Anda di halaman 1dari 2

INFORMED CONSENT KONTRASEPSI IUD DITINJAU DARI SUDUT PANDANG PASIEN DI

PUSKESMAS CIAWI
Adelina Annisa Permata1, Bambang Poerwantoro2, Zuhroni3
1. Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI
2. Dosen, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI
3. Dosen Agama Islam, Universitas YARSI

Latar Belakang: Pelayanan Kesehatan terdapat dua pihak yang tidak dapat dipisahkan yaitu dokter
dan pasien. Hubungan dokter dan pasien ini diatur dalam hukum sehingga menimbulkan adanya hak
dan kewajiban bagi dokter dan pasien, salah satu kewajiban dokter dalam pelayanan medis yaitu
memberikan informed consent. Setiap pelayanan medis harus dengan informed consent terlebih dahulu.
Termasuk pelayanan kontrasepsi Keluarga Berencana juga harus dengan informed consent yang jelas
agar dapat menentukan pilihan kontrasepsi yang akan dilakukan. Kontrasepsi KB ada berbagai jenis
pilihan di Indonesia salah satunya adalah Intra Uterine Device. Pemasangan dan pencabutan IUD perlu
tindakan bedah yang bisa saja menimbulkan efek samping atau masalah yang terduga maupun tidak
terduga. menurut pandangan islam informed consent tindakan pemasangan kontrasepsi IUD harus
berdasarkan pada keridloan dan kerelaan dua belah pihak, maka dari itu perlu dilakukan persetujuan
tindakan terlebih dahulu.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pasien mengenai informed
consent pada tindakan pemasangan kontrasepsi IUD di Puskesmas Ciawi dan untuk mengetahui
pandangan Islam mengenai persepsi pasien mengenai informed consent pada tindakan pemasangan
kontrasepsi IUD di Puskesmas Ciawi, Kabupaten Bogor
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara
Simple Random Sampling dan didapatkan 42 sampel. Data diperoleh dari cara penyebaran kuesioner
kepada responden (Pasien atau Keluarga pasien) di puskesmas ciawi. Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat.
Hasil: Hasil penelitian di Puskesmas Ciawi menunjukkan bahwa 80% keluarga pasien sudah dijelaskan
dengan baik sesuai permenkes, 97% responden paham dengan penjelasan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dan 95% responden dimintai persetujuan secara lisan sebelum dilakukan tindakan
pemasangan kontrasepsi IUD.
Kesimpulan: Sebagian besar pasien maupun keluarga pasien sudah mendapatkan maupun mengerti
tujuan dari tindakan pemasangan kontrasepsi IUD. Tingkat pemahaman pasien maupun keluarga pasien
mengenai pemasangan kontrasepsi IUD yang dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan di
Puskesmas Ciawi sudah memuaskan. Menurut pandangan Islam informed consent tindakan
pemasangan kontrasepsi IUD harus berdasarkan pada keridloan dan kerelaan dua belah pihak, maka
dari itu perlu dilakukan persetujuan tindakan terlebih dahulu.
Saran: Keluarga pasien sebaiknya lebih mendengar dan memehami penjelasan yang diberikan tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan dan institusi terkait sebaiknya lebih meningkatkan informed consent
dengan mengikuti peraturan yang ada agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
memuaskan.

Kata kunci: Informed Consent, Kontrasepsi, Intra Uterine Device

Anda mungkin juga menyukai