Anda di halaman 1dari 4

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA CARSINOMA TULANG

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas klien : Identits klien( nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
status marietal, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis ). Kanker
tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 25 tahun (pada usia
pertumbuhan). Status ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya osteosarkoma ditinjau dari pola makan, kebersihan dan
perawatan. Gaya hidup yang tak sehat misalnya merokok, makanan dan minuman yang
mengandung karbon. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan
orang). Pekerjaan yang memicu terjadinya osteosarkoma adalah yang sering terkena
radiasi seperti tenaga kesehatan bagian O.K, tenaga kerja pengembangan senjata nuklir,
tenaga IT. Pendidikan berkisar antara SMP samapai Sarjana. Angka kejadian pada anak
laki-laki sama dengan anak perempuan.
2. Riwayat keperawatan:
a. Keluhan utama : Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke rumah
sakit (adanya benjolan dan nyeri).
b. Riwayat penyakit sekarang : Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang
terkena. Didahului dengan manifestasi klinis nyeri dan atau pembengkakan
ekstremitas yang terkena. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian
serta pergerakan yang terbatas. Peningkatan kadar kalsium dalam darah. Rata-rata
penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Tempat yang paling sering terserang
tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. sarkoma sering sudah
menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat.
c. Riwayat penyakit dahulu : Perlu dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang
pernah dialami sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan
proses keperawatan. Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio
aktif dosis tinggi. Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas tidak
normal. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan
zat pengawet, merokok dan lain-lain.
d. Riwayat penyakit keluarga : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah penyakit yang
dialami oleh klien saat ini ada hubungannya dengan penyakit herediter. Kemungkinan
ada keluarga yang menderita sarcoma.
B. Pemeriksaan fisik:
1. B1 (Breath)
a. Inspeksi : bentuk simetris. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan,
adakah penumpukan sekresi. dipsnea (-), retraksi dada (-), takipnea (+)
b. Palpasi : kaji adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan.
c. Auskultasi : dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas,
nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit
penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi : pucat
b. Palpasi : peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena, nadi
meningkat.
c. Perkusi : batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah
kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
d. Auskultasi : disritmia jantung,
3. B3 (Brain)
a. Inspeksi : px lemas, yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan
sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati
komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
b. Palpasi : adakah parese, anesthesia.
c. Perkusi : refleks fisiologis dan refleks patologis.
d. Kepala : kesemitiras muka, warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala.
Wajah tampak pucat.
e. Mata : Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata
dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang
lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-)
f. Hidung : dapat membedakan bau wangi,busuk.
g. Telinga : bisa mendengarkan suara dengan baik.
4. B4 (Bladder)
a. Inspeksi : testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio
minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara
pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau
sesuai ketentuan.
b. Palpasi : adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.
5. B5 (Bowel)
a. Inspeksi : BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari,
adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi dan
kesemitrisan abdomen. Ada konstipasi atau diare.
b. Auskultasi : Bising usus
c. Perkusi : mendengar adanya gas, cairan atau massa, hepar dan lien tidak membesar suara
tymphani.
d. Palpasi : adakah nyeri tekan, superfisial pemuluh darah.
6. B6 (Bone)
a. Inspeksi : px tampak lemah, aktivitas menurun, rentang gerak pada ekstremitas pasien
menjadi terbatas karena adanya masa, nyeri,pembengkakan ekstremitas yang terkenal.
b. Palpasi : teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena, terjadi kelemahan otot pada pasien.
c. Perkusi : nyeri dan atau mati rasa pada ekstremitas yang terkena.
7. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan
pengawet). Anoreksia, mual/muntah. Intoleransi makanan. Perubahan berat badan (BB),
penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot. Perubahan pada
kelembapan/turgor kulit, edema.
b. Pola eliminasi
Perubahan pola defikasi, BAB dan BAK dilakukan dengan bad rest.
8. Pola istirahat
Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
d. Pola aktivitas
Px nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Kelemahan dan atau keletihan. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan. Pekerjaan
atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi. (Doenges dkk, 2000).

Anda mungkin juga menyukai