Anda di halaman 1dari 1

AKU SUKA DONGENG NUSANTARA

“..Kisah ini tentang seorang anak dari Sumatera Barat, yaitu Malin Kundang.”

Penulis : Lingga Sakha Saverio

Dahulu kala ada seorang wanita bersama anaknya tinggal di Sumatera Barat, pesisir pantai
air manis kota Padang. Wanita tersebut merupakan janda bernama Mande rubayah, dia memiliki
seorang anak semata wayang bernama Malin Kundang, sejak kecil Malin Kundang menjadi anak
yatim karena ayahnya yang telah meninggal dunia.

Kehidupan mereka sangat kekurangan, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari Mande


Rubayah berjualan kue yang dibantu Malin. Kehidupan yang berat membuat Malin tumbuh menjadi
anak yang kuat, pekerja keras, dan sangat menyayangi ibunya. Dia berjanji ketika dewasa akan
menjadi orang sukses yang membahagiakan ibunya.

Suatu hari sebuah Kapal saudagar besar bersandar dekat tempat tinggal Malin. Malin yang telah
dewasa saat itu langsung memiliki keinginan untuk merantau dengan menumpangi kapal tersebut.

“Ibu, saya ingin merantau ke negeri seberang. Saya ingin mencari pekerjaan disana, saya ingin
merubah nasib kita dari kemiskinan. Saya ingin membuat ibu bahagia.” Kata Malin.

Walaupun berat hati Mande Rubayah mengikhlaskan kepergian Malin, dia berdoa untuk
keselamatan dan kesuksesan Malin.

Tahun demi tahun Malin meninggalkan ibunya tanpa kabar berita. Tanpa sepengetahuan
ibunya dengan kegigihan dan kerja keras Malin dia telah menjadi saudagar besar yang memiliki
banyak kapal dan telah menikahi seorang wanita. Suatu ketika Malin dan Istrinya berlayar dan
berlabuh di tanah kelahirannya. Seolah tak percaya, Mande melihat sosok yang sangat mirip dengan
anaknya. Mande Rubayah langsung mendekat dan memeluk sosok tersebut sangat erat.

“Malin, apakah itu kau? Mengapa kau sangat lama meninggalkan Ibu tanpa kabar?.”

Malin terkejut melihat sosok wanita tua yang ternyata ibunya, dia murka terhadap Mande
yang langsung memeluknya, karena Malin mengaku terhadap istrinya berasal dari keturunan
saudagar kaya dan ibunya sudah meninggal. Mande Rubayah menangis dengan sikap Malin, hatinya
hancur, Malin mengacuhkan, bersikap kasar, dan langsung meninggalkannya malu mengakui
ibunya yang miskin. Mande Rubayah sangat marah, dalam hatinya dia berdoa

“Ya Allah, bila memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya. Namun jika memang dia
benar anakku, aku memohon keadilanMu”

Saat kapal Malin berlayar kembali, tiba-tiba badai dahsyat datang dan menghancurkan kapalnya
hancur berkeping-keping. Pada keesokan harinya ditemukanlah sebongkah batu yang menyerupai
tubuh manusia dan dipercaya batu tersebut adalah Malin Kundang anak durhaka yang dikutuk oleh
ibunya.

Pesan Moral :

“ Sesukses dan sebanyak apapun harta di dunia, tetaplah menjadi anak baik yang patuh,
menghargai, dan berbakti terhadap Orang tua.”

Anda mungkin juga menyukai