Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Bayi Berat Lahir Rendah

Berat badan lahir normal adalah berat bayi yang diukur atau

ditimbang sesaat setelah lahir. Berat badan lahir dikatakan normal

apabila berat badan bayi lahir antara 2500 4000 gram. Bayi normal

adalah bayi lahir pada usia gestasi 38-42 minggu. Bayi normal mulai

bernapas 30 detik sesudah lahir. Frekuensi denyut jantung bayi normal

berkisar antara 120-140 kali/menit, frekuensi pernapasan dihitung

dengan memperlihatkan gerakan pada dada atau perut. Pernapasan

bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit.Warna ektremitas, wajah

dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.

Umur ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu faktor

yang menentukan tingkat risiko kehamilan .Umur optimun berproduksi

adalah antara 20 35 tahun (Mohtar,2012). Makin jauh umur ibu dari

kisaran ini, makin besar risiko terjadinya komplikasi sehubungan

dengan kehamilan dan persalinan.

Wanita yang hamil pada umur muda, dari segi biologis

perkembangan alat-alat reproduksinya belum sepenuhnya optimal.

Dari segi psikhis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban

moril, dan emosional, dan dari segi medis sering mendapat gangguan,

umur diatas 35 tahun cenderung melahirkan bayi cacat.

11
Salah satu penyulit persalinan yang erat kaitannya dengan

fase pertumbuhan usia muda yang tidak optimal adalah kesempitan

panggul yang menyebabkan timbulnya disproporsi sefalo-pelvik. Angka

kejadian kesempitan panggul yang tinggi pada kehamilan usia muda

mungkin disebabkan karena perkembangan panggul subyek belum

mencapai keadaan yang maksimal pada saat bayi dilahirkan .

Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun,elastisitas dari otot-

otot panggul dan sekitarnya serta alat-alat reproduksi pada umumnya

mengalami kemunduran.

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu

baik lahir hidup maupun lahir mati ,tetapi tidak termasuk abortus

.Setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan

kelainan - kelainan pada uterus, dalam hal ini kehamilan yang

berulang-ulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah

dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi kejanin dimana

jumlah nutrisi akan semakin berkurang dibanding kehamilan

sebelumnya .

Paritas I dan paritas lebih dari tiga memiliki resiko timbulnya

berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah

satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi

adalah berhubungan dengan kejadian BBLR.

Kehamilan yang berulang (paritas tinggi) akan membuat uterus

menjadi renggang, sehingga dapat menyebabkan kelainan letak janin

12
dan plasenta yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada proses

persalinan. Halhal tersebut dapat menimbulkan komplikasi yang

dapat menjadi penyulit dalam persalinan Paritas 2 3 merupakan

paritas paling aman di tinjau dari sudut kesehatan dan kematian

maternal

Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya

kehamilan berikutnya, mengatur jarak kehamilan akan membantu

melindungi kesehatan ibu dan anak. Jarak kehamilan yang terlalu

dekat merupakan salah satu faktor resiko tinggi ibu hamil. Pada waktu

melahirkan tidak dapat dihindarkan adanya kerusakan pembuluh

pembuluh darah pada dinding rahim sehingga kehamilan yang terlalu

dekat dapat mempengaruhi sirkulasi makanan kejanin. Selain

gangguan terhadap janin, kehamilan yang terlampau dekat jaraknya

juga akan mempengaruhi kondisi ibu. Bagi ibu, secara fisik alat-alat

reproduksinya belum kembali normal. Recovery atau penyembuhan

secara keseluruhan belum sempurna. Sehingga ada kemungkinan

pada kehamilan tersebut ibu mengalami berbagai gangguan.

Gangguan kesehatan yang dialami ibu dapat mempengaruhi

kebutuhan oksigen maupun nutrisi dari ibu kejanin, sehingga hal

tersebut menyebabkan bayi lahir dengan berat lahir rendah.

Seorang wanita memerlukan dua sampai tiga tahun jarak

kehamilan agar dapat pulih secara fisiologis dari suatu kehamilan atau

persalinan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Dalam

13
rentang waktu tersebut, kondisi ibu dalam keadaan fit, recoverytubuh

benar-benar sempurna, sehingga risiko mengalami perdarahan pada

trimester III dan melahirkan bayi premature dan BBLR dapat ditekan

serendah rendahnya Maka pendek jarak antara dua kehamilan, maka

makin besar pula resiko untuk ibu dan anak terutama jika jarak

tersebut kurang dari 2 tahun, dapat terjadi komplikasi kehamilan dan

persalinan (8)

1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah

a. World Health Organization (WHO) 2011 oleh Surasmi A, dkk

(2012, hal.30) menyatakan bahwa semua bayi yang baru lahir

yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram

disebut Low Birth Weight Baby (Bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah). Dari defenisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara

ringkas bahwa bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.

b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir berat

badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram).
(8)

c. Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang pada waktu lahir berat

badannya kurang dari 2500 gram. (7)

d. Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat
(8)
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.

14
e. b. Bayi berat lahir rendah adalah neonatus dengan berat badan

saat kelahiran kurang dari 2500 gram (9)

f. Bayi berat lahir rendah ( Low Birth weight baby) ialah bayi yang

lahir dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang, tanpa
(8)
memperhatikan lama kehamilan ibunya

g. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan

berat badan lahir kurang dari 2500 gram, berkaitan dengan

penanganan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah di

bedakan dalam :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR). Berat lahir

1.500 2.500 gram

2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR),

berat lahir < 1.500 gram

3. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER).

Berat lahir < 1.00 gram(4)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bayi berat

lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang

dari 2500 gram.

2. Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah

Untuk mendapatkan keseragaman , padu kongres

European Perinatal Medicine Ke II di London tahun 2011, telah

disusun sebagai berikut :

15
a. Bayi kurang bulan dala bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu (259 hari)

b. Bayi cukup bulan dalah bayi dengan masa kehamilan 37

minggu sampai dengan 42 minggu (259 hari sampai dengan

293 hari)

c. Bayi lebih bulan dalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42

minggu atau lebih ( 294 hari ).

Berdasarkan pengelompokan tersebut diatas maka bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR) dapatr dikelompokkan menjadi 2

golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas :

a. Prematuritas murni

Prematuritas murni adalah bayi yang lahir pada kehamilan


(5)
kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai

b. Dismaturitas

Dismaturitas adalah sindrom klinik dimana terjadi

ketidakseimbangan antara pertumbuhan dengan lanjutnya

kehamilan atau bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai

dengan umur kehamilan (5)

Berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi yang

ditetapkan, maka bayi berat lahir rendah digolongkan dalam tiga

kelompok :

a. Bayi Berat Lahir Rendah yaitu berat lahir 1500-2500 gram.

16
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah yaitu bayi berat lahir < 1500

gram.

c. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah yaitu bayi yang berat lahirnya

< 1000 gram (8)

Menurut Erwin (2013) bayi berat lahir rendah ( BBLR )

adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500

gram tanpa memandang umur kehamilan. Terdapat 2 macam BBLR

yaitu :

a. Bayi kurang bulan ( pra term baby ) ialah bayi yang dilahirkan

dengan umur kehamilan 37 minggu ,dibagi 2 macam :

1. BMK (Berat Masa Kehamilan) bila berat bayi lebih besar

daripada berat menurut usia kehamilan,

2. SMK ( Sesuai Masa Kehamilan ), bila berat bayi sesuai

dengan berat menurut usia kehamilan.

b. Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan ada 2 golongan penyebab

bayi BBLR dengan KMK yang berlainan yaitu:

1. Bayi kecil tubuhnya.Bayi-bayi ini ukuran tubuhnya memang

kecil dan biasanya juga menderita kelainan kongenital.Bayi-

bayi demikian karena mempunyai jumlah sel tubuh yang

berkurang karena kerusakan pada fase pertumbuhan janin

misalnya karena obat-obatan

2. Bayi kurus.Bayi-bayi ini terdapat ukuran lingkar kepala atau

panjang badan hampir sama dengan bayi normal . Bayi

17
tampak kurang gizi,kulit mengerut dan berlipat-lipat,sub kutan

tipis dan bayi tampak lapar dan aktif.

Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu faktor

risiko yang mempunyai konstribusi terhadap kematian bayi

khususnya pada masa perinatal. Bila ia mampu hidup mempunyai

risiko untuk mengalami gangguan mental dan fisik pada usia

tumbuh kembang selanjutnya sehinga membutuhkan biaya

perawatan yang tinggi.

Gambaran bayi berat lahir rendah tergantung dari umur

kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau

masih muda kehamilan makin nyata. Sebagian gambaran umum

dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Berat badan kurang dari 2500 grm,

2. Panjang badan kurang dari 45 cm

3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

6. Kepala relatif besar

7. Kulit : Transparan,rambut laguno banyak.

8. Lemak kulit kurang

9. Otot hipotonik lemah

10. Pernafasan tak teratur

18
11. Kepala tidak mampu tegak

12. Pernafasan sekitar 45-50 kali permenit

13. Frekwensi nadi 100 sampai 140 kali permenit

Kematian BBLR dipengaruhi secara bermakna oleh berat

badan lahir dan umur kehamilan. Makin kecil umur kehamilan dan

makin kecil berat badan lahir maka risiko kematiannya akan

meningkat

3. Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor Ibu

1. Penyakit yang diderita ibu: hipertensi, penyakit ginjal yang

kronik.nefritis akut,toksemia gravidarum, hipoksia ibu ( tingla

di daerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru

kronik), perdarahan antepartum, gizi buruk dan lain lain.

2. Usia Ibu saat hamil kurang dari 16 tahun, atau lebih dari 35

tahun, multigravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat

dan lain lain.

3. Ibu perokok, peminum alcohol atau narkotik.

b. Faktor Uterus dan Plasenta

1. Kelainan pembuluh darah ( hemangioma )

2. Insersi tali pusat yang tidak normal

3. Uterus bikornus

4. Infark placenta

19
5. Sebagian placenta lepas

6. Transfusi dan kembar yang satu ke kembar yang lain

c. Faktor Janin

1. Kehamilan ganda

2. Kelainan kromoson

3. Cacat bawaan

4. Hidramnion

5. Infeksi dalam kandungan (toksoplasmosis, rubela, sitomegalo

- virus, herpes Sfilis ; TORCH)

d. Penyebab lain

1. keadaan social ekonomi

2. Tidak diketahui ( Wiknjosastro,H dkk.2012)

Bayi Berat Lahir Rendah ini dapat disebabkan oleh :

1. Masa kehamilan kurang dari 37

minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung dari

haid terakhiryang teratur).

2. Bayi Small for Gestational Age

(SGA) adalah bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya

menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan).

Kedua-duanya (Wiknjosastro H, 2013, hal.771).

Bayi Berat Lahir Rendah dapat terjadi akibat dari berbagai hal ,

antara lain :

20
a. Bayi lahir sebelum waktunya atau umur kehamilan belum

mencapai 7 bulan.

b. Bayi cukup bulan tetapi pertumbuhannya ketika dalam

kandungan tidak baik oleh karena ibu yang kurang gizi, kurang

darah, sering sakit, merokok, bekerja berat atau karena

komplikasi kehamilan(4)

4. Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah

Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-2500

gram adalah 95%, tetap berat kurang dari 2500 gram masih

mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, dimana kematian

perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi

normal pada umur kehamilan yang sama.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin

rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh

seringnya dijumpai kelainan yaitu komplikasi neonatal seperti

asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intra cranial dan

hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai pula

adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat dan akan terjadi


(5)
gangguan bicara dan gangguan lainnya.

