobaan disusun dengan menggunakan bahan yang tersedia di pasar lokal tempat
penelitian dan komposisi pakan diramu sehingga dapat dilakukan oleh petani katak lembu. Sumber
protein utama diet perlakuan adalah tepung hidrila terfermentasi dan tepung udang rebon air twar
(Caridina laevis). Sumber protein utama diet kontrol adalah tepung ikan belanak putih (Mugil
caeruleomaculatus). Semua bahan penyusun diet disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -10oC
sebelum digunakan.
Hewan uji dan sistem pemeliharaan
Percil katak dengan berat sekitar 18-20 g berasal dari induk dan waktu penetasan yang sama.
Katak diperoleh dari Peternakan Katak Lembu di Boja, Ungaran, Jawa Tengah. Kemudian, katak
disebar secara acak ke dalam enam wadah penelitian dengan kepadatan 20 katak setiap wadah.
Wadah terbuat dari kayu dengan ukuran panjang, lebar, tinggi 1 x 1 x 0,2 m3 dan dilapisi plastik
pada bagian dalamnya. Ketinggian air dalam wadah diatur setinggi dada katak untuk

263
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

mempermudah katak mendapatkan pakan. Katak diaklimatisasi dengan kondisi laboratorium


selama satu minggu dengan diberi diet kontrol. Berat badan seluruh katak ditimbang pada awal
penelitian. Diet perlakuan dan kontrol diberikan sebanyak 5% berat tubuh untuk satu hari selama
102 hari. Setengah bagian taraf diberikan pada pukul 09.00 dan setengah bagian yang lain
diberikan pada pukul 16.00. Sisa pakan yang dikumpulkan setelah 30 menit setelah pemberian
pakan. Sisa ini disimpan pada suhu -10oC untuk selanjutnya dikeringkan untuk mengetahui berat
pakan sisa. Penyesuaian berat pakan dilakukan setiap dua minggu sekali. Pembersihan wadah
penelitian dilakukan setiap hari dengan tanpa mengganggu katak setelah pemberian pakan yang
kedua. Katak dipelihara dengan fotoperiod alami.
Evaluasi nutrisi tepung hidrila yang terfermentasi dan tepung udang rebon air tawar dilihat
dari segi pertumbuhan, pakan, dan efisiensi protein. Berat total dan jumlah katak setiap wadah
dihitung pada akhir penelitian. Rata-rata berat individu ikan ditentukan untuk menghitung laju
pertumbuhan spesifik (specific growth rate = SGR) dengan rumus sebagai berikut:

(ln Wt ln Wo )
SGR = 100% (1)
t
dengan Wo dan Wt adalah masing-masing berat rata-rata badan (g) awal dan akhir percobaan, t
(hari) adalah lama pemberian pakan. Berat total pakan dicatat untuk setiap perlakuan. Lalu,
perbandingan konversi pakan (feed conversion ratio = FCR) dan konversi efisiensi protein
(net apparent protein utilisation = NPUa) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
FBK
FCR = (2)
(Wt Wo )

((Wt Pt ) (Wo Po))


NPUa = 100% (3)
F PF

dengan FBK = total berat kering pakan setiap individu ikan (g), Wo dan Wt adalah masing-masing
rata-rata berat basah badan (g) awal dan akhir, Po dan Pt masing-masing kandungan protein katak
pada awal penelitian dan akhir penelitian, F = berat pakan yang diberikan untuk setiap individu
ikan (g), PF = persentase protein dalam pakan.
Analisis kimia
Komposisi kimia hidrila segar, tepung hidrila terfermentasi, tepung udang rebon air tawar,
dan diet percobaan yang dianalisis adalah kandungan protein kasar (makro-Kjeldahl N x 6,25; ISO
5983, 1979), lemak kasar (ekstraksi petroleum eter, Takeuchi, 1988), serat (pemecahan asam dan
basa; Maynard, 1970), abu (pada suhu 550oC; ISO 5984, 1978), berat kering (4 jam 103oC; ISO
6496, 1983). Tubuh katak dianalisis kandungan protein kasar. Karbohidrat ditentukan dengan
formula: karbohidrat(%) = 100 ((kadar air+abu+ lemak+ protein+serat)(%)), menurut James
(1995). Nilai proksimat bahan penyusun diet dan diet percobaan, serta komposisi diet terdapat pada
Tabel 1 dan dan 2.
Analisis data
Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan jenis sumber protein sebagai
perlakuan dan kontrol yang masing-masing diulang tiga kali. Data ditampilkan sebagai rata-rata
dengan galat bakunya. Uji t (P<0,05) dilakukan terhadap data untuk mengetahui perbedaan statistik
antara perlakuan dan kontrol. Sebelum uji t, normalitas dan homogenitas ragam data diperiksa
masing-masing dengan uji Levene dan uji Shapiro-Wilk. Analisis data dilakukan dengan SPSS
software for Window Release12.0.

264
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. menanpilkan penurunan serat hidrila oleh mikroba Biofad sangat signifikan
berpeluang untuk meningkatkan ketercernaan protein oleh katak lembu. Serat kasar hidrila turun di
bawah 10,2% keselang serat yang layak untuk pencernaan protein katak lembu (Secco et al., 2005).
Tabel 1. Komposisi proksimat bahan penyusun diet.
Parameter (g/100 g bahan kering) HS2 HF3 TR4
Protein kasar 17,82 18,38 61,50
Lemak kasar 2,97 0,27 10,35
Karbohidrat 20,15 23,46 8,15
Serat kasar 32,12 8,48 8,50
Abu 28,82 49,68 6,20
Berat kering (g/100 g bahan) 8,53 40,51 93,80
Keterangan: 1) bk=berat kering, 2) HS= hidrila segar, 3) HF= tepung hidrila terfermentasi, 4) TR=tepung
udang rebon air tawar.

Berdasarkan komposisi proksimat pada Tabel 1. disusunlah pakan katak lembu dengan
tepung hidrila dan tepung udang rebon air tawar sebagai salah sumber protein. Komposisi pakan
perlakuan dan pakan kontrol berserta dengan hasil analisis proksimat terdapat Tabel 2. Komposisi
proksimat diet percobaan yang penting untuk pertumbuhan katak seperti protein, lemak, dan
karbohidrat, serat, serta P:E masih masuk selang yang baik untuk pertumbuhan katak (Secco et
al., 2005; Olivera-Novoa et al., 2007).
Tabel 2. Komposisi bahan penyusun diet dan komposisi proksimat diet percobaan.
Bahan penyusun (g/100 g bk) Diet kontrol Diet perlakuan
Tepung Hidrila - 37,50
Tepung udang rebon air tawar - 52,50
Tepung ikan 68,25
Tepung terigu 31,75 10,00
Komposisi proksimat (g/100 g bk)
Protein 40,23 38,83
Lemak 7,27 6,84
Karbohidrat 38,21 20,19
Serat 0,29 5,29
Abu 14,00 18,31
Berat kering (g/100 g diet) 90,30 89,70
GE5 (kcal/100 g bk) 451,23 367,10
P:E6 ratio (mg/kcal) 89,16 105,77
Keterangan: 5) GE=gross energy=total energi pakan= 5,7 x kcal/g protein + 9,5 kcal/ g lemak + 4,0 kcal/g
karbohidrat (Ng dan Wee, 1989), 6) P:E ratio = protein enrgy ratio=rasio protein:energi.

Tabel 3. Efisiensi pakan dan pertumbuhan katak lembu.


Parameter pertumbuhan Diet kontrol Diet perlakuan
Rata-rata Galat baku Rata-rata Galat baku
Perbandingan konversi pakan (g/g) 1,172a 0,080 1,047a 0,082
Laju pertumbuhan spesifik (% bt/hari)7 1,341a 0,041 1,222a 0,045
Konversi efisiensi protein (%) 46,443a 4,360 46,371a 4,683
Keterangan: Rata-rata pada baris yang sama dengan huruf yang sama saling tidak berbeda nyata dengan uji t
(P>0,05), 7) bt=berat tubuh.

