Anda di halaman 1dari 3

Judul : Muda Teruna

Pengarang : Muhammad Kasim

I. Sinopsis
Orang tua Marah Kamil adalah saudagar kaya. Dalam perjalanan mengantarkan emas
pesanan orang di Natal Marah Kamil bertemu pencuri yang hendak mengambil emas yang
dibawannya. Namun Marah Kamil tidak kalah akal. Berkat kecerdikannya ia mampu
mengelabuhi sang pencuri. Tak hanya pencuri ia juga sempat bertemu dengan dua orang
penipu. Sama seperti sang pencuri, kedua orang penipu itu ternyata juga tak mampu
mengakali Marah Kamil. Marah Kamil berhasil kembali menemui orang tuannya dengan
uang penjualan emas yang masih utuh. Anni merupakan gadis tambatan hati Marah Kamil. Ia
tinggal di kampung M. Anni pun ternyata juga menyimpan rasa terhadap Marah Kamil dan
mereka saling jatuh cinta.
Suatu kala, Marah kamil membantu Abdurrahman, yang berniat melarikan seorang gadis.
Dalam adat Mandailing sendiri, ada tiga cara yang biasa dipakai bila menjemput anak gadis.
Pertama dengan upacara kebesaran yang tentunya membutuhkan biaya yang besar. Kedua,
dengan cara yang sederhana, namun tetap saja membutuhkan biaya. Cara yang ketiga adalah
seperti yang diperbuat Abdurahman. Meski cara ketiga ini tidak membutuhkan biaya yang
besar, namun pemuda di sana, sesuai adat Mandailing tidak akan melepaskan sang gadis bila
dilarikan pemuda lain. Karena kecerdikan Marah Kamil dan kerjasama pemuda di
kamoungnya, sahabatnya itu bisa melaksanakan misi pelarian sang pujaan hati.
Nasib Abdurahman berbeda dengan Marah Kamil. Meskipun cinta tidak bertepuk sebelah
tangan, Marah Kamil harus menghadapi kedua orang tuannya. Orang tua Marah Kamil tidak
menyetujui apabila Marah Kamil mempersunting Anni. Karena patah hati, Marah Kamil
memutuskan untuk pergi merantau.
Dalam perantauannya, Marah Kamil bekerja dengan seorang pedagan emas. Ia diberi
pekerjaan sebagai juru tulis dan mandor kuli. Suatu ketika, dalam perjalanannya mencari
emas, Marah Kamil terpisah dan tersesat di hutan. Nasib buruk memang, sesampainya di
kampung pinggiran, ia justru disangka pelarian tahanan. Padahal, kampung itu adalah
kampunnya sendiri.
Setelah bertemu orang tuanya, ia mendapat banyak nasihat salah satunya tentang
bagaimana hidup itu berlaku. Dalam pengembaraan yang selanjutnya, Marah Kamil
berkenalan dengan Duakip. Ia menyaksikan nasib buruk Duakip karena selalu ditipu orang.
Di Bangkahulu, Marah Kamil sempat menemukan sejumlah uang yang akhirnya
dikembalikan kepada yang memiliki. Zainul namanya. Karena itulah mereka menjadi sahabat
karib, bahkan Zainul mengajak Marah Kamil berdagang kelontong bersama-sama. Marah
Kamil tidak tahan dengan pekerjaan itu karena harus berjualan dari satu kampung ke
kampung yang lain. Ia memutuskan untuk berhenti berdagang, kemudia melanjutkan
pengembaraannya.
Sesampainya di Pasemah ia berkenalan dengan seorang lelaki tua yang memuji kepintaran
Belanda. Setelah itu ia melanjutkan pengembaraan ke Jambi. Ketika menuju Jambi, perahu
yang ditumpanginya karam karena diserang perompak. Ia dibawa perompak dan diangkat
menjadi anak oleh salah seorang perompak. Ia tinggal beberapa bulan di pulau itu dan diajari
berbagaimacam hal.
Suatu ketika, Marah kamil mengikuti ayah angkatnya ke suatu gua tempat penyimpanan
barang rampokan. Pada saat itu juga ia mengetahui bahwa ayah angkatnya bukan orang baik.
Dalam pengintaianya, ia dipergoki oleh seorang anggota perompak. Ia dikejar sampai ke
tengah laut. Ia beruntung karena ditolong oleh dua orang Belanda. Ia sangat berterimakasih
kepada orang Belanda itu. Ternyata orang itu adalah mantan majikannya ketika menjadi juru
tulis. Marah Kamil melanjutkan pengembaraanya ke Singapura dengan mengikuti tuannya
itu. 

II. Analisis Unsur Intrinsik Novel

Tema : Perjalanan merantau Marah Kamil dari kampung halamannya yang


disebabkan oleh patah hati

Amanat :- Kita harus lebih mengandalkan otak daripada otot


- Hadapilah masalah dengan sabar dan lapang dada
- Kebaikan pasti akan membuahkan hal baik pula

Latar
1.Tempat : - Desa Marah Kamil
- Bangkahulu
- Pasemah
- Jambi
- Singapura

2. Suasana : - Menegangkan
- Menyedihkan
- Mengharukan

Alur : Maju
- Diawali dengan Marah Kamil yang dengan cerdasnya mampu menipu para
pencuri yang mengincar uang hasil penjualan emas keluarga nya
- Marah kamil membantu Abdurrahman untuk menjemput pujaan hatinya
- Kedua orang tua Marah Kamil tidak menyetujui gadis pilihan Marah Kamil,
karena patah hati Marah Kamil memilih pergi merantau
- Marah Kamil bekerja dengan seorang pedagang emas dan diberi pekerjaan
sebagai juru tulis
- Dia melanjutkan perjalanannya dan menemukan uang milik Zainul. Marah
Kamil mengembalikannya dan menjadi sahabat Zainul
- Ketika menuju Jambi perahunya diserang perompak dan Marah kamil
diangkat menjadi anak oleh salah satunya
- Marah Kamil sadar ayah angkatnya bukanlah orang baik, dia berusaha lari
dan dikejar oleh perompak. Syukurlah dua orang Belanda yang ternyata
adalah mantan majikannya saat menjadi juru tulis menolongnya
- Marah Kamil melanjutkan perjalanan menuju Singapura.

Tokoh :
- Marah Kamil (Protagonis)
Marah Kamil sangat cerdik dan lebih suka mengandalkan otaknya daripada ototnya
- Orang Tua Marah Kamil (Tritagonis)
Kedua orang tuanya melarang Marah Kamil menikahi gadis pilihannya. Meskipun
begitu keduanya masih menasehati Marah Kamil agar tidak gegabah dalam bertindak
- Abdurrahman (Tritagonis)
Sahabat Marah Kamil yang meminta pertolongannya untuk menjemput sang pujaan
hati
- Majikan Marah Kamil (Tritagonis)
Majikannya saat masih menjadi juru tulis yang juga menolong Marah Kamil saat
dikejar perompak hingga ke laut
- Ayah angkat Marah Kamil (Antagonis)
- Seorang perompak yang mengangkat Marah Kamil menjadi anak, tetapi masih
mengumpulkan harta dengan merompak orang lain.

Sudut Pandang : Orang Ketiga

Gaya Bahasa : Baku

Anda mungkin juga menyukai