Kelainan perinatal pada bayi berat rendah delapan kali lebih

besar pada umumnya kehamilan yang sama prognosis akan lebih

buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang

tinggi terutama disebabkan :

21
a. Kelainan neonatal : Asfiksia, Aspirasi, Pneumonia, perdarahan

Intra cranial dan hipoglikemia, bila bayi ini selamat kadang

dijumpai kerusakan syaraf, gangguan bicara, IQ yang rendah

dan gangguan lainnya (5)

b. Berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi

(makin muda masa gestasi/makin rendah berat bayi makin

tinggi Angka kematian), asfiksia, iskemia otak, sindroma

gangguan pernafasan, perdarahan, Intraventrikuler, Infeksi,

gangguan metabolic (Asidosis, bipoglikemia, hiperbilirubinemia.

c. Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,

pendidikan orang tua, perawatan pada saat kehamilan,

persalinan dan post natal(12)

5. Gambaran Klinis Bayi Berat Lahir Rendah

Sebelum bayi lahir.

a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,

partus prematurus, dan lahir mati

b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuannya kehamilan.\

c. Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lambat,

gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak

lanjut.

d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai

menurut yang seharusnya.

22
e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa

pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada

hamil lanjut dengan tksemia gravidarum atau perdarahan

antepartum.

Gambaran klinis bayi berat badan lahir rendah tergantung

dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil

bayi atau makin muda kehamilan makin nyata sebagai gambaran

umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah

mempunyai karekteristik :

a. BB < 2.500 gram dan PB < 45 cm

b. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

c. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

d. Kepala relatif lebih besar.

e. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.

f. Otot hipotonik lemah.

g. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas).

h. Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus.

i. Kepala tidak mampu tegak.

j. Pernapasan : 30 60 kali per menit

k. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit.

Untuk lebih jelasnya tabel 1 berikut dapat memberikan

gambaran tentang ciri kematangan fisik dan kematangan

neoromusku

23
Tabel 1. Bagan Kematangan neuromuscular

Sumber : Surasmi A, dkk, 2011, hal.40

24
Tabel 2. Ciri Kematangan Fisik Pada Bayi Menurut Ballard

0 1 2 3 4 5
Kulit Merah Merah Permuka Daerah Seperti Seperti
seperti muda an pucat kertas kulit
agar- licin/hal mengelu retak- kulit retak-
agar us pas retak retak retak
transp tampak dengan/t vena lebih menger
aran vena anpa jarang dalam, ut
ruam, tidak
sedikit ada
vena vena
Lanugo Tidak Banyak Menipis Menghil Umumn
ada ang ya tidak
ada
Lipatan Tidak Tanda Tahanya Lipatan Lipatan
ada merah lipatan 2/3 di
plantar sangat anterior anterior seluruh
sedikit yang telapak
melintang
Payuda Hampi Areola Areola Areola Areola
r tidak datar, seperti lebih penuh,
ra ada tidak titik, jelas, tonjolan
ada tonjolan tonjolan 5-10
tonjol 1-2 mm 3-4 mm mm
Daun Datar, Sedikit Bentukny Bentukn Tulang
tetap melengk a lebih ya rawan
telinga terlipat ung, baik, sempur tabal,
lunak, lunak, na, telinga
lambat mudah membali kaku
membali membalik k
k seketika
Kelami Skrotm Testis Testis Testis
n laki- koson turun ke bergant
laki g, sedikit bawah ung,
tidak ruga ruganya ruganya
ada bagusa dalam
ruga

25
Kelami Klitoris Labia Labia Klitoris
n dan mayora mayora dan
peremp labia sama- besar, labia
uan minora sama labia minora
menon menonjol minora ditutupi
jol kecil labia
mayora
Sumber : Surasmi A, dkk, 2011, hal.41

Penilaian dengan menggunakan system Ballard (Wiknjosasto

H, 2013, hal.772). Ballard menilai maturitas neonatus berdasarkan 7

tanda kematangan fisik dan 6 anda kematangan neuromuskular.

Penilaian dilakukan dengan cara :

f. Menilai 7 tanda kematangan fisik


g. Menilai 6 tanda kematangan neurologik
h. Hasil penelitian aspek kematangan fisik dan neulogik di

jumlah.
i. Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan

dengan tabel patokan tingkat kematangan.

Tabel 3. Penilaian Tingkat Kematangan

Nilai 5 10 15 30 25 30 35 40 45 50
Mingg 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44

u
Sumber : Surasmi A, dkk, 2011, hal 42.

6. Penyulit BBLR

Penyulit bayi dengan berat badan lahir rendah tergantung dari

beberapa faktor sebagai berikut :

1. Umur hamil saat persalinan.

26
2. Makin muda kehamilan makin

sulit beradaptasi dengan keadan luar janin sehingga terjadi

komplikasi yang makin besar.

3. Asfiksia/ iskemia otak

4. Dapat terjadi nekrosis dan

perdarahan

5. Gangguan metabolisme

6. Menimbulkan asidosis,

hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.

7. Mudah terjadi infeksi

8. Mudah menjadi sepsis dan

meningitis

Bila bayi dengan berat badan lahir rendah dapat mengatasi dan

masih perlu dipertimbambangkan kelanjutan penyulit, yaitu gangguan

panca indra, gangguan sistem motorik saraf pusat, dapat terjadi


(4)
hidrosefalus, cerebral palsy

7. Penatalaksanaan BBLR

Berdasarkan gambaran klinis pada bayi berat lahir rendah

maka perawatan dan pengawasannya sebagai berikut :

27
a. Mempertahankan suhu dengan kuat.

Tabel 4. Pengukuran Suhu Tubuh Bayi Dalam Inkubator

Usia Berat Badan Lahir

1200 1200 1500 > 1500

28
0 24Jam 34 35 C 33,3 34,4 C 31,8 33,8C

24 48Jam 33 - 35 C 33 34 C 31,1 33,6C

48 72Jam 34 35 C 33 34 C 31 - 33 C

72 96Jam 34 35 C 33 34 C 33 33,2 C

2 3 Hari 34 35 C 32 -34 C 33 33,5 C

3 4 Hari 32 35 C 31 33 C 30 32 C

4 5 Hari 31 35 C 30 32 C 29 32 C

5 6 Hari 30,8 32,6C 30,6 32,3 C 29 31 C

Sumber : Surganah 2012, hal 127

Bayi Berat Lahir Rendah mudah mengalami hipotermia

oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan

ketat, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi

dengan baik dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena Bayi

Berat Lahir Rendah harus dirawat di dalam inkubator sehingga

panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum mempunyai

inkubator Bayi Berat Lahir Rendah dapat di bungkus dengan kain

dan disampingnya di taruh botol yang berisi air panas, sehingga

panas badannya dapat dipertahankan(4)

b. Mencegah infeksi dengan ketat

Bayi Berat Lahir Rendah sangat rentan akan infeksi

karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit

29
masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna oleh

karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR).

Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi secara

khusus dan terisolasi dengan baik(4).

c. Pengawasan Nutrisi/ASI

Tabel 5. Cara Pemberian Minum Pada Bayi

No Berat Badan Lahir

1400 1400 - 1800 > 1800


1 8 x 4 cc 8 x 6 cc 8 x 8 cc

2 8 x 8 cc 8 x 12 cc 8 x 16 cc

3 8 x 12 cc 8 x 18 cc 8 x 24 cc

4 8 x 16 cc 8 x 24 cc 8 x 32 cc

5 8 x 20 cc 8 x 30 cc 8 x 40 cc

6 8 x 24 cc 8 x 36 cc 8 x 48 cc

30
7 8 x 28 cc 8 x 42 cc 8 x 56 cc

8 8 x 32 cc 8 x 48 cc 8 x 64 cc

9 8 x 36 cc 8 x 54 cc 8 x 72 cc

10 8 x 40 cc 8 x 60 cc 8 x 80 cc
Sumber : Suryana, 2011

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi

bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab

itu penimbanan berat badan harus dilakukan dengan ketat.

