SAKOFAN BESAN
P07124015 038
TINGKAT II-A
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGATAR ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 3
C. Tujuan dan Manfaat 3
D. Daftar Istilah 4
BAB II : DOKUMEN KEBIJAKAN AUDIT MUTU 7
INTERNAL
A. Definisi Audit Mutu Internal 7
B. Tujuan Audit Mutu Internal 8
C. Sasaran Auditor Mutu Internal 8
D. Lingkup Audit Mutu Internal 9
E. Unit dan atau Audit Mutu Internal 10
F. Frekuensi pelaksanaan Audit Mutu Internal 11
G. Metode Audit Mutu Internal 11
H. Sistem Penilaian Audit Mutu Internal 12
I Template Kebijakan Audit Mutu Internal 13
BAB III : DOKUMEN MANUAL AUDIT MUTU INTERNAL 16
A. Perencanaan Audit Mutu Internal 17
B. Pelaksanaan Audit Mutu Internal 18
C. Rapat Tindak Lanjut Hasil Audit 19
D. Monitoring Tindak Lanjut Audit 20
E. Template Manual Audit Mutu Internal 20
BAB IV : PENUTUP 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, Pedoman Audit Mutu Internal Diknakes telah dapat
diselesaikan. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
pengelola institusi pendidikan kesehatan untuk melakukan evaluasi terhadap
penjaminan mutu pendidikan.
Untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi dan Peraturan Mendikbud Nomor 50 Tahun 2014 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang wajib menjadi dasar dalam
implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan mambantu penyusunan buku ini kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak
sangat kami harapkan guna penyempurnaan buku ini di masa mendatang,
sehingga diharapkan Pedoman Audit Mutu Internal Diknakes dapat memberikan
manfaat.
Jakarta, Juni 2015
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi sebagai agents of change and development mempunyai
peran strategis dalam peningkatan daya saing bangsa (nation competitiveness).
Pendidikan Tenaga Kesehatan disingkat Diknakes juga harus aktif
berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa melalui keluaran
produk dan jasa di pasar nasional dan internasional. Oleh karena itu, setiap
institusi Diknakes perlu memperbaiki kapasitas fisik, tatakelola, pendanaan
dan sumber daya manusia. Selain itu Diknakes juga perlu membangun sistim
penjaminan mutu pendidikan tinggi (SPM-PT) sehingga menjadi institusi
yang sehat dan berdaya saing. Penjaminan mutu merupakan bentuk tanggung
jawab institusi Diknakes kepada publik (stakeholders).
Kepuasan stakeholders melalui layanan prima dan pencapaian visi menjadi
prioritas sistem penjaminan mutu.
Dalam sistim penjaminan mutu pendidikan tinggi disingkat SPM-PT,
Sistim Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
(PD Dikti) dan Sistim Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) bersama sama
bersinergi untuk mewujudkan mutu pendidikan tinggi. Pelaksanaan
penjaminan mutu oleh Diknakes mengikuti siklus penjaminan mutu internal
yang dimulai dari penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi (audit)
pelaksanaan standar, pengendalian standar dan terakhir peningkatan standar
atau disingkat siklus PPEPP. Kegiatan evaluasi merupakan tahap ketiga dari
siklus penjaminan mutu internal. Dalam praktek, evaluasi dapat dibedakan
1
menjadi pemantauan (monitoring) yang dilakukan pada saat pelaksanaan
standar sedang berlangsung dan evaluasi (audit) yang dilaksanakan setelah
pelaksanaan standar selesai.
Dalam evaluasi pelaksanaan standar, yang menjadi inti adalah mencari
informasi tentang pencapaian standar Diknakes. Apabila telah terpenuhi maka
langkah selanjutnya mempertahankan atau meningkatkannya. Apabila standar
belum terpenuhi, perlu diketahui dengan jelas akar permasalahan yang
menyebabkannya belum tercapai. Dengan kata lain AMI yang baik akan
membantu pencapaian dan peningkatan standar berkelanjutan sampai
terwujud visi melalui pelaksanaan misi Diknakes. Dengan demikian AMI
merupakan kegiatan yang perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan
kesadaran dan kemauan dari dalam Institusi Diknakes.
Agar AMI Diknakes terlaksana dengan efektif dan efisien, diperlukan 1)
standar Diknakes, 2) organisasi yang merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pelaksanaan audit di lingkungan Diknakes, 3) auditor sebagai
pelaksana audit, dan 4) dokumen pelaksanaan audit termasuk buku pedoman
dan formulir formulir yang diperlukan. Untuk itu, Buku Pedoman ini disusun
sebagai acuan yang harus digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Audit Mutu
Internal di intitusi Diknakes Kemenkes RI. Buku ini disusun dengan
sistematika yang meliputi: Bab I Pendahuluan, Bab II Kebiajakan Audit Mutu
Internal, Bab III Manual Audit Mutu Internal dan Bab IV Penutup. Catatan:
harap penggunaan kata institusi disesuaikan dengan istilah Diknakes
2
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem
Pendidikan Nasional)
2. Undang-undang Nomor.36 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentangStandarNasional Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Permendikbud
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014
tentang Sistem Pejaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT).
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Buku pedoman audit mutu internal (AMI) ini disusun sebagai acuan bagi
Institusi Diknakes dalam menyelenggarakan monev dan audit mutu
internal sebagai bagian dari siklus SPMI-PT.
2. Manfaat
Pedoman ini bermanfaat bagi auditor, auditi dan pimpinan dalam
melaksanakan dan menindak lanjuti hasil audit. Melalui audit mutu
internal diperoleh bahan masukan untuk pengendalian dan pengembangan
standar dan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan.
3
D. Daftar Istilah
1. Mutu PendidikanTinggi adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan
pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas
Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar PendidikanTinggi yang
ditetapkan oleh PerguruanTinggi.
2. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik
untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan
3. Sistem Penjaminan Mutu Internal yang selanjutnya disingkat SPMI,adalah
kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap
perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
4. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal,yang disingkat SPME, adalah kegiatan
penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat
pencapaian mutu program studi dan perguruan tinggi.
5. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi adalah kumpulan data
penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang
terintegrasi secara nasional.
6. Standar Nasional PendidikanTinggi adalah satuan standar yang meliputi
Standar Nasional Pendidikan ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
7. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi adalah
sejumlah standard pada perguruan tinggi yang melampaui
StandarNasional PendidikanTinggi.
4
8. Audit Mutu Internal adalah proses pemeriksaan yang sistematik,
independen, dan terdokumentasi, yang dilakukan secara berkala oleh tim
auditor berdasarkan SK Direktur, dengan tujuan memperoleh bukti audit
dan mengevaluasi secara objektif dalam rangka menentukan tingkat
kesesuaian pelaksanaan standar pada setiap unit kerja dengan standar
Pendidikan Tinggi yang telah ditetapkan.
9. Sistem Manajemen Mutu adalah sistem yang menyangkut struktur dan
fungsi organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya
untuk melaksanakan manajemen mutu.
10. Unit Kerja adalah seluruh Unit, Sub Unit, dan Program Studi yang ada di
Pendidikan Tenaga Kesehatan.
11. Auditor ialah orang yang mempunyai kualifikasi untuk melaksanakan
audit mutu dan ditunjuk melalui SK Direktur untuk melaksanakan Audit
Mutu Internal.
12. Teraudit (auditi) adalah unit kerja yang diperiksa dalam proses Audit
Mutu Internal.
13. Bukti Objektif merupakan informasi yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif berupa catatan atau pernyataan tentang fakta mengenai mutu
pelayanan, eksistensi, dan implementasi elemen-elemen sistem mutu,
yang didasarkan pada pengamatan, pengukuran, dan dapat diverifikasi.
14. Observasi merupakan pernyataan dari temuan selama audit mutu internal
yang didasari bukti objektif yang membutuhkan penyempurnaan dalam
waktu yang cepat.
5
15. Ketidak sesuaian merupakan pernyataan temuan selama audit mutu
internal yang tidak sesuai dengan persyaratan mutu dan/atau unsur sistem
manajemen mutu yang telah ditetapkan.
16. Rapat tindak lanjut hasil audit adalah rapat yang diadakan untuk meninjau
hasil temuan audit internal dan merencanakan kegiatan tindak lanjut.
17. Monitoring adalah proses pemantauan perkembangan rencana tindak
lanjut hasil kesepakatan rapat tindak lanjut yang dilakukan oleh ketua
program studi dan pelaksana unit penjamin mutu.
6
BAB II
DOKUMEN KEBIJAKAN AUDIT MUTU INTERNAL
7
2. Audit mutu internal merupakan proses review institusi atau program yang
terutama fokus pada akuntabilitas dan penentuan apakah tujuan dan
sasaran, yang dinyatakan dalam standar, sudah dipenuhi.
3. Audit Mutu Internal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu institusi
Diknakes secara berkelanjutan dalam menyelenggarakan pendidikan
yang sesuai dengan visi masing masing.
4. Audit mutu Internal bukan mencari dan menemukan kekurangan apalagi
kesalahan pihak yang diaudit, melainkan untuk menggali, menemukan,
dan memperbanyak praktek baikyang berlangsung.
8
2. Direktorat dan unit kerja didalam lingkungan institusi (Perpustakaan, Balai
Bahasa dll)
9
1) Standar hasil PKM
2) Standar isi PKM
3) Standar proses PKM
4) Standar penilaian PKM
5) Standar Pelaksana PKM
6) Standar Sapras PKM
7) Standar Pengelolaan PKM
8) Standar Pendanaan dan Pembiayaan PKM
2. Standar pendidikan tinggi yang di tetapkan oleh institusi Diknakes, yang
meliputi bidang akademik maupun non akademik seperti:
1) Kemahasiswaan
2) Kerjasama dalam dan luar negeri
3) Kebersihan
4) Dll yang akan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
10
Dalam melaksanakan audit, Auditor harus :
a. melakukan audit secara profesional
b. berhati-hati terhadap risiko yang dapat mempengaruhi tujuan audit
mutu internal
c. bersikap sopan selama pelaksanaan audit
d. tidak melanggar kode etik auditor
11
f. Tabel Proses Audit Mutu Internal
12
I. Template Kebijakan AMI
Berikut ini disarikan lagi isi Buku Kebijakan Audit yang telah diuraikan
sebelumini agar dapat menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen setiap
institusi Diknakes
1. Halaman Depan/Cover
2. Visi, Misi dan Tujuan Tulis pernyataan visi, misi dan
PT tujuan dari PT. Pernyataan ini
penting karena tujuan akhir dari
pelaksanan AMI adalah membantu
organisasi memenuhi tujuan dan
visi PT melalui pendekatan
sistematis, disiplin dalam
mengevaluasi dan menyempurnakan
efektivitas manajemen resiko,
kendali dan penglolaan proses
3. Tujuan Kebijakan AMI Dapat disebutkan manfaat atau
tujuan diterbitkannya dokumen
tertulis tentang kebijakan AMI
Diknakes, misalnya sebagai
pedoman bagi pelaksanaan AMI
Diknakes secara sistemik,
terstruktur, dan berkelanjutan
4. Luas lingkup Kebijakan Dapat disebutkan luas lingkup atau
AMI fokus dari AMI Diknakes untuk
13
jangka pendek atau panjang
Misalnya AMI Diknakes untuk
tahap awal hanya akan fokus pada
beberapa SN Dikti dan Standar PT
yang ditetapkan oleh PT sendiri,
sedangkan jangka panjang akan
mencakup audit pelaksanaan semua
SN Dikti dan Standar PT yang
ditetapkan oleh PT sendiri
5. Pihak pihak yang Dapat disebutkan pada bagian ini
terkena kebijakan siapa saja pihak atau unit yang
terkena kebijakan AMI Diknakes
dan wajib mengikuti AMI Diknakes
6. Istilah dan Definisi Cantumkan semua istilah dan
definisi yang dianggap perlu untuk
memperjelas atau untuk
menghindarkan salah pengertian
7. Rincian Kebijakan Bagian ini merupakan inti dari isi
kebijakan AMI Diknakes sehingga
harus cukup rinci, jelas dan utuh
seperti:
Tujuan AMI Diknakes,
Sasaran atau Pihak yang akan
diaudit
Lingkup atau Objek yang akan
14
diaudit
Unit dan/atau personil menjadi
auditor internal
Periode dan/atau frekuensi AMI
Standar AMI Diknakes
Metode AMI Diknakes
Sistim Penilaian dalam AMI
Diknakes
8. Daftar Standar dan Cantumkan daftar standar yang
Borang audit akan diaudit dan daftar borang audit
yang menyertainya
9. Daftar Cantumkan Manual lengkap dengan
Manual/ProsedurAMI formulir yang diperlukan untuk
melaksanakan AMI Diknakes
termasuk laporan
10. Referensi Peraturan perundangan yang terkait
15
BAB III
DOKUMEN MANUAL AUDIT MUTU INTERNAL
16
A. Perencanaan Audit Mutu Internal
Audit mutu internal (AMI) merupakan salah satu tahap dari implementasi
sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di institusi Diknakes dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Unit penjaminan mutu atau sub unit yang ditunjuk mempersiapkan
manual audit dan formulir formulir yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan audit.
