Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU ORGANISASI

Disusun Oleh:

Pulung Widi Handoko

14/269287/PN/13891

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Perilaku Organisasi.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu,
penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat
saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
yogyakarta, 30 Agustus 20114

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia mempelajari perilaku organisasi sudah berlangsung dari zaman dulu. Pada
awal abad 20, manusia sudah mengembangkan ilmu-ilmunya tentang berperilaku organisasi.
Sejarah perilaku organisasi menjelaskan tentang bagaimana perkembangan perilaku
organisasi dari masa ke masa. Maka dari itu, perilaku organisasi sudah melalui banyak tahap
dan perkembangan sesuai dengan kejadian nyata yang di ambil dari para individu yang
berperilaku dalam organisasi. Para ahli mengungkapkan bahwa perkembangan pengetahuan
tentang berperilaku organisasi akan meningkatkan keefektifitasan kinerja seseorang dalam
suatu organisasi yang ia geluti.

Maka dari itu, perilaku organisasi sangat berguna bagi para pelaku organisasi untuk
mengetahui sifat sifat/ karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di organisasi.
Dan juga karena manusia berbeda-beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk
mengetahui sifat-sifat individu dalam berkinerja suatu organisasi.Sehingga jika dipelajari
dengan baik dapat meningkatkan pencapaian tujuan bersama juga menjadi solusi dalam
permasalah yang dihadapi oleh suatu organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana konsep perilaku organisasi dapat diterapkan di suatuorganisasi ?

1.2.2 Bagaimana cara memecahkan masalah dalam organisasi ?


BAB II

POKOK BAHASAN

Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) padahakekatnya mendasarkan


kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar ilmu psikologi) yang dikembangkan dengan
pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, kerangka
dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu individu-individu
yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku
organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu,
yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada
suatu organisasi dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli :

Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,


kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. (Stephen P.
Robbins, Perilaku organisasi Jilid 1:7).
Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-
sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
Drs. Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek
pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh
lingkungan.

Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspektingkah laku
manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu.Aspek pertama meliputi pengaruh
organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh manusia terhadap organisasi.
Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kellydalam bukunya Organizational Behavioryang
menjelaskan bahwa perilaku organisasi di dalamnya terdapat interaksi dan hubunganantara
organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lainpihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan
praktis yaitu untuk mengarahkanperilaku manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.

2.1 Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi

Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu
individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan
perilaku organisasi.

Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu.
Yaitu sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada
suatu organisasi. Dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

2.2 Ruang Lingkup Perilaku Organisasi


Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilakuindividu yang
terdapat dalam organisasi tersebut. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup
kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi.
Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu
perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik,
pembinaan karir, masalahsistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan
dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.
Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternalorganisasi seperti faktor
ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,kependudukan dan sebagainya, menjadi
kajian dari ilmu manajemenstrategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal
ini jugamemiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasidalam
mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalamkonteks ilmu perilaku
organisasi.
Ruang lingkup perilaku organisasi pada dasarnya mempelajari 3 determinan, yaitu :
1. Perorangan (individu) karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
2. Kelompok,dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
3. Struktur (organisasi). faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku
2.3 Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu pada Bidang Ilmu Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan ilmu perilaku terapan yang dibangun dengan
dukungan sejumlah disiplin perilaku. Bidang-bidang yang menonjol adalah psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.

2.3.1 Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia. Contoh topik bahasan :
psikologi pembelajaran, teori kepribadian, psikolog konseling, serta psikolog industri
dan organisasi.

2.3.2 Sosiologi
Sosiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari sistem sosial di
mana individu-individu mengisi peran-peran mereka. Psikologi memfokuskan
perhatian pada individu, sosiologi mempelajari orang-orang dalam
hubungannya dengan manusia sesamanya. Contoh topik bahasan : dinamika
kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi
formal, teknologi organisasi, birokrasi, komunikasi, kekuasaan, konflik, dan
perilaku antar kelompok.

2.3.3 Psikologi Sosial


Psikologi sosial adalah suatu bidang ilmu dalam psikologi, tetapi
memadukan konsep-konsep psikologi dan sosiologi. Contoh topik bahasan:
pola-pola komunikasi, cara-cara kegiatan kelompok yang dapat memuaskan
kebutuhan individu, proses pengambilan keputusan kelompok.

2.3.4 Antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat-masyarakat
dalam rangka untuk mempelajari manusia dan kegiatan mereka. Contoh topik
bahasan : pemahaman dalam bidang budaya organisasi, lingkungan organisasi,
beda antara budaya nasional.

2.3.5 Ilmu Politik


Ilmu politik Adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan
kelompok dalam suatu lingkungan politik. Contoh topik bahasan :
penstrukturan konflik, alokasi kekuasaan, bagaimana orang memanupilasi
kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi yaitu :

Peningkatan produktifitas

Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian
tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang
paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan
keefektifan dan keefisienan.

Pengurangan kemangkiran

Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran
yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.

Penurunan Turn Over

Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.

Peningkatan kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan
dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan
merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.

Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak


perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang
dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.

Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :


1. Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya,
dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang
saling berkaitan.

2. Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan
pendekatan-pendekatan matematis atau logika.

3. Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari
ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia. (Miftah Toha dan
Reni Rosari, UGM)

Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen)
sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam
tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat
perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut.
sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi

2.5 Pendekatan Dalam Perilaku Organisasi


Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalamorganisasi, maka
penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan
sumber daya manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas dan
pendekatan sistem. Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai
agar berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian
berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas
kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan
pelaksanaantugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan mencapai
hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif.
Sementara itu, pendekatan kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya
lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai
keefektifan. Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen
bersifat universal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima
sepenuhnya.
Disisi lain, pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien
suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Jadi, produktivitas yang lebih
baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam
masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam
kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial juga
merupakan hal yang penting. Dengan demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik
dapat mempertinggi kepuasan kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula,
dan pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.
Adapun pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di
dalamnya terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak
cara. Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manaer harus mengkaji hal-hal diluar
situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap sistem yang lebih besar, sehingga
memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis).
Antara pendekatan sumber daya manusia dengan pendekatan produktivitas diatas,
memiliki kaitan yang sangat erat, dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan
untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akan mendorong tingkat
produktivitas organisasi. Untuk dapat mendorong karyawannya kearah tujuan yang
diharapkan, seorang pimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang bersifat
pribadi dan internal. Atau dengan kata lain, disini terjadi hubunganantara kebutuhan dengan
prestasi kerja.

2.6 Model Penelitian Perilaku Organisasi

Varibel bergantung/variabel dependen (Y), antara lain :

1. Produktivitas kerja (ukuran kinerja yang mencakup keefektifan/pencapaian tujuan dan


efisiensi/rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu)
2. Kemangkiran (gagal melapor)
3. Keluar masuknya karyawan/Labor Turn Over (LTO)
4. Kepuasan kerja
Varibel bebas/variabel independen (X), antara lain :

1. Variabel tingkat individu : ciri-ciri biografis, kepribadian, nilai (value) dan sikap,
kemampuan, dll.
2. Variabel tingkat kelompok : pola komunikasi, kepemimpinan, konflik, dll.
3. Variabel tingkat sistem organisasi : desain dan proses kerja, seleksi, pelatihan,
penilaian kinerja, budaya kerja, stres kerja, dll.

Dalam penelitian, peneliti biasanya membuat model yang menggambarakan bagaimana


variabel beroperasi. Model pada dasarnya merupakan abstraksi dari realita/penyederhanaan
dari suatu realita. Misalnya: model regresi linier : Y = a + b (X).

Y merupakan variabel dependen PO, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen (X). Contoh variabel dependen dalam PO : produktivitas, mangkir, kepuasan
kerja, dll. Contoh variabel independen dalam PO : ciri-ciri biografis, kepemimpinan, budaya
kerja dan stres kerja.
BAB III

