Anda di halaman 1dari 36

LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.

2
JembatanOverPassCigombong1A

BAB V

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

5.1 Tinjauan Umum


Tahap konstruksi menjadi inti dari suatu pelaksanaan proyek, dimana
merupakan tahap realisasikan ide dari pemilik proyek yang sebelumnyatelah
diterjemahkan oleh konsultan perencana menjadi DED kedalam bentuk fisik yang
nyata. Tahap konstruksi dilaksanakan oleh kontraktor yang diawasi oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari owner di lapangan. Pelaksanaan dilapangan harus
sesuai dengan desain, spek, biaya dan waktu yang telah disepakati di kontrak.
Selain hal-hal tersebut pada tahap pelaksanaan / konstruksi dipengaruhi oleh
berbagai macam hal yang terduga maupun yang tidak terduga seperti faktor cuaca,
sosial, lingkungan, keadaan alam dan lain-lain. Hal-hal tersebutlah yang memaksa
kontraktor harus merumuskan metode yang tepat dalam pelaksanaan proyek.
Pada dasarnya setiap proyek itu unik, tidak ada proyek yang persis sama. Oleh
karena itu maka metode pelaksanaan dari setiap proyek pun berbeda-beda.
Semakin cermat suatu kontraktor merumuskan metode yang tepat maka semakin
maksimal hasil yang didapat. Metode pelaksanaan konstruksi, merupakan
penerapan konsep rekayasa yang saling terkait antara persyaratan dokumen lelang,
keadaan teknis, faktor ekonomi kondisi lapangan dan seluruh sumber daya yang
tersedia.

Mulai

DED dan Spesifikasi

Review,disesuaikan dengan Lapangan,


digambar Ulang

B
Shop Drawing

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 93


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Tidak Disetujui Konsultan


B pengawas dan Owner

ya

Pengadaan Bahan dan Peralatan

Konstruksi

Opname Hasil Pekerjaan oleh


Konsultan Pengawas

Perbaikan / Dibongkar
dan dikonstruksi ulang

Memenuhi syarat-syarat, Tidak


mutu dll

ya

Owner Membayar Pekerjaan

As Build Drawing
Gambar 5.1 Alur kerja proyek

Dalam gambar 5.1 digambarkan bagaimana alur tahap kostruksi di lapangan.


Selesai
Pada awal pelasanaan konstruksi, kontraktor sebagai pelaksana diberi DED dan
syarat-syarat sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi. DED tersebut kemudian
diolah, ditinjau terlebih dahulu berdasarkan kondisi data-data dilapangan lalu di
gambar ulang menjadi shop drawing. Shop drawing tersebut akan diperiksa oleh
konsultan pengawas apakah telah memenuhi syarat atau tidak, jika tidak
memenuhi syarat maka dikembalikan untuk di perbaiki, namun jika telah di
setujui shop drawing tersebut dibubuhi tanda tangan. Lalu shop drawing akan di
ajukan kepada owner untuk meminta persetujuan final. Setelah mendapatkan

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 94


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

persetujuan dari owner, maka shop drawing tersebut baru bisa dilaksanakan. Dari
shop drawing tersebut ditetapkan metode pelaksanaan proyek yang sesuai, setelah
itu dapat dihitung kebutuhan alat dan bahan, yang kemudian dilakukan pengadaan
bahan dan peralatan oleh bagian logistic/pengadaan. Setelah alat dan bahan
terpenuhi maka selanjutnya masuk ketahap konstruksi di lapangan.
Pekerjaan dilapangan akan diawasi lansung oleh konsultan pengawas sebagai
wakil owner dilapangan, yang perlu diawasi dilapangan berupa kuantitas, kualitas
dan metode pekerjaan dan sebagainya. Jika terjadi kesalahan atau perbedaan
antara di kontrak dan pelaksanaan atau pekerjaan melewati batas toleransi yang
telah diatur maka konsultan pengawas berhak menolak pekerjaan dan kontraktor
harus melakukan perbaikan jika kesalahan masih tahap sedang, atau dibongkar
dan dilakukan pekerjaan ulang jika terjadi kesalahan yang fatal. Setelah pekerjaan
tersebut diterima oleh konsultan pengawas barulah pekerjaan tersebut dimasukan
kedalam mata pembayaran yang nantinya harus dibayarkan owner ke kontraktor.
Pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek, sangatlah diperlukan pembagian
jenis-jenis pekerjaan dalam satuan unit kerja, ini dimaksudkan untuk:
1. Penjadwalan waktu pekerjaan.
2. Monitoring atau pengamatan perkembangan prestasi suatu pekerjaan.
3. Penjadwalan alat maupun material yang dibutuhkan.
4. Efisiensi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tahap pelaksanaan dalam proyek merupakan tahap dimana masalah-masalah
yang terbilang umumnya jarang dan bahkan tidak pernah muncul pada saat masa
perencanaan oleh konsultan perencana akan datang dan dapat sekali menghambat
progres yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga proyek pun akan
mengalami keterlambatan yang dapat menyebabkan kerugian material dan waktu.
Timbulnya masalah-masalah itu sudah pasti tidak dapat diselesaikan begitu saja
oleh satu pihak, tetapi harus selalu dikoordinasikan bersama oleh pihak-pihak
yang terkait di dalam proyek sesering mungkin, sehingga dapat menghasilkan
jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang muncul. Berikut adalah pihak-
pihak yang diwajibkan berkoordinasi secara berkala selama proses berlangsung:
1. Kepala Proyek selaku pihak yang bertanggung jawab atas proyek.
2. Site manager dan Pelaksana yang berhubungan langsung dengan
kondisi di lapangan.
3. Konsultan pengawa atau Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Owner sebagai pihak penengah dan penentu keputusan bersama.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 95


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Dalam laporan ini, akan dibahas metode pelaksanaan pekerjaan Proyek


Pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi 1 Paket 3.2 yang diamati
selama 60 hari kerja berupa pekerjaan tanah, pekerjaan pier dan erection girder.