Menganjurkan pemberian ASI atau susu formla 2-6 jam setelah

kelahiran sesuai dengan kebutuhan bayi. Pemberian hari ketiga

sebanyak 28,8 ml /2 jam, hari keempat sebanyak 36,8 ml /2 jam

dan hari kelima sebanyak 45 ml /2 jam diberikan dengan

menggunakan sendok sedikit demi sedikit, berlanjut pada hari-

hari berikutnya. Serta menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi

makanan dengan gizi seimbang.

d. Mencegah infeksi dengan ketat

Bayi Berat Lahir Rendah sangat rentan akan infeksi karena daya

tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang

dan pembentukan antibodi belum sempurna oleh karena itu

upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal

sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan

demikian perawatan dan pengawasan bayi secara khusus dan

terisolasi dengan baik(4)

Prinsip penanganan BBLR antara lain :

31
1. Mempertahankan suhu dengan ketat.

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu

tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Bayi prematuritas

dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi

hipotermia karena pusat pengaturan panas badan belum

berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan

badan relatif

2. Mencegah infeksi dengan ketat.

BBLR Sangat rentang akan infeksi, perhatikan prinsip prinsip

pencegahan infeksi. Bayi prematuritas mudah sekali terkena

infeksi karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan

leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum

sempurna.

3. Pengawasan Nutrisi/ ASI

4. Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu

pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Alat

pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil,

enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3

sampai 5 gram/kg BB dan kalori 110 kal/kg. BB, sehingga

pertumbuhannya dapat meningkat. ASI merupakan makanan yang

32
paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan.

Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 sampai 60 ml/kg/BB/

hari dan terus dinaikkan 20 ml/kg/hr sampai mencapai sekitar

200/ml/kg/hari.

5. Penimbangan ketat.

6. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi Gizi/nutrisi bayi

dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu

penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. (8

B. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


(9)
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

a. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi.

b. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasian pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan

keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan

keputusan yang terfokus pada klien.

2. Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan

Menurut varney, proses manajemen asuhan kebidanan terdiri

dari 7 (tujuh) langkah/step yaitu sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

33
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keadaan secara lengkap, yaitu :

1) Riwayat kesehatan.

2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan.

3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

4) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan

hasil.

b. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan

dan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnosa yang spesifik.

c. Mengidentifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

yang sudah diidentifikasikan.

d. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan

Segera

Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

34
oleh anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien.

e. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya.

f. Melaksanakan Perencanaan

Perencanaan ini bisa dilakukan sebelumnya oleh bidan atau

sebagaian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

g. Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asupan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam masalah

dan diagnosa.

C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP)

merupakan hasil proses pikir dan bertindak dalam suatu pelaksanaan

yang aman, efektif, dan bermutu yang akan didokumentasikan dalam

suatu metode pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasia

yangdapat mengkonsumsiikan kepada orang lain mengenai asuhan

35
yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien

yang didalamnya tersirat proses berfikir sistimatis seorang bidan

menghadapi seorang klien sesuai dengan langkah-langkah dalam

proses manajemen kebidanan yaitu sebagai berikut:

1. Data Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnese sebagai langkah I Varney.

2. Data Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lainnya yang dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I

Varney.

3. Assesment/Diagnosa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa/masalah

b. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi,

d. kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.

4. Planning/perencanaan

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan,

implementasi dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai

langkah 5, 6 dan 7 Varney.

36
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan

sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari

asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dijelaskan

sebagai berikut :

Tabel 6. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pencatatan dari
Alur Pikir Bidan
Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
Proses Manajemen
Pendokumentasian
kebidanan
Asuhan Kebidanan
Kebidanan
Asuhan Kebidanan

7 Langkah Varney 5 Langkah SOAP/Notes

(Kompetensi

Bidan)
Data Data Subjektif

Objektif

Masalah/Diagnosa

Antisipasi Masalah
Potensial/Diganosa Assessment/

37
lain Assessment/ Diagnosa

Menetapkan Diagnosa
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi

Plan :
Perencanaan Perencanaan a. K
onsul
Implementasi Implementasi b. T
es Lab
c. R
ujukan
d. P
Evaluasi Evaluasi endidikan/
Konseling
e. F
ollow Up

Sumber : Simatupang EJ, 2013. halaman 62

38

Anda mungkin juga menyukai