PERMASALAHAN

Pada 9 September 2012, Partai Demokrat (PD) telah berusia 11 tahun. Jika dilihat ke
belakang, pembentukan partai ini merupakan inisiatif dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
dan dibantu oleh timnya.Ada pun targetan awal pembentukan partai ini adalah bagaimana
mengantarkan SBY menjadi presiden, yang memang saat itu popularitasnya di atas angin. Hal
itu pun menjadi kenyataan, di mana SBY terpilih menjadi presiden selama 2 periode.
Kemenangan PD dan SBY dalam Pemilu dan Pilpres tidak terlepas dari besarnya
harapan masyarakat atas perubahan.Salah satu perubahan yang diharapkan masyarakat adalah
dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia.PD dan SBY pun menyambut harapan ini dan
menjanjikan pemberantasan korupsi. Sebagai salah satu pendiri dan juga Ketua Dewan
Pembina Partai Demokrat (PD) beberapa kali SBY mengatakan bahwa dirinya akan berada di
barisan terdepan untuk memberantas korupsi tanpa memandang bulu. Bahkan slogan
Demokrat pada kampanye Pemilu 2009 adalah, Katakan Tidak pada Korupsi.
Tetapi, seiring dengan bergantinya waktu, janji-janji pemberantasan korupsi tersebut
tampaknya sudah mulai diragukan publik.Bagaimana tidak, banyak kasus korupsi yang
hingga hari ini belum diselesaikan hingga tuntas. Belum selesai kasus yang satu, sudah
muncul kasus yang lain. Mulai dari Skandal Bank Century, rekening gendut perwira Polri,
kasus Wisma Atlet, kasus proyek Stadion Hambalang, dan kasus dugaan korupsi di Korps
Lalu Lintas Polri.
Sialnya, tidak sedikit petinggi Partai Demokrat terseret dalam kasus korupsi
tersebut.Petinggi Partai Demokrat yang bermasalah karena kasus korupsi diantaranya adalah:
M. Nazaruddin (bekas bendahara umum) telah divonis 4 tahun 10 bulan penjara dalam kasus
Wisma Atlet, Angelia Sondakh (wakil sekretaris jenderal) tersangka kasus suap Wisma Atlet
dan Proyek Universitas, Hartati Murdaya (bekas anggota dewan pembina) dengan status saksi
dalam kasus dugaan suap Bupati Buol Amran Batalipu terkait izin lahan kelapa sawit, Andi
Mallarangeng (sekretaris dewan pembina) berstatus saksi dalam kasus Wisma Atlet dan
proyek Stadion Hambalang , dan Anas Urbaningrum (ketua umum) berstatus terperiksa dalam
kasus proyek Stadion Hambalang.
Sebelumnya juga, beberapa kader partai ini telah divonis bersalah karena melakukan
praktik korupsi. Misalnya Asad Syam (anggota DPR 2009-2014 Dapil Jambi), Yusran Aspar
(anggota DPR 2009-2014 Dapil Kaltim), Sarjan Tahir (anggota DPR 2004-2009), Ismunarso
(Bupati Situbondo, Jatim, 2005-2010), dan Yusak Yaluwo (Bupati Boven Digoel,
Papua). Fakta ini menunjukkan bahwa Partai Demokrat sebagai partai yang berkuasa, dikotori
oleh kader-kader yang korup.Memang tidak ada partai politik di negeri ini yang bersih dari
korupsi.
Banyaknya petinggi PD yang bermasalah menyebabkan menurunnya tingkat
kepercayaan publik terhadap Demokrat.Dari berbagai hasil survei, popularitas Demokrat
semakin menurun, berada di bawah Partai Golkar dan PDI-Perjuangan. Padahal dalam Pemilu
2009 yang lalu, partai berlambang mercy ini berada dalam peringkat pertama dengan
memperoleh 20,85 persen suara, yakni 21,7 juta dari 104 juta suara sah, dan mengantarkan
kadernya sebanyak 150 orang menduduki kursi DPR. Kemenangan partai ini pada 2009 lalu
tentu tidak terlepas dari tingginya popularitas SBY.Tetapi kini, popularitas SBY dan juga
Demokrat semakin menurun.
Penurunan popularitas SBY dan Demokrat sudah sangat jelas mempengaruhi pilihan
masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) belakangan ini dan juga dalam Pemilu
2014 yang akan datang. Kekalahan Fauzi Bowo (anggota dewan pembinan Demokrat) dalam
pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran pertama yang lalu, tidak terlepas dari menurunnya
kepercayaan masyarakat Jakarta terhadap Demokrat. Tanpa ada pembenahan internal partai,
maka Demokrat akan mengalami nasib sial apalagi pada 2014 SBY tidak bisa mencalonkan
diri lagi sebagai presiden.
Di saat sinar Demokrat mulai meredup karena kasus korupsi, banyak kader PD yang
mundur seperti yang terjadi di Kota Yogyakarta di mana sekitar 250 kader PD menyampaikan
surat pengunduran diri dan serentak mengembalikan kartu tanda anggota ke Kantor DPD PD
DI Yogyakarta pada 6 September 2012 lalu. Sikap ratusan kader ini tentu juga akan
mempengaruhi sikap politik kader PD yang lain.
Sebelumnya juga sejumlah kader partai ini dikabarkan mengancam hengkang ke Partai
Nasional Demokrat (NasDem).Ancaman beberapa kader Demokrat untuk pindah ke Partai
NasDem bisa juga karena mereka membaca peta politik pada 2014, di mana mereka
menganggap Demokrat tidak secemerlang 2009.Kemudian mereka melihat bahwa Partai
NasDem sebagai partai yang masih hijau sangat menjanjikan sebagai kendaraan merebut
kekuasaan. Karena partai yang baru ini jelas-jelas belum memiliki cacat politik seperti partai-
partai yang lain.
Fenomena maraknya politisi kutu loncat apalagi menjelang Pemilu secara umum
didasari oleh kepentingan pribadi termasuk dengan mengamankan posisi, konflik internal, dan
sistem kaderisasi yang tidak demokratis. Sangat jarang didasari oleh prinsip perjuangan dan
ideologi.
Dulu di saat PD berjaya, tidak sedikit kepala daerah yang diusung oleh partai non-
Demokrat tetapi ketika dia terpilih justru menjadi Ketua Partai Demokrat di tingkat daerah
tersebut.Hal itu hanya demi menjaga posisi karena penguasa di pusat berasal dari Demokrat.
Tetapi sekarang dan ke depan, pilihan itu bisa berubah 180 derajat karena SBY tak dijagokan
lagi dalam Pemilu 2014.
Toh mereka yang mengancam menyebrang dari Demokrat ke NasDem adalah orang-
orang yang sebelumnya berlindung dalam nama besar SBY. Tetapi ketika SBY dipastikan
tidak ikut bertarung dalam merebut kursi kepresidenan pada 2014, maka ikatan kepentingan
politisi kutu loncat tersebut terputus. Karena selama ini mereka ikut bergabung di Demokrat
bisa jadi bukan karena faktor ideologis, melainkan karena popularitas SBY dan Demokrat itu
sendiri. Sehingga masuk akal ketika mereka mengancam pindah ke partai lain dengan alasan
menurunnya elektabilitas Partai Demokrat. Pertanyaan kini, mau di bawa ke mana Demokrat?
Jika tidak ada pembenahan di internal partai khususnya tindakan tegas terhadap kadernya
yang bermasalah, maka tidak tertutup kemungkinan partai yang berwarna biru ini akan
padam.
BAB IV
SOLUSI MASALAH

