Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum pola pikir manusia berkembang pesat, terutama pemahaman filosofis


terhadap kehidupan alamiah manusia serta berbagai pandangan tentang alam jagat raya ini.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu terhadap seluruh
kehidupan yang dijalaninya. Manusia juga mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam,
mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi
hal itu sering tidak terjawab secara memuaskan. Sehingga dalam hal ini timbul pengetahuan
baru yang muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what
apa tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how kemudian why. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dai perkembangan ilmu
pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,
terutama tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya sendiri.
Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang
terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar
dari setiap apa yang terjadi.

Pola pikir manusia dalam beberapa hal tidak terlepas dari simbol dan idiom-idiom
budaya yang dimitoskan. Pemanfaatan simbol dan idiom cenderung dijadikan sebagai
pengikat atau keterkaitan batiniah seseorang dengan nenek moyang sebagai salah satu
pembentukan jati diri bangsa yang merupakan kekayaan budaya yang efektif untuk dipakai
sebagai pelajaran terutama yang berkaitan dengan nilai moral.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan
yang lain. Yang menjadikan alasan manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk lainnya karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Itulah yang membedakan kita
sebagai manusia berbeda dengan makhluk penghuni bumi yang lain. Akan tetapi, manusia
juga mempunyai keterbatasan fisik seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan pancaindera bila
dibandingkan dengan makhluk yang lain.

1
Manusia memiliki naluri, nalari, dan nurani. Dengan adanya sifat nalari, manusia dapat
melakukan penalaran berdasarkan pemikirannya yang bersifat logis dan analisis. Berbeda
halnya dengan binatang yang hanya mempunyai naluri seperti cara memperoleh makanan,
proses berkembang biak, dan upaya mempertahankan dirinya dari pemangsa.

Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu hal terus berkembang, sedangkan makhluk yang
lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang/monoton. Secara sederhana
perkembangan rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan apa? tentang sesuatu yg terjadi, lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana? dan mengapa?
Dampak positifnya : Manusia akan terus berkembang dengan cara terus mencari
tahu apa yang ada dipemikirannya.
Dampak negatif : Manusia terus mencari tahu hal yg melebihi batas
kemampuannya/melebihi kidratnya sebagai manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat manusia itu?
2. Bagaimana sifat keingintahuan manusia?
3. Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia?
4. Bagaimana sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia
1.1. Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat
manusia adalah makhluk yang sempurna , ada juga yang menyebutnya makhluk paling
cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif.
Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.

1.2. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat


Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta dengan
diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang
ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding
makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia
3
dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam
ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang
bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut,
namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.

1.3. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung Jawab


Sesungguhnya hakikat manusia adalah mahluk yang bertanggung jawab atas
tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam
diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup
memiliki dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada
stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu
muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata. Namun pada hakikatnya atas
tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.

1.4. Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya


Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan
dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam
membenahi konsep pendidikan, yaitu:

1. Kemampuan Menyadari Diri


Kaum rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki
ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya
dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.

2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan menempatkan diri dan menerobos.
Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka pada manusia terdapat
unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia bukan berada seperti hewan dan
tumbuh-tumbuhan, melainkan meng-ada di muka bumi. Jika seandainya pada diri
manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu tidak lebih dari hanya sekedar
esensi belaka, artinya ada hanya sekedar ber-ada dan tidak pernah meng-ada atau ber-
eksistensi. Adanya kemampuan bereksistensi inilah yang membedakan manusia sebagai
4
makhluk human dari hewan selaku mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil
dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya.

3. Kata Hati
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk
hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah pengertian yang ikut serta
atau pengertian yang mengikut perbuatan. Manusia memiliki pengertian yang menyertai
tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga
akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.

4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang
dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu sendiri. Disini
tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah
memiliki kata hatiyang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari
kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek
yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal
tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering
disebut pendidikan kemauan.

5. Tanggung Jawab
Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut tanggung
jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung
jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada
masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab dapat
diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga
sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima
dengan penuh kesadaran dan kerelaan.

6. Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan
tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung
dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntunan
5
kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral. Seseorang
mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.

7. Kewajiban dan Hak


Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun hak tentang
sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak memperoleh
perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal
keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan
dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi
kondisi yang berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat
sepenuhnya dilakukan.

