Anda di halaman 1dari 2

Malin Kundang

Batu malin kundang/ Foto: I Gede Leo Agustina/ d'Traveler

Pada dahulu kala, hiduplah seorang perempuan miskin bersama anak tunggalnya, bernama
Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya
tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka hidup berkekurangan.

Saat Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan untuk merantau ke kota untuk
mengadu nasib di sana. Meskipun berat hati, ibunya pun mengizinkan Malin untuk merantau.

Beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasibnya. Dia telah menjadi saudagar
yang kaya raya serta juga mempersunting seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.

Suatu hari Malin ingin melihat keadaan desanya yang sudah lama ditinggali selama bertahun-
tahun. Dia datang membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk.

Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni
tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi serta hendak memberikan kabar gembira
tersebut kepada ibu Malin.

"Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya," seru
tetangga itu.
"Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya," ucap ibu
Malin, terkejut.

"Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan
istrinya juga sangat rupawan," ucap tetangganya.

Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya
selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana
terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.

"Malin, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?" katanya sambil
memeluk Malin Kundang.

Malin yang merasa malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh tersebut dan bergegas
melepaskan pelukan ibunya.

"Apa benar orang tua ini adalah ibumu?" tanya istri Malin, bingung.

"Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku," jawab Malin.

Mendengar hal itu, ibunya sangat sakit hati atas perbuatan Malin, hingga akhirnya ibu Malin
mengutuknya menjadi sebuah Batu. Yang mana batu tersebut sekarang terkenal menjadi
sebuah cerita rakyat Malin Kundang.

Dari kisah Malin Kundang ini, mengajari anak untuk senantiasa menghormati dan berbakti
kepada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai