5 Senyawa Sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non metal yang tak
berasa, tak berbau dan multitalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah
sebuah zat pada kristalin kuning. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfit dan sulfat. Ini adalah unsur
penting untuk kehidupan dann ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan
komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
apai, insektida, dan fungisida.
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses
vulkanisme. Sifat-sifat fisik belerang adalah :
Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan dan kehitam-hitaman
karena pengaruh unsur pengotornya.
Berat jenis :2,05 2,09
Kekerasan : 1,5 2,5 (skala Mohs)
Ketahanan : getas / mudah hancur (brittle)
Pecahan : berbentuk konkoidal dan tidak rata
Kilap : dammar
Gores :berwarna putih.
Sifat belerang lainnya adalah tidak larut dalam air atau H2SO4
Titik lebur 129 0C
Titik didihnya 446 0C.
Mudah larut dalam CS2, CCl4, minyak bumi, minyak tanah dan aniline,
penghantar panas dan listrik yang buruk.
Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang
berbau busuk.
2.6 Sulfur pada Batubara
Di dalam batubara, sulfur dapat merupakan bagian dari mineral sulfat dan
sulfida. Dengan sifatnya yang mudah bersenyawa dengan unsur hidrogen dan
oksigen untuk membentuk senyawa asam, maka keberadaan sufur diharapkan
dapat seminimal mungkin karena sifat tersebut yang merupakan pemicu polusi,
maka beberapa negara pengguna batubara menerapkan batas kandungan 1 %
maksimum untuk batubara yang dimanfaatkan untuk keperluan industri.
Sulfur dalam batubara terdapat dalam tiga bentuk, yaitu pirit sulfur, sufat
sulfur dan organik sulfur. Sulfur dalam bentuk pirit dan sulfat merupakan bagian
dari mineral matter yang terdapat dalam batubara yang jumlahnya masih dapat
dikurangi dengan teknik pencuci. Sedangkan organik sulfur terdapat pada
seluruh material karbon dalm batubara dan jumlahnya tidak dapat dikurangi
dengan teknik pencucian. Terdapatnya sulfat sulfur dalam batubara sering
dipergunakan sebagai petunjuk bahwa batubara telah mengalami oksidasi,
sedangkan pirit sulfur dianggap sebagai salah satu penyebab timbulnya
pembakaran secara spontan.
Dalam standar ASTM 3177 diberikan cara penentuan total sulfur dari
larutan hasil penentuan calorific value yang disebut cara bomb washing. Setelah
penentuan calorific value selesai, larutan sisa diambil dan ditentukan total
sulfurnya menggunakan cara Eschka.
Gambar 2.8 Furnace Total Sulfur HTM Carbolite