Anda di halaman 1dari 14

Nama : Meilani Kharlia Putri

Nim : 061340411694

Kelas : 6 EGD

1. Jelaskan program-program Diversifikasi, Intensifikasi dan Konservasi


energi yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam 5 tahun terakhir
dalam bentuk :
a. Kebijakan
b. Peraturan
c. Undang-undang
d. Aplikasi atau penerapan dalam industri
Jawab :
Sebagai respons atas krisis minyak tersebut, di bidang energi
pemerintah kemudian mengeluarkan apa yang dinamakan Kebijakan
Umum Bidang Energi (KUBE) pada 1981 dan 1988/1989.
Ada tiga kebijakan utama yang menjadi pilar dari kedua KUBE
tersebut yang diyakini bakal menjadi jawaban dan antisipasi atas
kemungkinan terjadinya kembali krisis minyak, yaitu intensifikasi
energi, diversifikasi energi, dan konservasi energi.
Intensifikasi energi merupakan upaya mengintensifkan penemuan
sumber-sumber energi yang baru baik energi fosil (termasuk minyak
itu sendiri) ataupun nonfosil.
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman pengembangan dan
pemanfaatan sumber-sumber energi yang ada, khususnya nonfosil
(lebih spesifik lagi adalah energi selain minyak).
Konservasi energi pada dasarnya adalah upaya efisiensi atau
penghematan dalam pemanfaatan energi.
Dalam perkembangannya, ketiga kebijakan utama bidang energi ini
juga kembali menjadi pilar utama kebijakan-kebijakan energi yang
disusun pemerintah selanjutnya, baik dalam KUBE 1987, Kebijakan
Energi Nasional (KEN) 2003, maupun Cetak Biru Pengembangan
Energi Nasional 2005 - 2025.
Sumber http://www.unisosdem.org/article_detail.php?
aid=9002&coid=4&caid=33&gid=3

Kebijakan baru
Sejalan dengan itu, berbagai kebijakan energi yang 'baru' yang
intinya juga bertumpu pada intensifikasi, diversikasi, dan konservasi
energi (kembali) digaungkan pemerintah ke publik.
Beberapa kebijakan yang tercatat sangat menonjol digaungkan
ketika itu adalah pengembangan dan pemanfaatan briket batu bara,
pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) dengan
slogannya Pro-Growth, Pro-Job, Pro-Poor, dan pemanfaatan BBG untuk
sektor transportasi.
Pada awal 2006, pemerintah bahkan kembali menambah deretan
kebijakan energinya dengan kebijakan konversi minyak tanah-elpiji,
yang sebenarnya tak lain adalah bagian dari diversifikasi energi itu
sendiri.

Sumber http://www.unisosdem.org/article_detail.php?
aid=9002&coid=4&caid=33&gid=3

Kebijakan Energi Nasional


Kebijakan energi di Indonesia disusun sejak tahun 1976 ketika
pemerintah membentuk Badan Koordinasi Energi Nasional
(BAKOREN), lembaga setingkat kementerian, yang diberi wewenang
untuk merumuskan kebijakan energi dan melakukan koordinasi dalam
pelaksanaannya. Tahun 1981, BAKOREN mengeluarkan Kebijakan
Umum Bidang Energi (KUBE), yang kemudian direvisi pada tahun 1987
dan 1991, dengan fokus pada tiga hal: intensifikasi, diversifikasi dan
konservasi energi. Langkah intensifikasi dilakukan dengan cara
meningkatkan kegiatan survey dan eksplorasi sumber daya energi untuk
mengetahui potensi ekonomisnya. Diversifikasi energi dilakukan dengan
mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mengalihkannya
pada sumber energi lain (khusus untuk pembangkit listrik dan pabrik
semen ditetapkan batubara sebagai sumber energi utamanya).
Konservasi energi dicapai dengan cara meningkatkan efisiensi energi.
KUBE selanjutnya yang disusun pada tahun 1998 menambahkan dua hal
dalam arah kebijakan energi Indonesia, yaitu: menetapkan harga energi
yang secara bertahap diarahkan untuk mengikuti mekanisme pasar dan
mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Kebijakan Energi Nasional
(KEN) tahun 2003 yang disusun Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral, merupakan dokumen kebijakan di bidang energi selanjutnya
yang menggantikan KUBE 1998. KEN 2003, yang menjadi dasar UU
No. 30 tahun 2007 tentang energi, memiliki semangat utama yang
serupa dengan kebijakan-kebijakan energi sebelumnya. KEN 2003 ini
dijabarkan lebih rinci menjadi dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 5
tahun 2006 tentang Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005 2025,
dengan sasaran utama kebijakan adalah tercapainya elastisitas energi2 di
bawah satu pada tahun 2025 dan terwujudnya bauran energi primer
(energy mix) yang didominasi oleh sumber energi non-BBM (70 %)
pada tahun 2025, dengan rincian: gas bumi (30%), batubara (33%),
bahan bakar nabati (5%), geothermal (5%), batubara cair (2%) dan
lainnya (termasuk biomassa, surya, angin, mikrohidro dan nuklir) (5%).
Kontribusi BBM sebagai sumber energi yang saat ini sebesar 49,5%
(ESDM 2012), diharapkan turun menjadi 33% pada tahun 2025.
Kebijakan energi nasional yang berikutnya adalah UU No. 30 tahun
2007 tentang Energi. Secara umum tujuan pengelolaan energi di
Indonesia menurut UU No. 30 tahun 2007 adalah mencapai kemandirian
energi dengan terjaminnya pasokan energi, meningkatkan efisiensi
energi, meningkatkan akses masyarakat terhadap energi (terutama bagi
kelompok berpendapatan rendah), dan menjamin kelestarian lingkungan.
Menyangkut harga energi, UU No. 30 tahun 2007 menyebutkan bahwa
harga energi ditentukan pada nilai keekonomiannya dan subsidi
diberikan pada kelompok masyarakat miskin.
Sumber : https://abdulwahid79.wordpress.com/2014/10/

