Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN

Budidaya pembesaran merupakan salah satu cara untuk mendapatkan


keuntungan yang lebih. Disamping itu permintaan akan lele konsumsi masih
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan lele
konsumsi di Semarang yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kemudian banyaknya limbah dari peternakan ayam pedaging di wilayah


Gunungpati bisa dijadikan pakan alternatife untuk mengurangi besarnya biaya
pakan pelet. Limbah ayam pedaging tersebut meliputi ayam yang sudah mati.
Dalam satu bulan, ayam pedaging yang mati dipeternakan mencapai 10 ekor.
Limbah ayam pedaging tidak langsung diberikan pada lele begitu saja, namun
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pertama limbah ayam pedaging direbus
untuk mempermudah pembuangan bulu ayam yang menempel dan juga berfungsi
untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada daging ayam. Setelah
perebusan, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging ayam dan tulang unutk
mempermudah proses pemberian pakan untuk lele.

Di Kecamatan Gunungpati budidaya lele sudah ada, namun banyaknya


permintaan akan ikan lele di pasaran sehingga pasokan permintaan ikan lele masih
belum terpenuhi. Ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk prospek
kedepan. Usaha pembesaran lele tidak lepas dari benih yang akan dibudidayakan,
benih bisa didapatkan dari daerah sekitar yang tidak jauh dari usaha pembesaran
lele yang akan dilakukan. Tepatnya terletak Ungaran, Kab. Semarang yang bisa
menghasilkan benih lele siap tebar berjumlah 100 ribu ekor benih dalam satu
bulan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Program

Budidaya Ikan Lele Lokal.

B. Latar Belakang

Potensi sumberdaya ikan tidak harus tertuju pada laut, ada beberapa potensi
sumberdaya ikan juga bisa dihasilkan dari hasil budidaya. Salah satunya budidaya
ikan lele yang saat ini banyak dijadikan obyek oleh masyarakat untuk
memperoleh keuntungan. Disamping itu, ikan lele banyak mengandung protein
yang berguna bagi tubuh manusia.

Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Setiap segmen usaha ini
sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di
ekspor dan permintaannya cukup besar. Dengan aneka kreasi masakan yang
berbahan dasar lele, permintaan lele di Semarang semakin meningkat.
Pembudidaya lele di Semarang sudah ada namun belum bisa memenuhi
permintaan di Semarang dan sekitarnya.

Dengan budidaya lele dengan optimasi limbah ayam pedaging sebagai pakan
tambahan ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah ayam
pedaging bisa didapatkan dari usaha peternakan yang berada di sekitar daerah
Gunungpati. Dalam satu bulan, ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor.
Oleh peternak, limbah ayam pedaging tidak dimanfaatkan lagi bahkan dikubur.
Dalam sehari setidaknya ada satu ayam pedaging yang mati dan tidak
dimanfaatkan oleh peternak. Limbah ayam pedaging tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai pakan alternatife pengganti pelet dengan pengolahan terlebih dahulu.
Budidaya lele dengan optimasi limbah ayam pedaging bisa menghemat
pengeluaran biaya pakan. Pengolahan limbah ayam pedaging pertama kali
dilakukan pembersihan bulu bulu yang menempel pada ayam. Pembersihan
tersebut dilakukan dengan cara direbus terlebih dahulu agar bulu ayam mudah
untuk dibersihkan dan perebusan juga bertujuan untuk menghilangkan bakteri
yang menempel pada tubuh atau daging ayam. Setelah pembersihan bulu sudah
selesai, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging dan tulang. Pemisahan
daging dan tulang tersebut bertujuan untuk mempermudah pemberian pakan untuk
lele.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa potensi budidaya lele sangat


menjanjikan. Di Gunungpati khususnya, pengembangan dari usaha budidaya lele
belum dapat memenuhi permintaan. Dari segi lokasi dan pemasaran sangat
strategis karena letak Gunungpati yang tidak terlalu jauh dari kota, menjadikan
nilai tambah tersendiri dari usaha ini.

C. Rumusan Masalah

1. Belum terpenuhinya permintaan ikan lele di Semarang dan sekitarnya.

2. Banyaknya peternakan ayam pedaging diwilayah Gunungpati yang dimana


terdapat limbah ayam mati.

D. Tujuan dan Manfaat

Disamping memperoleh keuntungan dari hasil budidaya ini, dapat


menciptakan lapangan pekerjaaan baru jika nantinya budidaya ini berkembang
menjadi besar. Kemudian dapat berkontribusi dalam pemenuhan permintaan akan
ikan lele di Semarang dan sekitarnya. Dan dapat memanfaatkan limbah
peternakan ayam pedaging sebagai pakan alternatif budidaya ikan lele.

E. Luaran Yang Diharapkan

Diharapkan dari usaha budidaya lele ini bisa menjadikan penghasilan serta
mampu melatih mahasiswa untuk mengembangkan jiwa wirausaha.
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

A. Kondisi Umum Masyarakat

Usaha budidaya lele ini belum ada yang mengembangkan secara maksimal.
Ketersediaan air yang cukup melimpah dan cuaca yang bersuhu hangat sangatlah
berpotensi dalam usaha budidaya lele. Dalam usaha budidaya lele tidaklah sulit
untuk mendapatkan benih yang berkualitas. Benih bisa didapatkan dari daerah
Kab. Semarang yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi budidaya yang akan
dilakukan.

