Anda di halaman 1dari 2

Nama : Komang Sumerta Adnyana

Kelas : 7G
No : 20

MALIN KUNDANG

Cerita Malin Kundang berasal dari daerah Sumatera Barat. Dalam kisah ini diceritakan
hidup seorang ibu dan putranya yang bernama Malin Kundang. Hidup ibu dan anak ini serba
kekurangan. Meski begitu, sang ibu selalu berusaha keras untuk memberikan kehidupan yang
layak untuk anak laki-lakinya.

Ketika Malin beranjak dewasa, dia pergi merantau bersama seorang saudagar kaya. Ia
pun berjanji akan pulang dan menjemput ibunya setelah kaya raya. Bertahun-tahun
kemudian, Malin Kundang berhasil menjadi pedagang yang kaya. Ia pun menikah dengan
putri seorang kepala kampung. Sayangnya, kehidupannya yang bergelimang harta membuat
Malin lupa dengan sang ibu. Ia malah berbohong dengan sang istri dan mengaku bahwa
ibunya telah meninggal dunia. Suatu hari, Malin dan istrinya terpaksa berlabuh ke pulau
tempat kampung halamannya karena cuaca buruk. Istri Malin juga memaksa suaminya untuk
turun ke pulau dan membeli ikan. Malin cemas karena dia takut bertemu ibunya. Saat dia
turun dari kapal, semua orang menyambutnya dan menyebutnya ‘saudagar kaya’. Tak jauh
dari situ, ibu Malin yang kebetulan sedang membantu nelayan, melihat sosok putranya. Ia
lalu mendekat untuk memastikannya.

“Malin… Malin Kundang anakku,” kata sang ibu langsung memeluk Malin. Di luar dugaan,
Malin tidak mengakui ibunya sendiri.

Istri Malin lalu berusaha menengahi dan meminta sang ibu menunjukkan bukti bahwa
Malin adalah anaknya. Ibu Malin pun mengatakan luka di tangan Malin yang telah ada sejak
kecil. Istri Malin pun menyadari bahwa ucapan wanita tua di hadapannya memang benar.
Malin Kundang tak peduli dan tetap tak ingin mengakui ibunya. Sang ibu lalu meratap dan
tepat saat itu hujan deras. Tiba-tiba petir menyambar tetap di kaki Malin dan mendadak
tubuhnya menjadi kaku seperti batu. Malin amat ketakutan dan dia menyadari telah durhaka
dan berdosa pada ibunya. Malin meminta maaf dan meminta tolong, dan Ibu Malin berusaha
menolong tapi terlambat karena anaknya sudah berubah menjadi batu. Dari cerita ini, anak
bisa mendapatkan pesan moral untuk menepati janji serta tidak durhaka kepada orang tua.

Pesan Moral :

Cerita Rakyat Malin Kundang mengandung pesan moral yang dapat dijadikan sebagai
pengingat bagi kita untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua yang telah merawat dan
membesarkan kita sepenuh hati. Cerita ini juga mengingatkan kita untuk tidak menjadi
seorang anak durhaka.

Anda mungkin juga menyukai