Tabel 3. menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) pengaruh pakan perlakuan
dan pakan kontrol terhadap pertumbuhan katak lembu.. Hasil ini secara tidak langsung
menggambarkan protein dalam hidrila dapat dimanfaatkan oleh katak lembu setelah
difermentasikan oleh mikroba Biofad. Tingkat inklusi hidrila lebih tinggi daripada tingkat inklusi
tumbuhan air lain seperti Azolla microphylla, Lemna minor, Spirodela polyrrhiza yang
masing-masing dilakukan oleh Fiogbe et al. (2004), El-Shafai et al. (2004), dan Fasakin et al.,

265
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

(1999) dengan angka kisaran inklusi antara 1520%. Penulis menduga bahwa mikroba Biofad,
selain meunurunkan serat, juga menurunkan kandungan anti nutrisi seperti fitat dalam hidrila.
Peneliti yang lain seperti Bairagi et al. (2002) dan (2004) menggunakan mikroba yang hidup dalam
perut ikan (Ramachandran et al., 2005) berhasil menurunkan kandungan antinutrisi Lemna
polyrhiza dan Leucaena lecocephala berupa tanin, fitat, dan mimosin. Selain itu, ada pengaruh
sinergis dari penambahan tepung udang redon air tawar terhadap pertumbuhan katak lembu.
Tepung Caridina niloticus dapat diinklusi sampai sekitar 5075% menggantikan tepung ikan untuk
menunjang pertumbuhan ikan nila (Munguti et al., 2009; Mugo-Bundi et al., 2013).

Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah tepung hidrila terfermentasi dapat digunakan menggantikan


tepung ikan hingga tingkat inklusi 37,5% dan tingkat inklusi tepung udang rebon air tawar sebesar
52.50%. Peningkatan taraf inklusi hidrila dibandingkan taraf inklusi tumbuhan air lainnya diduga
karena peran mikroba Biofad yang menurunkan kandungan serat serta antinutrisi hidrila.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya
Wacana yang memberikan fasilitas penelitian, serta School of Marine and Tropical Biology, James
Cook University, Australia yang memberikan literatur penulisan makalah ini.

Daftar Pustaka
Bairagi, A., K.G. Sarkar, S.K. Sen, and A.K. Ray. 2002. Duckweed (Lemna polyrhiza) leaf meal as a
source of feedstuff in formulated diets for rohu (Labeo rohita Ham.) fingerlings afterfermentation
with a fish intestinal bacterium. Bioresources. Technology, 85:1724.
Bairagi, A., K.G. Sarkar, S.K. Sen and A.K. Ray. 2004. Evaluation of nutritive value of Leucaena
leucocephala leaf meal inoculated with fish intestinal bacteria Bacillus subtilis and Bacillus
circulans in formulated diets for rohu, Labeo rohita (Hamilton) fingerlings. Aquaculture Research,
35: 436446.
Boyd, C.E. 1974. Utilisation of aquatic plants. In: Aquatic vegetation and its use and control. D.S. Mitchell
(Ed.), Unesco, Paris. p. 107-114.
El-Shafai, S.A., F.A. El-Gohary, J.A.J. Verreth, J.W. Schrama and H.J. Gijzen. 2004. Apparent
digestibility coefficient of duckweed (Lemna minor), fresh and dry for Nile tilapia (Oreochromis
niloticus L.). Aquaculture Research, 35: 574-586.
Fasakin, E.A., A.M. Balogun and B.E. Fasuru. 1999. Use of duckweed, Spirodella polyrrhiza L. Scleiden,
as protein feed stuff in practical diets for tilapia, Oreochromis niloticus L. Aquaculture Research,
30:313-318.
Fiogbe, E.D., J.-C. Micha and C. Van Hove. 2004. Use of a natural aquatic fern, Azolla microphylla, as a
main component in food for the omnivorousphytoplanktonophagous tilapia, Oreochromis
niloticus L. Journal of Applied Ichthyology, 20: 517520.
ISO 5983. 1979. International for Standarization. Animal feeding stuffs-Determination of nitrogen content
and calculation of crude protein content. Geneve.
ISO 5984. 1978. International for Standarization. Animal feeding stuffs-Determination of crude ash. Geneve.
ISO 6496. 1983. International for Standarization. Animal feeding stuffs-Determination of moisture content.
Geneve.
James, C. 1995. Analytical Chemistry of Foods. Blackie Academic & Pofessional. Glasgow. 178 pp.
Kalita P, P.K. Mukhopadhyay and A.K. Mukherjee. 2007. Evaluation of the nutritional quality of four
unexplored aquatic weeds from northeast India for the formulation of cost-effective fish feeds.
Food Chemistry, 103: 204209.
Maynard, A.J. 1970. Crude Fibre. In: Methods in Food Analysis. A.J. Maynard (Ed.) Academic Press. New
York. p. 176-180.
Mugo-Bundi, J., E. Oyoo-Okoth, C.C. Ngugi, D. Manguya-Lusega, J. Rasowo, V. Chepkirui-Boit1, M.
Opiyo and J. Njiru. 2013. Utilization of Caridina nilotica (Roux) meal as a protein ingredient in
feeds for Nile tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture Research DOI: 10.1111/are.12181.