Solusi masalah jika partai ini ingin bangkit dan bersinar lagi, maka Demokrat harus
berlari cepat dan di jalur yang tepat dalam pembenahan internal dan kinerja kadernya.Selain
itu tidak bisa dimungkiri, posisi SBY sebagai presiden dan juga sebagai Ketua Dewan
Pembina Demokrat, sangat menentukan dalam memperbaiki citra partai dan meningkatkan
kepercayaan publik. Dan tingkat kepercayaan publik akan naik jika SBY menepati janjinya
secara tegas seperti yang telah dijanjikan sebelumnya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab diatas maka dapatlah dilihat beberapa


kesimpulan dan saran dalam mempelajari perilaku organisasi antara lain:

1. Dapat meningkatkan pencapaian tujuan bersama dalam suatu organisasi.


2. Memecahkan masalah yang dihadapai oleh suatu organisasi.
3. Mengamati kinerja individu didalam suatu organisasi

Organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang yang sudah ditetapkan


serta dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara menyelaraskan sasaran-
sasaran individu dan kelompok dalam sasaran organisasi dan jika memungkinkan, sasaran
organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk itu diperlakukan pemahaman
bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja dengan baik dan sesuai dengan sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarata: Erlangga.

http://indraprasetya17.wordpress.com/
http://eziekim.wordpress.com/
http://setiya21.wordpress.com/2009/12/17/perilaku-organisasi/
gilangdawous.files.wordpress.com/2011/09/jadi-buku.docx

http://solehamini.blogspot.com/

http://pou-pout.blogspot.com/

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wik
ipedia.org/wiki/Experimental_analysis_of_behavior&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJr
hidDh9NZu2JSaP-85f5mVfE9cu71Q

http://politik.kompasiana.com/2012/09/13/partai-demokrat-di-persimpangan-jalan/
http://imronfebub2011.blogspot.com/2012/09/contoh-kasus-permasalahan-perilaku.html

Anda mungkin juga menyukai