8. Kemampuan Menghayati Kebahagian


Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada aspek nalar.
Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional. Kebahagian itu ternyata
tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus sebagai sarjana, mendapat
pekerjaan dan seterusnya) atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang
diakibatkannya tetapi terletak pada kesangguapan menghayati semuanya itu dengan
keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut didalam rangkaian atau ikatan tiga
hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagian adalah
pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati
kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai
pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan
dengan cara yang realistis.

B. Sifat Keingintahuan Manusia


2.1. Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk mengetahui sesuatu,
manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat, merasa, mencium,
dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai
pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu,
pengalaman menjadi bagian penting dari seluk-beluk adanya pengetahuan.

6
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan setiap
pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis setiap orang
memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda,
penyelesaian masalahnya bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga pengetahuan
menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman akan membedakan
cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan
pengetahuan yang sangat berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan
yang utama dan kemudian melahirkan empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam
filsuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan
pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber
pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa sumber pertama pengetahuan
adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah manusia yang
memahami bahwa masa depan sangat bergantung pada kecerdasan dalam mengambil
pelajaran atau hikmah dibalik semua pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan bentuk
konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat didalam kepala
manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam
menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang
dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.
Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus tumbuh dan berkembang
sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan, apabila suatu masalah
dapat dipecahkan akan timbul masalah lainnya yang menunggu pemecahanya. Manusia akan
terus bertanya setelah mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu
menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan
pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal ini demikian
berlangsung berabad-abad sehingga terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah
satu sifat yang paling esensial yaitu berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia
adalah makhluk yang berfikir. Karena itu lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu
alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang jati diri alam.

2.2. Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia


Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang dalam
Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
7
gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuknya konsep dan prinsip. Fungsi
ilmu alamiah bagi manusia didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.
2. Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
3. Manusia diwajibkan mencari ilmu.
4. Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.
Empat fungsi diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu pengetahuan.
Karena dengan empat pandangan tersebutlah, manusia tidak berhenti mengembangkan
pendidikan, baik secara teoritis maupun sacara praktis, sehingga ilmu pengetahuan semakin
berkembang dan alam semakin diketahui eksistensinya. Ilmu pengetahuan alam wajib
dipelajari oleh manusia agar manusia memiliki kapabilitas yang ilmiah dalam membaca
gejala alam dan memanfaatkan
Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan alam dilihat dari
ciri-ciri umumnya yang normatif adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah dasar
adalah sebagai berikut:
1. Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.
2. Objek penelitian berupa gejala alam.
3. Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
4. Bersifat objektif.
5. Berkelanjutan.
6. Dapat dirasakan hasilnya.
7. Rasional.
8. Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk
berbagai kepentingan.

3. Perkembangan Alam Pikir Manusia


Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma
yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak
homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang
selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan

8
pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai
organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala
di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi
organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan,
berbicara dan berjalan. Pada usia 2 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu
berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Manusia berasal dari sel telur ibu dan sel sperma ayah yang bersatu membentuk
embrio, kemudian tumbuh menjadi banyak sel serta melakukan diferensiasi dan berkembang
menjadi bayi yang dilahirkan ke muka bumi. Bayi manusia tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya.
Selanjutnya masuk masa dewasa yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain, namun dengan
akal budi dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup dengan lebih baik lagi.

Menurut kodratnya manusia selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang
dilakoninya. Banyak mitos yang berkembang merupakan metode untuk memahami segala
sesuatu yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini, berbagai pertanyaan atas ketidaktahuan
atau rasa penasaran manusia atas eksistensi jagat raya ini hanya dijawab dengan mitos.

Manusia mampu menggunakan pengetahuan lama untuk dikombinasikan dengan


pengetahuan baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi, selain untuk kepuasan manusia
juga keperluan praktis agar hidup manusia lebih mudah dan menyenangkan.

Dalam sejarah manusia dapat berfikir bagaimana sumber keingintahuannya tidak


terbatas pada keadaan diri manusia sendiri ataupun keadaan sekelilingnya.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah yang kami susun tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik dan saran
yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah
ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung.

Jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur Evolusi Manusia.

Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia:


Jakarta.
Darmo, Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka
Hudiyono, Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai