Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang kesenjangan antara teori dan

hasil tinjauan kasus bayi N dengan bayi berat lahir rendah di

RSUD Labuang Baji Makassar pada tanggal 19 s/d 21 Mei 2014.

Berdasarkan proses pikir manajemen kebidanan dapat

dikembangkan kesenjangan tersebut sesuai langkah proses

manajeman sebagai berikut :

Langkah 1. Identifikasi Data Dasar

Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran

klinis pada bayi baru lahir rendah khususnya dismatur diantaranya

bayi dengan berat badan kurang dari 2.300 gram dengan umur

kehamilan yang cukup bulan atau diatas 39 minggu, dari gambaran

klinis tersebut memang terlihat pada bayi yang didukung dengan

data-data penunjang lainnya sehingga ditemukan adanya

kesesuaian antara teori dengan fakta yang didapatkan, dimana bayi

tersebut memang merupakan berat bayi rendah khususnya

dismaturitas.

Penulis dalam mengumpulkan informasi dari klien masih

memperoleh hambatan dimana klien belum mampu

mengekspresikan keadaannya, tetapi dalam tahap ini pengumpu lan

data dapat diperoleh dari keluarga serta bidan yang ada di ruang

tersebut yang dapat memberikan informasi.

61
Dari tinjauan pustaka dan tinjauan asuhan pada kasus bayi

N di lahan praktek maka didapatkan adanya kesamaan.

Langkah II. Merumuskan Diagnosa /Masalah aktual

Berdasarkan data yang diperoleh diagnosa/masalah aktual

yang ada pada bayi N adalah :

Sesuai dengan konsep teori bahwa bayi berat lahir rendah

adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kura ng

dari 2300 gram dan panjang badannya 45 cm. Bayi cukup bulan

yaitu bayi yang lahir dengan umur kehamilan di atas 40 minggu.

Sedangkan pada kasus bayi N menunjukkan bahwa dari HPHT

tanggal 16 Agustus sampai klien lahir tanggal 19 Mei 2014 maka

bayi lahir cukup bulan dengan berat badan 2300 gram dan panjang

badan 45 cm.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berdasarkan teori,

bahwa bayi berat lahir rendah refleks isap dan menelannya belum

sempurna dan kapasitas lambung masih sedikit, sehingga

pemberian nutrisi harus diberikan dengan cermat. Pada kasus bayi

N refleks isap dan menelannya maish lemah, oleh karena itu

diberikan ASI dan susu formula dengan menggunakan sendok

sedikit demi sedikit.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dengan

studi kasus pada bayi N.

62
Langkah III. Merumuskan Diagnosa /Masalah Potensial

Dari tinjauan bayi yang lahir dengan berat badan rendah

dapat mengakibatkan terjadinya hipotermi. Bila dibandikan dengan

teori dan tinjauan asuhan kebidanan menampakkan adanya

kesamaan. Pada kasus BBLR diagnosa /masalah potensial yang

mungkin terjadi atau yang mungkin dialami oleh klien berdasarkan

pengumpulan data dan pengalaman yang cermat adalah potensial

terjadi hipotermi.

Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi Asuhan Kebidanan

Dalam kasus ini tidak ada data yang menunjang untuk

melakukan tindakan segera dan kolaborasi.

Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan pustaka, tindakan yang harus dilakukan pada

BBLR mempertahankan suhu dengan ketat, mencegah infeksi

dengan ketat, pengawasan nutrisi (ASI) dan penimbangan ketat.

Pada tinjauan asuhan kebidanan pada bayi N yang

dilakukan di lahan praktek meliputi menganjurkan ibu untuk

memberi ASI secara eksklusif, menimbang berat badan bayi

setiap hari, mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus

cara bedong, mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu badan,

pernapasan, frekuensi jantung, mengganti pakaian bayi setiap kali

basah, menganjurkan pemberian ASI atau susu formula 2 -6 jam

63
setelah kelahiran sesuai dengan kebutuhan bayi. Pada hari ketiga

pemberian susu formula sebanyak 28,8 ml /2 jam, pemberian hari

keempat sebanyak 36,8 ml /2 jam dan pemberian hari kelima

sebanyak 28,2 ml /jam dengan menggunakan sendok sedikit demi

sedikit dan berlanjut pada hari-hari berikutnya, serta menganjurkan

ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Dalam tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pada bayi

N berdasarkan dengan intervensi yang dilakukan tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara apa yang ada dalam teori dengan yang

dilakukan di lahan praktek

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Dalam tahap asuhan kebidanan pada bayi N dalam

pelaksanaan tindakannya didasarkan atas perencanaan yang telah

ditetapkan. Penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti,

hal itu dikarenakan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang ada dalam rencana disamping adanya kerjasama

yang baik dengan petugas kesehatan yang lain ini menunjukkan

adanya kesamaan antara teori dan studi kasus bayi N.

Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang

penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah

dicapai. Pada tahap ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asupan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi,

64
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasikan dalam masalah dan diagnosa.

Dalam evaluasi selama hari setelah kelahiran pada asuhan

kebidanan bayi N yang telah dilakukan untuk BBLR diperoleh hasil

yang menunjukkan adanya perubahan pada berat badan yaitu 2.300

gram menjadi 2.500 gram, tanda-tanda vital dalam batas normal, ibu

tetap melaksanakan anjuran yang diberikan oleh tenaga

kesehatan/bidan. Dari hasil evaluasi melalui tinjauan pustaka

dengan asuhan kebidanan tidak ditemukan adanya kesenjangan.

65

Anda mungkin juga menyukai