Anda di halaman 1dari 3

Mandala Sedimentasi Cekungan Bogor meliputi beberapa Zona Fisiografi van Bemmelen

(1949), yakni : Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan. Mandala

Sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang kebanyakan berupa fragmen

batuan beku, dan sedimen , seperti andesit, basalt, tufa dan batu gamping. Ketebalan

keseluruhan diperkirakan lebih dari 7000 m (Martodjojo, 2003)


Gunung Putri terbentuk pada Akhir Miosen Pliosen, termasuk ke dalam Mandala

Cekungan Bogor (Zona Bogor) yang dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang

kebanyakan berupa fragmen batuan beku, dan sedimen , seperti andesit, basalt, tufa dan

batu gamping.
Gunung Tangkuban Perahu terbentuk pada Akhir Miosen Pliosen, termasuk ke dalam

Mandala Cekungan Bogor (Zona Bandung) yang dicirikan oleh endapan aliran gravitasi,

yang kebanyakan berupa fragmen batuan beku, dan sedimen , seperti andesit, basalt, tufa

dan batu gamping.


Gunung Karaha terbentuk pada Akhir Miosen Pliosen, termasuk ke dalam Mandala

Cekungan Bogor (Zona Bandung) yang dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang

kebanyakan berupa fragmen batuan beku, dan sedimen , seperti andesit, basalt, tufa dan

batu gamping. Gunung Karaha berada dalam formasi yang sama dengan Gunung Telaga

Bodas namun ada perbedaan umur, zaman dan material yang didalamnya.
Gunung Telaga Bodas terbentuk pada umur Kuarter, termasuk ke dalam Lapangan Panas

Bumi Wayang Windu (wilayah Sumur penelitian di Garut) yang dicirikan adanya andesit

berwarna abu abu kehitaman hingga hitam keabu-abuan, secara mikroskopis memiliki

tekstur porfiritik. Mineral Sekundernya ialah lempung, kuarsa, anhidrit, klorit, kalsit, dan

oksida besi.
Gunung Galunggung terbentuk pada umur Kuarter, Gunung Galunggung memiliki tiga

Formasi yaitu Formasi Galunggung tua, Formasi Tasikmalaya, dan Formasi Cibanjaran
dan menghasilkan endapan piroklastik (didominasi ash), aliran lava (Basalt), dike, dan

lahar.
Gunung Ciremay terbentuk pada umur Kuarter, Gunung Ciremay termasuk Zona Bogor,

dan menghasilkan batuan andesit sebagai batuan penyusunnya.


Gunung Dieng terbentuk pada umur Kuarter, Gunung Dieng dan sekitarnya dipengaruhi

oleh pergerakan tektonik Kuarter yang masih aktif sampai sekarang. Gunung Dieng

umumnya mempunyai aliran sungai radial (melingkar)yang berasal dari ketinggian

gunung api. Gunung Api Dieng memiliki satuan batuan yang terdiri dari lava andesit,

andesit kuarsa, serta batuan klastika gunung api.


Gunung Ijen terbentuk pada umur Kuarter, Gunung Ijen terdiri dari endapan vulkanik

antara lain abu gunung api, lapilli, dan leleran lava. Gunung Ijen juga menghasilkan

endapan piroklastik seperti pasir, abu, dan bom gunung api yang bersifat batu apungan.

Jenis batuan gunungapi Ijen menurut Brouwer (dalam Kemmerling, 1921) terdiri dari

andesit augit hipersten dan basalt.


Gunung Raung terbentuk pada umur Kuarter, Gunung Raung menghasilkan tufa dan

breksi gunung api batuapung yang berlapis tebal. Tufa berwarna coklat atau kemerahan,

sebagian besar lapuk. Breksi gunung api disusun oleh komponen batuapung dasitan,

basal, andesit dan obsidian.

Kesimpulan
Geologi Regional Pulau Jawa yang terdiri dari Zona Bogor, Zona

Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan memiliki umur yang

berbeda.
Pada Umur Akhir Miosen Pliosen gunung api terdapat pada

Mandala Sedimentasi Cekungan Bogor. Dan hampir keseluruhan

material yang dihasilkan sama seperti andesit, basalt, tufa, dll.


Pada Umur Kuarter gunung api memiliki daerah formasi, dan

material yang dihasilkan berbeda beda.

Anda mungkin juga menyukai