Ikan lele dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan lele didorong untuk
tumbuh secara optimal sesuai permintan pasar. Lele merupakan komoditas yang
dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di
kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 5x3 m lele dapat ditebar
sebanyak 2500 ekor benih. Selama 3 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 300 kg.

B. Lokasi Usaha

Lokasi usaha terletak di Desa Mangunsari Kelurahan Pakintelan Kecamatan


Gunungpati Kota Semarang. Dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang dan
samping rumah, bisa di buat kolam terpal. Daerah Gunungpati sendiri pada
umumnya memilki suhu udara yang hangat, lele bisa cepat berkembang apabila
kondisi area budidaya memiliki suhu yang hangat. Dengan adanya potensi area
seperti itu, maka pemilihan lokasi ini sangatlah tepat untuk dijadikan usaha
budidaya ikan lele.

C. Strategi Pemasaran

Hasil budidaya lele ini tidak lepas dari penjualan atau pemasaran setelah
panen. Pemasaran akan dilakukan beberapa metode yang tepat untuk menarik
minat pembeli dari daerah Semarang dan sekitarnya. Metode pemasaran sebagai
berikut:

1. Kerja sama dengan pengepul ikan lele

Sebelum merintis usaha budidaya lele, telah dilakukan kerja sama dengan
pengepul. Pengepul ini yang nantinya akan membeli ikan lele yang sudah panen.

2. Kerja sama dengan warung makan

Banyaknya warung makan yang menyediakan aneka masakan dari bahan lele bisa
diajak kerja sama dalam pemasokan ikan lele segar untuk dijadikan bahan olahan
masakan.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dapar diuraikan sebagai berikut:

A. Persiapan Lahan

Yang harus dilakukan pertama kali ialah menyiapkan lahan untuk


dijadikan tempat pembuatan ikan patin dengan terpal. Lahan harus bersih dan
rata. Lahan harus terhindar dari benda-benda tajam yang dapat merusak media
terpal nantinya.

B. Pembuatan Kolam Dengan Terpal

Langkah-langkah dalam pembuatan kolam terpal :

1. Pesiapan bambu yang sudah dipotong-potong untuk dibentuk menjadi kerangka


kolam ikan patin .

2. Bambu-bambu di tancapkan ke dalam tanah membentuk seperti persegi/persegi


panjang.
3. Membentuk kerangka seperti kotak dan dilengkapi dengan bambu untuk
memperkuat kerangka kolam.

4. Pemasangan pipa pembuangan.

5. Setelah selesai, terpal di pasang dalam kerangka kolam bagian tepi tepinya di
ikat.

6. Untuk bagian terpal yang dekat dengan bagian pipa pengeluaran, Di buat
lubang dengan cara di tekan dan di potong menggunakan cutter. Pemasangan pipa
pengaturan yang sudah kita buat sebelumnya dan di lem supaya tidak bocor.

Dan kolam terpal siap dilakukan penebaran benih, tapi ada 2 hal perlu
diperhatikan. Yang pertama terpal masih dalam keadaan baru, pasti ada bau-bau
yang tidak diinginkan ikan patin di sana. Untuk menetralisir, kolam di isi dengan
air dan di gosok dengan menggunakam busa lalu keringkan. Dan yang kedua
adalah pembuatan saluran pembuangan, jangan sampai air hasil pembuangan
menggenangi daerah sekitar kolam.

Contoh gambar

1.

2.
3.

4.

5.

6.
C. Penebaran Ikan Patin

Setelah kolam siap untuk penebaran benih, selanjutnya benih ikan patin
akan di tebar dalam kolam terpal. Benih ikan patin sebanyak 3000 ekor dengan
panjang dan lebar kolam 5x4 m. Benih yang berukuran 3-5 cm dimasukkan ke
dalam kolam terpal yang sudah berisi air.

D. Pemberian Pakan Pelet Dan Pakan Alternatif

Pemberian pakan akan dilakukan dengan memeberikan pakan pelet


sebagai pakan utama dan pakan alternatife dari hasil olahan ayam pedaging yang
sudah mati. Sehingga pemberian pakan alternatife dapat meminimalkan besarnya
biaya pakan. Pakan pelet diberikan pada ikan patin yang baru ditebar kedalam
kolam terpal sampai berumur 1.5 2 bulan. Selanjutnya ikan patin yang berusia
lebih dari 1.5 2 bulan diberikan pakan alternatif dari hasil olahan limbah ayam
pedaging. Pemberian pakan dilakukan pada pagi,siang,sore dan malam dengan
frekuensi 3 4 kali sehari.

E. Panen Dan Penjualan

Umur ikan patin berkisar antara tiga bulan. akan dilakukan pemanenan
secara bertahap. Tahap pertama ialah ukuran size ikan patin yang berukuran 6 9
ekor / kg dan siap untuk di jual. Ikan patin yang berukuran masih agak kecil
dipelihara agar tumbuh menjadi lebih besar.
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya

No Jenis Biaya Total

1 Peralatan Rp. 3.685.000,-

2 Bahan Habis Pakai Rp. 5.665.000,-

3 Perjalanan Rp. 150.000,-

4 Lain Lain Rp. 339.000,-

Total Rp. 9.839.000,-

B. Jadwal Kegiatan

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4


No Kegitan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pelaksanaan
bersifat
administratif

2 Pembersihan dan
pembuatan kolam

3 Pemeliharaan
Ikan patin

4 Penyusunan
laporan

5 Evaluasi hasil

Anda mungkin juga menyukai