Peraturan
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2006
Pasal 1
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan
pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan
energi.

Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun


2006, pada tanggal 25 Januari 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
(KEN). KEN bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam
mewujudkan keamanan pasokan energi, khususnya melalui upaya
konservasi energi dan diversifikasi energi. Salah satu target dari KEN
adalah mewujudkan pergeseran pemakaian minyak bumi dari 52% pada
tahun 2005 menjadi 20% dari total energi primer mix pada tahun 2025,
dan menggantikannya dengan batubara, gas bumi, panas bumi, bahan
bakar nabati, serta berbagai jenis energi terbarukan lainnya. Pencapaian
target ini memerlukan perencanaan energi yang baik dan terkoordinasi
antara satu daerah dengan daerah lain, antara satu sektor dengan sektor
lain, dan antara lembaga satu dengan lembaga yang lain.

Peraturan pemerintah Republik indonesia nomor 70 tahun 2009 tentang


konservasi energi

Peraturan Menteri ESDM No. 12 tahun 2012 tentang Pengendalian


Penggunaan BBM

Surat Edaran Menteri PAN dan RB No. 12 Th 2012 yang berisi:


pemberian sanksi bagi pengguna kendaraan dinas yang menggunakan
BBM bersubsidi
Diterbitkan beberapa regulasi oleh gubernur, walikota, dan bupati terkait
pelarangan penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas.

Sumber : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwiUw-atiLXLAhWSj44KHZoUBdgQFgg1MAM&url=https%3A
%2F%2Filmulingkunganuns.files.wordpress.com
%2F2014%2F04%2Fir-maritje-hutapea-kebijakan-di-bidang-energi-
effisiensi-uns-solo-24-april-
2914.pptx&usg=AFQjCNH9BFhTVjpnwlGv6mTLfzdEi0ZyxQ&sig2=_
DYvc4ftGbwZIt5tD8TaFA
Undang-Undang
Undang-undang Republik Indonesia nomor 30 tahun 2007 tentang
Energi
Pasal 1
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan
pemanfaatan energi dari berbagai sumber energi dalam rangka optimasi
penyediaan energi.
Konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional
tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan.
Intensifikasi energi adalah kegiatan pencarian sumber energi yang
dilaksanakan melalui kegiatan survei dan eksplorasi sumber-sumber
energi agar dapat meningkatkan cadangan sumber energi.

Pasal 6
Penyediaan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip diversifikasi, konservasi dan
intensifikasi energi.

Pasal 9
Pemanfaatan energi dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
konservasi dan diversifikasi energi dengan meningkatkan pemanfaatan
energi yang berasal dari energi baru dan atau terbarukan.

Pasal 14
Konservasi energi dilaksanakan mulai dari sisi hulu sampai sisi hilir.
Konservasi energi di sisi hulu dilaksanakan melalui upaya peningkatan
efisiensi eksploitasi sumberdaya energi.
Konservasi energi di sisi hilir dilaksanakan melalui peningkatan efisiensi
pemanfaatan energi akhir di semua bidang.

Pasal 15
Setiap pengguna energi dengan konsumsi energi per tahun sama atau
lebih besar dari 12.000 setara ton minyak atau menggunakan tenaga
listrik dengan daya tersambung sama atau lebih besar dari 6.000 kVA
wajib melaksanakan konservasi energi.
Dalam melaksanakan konservasi energi, pengguna energi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan audit energi, menunjuk
manajer energi dan melaporkan penggunaan energi kepada Menteri
setiap tahun. Ketentuan tentang pelaksanaan konservasi energi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Aplikasi
Sumber :
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK
EwiUw-atiLXLAhWSj44KHZoUBdgQFgg1MAM&url=https%3A%2F
%2Filmulingkunganuns.files.wordpress.com%2F2014%2F04%2Fir-maritje-
hutapea-kebijakan-di-bidang-energi-effisiensi-uns-solo-24-april-
2914.pptx&usg=AFQjCNH9BFhTVjpnwlGv6mTLfzdEi0ZyxQ&sig2=_DY
vc4ftGbwZIt5tD8TaFA

Program: Intensifikasi pencarian dan pemanfaatan sumber-sumber


Energi baru terbarukan
1. Survei potensi energi baru terbarukan
2. Pengembangan database potensi energi baru terbarukan
3. Pemanfaatan gas suar bakar (Flare Gas)
Sumber : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK
EwjFz-ifirXLAhXUjo4KHc_ECOIQFggeMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.esdm.go.id%2Fbatubara%2Fdoc_download%2F714-blue-print-
pengelolaan-energi-nasional-
pen.html&usg=AFQjCNGRNfIfoikIFDIxB4rRt-
uISiKPAg&sig2=nQm8rUEv_gdzW_o1yCVIeg

2. Jelaskan Pola Beban dari Konsumen Tenaga Listrik dan gambar contoh
beban puncak!
Jawab : Pola Beban dari Konsumen Tenaga Listrik adalah
Beban Dasar
Beban Menengah
Beban Puncak
Gambar Pola Beban Puncak:
Beban puncak 4 GW
Beban menengah 6 GW
Beban dasar 8 GW
Sumber : https://amrangambut.files.wordpress.com/2011/09/02-bahan-
tayang-manajemen-energi-listrik.pptx

Gambar 1. Fluktuasi beban listrik dalam sepekan di Pulau Jawa.

Kalau saya lihat kurva beban harian Pulau Jawa Bali itu, sangat tipikal
pola konsumsi listrik rumah tangga; bukan pola konsumi listrik
Industri.
Ciri-cirinya dapat dilihat pada kurva beban harian sbb.:
1. Pada malam hari mulai jam 00:00 lampu2 penerangan rumah
berangsur-angsur dimatikan konsumsi menurun, sisa yang masih
nyala lampu jalan dan luar rumah.
2. Jam 5:00 lampu di dapur dinyalakan untuk masak dan siapkan
sarapan ada kenaikan sedikit.

3. Jam 7:00 semua lampu penerangan dimatikan, beban listrik


terendah

4. Jam mulai, jam 8 pagi sampai sore jam 5 kegiatan rumah tangga
mulai aktif, seperti mencuci, setrika dan diwilayah perkantoran
mungkin juga AC dan sebagainya. Pada jam 12 s/d 1 siang ada
istrahat kegiatan jadi ada penurunan konsumsi listrik.

5. Pada jam 7:00 10.00 malam hari jelas beban listrik mencapai
puncaknya untuk memenuhi kebutuhan penerangan, termasuk papan
reklame dll yang bersifat komersial.

Kurva beban listrik untuk wilayah industri, maka beban puncak akan
terjadi pada waktu siang hari sekitar jam 10 pagi dan kemusian sekitat
jam 3 sore, karena banyaknya kegiatan industril aktif pada siang hari.
Pada malam hari kebanyakan konsumen industrial tidak aktif sehingga
beban listrik turun. Adanya konsumsi listrik untuk lampu2 penerangan
dan papan reklame, konsumsi ini relatif sangat kecil dibandingkan
dengan beban listrik industrial yang umumnya menggunakan motor
listrik ukuran besar.
Sumber : rovicky.wordpress.com
Perbedaan energi primer dan tingkat efisiensi menyebabkan biaya
produksi dari masing masing pembangkit menjadi berbeda. Sedangkan
perbedaan karakteristik teknis menyebabkan posisi pembangkit dalam
mensuplai beban sistem menjadi berbeda, yang umumnya dikelompokkan
menjadi tiga segmen, yaitu pembangkit pemikul beban dasar (base load),
pemikul beban menengah (load follower) dan pemikul beban puncak
(peaker).

Gambar 3.3 menunjukkan ketiga kelompok pembangkit.


Sumber : www.ee.ui.ac.id
3. Apa yang dimaksud dengan Affordability dan Competitiveness ?
Jawab :
Affordability adalah Tarif diupayakan tetap lebih rendah dari tingkat
kemampuan bayar.
Competitiveness adalah persaingan antara golongan tarif bisnis dan
golongan tarif industri dengan mendorong pemakaian produktif yang
lebih efisien.
Sumber : https://amrangambut.files.wordpress.com/2011/09/02-bahan-
tayang-manajemen-energi-listrik.pptx

Anda mungkin juga menyukai