Anda di halaman 1dari 8

Midwife.

BieeHafshawaty

Selalu berusaha menjadi orang yang Berprestasi :) Berilah informasi kepada orang laen tanpa harus
merasa tinggi hati :D

MINGGU, 10 MARET 2013

ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERKAWINAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS,
DAN BAYI BARU LAHIR

MAKALAHASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERKAWINAN, KEHAMILAN, PERSALINAN,


NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIRDISUSUN OLEH :IZHATI CHOIRINANIM. 12.102.017AKEDEMI
KEBIDANANSTIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONGTAHUN 2012/2013

KATA PENGANTARPuji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini.
dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah ,yaitu Aspek Sosial Budaya Yang
Berkaitan Dengan Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir . Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...Genggong,1
Desember 2012 Penulis

DAFTAR ISI1.1 KATA PENGANTAR1.2 DAFTAR ISI1.3 BAB I PENDAHULUANA. LATAR


BELAKANG1.4 BAB II PEMBAHASANA. ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN
PRAKTEK KEBIDANANB. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINANC. ASPEK SOSIAL BUDAYA
PADA SETIAP TRIMESTER KEHAMILAND. ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN KALA I, II, III,
IVE. ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFASF. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN
DENGAN BAYI BARU LAHIRG. ASPEK SOSIAL YANG BERKAITAN DENGAN BALITA DAN ANAK
PRASEKOLAHH. ASPEK SOSIAL YANG BERKAITAN DENGAN KELUARGA1.5 BAB III
PENUTUPA. KESIMPULANB. SARAN1.6 BAB IVA. DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHULUANA. LATAR
BELAKANGBudaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkandunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Aspek social budaya ini mencakup pada setiap trimester
kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi
hal ini. Oleh karena itu, kami akan membahas hal tersebut dalam makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTEK KEBIDANANPENDEKATAN SOSIAL


BUDAYA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan saat ini di hadapkan pada masyarakat yang lebih
terdidik dan mampu membeli pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan ( Martoyo, 1998
). Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman sehingga memberi kepuasan (
sembuh cepat dengan pelayanan yang baik ). Rumah sakit perlu mengembangkan suatu system
pelayanan yang didasarkan pada pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat ( Martoyo, 1998 ). Rumah sakit sebagai suatu
institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan medis dan
kebidanan ) untuk masyarakat, menggunakan bebagai sumber daya seperti ketenangaan, mesin, bahan,
fasilitas, modal, energy dan waktu ( timpe, 2000 ). Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggungjawab
memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki
keterampilan professional ataupun global Wheeler, (1999) dalam Hamid (2001). Agar bidan dapat
menjalankan peran fungsinya dengan baik maka perlu aanya pendekatan social budaya yang dapat
menjembati pelayanannya kepada pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan yang optimal, perlu
adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan
berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang adekuat, menggunakan
pendekatan asuhan kebidanan.Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui
pendekatan social dan budaya yang akurat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh
bidan dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :PENDEKATAN DALAM SISTEM KESENIAN
TRADISIONAL Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya
kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau
jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti
pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit pekerjaan yang rumit rumit / kecil1.
Pengertian menurut para ahli budaya a. Drs. Popo Iskandar berpendapat, seni adalah hasil
ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat /
berkelompok b. Ahdian karta miharja, seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas
dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk membangkitkan pengalaman tertentu
dalam rohaninya penerimanya Merupakan produk dari manusia sebagai homeostetiskus, setelah
manusia dapat mencykuoi kebutuhan fifiknya, maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya manusia semata-mata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu uga
pandangan indah serta suara merdu, semua dapat dipenuhi melalui kesenian. Manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara
budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif
dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap
kesenian seolah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian sebagai karya kasat mata,
perwujudannya itu adalah merupakan wadah pembabaran idea yang bersifat batiniah dalam
mengadakan pendekatan terhadap kesenian seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan ,
perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari
aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya yang bersifat lahiriah iitu untuk lebih jauh
menghayati isi yang terbabar dalam karya kesenian itu serta idea yang melantar belakangi
kehadirannya. Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian kita tidak cukup hanya
bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari kata
yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita
menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu. PENDEKATAN DALAM SISTEM
PAGUYUBAN Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang
diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan,
bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrihPaguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu
kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial
yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi. Ciri-
ciri paguyuban :Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :1Intimate :
hubungan menyeluruh yang mesra2Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa
orang saja3Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk kita sajadan tidak untuk orang lain
diluar kita Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :1.Adanya hubungan perasaan
kasih sayang2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan 3.Tidak suka menonjolkan
diri4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif5.Sifat gotong royong masih kuat6.Hubungan
kekeluargaan masih kental

B. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN

Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara bertahap. Pada
fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh kebahagian, dan hal
itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan
mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase kedua mulai terjadi
krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam
menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila
pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan
kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya. Menurut
aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak
dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai,
saling terbuka antara suami istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga
kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta
kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup
berumah tangga akan tercapai. Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang
mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak
bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif
menyelesaikan masalah, perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri
tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan
suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal
baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah
tangga, sehingga masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.

C. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP TRIMESTER KEHAMILAN

Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin
dan menjaga pertumbuhan.Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui dampak
kesehatan bayi dan si ibu sendiri.fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia masih banyak ibu ibu
yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, hal alamiah dan kodrati.Mereka merasa tidak perlu
memerikasakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.Masih banyaknya ibu ibu yang kurang
menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya factor factor resiko
tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.Resiko ini bari diketahui pada saat persalinan yang sering kali
karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.Selain dari kurangnya
pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalhan permasalahan pada kehamilan dan
persalinan dipengaruhi juga oleh factor nikah diusia muda yang masih banyak dijumpai didaerah
pedesaan.Disamping itu dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada
beberapa suku yang menyebabkan istri mengalami kehamilan berturut turut dalam jangka waktu yang
relative pendek, menyebabkan ibu mengalami resiko tinggi fakta saat melahirkan. Permasalahan
lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.Hal ini disebabkan karena
adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa makanan.Sementara kegiatan
mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan pantangan pantangan terhadap beberapa
makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative
terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heraan kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup
tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada
wanita hamil disebabkan karena kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa
kepercayaan yang ada misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan meyebabkan perdarahan
yang banyak.Sementara disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan
sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.Contoh lain didaerah Subang pantang makan dengan piring
yang besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit persalinan.Dan memangselain
ibunya kurang gizi berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi
daya tahan dan kesehatan si bayi.Selain itu larangan untuk memakan buah buahan seperti pisang,
nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama
masyarakat didaerah pedesaan. Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai
dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data survey kesehatan
Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa
penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek persalinan
oleh dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk menunjukkan beberapa tindakan dan
praktek yang membawa resiko infeksi seperto ngolesi(membasahi vagina dengan minyak kelapa
untuk memperlancar persalinan), kodok ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus untuk
mengeluarkan placenta) atau nyanda ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki
diluruskan kedepan selama bejam jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa
alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu upacara adat
yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari.Disamping itu juga
masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun
beranak yang dilatih namun praktek praktek tradisional tertentu masih dilakukan.Interaksi antara
kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan
yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan
adalah perdarahan , infeksi, eksklamsia(keracunan kehamilan).

D. ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN KALA I, II, III, IV

E. ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS

Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamnya enam minggu.Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah
persalinan.1. macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas~Masa nifas dilarang makan telur,
daging, udang, ikan laut dan lele, keong ,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan
yang berminyak.Dampak positif: tidak adaDampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan
makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.~Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya
boleh makan tahu dan tempe tanpa garam ,ngayepdilarang banyak makan dan minum, makanan harus
disangan/dibakar.Dampak positif:tida adadampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepatpenyembuhan luka.~masa nifas dilarang tidur siang.Dampakpositif:tidakadaDampak
negative : karena masa nifas harus cukup istirahat, kurangi kerja berat. Karena tenaga yang tersedia
sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi~Masa nifas /saat menyusui setelahwaktunya Maghrib
harus puasa tidak makan makanan yangpadat. Dampak positif : Hal inidibenarkan karena dalam faktanya
masa nifas setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan
lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.Dampak negative :
ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadii berkuran~ Masa nifas tidak boleh keluar
rumah sebelum 40 hari. Dampak positif: tidak adaDampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa
nifas dan bayi baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali
dalam bulan pertama yaitu umur0-7haridan8-30hari .~ Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/
diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel.Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu
dan bayi menjadii lancarDampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak
kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.~Masa nifas
harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI
banyak.Dampak positif : tidakadaDampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat
gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya.~Masa nifas tidak
diperbolehkan berhubungan intimDampak positif : dari sisi medis, sanggamamemang dilarang selama 40
hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses
penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan
ukuran semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang
belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun
ketakutan bakal hamil lagiDampak negative: tidakada.2.Aspek social budaya pada masa nifas pada
daerah yang lain:1.Harus pakai sandal kemana pun iBu harus pergi, selama 40hari.2.Harus memakai
Stagen /udet/ centing. (positif)3.Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.4.Pakai lulur
param kocok keseluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.5.Tidak boleh bicara dengan
keras keras6.tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar
.7.kalau tidur/ duduk kaki harus lurus. Tidak boleh ditekuk /posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi
posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/ mudah terkena Varises.8. Harus banyak
makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.9. Tidak usah memakai perhiasan, karena
dapat mengganggu aktifitas Bayi.

F. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN BAYI BARU LAHIRSeorang bayi yang baru lahir
umumnya mempunyai berat sekitar 2.7 3.6 kg dengan panjang 45 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan
sampai 10 % dri berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu
pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali.Karenanya, tidaklah mengherankan jika seorang bayi
yang baru lahir memerlukan beberapa minggu untuk menyesuaikan diri. Sebuah selaput keras menutupi
dua titik lunak dari kepala disebut fontonel. Dimana tulang-tulang tengkorak belum menyatu dan
meutup dengan sempurna. Fontonel anterror.Menjadi orang tua baru memang menyenangkan, tapi
terkadang juga bisa menjadi gugup atau penakut karena banyaknya mitos-mitos soal bayi yang dibawa
turun temurun dari orang-orang tua kita dulu yang mungkin kita sendiri menjadi bagian dari mitos-mitos
yang dianut orang tua kita. Namun menurut saya mitos-mitos itu tidak selalu salah, mungkin hanya beda
pengertian saja namun juga tidak semuanya benar, bahkan ada yang benar-benar salah menurut dokter.
Inilah beberapa mitos yang masih beredar di masyarakat. 1. Dibedong agar kaki tidak
bengkok. Ternyata di bedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi terganggu, kerja
jantung akan lebih berat memompa darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-paru dan
jalan nafasnya. Selain itu dibedong akan menghambat perkembangan motorik si bayi karena tidak ada
kesempatan untuk bergerak. Sebaiknya dibedong saat sesudah mandi untuk melindungi dari
dingin atau saat cuaca dingin itu pun dibedong longgar. Jadi dibedong itu tidak ada hubungannya
dengan pembentukan kaki karena semua kaki bayi yang baru lahir kakinya bengkok, sebab di dalam
perut tidak ada ruang yang cukup untuk meluruskan kakinya sehingga waktu lahirpun masih bengkok,
tapi akan lurus dengan sendirinya.2. Hidung ditarik-tarik agar mancung Sebenarnya tidak
hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung, semua tergantung dari bentuk tulang
hidungnya dan itu sudah bawaan, lagi pula kasihan si bayinya "sakit tau..." Jadi mau ditarik-tarik setiap
detikpun kalo memang tidak mancung ya ga bakal mancung.3. Pemakaian gurita agar tidak
kembung. Ini jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat perkembangan organ-organ
perut. Sekarang bayangkan kalau perut anda di ikat seperti itu tentu akan merasa sesak dan tidak
nyaman bukan. Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di
bagian dada agar jantung n paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya
pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak
kencang.4. Menggunting bulu mata agar lentik Memotong bulu mata bisa mengurangi fungsinya
untuk melindungi mata dari benda-benda asing. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan
dari bayi itu sendiri. 5. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang) Pemberian kopi pada bayi
jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat.
Lagi pula bayi itu minumnya susu bukan kopi.6. Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju
bayi, bayi akan gelisah tidurnya. Kalo di pikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi
gelisah saat tidur karena dia pipis, pub, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras
pakaiannya, mungkin lebih masuk akal kalau jangan memeras terlalu keras karena akan merusak
pakaian si bayi yang kalau sudah koyak atau lepas jahitannya akan membuat gelisah sang ayah karena
harus membelikan pakaian yang baru lagi.7. Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit Tadinya
saya percaya karena penalaran saya bayi akan tertular sakit si ibu, ternyata saya salah karena setelah
saya konsultasi ke dokter ternyata malah sebaliknya, saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan
menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam asi yang jika di minum
si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit
tanpa ada pelindung untuk anda, contohnya pakailah masker penutup mulut dan hidung saat anda flu
karena akan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI nya.Izhati Choirina di Minggu, Maret 10,
2013Berbagi

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

BerandaLihat versi web


MENGENAI SAYA

Izhati Choirina Lihat profil lengkapkuDiberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai