Nim : 061340411694
Kelas : 6 EGD
Kebijakan baru
Sejalan dengan itu, berbagai kebijakan energi yang 'baru' yang
intinya juga bertumpu pada intensifikasi, diversikasi, dan konservasi
energi (kembali) digaungkan pemerintah ke publik.
Beberapa kebijakan yang tercatat sangat menonjol digaungkan
ketika itu adalah pengembangan dan pemanfaatan briket batu bara,
pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) dengan
slogannya Pro-Growth, Pro-Job, Pro-Poor, dan pemanfaatan BBG untuk
sektor transportasi.
Pada awal 2006, pemerintah bahkan kembali menambah deretan
kebijakan energinya dengan kebijakan konversi minyak tanah-elpiji,
yang sebenarnya tak lain adalah bagian dari diversifikasi energi itu
sendiri.
Sumber http://www.unisosdem.org/article_detail.php?
aid=9002&coid=4&caid=33&gid=3
Peraturan
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2006
Pasal 1
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan
pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan
energi.
Sumber : https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwiUw-atiLXLAhWSj44KHZoUBdgQFgg1MAM&url=https%3A
%2F%2Filmulingkunganuns.files.wordpress.com
%2F2014%2F04%2Fir-maritje-hutapea-kebijakan-di-bidang-energi-
effisiensi-uns-solo-24-april-
2914.pptx&usg=AFQjCNH9BFhTVjpnwlGv6mTLfzdEi0ZyxQ&sig2=_
DYvc4ftGbwZIt5tD8TaFA
Undang-Undang
Undang-undang Republik Indonesia nomor 30 tahun 2007 tentang
Energi
Pasal 1
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan
pemanfaatan energi dari berbagai sumber energi dalam rangka optimasi
penyediaan energi.
Konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional
tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan.
Intensifikasi energi adalah kegiatan pencarian sumber energi yang
dilaksanakan melalui kegiatan survei dan eksplorasi sumber-sumber
energi agar dapat meningkatkan cadangan sumber energi.
Pasal 6
Penyediaan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip diversifikasi, konservasi dan
intensifikasi energi.
Pasal 9
Pemanfaatan energi dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
konservasi dan diversifikasi energi dengan meningkatkan pemanfaatan
energi yang berasal dari energi baru dan atau terbarukan.
Pasal 14
Konservasi energi dilaksanakan mulai dari sisi hulu sampai sisi hilir.
Konservasi energi di sisi hulu dilaksanakan melalui upaya peningkatan
efisiensi eksploitasi sumberdaya energi.
Konservasi energi di sisi hilir dilaksanakan melalui peningkatan efisiensi
pemanfaatan energi akhir di semua bidang.
Pasal 15
Setiap pengguna energi dengan konsumsi energi per tahun sama atau
lebih besar dari 12.000 setara ton minyak atau menggunakan tenaga
listrik dengan daya tersambung sama atau lebih besar dari 6.000 kVA
wajib melaksanakan konservasi energi.
Dalam melaksanakan konservasi energi, pengguna energi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan audit energi, menunjuk
manajer energi dan melaporkan penggunaan energi kepada Menteri
setiap tahun. Ketentuan tentang pelaksanaan konservasi energi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Aplikasi
Sumber :
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK
EwiUw-atiLXLAhWSj44KHZoUBdgQFgg1MAM&url=https%3A%2F
%2Filmulingkunganuns.files.wordpress.com%2F2014%2F04%2Fir-maritje-
hutapea-kebijakan-di-bidang-energi-effisiensi-uns-solo-24-april-
2914.pptx&usg=AFQjCNH9BFhTVjpnwlGv6mTLfzdEi0ZyxQ&sig2=_DY
vc4ftGbwZIt5tD8TaFA
2. Jelaskan Pola Beban dari Konsumen Tenaga Listrik dan gambar contoh
beban puncak!
Jawab : Pola Beban dari Konsumen Tenaga Listrik adalah
Beban Dasar
Beban Menengah
Beban Puncak
Gambar Pola Beban Puncak:
Beban puncak 4 GW
Beban menengah 6 GW
Beban dasar 8 GW
Sumber : https://amrangambut.files.wordpress.com/2011/09/02-bahan-
tayang-manajemen-energi-listrik.pptx
Kalau saya lihat kurva beban harian Pulau Jawa Bali itu, sangat tipikal
pola konsumsi listrik rumah tangga; bukan pola konsumi listrik
Industri.
Ciri-cirinya dapat dilihat pada kurva beban harian sbb.:
1. Pada malam hari mulai jam 00:00 lampu2 penerangan rumah
berangsur-angsur dimatikan konsumsi menurun, sisa yang masih
nyala lampu jalan dan luar rumah.
2. Jam 5:00 lampu di dapur dinyalakan untuk masak dan siapkan
sarapan ada kenaikan sedikit.
4. Jam mulai, jam 8 pagi sampai sore jam 5 kegiatan rumah tangga
mulai aktif, seperti mencuci, setrika dan diwilayah perkantoran
mungkin juga AC dan sebagainya. Pada jam 12 s/d 1 siang ada
istrahat kegiatan jadi ada penurunan konsumsi listrik.
5. Pada jam 7:00 10.00 malam hari jelas beban listrik mencapai
puncaknya untuk memenuhi kebutuhan penerangan, termasuk papan
reklame dll yang bersifat komersial.
Kurva beban listrik untuk wilayah industri, maka beban puncak akan
terjadi pada waktu siang hari sekitar jam 10 pagi dan kemusian sekitat
jam 3 sore, karena banyaknya kegiatan industril aktif pada siang hari.
Pada malam hari kebanyakan konsumen industrial tidak aktif sehingga
beban listrik turun. Adanya konsumsi listrik untuk lampu2 penerangan
dan papan reklame, konsumsi ini relatif sangat kecil dibandingkan
dengan beban listrik industrial yang umumnya menggunakan motor
listrik ukuran besar.
Sumber : rovicky.wordpress.com
Perbedaan energi primer dan tingkat efisiensi menyebabkan biaya
produksi dari masing masing pembangkit menjadi berbeda. Sedangkan
perbedaan karakteristik teknis menyebabkan posisi pembangkit dalam
mensuplai beban sistem menjadi berbeda, yang umumnya dikelompokkan
menjadi tiga segmen, yaitu pembangkit pemikul beban dasar (base load),
pemikul beban menengah (load follower) dan pemikul beban puncak
(peaker).