266
Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

Munguti J.M., H. Waidbacher, D.M. Liti, M. Straif and W.J. Zollitsch. 2009. Effects of substitution of
freshwater shrimp meal (Caridina nilotica Roux) with hydrolyzed feather meal on growth
performance and apparent digestibility in Nile tilapia (Oreochromis niloticus L.) under different
culture conditions. Livestock Research for Rural Development, 21:111.
Ng, W.K. and K.L. Wee. 1989. The utritive value of cassava leaf meal in pelleted feed for nile tilapia.
Aquaculture, 83:45-58.
Olvera-Novoa, M.A., V.M. Ontiveros-Escutia and A. Flores-Nava. 2007. Optimum protein level for
growth in juvenile bullfrog (Rana catesbeiana Shaw, 1802). Aquaculture, 266:191-199.
Ramachandran, S., A. Bairagi and A.K. Ray. 2005. Improvement of nutritive value of grass pea (Lathyrus
sativus) seed meal in the formulated diet for rohu, Labeo rohita (Hamilton) finggerlings after
fermentation with a fish gut bacterium. Bioresources Technology, 96:1465-1472.
Schultz, C., M. Wickert, C. Kijora, J. Ogunji and B. Rennert. 2007. Evaluation of pea protein isolate as
alternative protein source in diets for juvenile tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture
Research, 38: 537545.
Secco, E.M., De Stffani and R.M. Vidotti. 2005. Apparent digestibility of different ingredients in diets for
bullfrgo Rana catebeiana tadpoles. Journal of the World Aquaculture Society, 36:135-140.
Takeuchi, T. 1988. Laboratory work-chemical evaluation of dietary nutrients. In: Fish Nutrition and
Mariculture. T. Watanabe (Ed.). Department of Aquatic Biosciences, Tokyo University of
Fisheries and JICA. p. 179-233.
Tjandramukti. 1999. BMF Bio Fad dan Bio Activator: bio starter-bio fertilizer perombak limbah organik
menjadi pupuk penyubur tanah. Makalah seminar bioteknologi Fakultas Biologi, Universitas
Kristen Satya Wacana. Tidak diterbitkan. 16 pp.
Yang, X., H. Cheng, H. Gao and Z. Li. 2001. Bioconversion of corn straw by coupling ensiling and solid-
state fermentation. . Bioresources Technology, 78:277-28.

267

Anda mungkin juga menyukai