5.2 Pekerjaan Tanah


5.2.1 Pekerjaan Galian Tanah
5.2.1.1 Pekerjaan Pembersihan Lahan (Clearing dan Grubbing)
Digunakan untuk membersihkan tanah permukaan yang mengandung
humus, pohon, dan lainya. Dimana tanah tersebut akan dibuang ke disposal
area. Metode pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Pembersihan dan pembongkaran lahan dengan excavator.
2. Sampah, pohon-pohon yang telah di bongkar oleh excavator
dimuat ke dalam dumptruck.
3. Tanah dipermukaan dikupas sedalam 10 20 cm menggunakan
bulldozer untuk mengilangkan humus, akar.
4. Tanah hasil galian tersebut menggunakan excavator dimuat ke
dumptruck.
5. Dari dumptruck sampah, pohon, tanah dibuang ke disposal area
yang telah disetujui.

Gambar 5.2 Pembersihan lahan

5.2.1.2 Galian Biasa


Metode pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Untuk kondisi yang relative datar dan menerus digunakan
bulldozer untuk menggali, loading hasil galian dengan excavator
sertau hauling dengan dumptruck.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 96


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

2. Galian dilakukan secara bertahap, kedalaman galian maksimal


disesuaikan jenis tanah agar tidak terjadi longsor, kemudian
dibuat berm/sloop untuk melanjutkan galian dibawahnya,
sedangkan kemiringan arah memanjang memungkinkan alat
berat bermuatan bisa lewat. Galian selesai apabila elevasi akhir
sudah sesuai dengan gambar kontrak dengan toleransi yang
diterima.
3. Tanah yang sesuai dengan spesifikasi (suitable langsung
diangkut dumptruck dibawa ke lokasi timbunan terdekat. Syarat
tanah hasil galian yang bisa digunakan untuk timbunan yaitu
nilai CBR maksimum 6% dan tidak termasuk tanah yang
berplastisitas tinggi ( AASHTO T90 )
4. Tanah yang tidak sesuai (unsuitable) dengan spesifikasi dibuang
ke disposal area.
5. Tanah (suitable) sisa diangkut dump truck ke lokasi stock pile.

Gambar 5.3 Galian Main Road

5.2.2 Pekerjaan Timbunan Tanah


Metode pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Area yang ditimbun harus dibersihkan dari humus dan sampah
yang ada,
2. Penimbunan dilaksanakan dengan material yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas,
3. Apabila pekerjaan timbunan dilaksanakan dilokasi yang berair,
maka sebelum penghamparan material harus dilakukan
dewatering,
4. Penghamparan material timbunan menggunakan Bulldozer, dan
dilaksanakan tiap layer dengan ketebalan 30 cm,

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 97


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

5. Setelah penghamparan tiap layer, dilaksanakan pemadatan


dengan Vibrator Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan
hasil trial pemadatan lapangan ataupun laboratorium,
6. Apabila kondisi tanah terlalu kering, sebelum dipadatkan
sebaliknya timbunan dibasahi, untuk mencapai kadar air yang
ditentukan yang sesuai dengan ASTM D-4959

Gambar 5.4 Penghamparan Material Menggunakan Bulldozer


5.2.2.1 Pengujian Kepadatan Tanah.
Sand cone test pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di
tempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Langkah
pelaksanaan pengujian sand cone dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Suatu lapisan yang telah dipadatkan tadi, dibuat lubang dengan
diameter 12 cm dengan kedalaman 10-12 cm menyeluruh melalui
lapisan tetapi diusahakan sedapat mungkin jangan mengganggu lapisan
yang dibawahnya.
2. Material dari dalam lubang dikumpulkan dengan hati-hati, kemudian
ditimbang beratnya.
3. Tanah hasil ayakan tersebut diambil sedikit untuk dilakukan
pengecekan kadar airnya menggunakan alat Speedy Moisture Tester.
4. Sedangkan volume lubang diukur dengan mengisikan pasir kuarsa
dengan menggunakan alat tabung yang diletakkan diatas lubang tadi
sampai gerakan pasir terhenti yang menandakan lubang sudah terisi
penuh.
5. Kemudian menimbang pasir yang masih tersisa dalam tabung, dengan
itu dapat diketahui volume lubang.
6. Kepadatan diperoleh dengan rumus (berat isi (m) = berat tanah /
volume lubang.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 98


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

7. Kadar air diperoleh dengan rumus (kadar air(w)= berat isi kering (d)
= m / (1 + w).

Prinsip pengujian sandcone adalah perbandingan antara berat material


dengan volumenya termasuk rongga (satuan kepadatan adalah t/m 3 atau
gram /cm3)

Gambar 5.5 Pengujian Kepadatan Tanah


5.3 Pekerjaan Spunpile
Tiang pancang beton (spunpile) yang digunakan adalah diameter 500 mm.
Dalam pelaksanaannya, peranan yang sangat penting dari pekerjaan bangunan ini
adalah pekerjaan pemancangan. Kegiatan ini sangat menentukan penyelesaian
waktu pelaksanaan pekerjaan diatasnya antara lain seperti pile cap dan pilar.
Penentuan as titik pancang

Pemancangan tiang pancang

Penyambungan tiang pancang

Kalendering pemancangan
Gambar 5.6 Diagram Alir Pekerjaan Spunpile

5.3.1 Penentuan As Spunpile


Penentuan as Spunpile dilakukan oleh surveyor dengan memberi tanda
atau patok pada tanah berdasarkan data koordinat yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan Owner.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 99


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.7 Tampak Atas Spunpile

As titik pancang

Gambar 5.8 Surveyor menentukan as titik pancang

Berikut langkah-langkah penentuan as tiang pancang, yaitu:


1. Melakukan setting alat theodholite di titik yang telah ditentukan
sebelumnya dengan cara ditegakkan dengan posisi ujung kaki-kaki
ditancapkan ke permukaan pijakkan, kemudian dilakukan
pengaturan terhadap nivo datar dan nivo tegak. Posisi kedua nivo
harus berada tepat di tengah-tengah lingkaran yang terdapat di
bagian alat ini. Pengaturan dilakukan dengan cara memutar alat
setting.
2. Seorang surveyor dibantu oleh asisten surveyor membidik titik di
lokasi yang telah ditentukan berdasarkan titik koordinat.
3. Asisten surveyor membuat tanda atau patok sebagai as dari titik
pancang.

5.3.2 Pemancangan Tiang Pancang


Langkah-langkah pemancangan tiang pancang, yaitu :
1. Spun Pile diangkat menggunakan sling dari Hammer Diesel dan
diposisikan sesuai rencana. Pengikatan sling pada jarak 1/3L dari
ujung tiang.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 100


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.9 Proses Pengangkatan Tiang Pancang


2. Spunpile ditegakkan sehingga benar-benar mencapai posisi
vertikal dari 2 sisi monitor, positioning dibantu dengan Theodolite
dan klem bawah dikunci supaya posisi Spun Pile tidak berubah.
3. Spunpile diletakan pada titik pancang dan dipandu oleh surveyor.
4. Setelah spunpile dalam posisi titik pancang, kemudian dilakukan
pemancangan.

Gambar 5.10 Pemancangan tiang pancang menggunakan Hammer


Diesel

5.3.3 Penyambungan Tiang Pancang


Penyambungan Spun Pile dilaksanakan dengan cara pengelasan, metode
pengelasan adalah Single V with full penetration weld
Semua pekerjaan pengelasan harus sesuai dengan standar. Spun Pile
sebelum disambung dan selama pengelasan harus dipegang erat-erat dengan
sling dan suatu konstruksi klem yang cukup kaku untuk menjamin bahwa

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 101


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

sumbu segmen tiang pancang yang disambung berada dalam satu garis lurus.
Untuk mempercepat proses penyambungan, pengelasan dilakukan oleh dua
orang bersamaan.

Gambar 5.11 Ilustrasi penyambungan tiang pancang


Pancang yang Dilas
disambung penuh

Gambar 5.12 Penyambungan tiang pancang

5.3.4 Kalendering Pemancangan


Tujuan kalendering adalah untuk mengetahui besarnya penurunan tiang
pancang saat pemancangan dilaksanakan pada 10 pukulan terakhir sebesar
kurang 1 cm, apakah penurunan minimum telah tercapai. Sesuai yang
disyaratkan, kalendering dilakukan apabila diperkirakan tiang pancang sudah
mencapai tanah keras dan penurunan cukup kecil.
Bila pelaksanaan kalendering (10 pukulan) telah dilakukan tetapi hasilnya
menunjukkan bahwa penurunan tiang pancang melebihi syarat maka
pemancangan dilanjutkan dan dilakukan lagi sampai hasil kalendering sesuai
dengan persyaratan penurunan minimum, jadi kalendering dapat dilakukan
lebih dari satu kali.

5.3.5 PDA Test

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 102


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Tujuan diadakan test PDA adalah untuk mendapatkan data tentang :


1. Daya dukung aksial tiang
Didasarkan pafa karakteristik pantulan gelombang yang diberikan
oleh reaksi tanah (lengetan dan tahanan ujung)
2. Efisiensi enegi yang ditransfer
PDA mengukur energi pemancangan aktual yang ditransfer selama
pengujian karena berat palu pancang dan tinggi jatuh palu pancang
dapat dikethui maka efisien energi yang ditransfer dapat dihitung.
Syarat pengujian PDA Test :
1. Jumlah pondasi tiang yang diuji dengan PDA Test sebanyak 1%
dari jumlah titik pondasi tiang dalam satu lokasi.
Tetapi dalam proyek ini cuma dilakukan pengujian pada satu tiang
pancang, dikarenakan buat pengujian membutuhkan biaya yang
cukup mahal.
2. Berat/massa hammer ideal untuk pengujian PDA Test adalah 1% -
2% dari kapasitas pondasi tiang yang disyaratkan untuk dicapai.

Gambar 5.13 Pemasangan Kabel Connector Pada Spunpile


5.4 Pekerjaan Footing

Pekerjaan Lantai Kerja

Pemotongan tiang pancang

Marking

Pembesian Footing

Pemasangan bekisting

Pengecoran Footing

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 103


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Pembongkaran bekesting

Curring

Gambar 5.14 Diagram Alir Pekerjaan Footing

5.4.1 Pekerjaan Lantai Kerja


Lantai kerja merupakan alas/dasar pekerjaan suatu struktur bangunan,
berfungsi untuk mendapatkan permukaan yang rata bagi pemasangan
penulangan pada struktur pilar yang akan dibuat. Lantai kerja abutmen ini
direncanakan dengan ketebalan 10 cm dengan beton mutu kelas E atau setara
dengan K125. Pekerjaan Lean Concrete dilaksanakan setelah tes PDA
dilakukan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan Lantai kerja , yaitu :
1. Pastikan daerah yang akan dikerjakan bersih dari sampah dan hal-
hal yang akan mengganggu.
2. Pasang bekesting dengan ukuran yang sama dengan dimensi lantai
kerja rencana.
3. Pengecoran menggunakan beton dari truck mixer
4. Diratakan mengunakan papan kayu.

Gambar 5.15 Pengecoran LC

5.4.2 Pemotongan Tiang Pancang


Selesai pembuatan lantai kerja tiang pancang harus dipotong sesuai
ketinggian yang direncanakan, pemotongan tiang pancang beton dipotong pada
cutoff level + panjang stek, kemudian antara cut off level sampai pemotongan

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 104


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

dibongkar untuk mendapatkan stek. Untuk menghindari retak pada tiang


pancang akibat proses pemotongan tiang, maka pada level cut off tiang
digerinda keliling tetapi tidak boleh memutuskan besi tulangannya.
Pemotongan tiang pancang dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia berupa pembobokan tiang pancang, pemotongan besi tulangan sisa
dan pembengkokan tiang penyaluran pondasi ke footing. Tulangan
penyambungan spunpile ini dibengkokan agar tidak menganggu tulangan
footing.

Gambar 5.16 Pemotongan tiang pancang


5.4.3 Marking
Melakukan marking untuk menentukan batas-batas pinggir bangunan, AS
pilar, dan posisi tulangan yang harus sesuai dengan Shop Drawing.

5.4.4 Pembesian Footing


Tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian, yaitu :
1. Pengecekan material tulangan, pengecekan ini meliputi cek kuat
tarik, cek visual tulangan dari karat, pengecekan diameter
tulangan.
2. Seiring dengan pengecekan material, pekerjaan yang harus
dilakukan engineer adalah membuat daftar potongan dan daftar
bengkok untuk memudahkan pelaksanaan di workshop nantinya.
Dalam memotong tulangan pun tidak boleh sembarangan, harus
hitung sedemikian rupa agar waste/ sisa tulangan yang tidak
terpakai seminimal mungkin. Karena item pembayaran pekerjaan
penulangan adalah tulangan yang terpasang. Sehingga tulangan
sisa menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Dilakukan pemotongan dan pembengkokan (Fabrikasi) tulangan
dengan bantuan bar cutter dan bar bender diworkshop. Tulangan

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 105


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

yang di fabrikasi adalah tulangkan bawah, tulangan atas, tulangan


sengkang yang ukuranya berbeda-beda.
4. Kemudian tulangan dibawa ke lokasi pekerjaan
5. Tulangan dirangkai sesuai dengan gambar kerja. Instalasi tulangan
dilakukan dari tulangan bawah ke tulangan atas. Untuk mengikat
dua tulangan/ lebih digunakan kawat bendrat. Saat pemasangan
tulangan dibagian bawah footing diberi beton decking dengan
ketebalan sesuai dengan tebal selimut beton. Pada saat perakitan,
dibuat juga tulangan kolom sebagai stake kolom.
6. Tulangan penyambungan dari Spunpile ditekuk keluar
(dibengkokan hingga sudut 450) sehingga mengunci tulangan
bawah footing.
7. Lalu dilakukan pemeriksaan pekerjaan berupa cek pengikat antar
besi, cek jarak tulangan, cek panjang sambungan, cek kelurusan
tulangan secara vertikal dan horizontal, dan cek beton deking.
Hasil pemeriksaan harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar
kerja.

Gambar 5.17 Pembesian Footing

5.4.5 Pemasangan Bekesting Footing


Tahapan pemasangan bekesting footing, yaitu :
1. Pemasangan plywood secara vertikal untuk menutupi footing
kemudian di perkuat dengan balok kayu/ profil dibagian luar
secara vertikal dan horizontal.
2. Untuk mempertahankan dimensi footing dan selimut beton footing
maka dipasang beton decking antara tulangan dan plywood.
3. Setelah itu diberi perkuatan samping untuk menjaga bekesting dari
bagian luar, karena perkuatan dari dalam saja tidak cukup.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 106


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Perkuatan dari samping yang terdiri dari scafollding/ batang yang


ditancapkan di tanah.

Gambar 5.18 Pemasangan bekesting Footing


5.4.6 Pengecoran Footing
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana.
Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan udara yang terjebak
dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos beton dengan cara
pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton. Pemadatan dilakukan
segera setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut sifat
beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan
lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Pemadatan beton dilakukan dengan mengunakan alat vibrator beton (concrete
vibrator).
Sistem pemadatan beton menggunakan concrete vibrator :
1. Masukkan vibrator ke dalam cor beton dengan cepat, akan tetapi
angkat vibrator setelah pemadatan dengan lambat.
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak
radius getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal
permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius
getaran saling menutup menyelimuti seluruh permukaan beton
yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor
beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan bekisting.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 107


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

4. Dalam penggunaannya sebaiknya vibrator berposisi vertikal


dengan kemiringan maksimum sebesar 45o terhadap permukaan
cor.
Hal-hal yang dihindari ketika menggunakan concrete vibrator :
1. Memadatkan beton tidak diperbolehkan dengan cara
menyentuhkan batang vibrator ke besi tulangan beton
2. Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator
dengan bekisting karena akan mengakibatkan beton yang sudah
mulai mengeras akan tergetar kembali sehingga dapat
meninggalkan retakan kecil.

Lama waktu pemadatan :


1. Durasi penggunaaan vibrator concrete 5 15 detik, dihentikan
ketika permukaan beton yang dipadatkan sekitar batang vibrator
sudah mengkilap dan sudah tidak terlihat gelembung udara yang
keluar dari adukan beton.
2. Pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan
dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Durasi
penggetaran juga tidak lah boleh terlalu lama ataupun terlalu cepat
karena jika terlalu lama dapat menyebabkan bleeding (Mixing
Water yang naik ke permukaan beton sesaat setelah beton selesai
di cor dan partikel agregat kasar turun ke bawah) dan dapat
menyebabkan keropos apabila beton terlalu cepat dalam proses
penggetaran.
Tinggi jatuh beton pada waktu pengecoran tidak boleh lebih dari 2 m, jika
lebih dari 2 m akan menyebabkan segregasi (terpisahnya agregat kasar dengan
agregat halus). Segregasi adalah suatu keadaan dimana mortar/adukan akan
tertinggal di permukaan sedangkan agregat kasar (pasir dan koral) akan
menumpuk dibagian bawah.
Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan footing yaitu beton kelas C
atau setara dengan K250 dengan nilai slump 10 2.
Tahapan pengecoran footing, yaitu :
1. Sebelum dilakukan pengecoran, penting dilakukan pembersihan
area footing dari sampah, tanah yang mengendap didasar footing
yang disebabkan pekerjaan penulangan dan pemasangan bekesting,

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 108


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

setelah bersih kemudian di beri lem beton / Bonding adhesive pada


dasar footing agar footing dan LC menjadi satu kesatuan.
2. Pengecoran footing dengan menggunakan concrete pump karena
mixer tidak bisa menjangkau lokasi pengecoran dan dibutuhkan
tenaga pendorong untuk menyebarkan beton ready mix ke seluruh
area footing. Sebelum beton dituang ke concrete pump,terlebih
dahulu concrete pump dituang mortar semen yang berfungsi untuk
pelumas saluran talang agar volume beton tidak menempel di
talang concrete pump.
3. Pengecoran dilakukan pada lokasi paling jauh dari lokasi concrete
pump . Saat proses pengecoran berlansung harus dilakukan
penggetaran secara terus menerus menggunakan concrete vibrator
agar rongga-rongga udara dalam beton dapat keluar. Tapi harus
hati-hati jangan sampai vibrator menyentuh tulangan atau
bekesting agar tidak merusak pemasangan.
4. Pengecoran footing merupakan pengecoran dengan volume yang
besar, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam
pengecoran. Jika dalam waktu pengecoran terjadi kendala seperti
hujan, atau ketersedian beton yang menyebabkan pekerjaan harus
dihentikan maka pada saat dilanjutkan pengecoran harus diberi
lem beton antara beton lama dengan beton baru.

Gambar 5.19 Pengecoran Footing


5.4.7 Pembongkaran Bekesting
Pembokaran bekesting dapat dilakukan setelah beton berumur 24 jam
setelah pengecoran. Pada footing bekesting dilepas dimulai dari melepas
perkuatan samping, wingnut, sabuk bekesting dan barulah multiplex dilepas
satu persatu.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 109


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

5.4.8 Curring
Perawatan beton dilakukan pasca pelepasan bekesting untuk menjaga
kualitas beton agar tidak terjadi retak rambut karena proses pengeringan yang
terlalu cepat dan perbedaan temperatur yang drastis. Perawatan beton dapat
dilakukan dengan cairan Sika Antisol atau menyiram air secara berkala pada
permukaan beton.

5.5 Pekerjaan Kolom / Pilar


Pilar jembatan adalah bangunan yang terletak anta pilecap dan struktur atas
jembatan. Badan pilar ini berfungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung-
ujung bentang dan gaya-gaya lainya. Lalu menyalurkan beban ke pondasi.

Marking as pilar

Pembesian pilar

Pemasangan bekesting

Pengecoran pilar

Pembongkaran bekesting

Curring

Gambar 5.20 Diagram Alir Pekerjaan Pilar


5.5.1 Marking As Pilar
Aspilar diperoleh dari pengukuran dari surveyor. Pengukuran as pilar
dilakukan pada saat pengukuran footing, hal ini dilakukan karena tulangan pilar
berhubungan dengan tulangan footing sehingga pada saat memasang tulangan
pilecap, tulangan pilar sudah dipasang sebagian. Letak as pilar harus selalu
dikontrol untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi seperti letak
badan yang miring.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 110


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Stake
tulangan
kolom

Gambar 5.21 Stake Tulangan Kolom

5.5.2 Pembesian Pilar


Pembesian pilar dilakukan setelah pekerjaan footing telah selesai.
Pemasangan tulangan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang telah
dibuat. Untuk pemasangan tulangan utama telah dilaksanakan seiring dengan
footing.
Langkah pekerjaan penulangan pilar sama seperti penulangan footing yaitu
dengan :
1. Pengecekan material tulangan, pengecekan ini meliputi cek kuat
tarik, cek visual tulangan dari karat, pengecekan diameter
tulangan.
2. Seiring dengan pengecekan material, pekerjaan yang harus
dilakukan engineer adalah membuat daftar potongan dan daftar
bengkok untuk memudahkan pelaksanaan di workshop nantinya.
Dalam memotong tulangan pun tidak boleh sembarangan, harus
hitung sedemikian rupa agar waste/ sisa tulangan yang tidak
terpakai seminimal mungkin. Karena item pembayaran pekerjaan
penulangan adalah tulangan yang terpasang. Sehingga tulangan
sisa menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Dilakukan pemotongan dan pembengkokan atau Fabrikasi
tulangan diworkshop.
4. Kemudian tulangan di bawa kelokasi pekerjaan
5. Tulangan dirangkai sesuai dengan gambar kerja. Instalasi tulangan
dilakuka dari bawah ke atas. Untuk mengikat dua tulangan/ lebih
digunakan kawat bendrat. Karena panjang tulangan yang terbatas,
jika harus disambung maka panjang penyaluran ini adalah
sepanjang 40 D.
6. Lalu dilakukan pemeriksaan pekerjaan berupa cek pengikat antar
besi, cek jarak tulangan, cek panjang sambungan, cek kelurusan

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 111


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

tulangan secara vertikal dan horizontal, dan cek beton deking.


Hasil pemeriksaan harus seduai dengan spesifikasi dan gambar
kerja.

Gambar 5.22 Pembesian Pilar

5.5.3 Pemasangan Bekesting


Tahapan pemasangan bekesting pilar, yaitu :
1. Pemilihan bekesting yang kaku, kuat dan sesuai dengan dimensi
badan pilar.
2. Pemasangan plywood disekeliling badan pilar, dilakukan
perkakuan dengan profil/ balok kayu
3. Untuk memperkaku semua elemen bekesting maka dikunci
dengan wingnut.
4. Setelah itu diberi perkuatan samping untuk menjaga bekesting dari
bagian luar, karena perkuatan dari dalam saja tidak cukup.
Perkuatan dari samping yang terdiri dari scafollding/ batang yang
ditancapkan di tanah.

Gambar 5.23 Pemasangan Bekesting Pilar

5.5.4 Pengecoran Pilar

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 112


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam


cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana.
Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan udara yang terjebak
dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos beton dengan cara
pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton. Pemadatan dilakukan
segera setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut sifat
beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan
lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Pemadatan beton dilakukan dengan mengunakan alat vibrator beton (concrete
vibrator).
Sistem pemadatan beton menggunakan concrete vibrator :
1. Masukkan vibrator ke dalam cor beton dengan cepat, akan tetapi
angkat vibrator setelah pemadatan dengan lambat.
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak
radius getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal
permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius
getaran saling menutup menyelimuti seluruh permukaan beton
yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor
beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan bekisting.
4. Dalam penggunaannya sebaiknya vibrator berposisi vertikal
dengan kemiringan maksimum sebesar 45o terhadap permukaan
cor.
Hal-hal yang dihindari ketika menggunakan concrete vibrator :
1. Memadatkan beton tidak diperbolehkan dengan cara
menyentuhkan batang vibrator ke besi tulangan beton
2. Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator
dengan bekisting karena akan mengakibatkan beton yang sudah
mulai mengeras akan tergetar kembali sehingga dapat
meninggalkan retakan kecil.

Lama waktu pemadatan :


1. Durasi penggunaaan vibrator concrete 5 15 detik, dihentikan
ketika permukaan beton yang dipadatkan sekitar batang vibrator

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 113


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

sudah mengkilap dan sudah tidak terlihat gelembung udara yang


keluar dari adukan beton.
2. Pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan
dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Durasi
penggetaran juga tidak lah boleh terlalu lama ataupun terlalu cepat
karena jika terlalu lama dapat menyebabkan bleeding (Mixing
Water yang naik ke permukaan beton sesaat setelah beton selesai
di cor dan partikel agregat kasar turun ke bawah) dan dapat
menyebabkan keropos apabila beton terlalu cepat dalam proses
penggetaran.
Tinggi jatuh beton pada waktu pengecoran tidak boleh lebih dari 2 m, jika
lebih dari 2 m akan menyebabkan segregasi (terpisahnya agregat kasar dengan
agregat halus). Segregasi adalah suatu keadaan dimana mortar/adukan akan
tertinggal di permukaan sedangkan agregat kasar (pasir dan koral) akan
menumpuk dibagian bawah.
Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan pilar yaitu beton kelas B atau
setara dengan K350 dengan nilai slump 10 2.
Tahapan pengecoran pada pilar, yaitu :
1. Sebelum melaksanakan pengecoran dilakukan pengujian slump
dan pengambilan sampel beton. Sebelum dilakukan pengecoran di
beri lem beton / Bonding adhesive pada dasar badan pilar dan
footing menjadi satu kesatuan.
2. Pengecoran badan pilar dengan menggunakan concrete pump
karena mixer tidak bisa menjangkau lokasi pengecoran dan
dibutuhkan tenaga pendorong untuk menyebarkan beton ready mix
ke seluruh area.
3. Sebelum beton dituang ke concrete pump,terlebih dahulu concrete
pump dituang mortar semen yang berfungsi untuk pelumas saluran
talang agar volume beton tidak menempel di talang concrete
pump.
4. Pengecoran dilakukan pada lokasi paling jauh dari lokasi concrete
pump. Saat proses pengecoran berlangsung harus dilakukan
penggetaran secara terus menerus menggunakan concrete vibrator
agar rongga-rongga udara dalam beton dapat keluar. Tapi harus

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 114


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

hati-hati jangan sampai vibrator menyentuh tulangan atau


bekesting agar idak merusak pemasangan.

Gambar 5.24 Pengecoran pilar


5.5.5 Pembongkaran Bekesting
Pembokaran bekesting dapat dilakukan setelah beton berumur 24 jam
setelah pengecoran. Pada pilar bekesting dilepas dimulai dari melepas
perkuatan samping, wingnut, sabuk bekesting dan barulah multiplex dilepas
satu persatu.

Gambar 5.25 Pembongkaran Bekesting


5.5.6 Curring
Perawatan beton dilakukan pasca pelepasan bekesting untuk menjaga
kualitas beton agar tidak terjadi retak rambut karena proses pengeringan yang
terlalu cepat dan perbedaan temperatur yang drastis. Perawatan beton dapat
dilakukan dengan cairan Sika Antisol atau menyiram air secara berkala pada
permukaan beton.
5.6 Pekerjaan Pierhead

Pembesian pierhead

Pemasangan bekesting

Pengecoran pierhead
Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 115
LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Pembongkaran bekesting

Curring
Gambar 5.26 Diagram Alir Pekerjaan Pierhead

5.6.1 Pembesian Pierhead


Sebelum pemasangan tulangan pierhead terlebih dahulu dipasang
bekesting yang mengantung / miring pada bawah pierhead sebagai penyangga
tulangan dan agar letak pierhead terletak pada tempat yang benar. Pada
pemasangan bekesting bawah pierhead harus diukur secara presisi.

Gambar 5.27 Pembesian Pierhead

5.6.2 Pemasangan Bekesting


Sama seperti pemasangan bekesting pada footing dan kolom, namun pada
pemasangan bekesting pierhead dibantu mengunakan scaffolding untuk
menopang bekesting dan mencapai elevasi pierhead. Pemasangan bekesting
pierhead dilakukan setelah beton pada kolom mengeras. Sangat perlu
diperhatikan kerapatan dan kekuatan antara bekesting supaya saat pengecoran
tidak terjadi kebocoran bekesting.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 116


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.28 Pemasangan Bekesting Pierhead

5.6.3 Pengecoran Pierhead


Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana.
Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan udara yang terjebak
dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos beton dengan cara
pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton. Pemadatan dilakukan
segera setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut sifat
beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan
lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Pemadatan beton dilakukan dengan mengunakan alat vibrator beton (concrete
vibrator).
Sistem pemadatan beton menggunakan concrete vibrator :
1. Masukkan vibrator ke dalam cor beton dengan cepat, akan tetapi
angkat vibrator setelah pemadatan dengan lambat.
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak
radius getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal
permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius
getaran saling menutup menyelimuti seluruh permukaan beton
yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor
beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan bekisting.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 117


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

4. Dalam penggunaannya sebaiknya vibrator berposisi vertikal


dengan kemiringan maksimum sebesar 45o terhadap permukaan
cor.
Hal-hal yang dihindari ketika menggunakan concrete vibrator :
1. Memadatkan beton tidak diperbolehkan dengan cara
menyentuhkan batang vibrator ke besi tulangan beton
2. Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator
dengan bekisting karena akan mengakibatkan beton yang sudah
mulai mengeras akan tergetar kembali sehingga dapat
meninggalkan retakan kecil.
Lama waktu pemadatan :
1. Durasi penggunaaan vibrator concrete 5 15 detik, dihentikan
ketika permukaan beton yang dipadatkan sekitar batang vibrator
sudah mengkilap dan sudah tidak terlihat gelembung udara yang
keluar dari adukan beton.
2. Pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan
dengan tempo yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Durasi
penggetaran juga tidak lah boleh terlalu lama ataupun terlalu cepat
karena jika terlalu lama dapat menyebabkan bleeding (Mixing
Water yang naik ke permukaan beton sesaat setelah beton selesai
di cor dan partikel agregat kasar turun ke bawah) dan dapat
menyebabkan keropos apabila beton terlalu cepat dalam proses
penggetaran.
Tinggi jatuh beton pada waktu pengecoran tidak boleh lebih dari 2 m, jika
lebih dari 2 m akan menyebabkan segregasi. Segregasi adalah suatu keadaan
dimana mortar/adukan akan tertinggal di permukaan sedangkan agregat kasar
(pasir dan koral) akan menumpuk dibagian bawah.
Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan pierhead yaitu beton kelas B
atau setara dengan K350 dengan nilai slump 10 2.

Tahapan pengecoran pada pierhead, yaitu :


1. Sebelum melaksanakan pengecoran dilakukan pengujian slump
dan pengambilan sampel beton. Sebelum dilakukan pengecoran di
beri lem beton / Bonding adhesive pada dasar pierhead dan
pilarmenjadi satu kesatuan.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 118


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

2. Pengecoran pierhead dengan menggunakan concrete pump karena


mixer tidak bisa menjangkau lokasi pengecoran dan dibutuhkan
tenaga pendorong untuk menyebarkan beton ready mix ke seluruh
area.
3. Sebelum beton dituang ke concrete pump,terlebih dahulu concrete
pump dituang mortar semen yang berfungsi untuk pelumas saluran
talang agar volume beton tidak menempel di talang concrete
pump.
4. Pengecoran dilakukan pada lokasi paling jauh dari lokasi concrete
pump. Saat proses pengecoran berlangsung harus dilakukan
penggetaran secara terus menerus menggunakan concrete vibrator
agar rongga-rongga udara dalam beton dapat keluar. Tapi harus
hati-hati jangan sampai vibrator menyentuh tulangan atau
bekesting agar idak merusak pemasangan.

Gambar 5.29 Pengecoran Pierhead


5.6.4 Pembongkaran Bekesting
Pembokaran bekesting dapat dilakukan setelah beton berumur 24 jam
setelah pengecoran, tetapi buat perancah harus menunggu sampai beton cukup
umur.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 119


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.30 Bekesting pierhead sudah dibongkar


5.6.5 Curring
Perawatan beton dilakukan pasca pelepasan bekesting untuk menjaga
kualitas beton agar tidak terjadi retak rambut karena proses pengeringan yang
terlalu cepat dan perbedaan temperatur yang drastis. Perawatan beton dapat
dilakukan dengan cairan Sika Antisol atau menyiram air secara berkala pada
permukaan beton.

5.7 Pekerjaan Girder

Mobilisasi Girder

Positioning Girder

Pemasangan Strand

Stressing Girder

Grouting

Erection Girder

Gambar 5.31 Diagram Alir Pekerjaan Girder

5.7.1 Mobilisasi Girder


Pembuatan balok PCI Girder dilakukan ditempat fabrikasi yaitu di Waskita
Beton Precast. Setelah balok girder selesai dicetak, balok girder tersebut
dipindahkan dari tembat fabrikasi ke lokasi proyek. Dilakukan dengan
pengaturan yang baik karena dimensi balok yang cukup besar.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 120


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.32 Mobilisasi balok girder

5.7.2 Positioning Girder


Girder yang telah dimobilisasi dari pabrik ditampatkan /diposisikan per
segmental secara berurutan di sebuah area yang datar. Untuk menempatkan
girder digunakan alat crane, dimana segmen girder diposisikan sesuai dengan
urutan girder yang telah ditulis di cetakan girder. Balok-balok girder ini
diposisikan diatas balok kayu atau balok beton.

Gambar 5.33 Jarak Pengangkaran Balok Girder

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 121


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.34 Pengangkatan Balok Girder Menggunakan Mobile


Crane

Gambar 5.35 Positioning Balok Girder

5.7.3 Pemasangan Strand


Setelah disusun sesuai dengan urutan dan kemudian diatur sedemikian
rupa dengan mengunakan alat donkrak balok agar terletak lurus satu sama lain
dan memiliki elevasi yang sama. Kemudian dilakukan instalasi strand dipilih
dengan cara yang paling efisien dan ekonomis. Dalam proyek ini instalansi
kabel strand dilakukan secara manual. Pada girder span 15 m terdapat 2 tendon,
yaitu didepan dan dibelakang. Dimana tendon depan berisi 7 kabel strand dan
tendon belakang berisi 12 kabel strand. Pada girder span 35 m terdapat 4
tendon, dimana tendon pertama dan kedua berisi 12 kabel strand, dan tendon
ketiga dan keempat berisi 19 kabel strand.

Gambar 5.36 Pemasangan Strand Girder Span 15m

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 122


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.37 Pemasangan Strand Girder Span 35m

5.7.4 Stressing Girder


Stressing girder adalah proses penarikan kabel tendon yang terdapat
didalam girder untuk menjadikan girder sebagai beton prategang. Dalam
proyek ini dilakukan stressing balok post-tensioning yaitu penegangan yang
dilakukan dengan kondisi beton yang dicor terlebih dahulu dan dibiarkan
mengeras sebelum diberi gaya prategang.
5.7.4.1 Pemasangan Angker Block
Angker Block atau wedge plat dipasang setelah instalasi strand selesai
dan segera akan dilakukan stressing. Wedge harus dilumuri dengan material
pencegah karat seperti minyak dan oli.
Persiapan pemasangan angker blok adalah :
a) Stressing lenght harus bersih dari sepihan beton yang menghalang
masuknya strand ke dalam angker block/ wedge plate.
b) Posisi strand tidak boleh saling bersilangan.

Gambar 5.38 Pemasangan Angker Block


5.7.4.2 Pemasangan Wedges
Dipasang saat akan melakukan stressing, prosedur yang dipakai adalah :
a) Tekan anchore block sampai menyentuh casing

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 123


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

b) Tekan wedges/ baji dengan tangan ke dalam lubang anchore block


atau wedge plate .
c) Kencangkan posisi wedge dengan memukul wedge dengan pipa
besi.

Gambar 5.39 Pemasangan Wedges


5.7.4.3 Stressing Girder
Beton yang digunakan dalam balok prestress ini adalah beton kelas A.
Ini disyaratkan karena dibutuhkan beton mutu tinggi uantuk menahan gaya
pada saat dilakukan stressing. Jika beton dalam mutu yang rendah maka
akan menyebabkan beton meledak atau rusak pada saat dilakukan stressing.
Tahapan dalam pekerjaan stressing sebagai berikut :
a) Pemasangan Jack force I dan pelengkapnya
b) Nyalakan jack Force yang merupakan tanda dimulainya stressing,
c) Pengukuran perpanjangan strand dimulai pada pressure 50 MPA,
d) Setiap kelipatan 50 MPA ukur perpanjangan strand guna sebagai
kontrol.
e) Pressure strand atau jack force dilakukan sampai beban rencana.
f) Hitung elongasi dari tiap lobang girder.
g) Lanjutkan cara diata untuk stressing lubang girder lanjutan.
h) Harus selalu dihitung perpanjangan kawat untaian atau elongasi
dan selama penarukan dapat dikendalikan dengan pembacaan alat
ukur tekanan. Alat ukur tekanan menunjukan gaya yang telah
diberikan ke tendon sementara elongasi berfungsi sebagai counter
check. Elongasi yang terjadi harus berada dalam interval -7
persen sampai 7 persen.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 124


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.40 Proses Stressing Girder

5.7.5 Grouting Girder


Tujuan grouting adalah untuk menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat
strand dengan beton disekelilingnya menjadi satu kesatuan. Bahan campuran
buat grouting : 1 sak cement + 22,5 L air + 0,225 kg Cebex100. Cebex100
merupakan salah satu bahan additif yang berfungsi untuk pengembangan
semen biar tidak ada rongga dalam duct.
Tahapan pekerjaan grouting, yaitu :
1. Awal dari pekerjaan grouting adalah pemotongan kabel strand
yang berada pada angkur. Strand dipotong minimum 3 cm dari tepi
terluar.
2. Jika pemotongan telah selesai dilaksanakan maka angkur ditutup
dengan adukan semen dan pasir (patching).

Gambar 5.41 Patching Girder

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 125


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

3. Satu hari (24 jam) setelah pekerjaan patching maka pekerjaan


grouting dapat dilaksanakan.
4. Pada pelaksanaan pekerjaan grouting, bahan campuran grouting
tersebut diaduk menggunakan Grout Pump. Bahan grouting
diaduk, dan setelah keluar dari grout vent (grout inlet dan grout
outlet), maka grout inlet dan grout outlet ditekuk, dan pekerjaan
grouting selesai.

Gambar 5.42 Pengadukan Bahan Campuran Menggunakan Grout


Pump

Gambar 5.43 Grout Inlet Ditekuk

5.7.6 Erection Girder


Erection PCI Girder adalah suatu kegiatan pemasangan balok PCI Girder
ke atas tumpuannya. Titik tumpu yang digunakan yaitu bearing pad. . Bearing
Pad mempunyai fungsi sebagai elemen transfer beban yang mampu
mendukung gaya vertikal dan secara bersamaan menyerap beban horizontal
dan rotasi yang mungkin terjadi pada struktur.

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 126


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Tahapan pekerjaan Erection Girder, yaitu :


1. Bearing pad diletakan diatas mortar pad sesuai dengan posisinya
berdasarkan shop drawing.

Gambar 5.44 Bearing Pad Diletakan Diatas Mortar Pad


2. Mobilisasi balok PCI girder dari stockyard menuju ke tempat
erection, menggunakan bantuan alat berat boogie.

Gambar 5.45 Mobilisasi Balok PCI Girder


3. Memindahkan balok PCI girder dari atas boogie ke bearing pad,
menggunakan bantuan alat berat Crawler Crane dengan kapasitas
150 ton.

Gambar 5.46 Proses Pemindahan Balok PCI Girder

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 127


LaporanKerjaPraktekPembangunanJalanTolBOCIMISeksi1Paket3.2
JembatanOverPassCigombong1A

Gambar 5.47 Penempatan Balok PCI Girder ke Atas Bearing Pad

Afrinaldi Tanjung ( 21010113120011) 128

Anda mungkin juga menyukai