b. Unit penjaminan mutu atau sub unit yang ditunjuk membuat rencana
program audit internal dan mensosialisasikan kepada seluruh unit kerja di
lingkungan Diknakes.
c. Sebelum pelaksanaan kegiatan audit, unit penjaminan mutu menyusun
proposal kegiatan audit internal yang berisi tentang rencana dan jadwal
audit, kebutuhan sumberdaya seperti auditor, dana dan ATK.
d. Direktur menetapkan tim auditor internal dan menyetujui pendanaan yang
diperlukan
e. Kepala unit penjaminan mutu memberitahukan rencana pelaksanaan audit
internal kepada auditi termasuk menyerahkan formulir evaluasi diri (ED)
yang harus diisi dan batas akhir penyerahan kembali
f. Auditi menyerahkan dokumen evaluasi diri beserta lampiran lampiran yang
telah disiapkan kepada kepala unit penjaminan mutu sebelum pelaksanaan
audit internal.
17
B. Pelaksanaan audit mutu internal
g. Kepala unit penjaminan mutu atau kepala subunit audit mutu internal
menyelenggarakan penyegaran audit internal bagi para auditor
h. Kepala unit penjaminan mutu atau kepala subunit audit mutu internal
mengundang auditor untuk mengevaluasi dokumen evaluasi diri yang
diserahkan oleh auditi (desk evaluation).
i. Auditor melakukan evaluasi dokumen, dan mengisi formulir rencana kerja
audit dan program kerja audit sesuai dengan temuan (contoh formulir
terlampir).
j. Kepala unit penjaminan mutu atau kepala subunit audit mutu internal
beserta Tim mengevaluasi hasil desk evaluation auditor dan memutuskan
apakah akan dilanjutkan dengan kunjungan ke auditi
k. Kepala unit penjaminan mutu atau kepala subunit audit mutu internal
memberitahu auditi dan auditor tentang jadwal kunjungan termasuk
menyerahkan rencana dan program kerja audit (RKA dan PKA)
l. Auditi mempersiapkan bukti bukti yang diperlukan untuk menjawab
temuan yang tercantum dalam PKA.
m. Auditor bersama pimpinan institusi auditi, membuka kegiatan audit guna
memulai kegiatan audit internal. Pada pertemuan tersebut dijelaskan
tentang tujuan, mekanisme, metoda audit, dan segala hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan audit.
18
n. Auditor melakukan pemeriksaan, pengecekan atau penggalian informasi,
terkait penetapan standar, pemenuhan standar, serta bukti rekaman dan
dokumen yang harus tersedia. Selanjutnya auditor menyusun deskripsi
temuan audit, melakukan varifikasi kepada auditi dan menyepakati tindak
lanjut temuan, menyusun ringkasan temuan audit.
o. Pada awal penutupan, auditor membacakan temuan hasil audit.
Penutupan dilakukan oleh pimpinan institusi.
p. Auditor melaporkan secara tertulis hasil audit kepada ka unit UPM.
q. Ketua unit UPM menyusun laporan tertulis hasil pelaksanaan kegiatan
audit dan mempersiapkan bahan laporan hasil audit untuk disampaikan
kepada direktur sebagai bahan rapat tindak lanjut hasil audit (form laporan
dan berita acara terlampir).
C. Rapat Tindak Lanjut Hasil Audit
Rapat tindak lanjut dipimpin oleh pimpinan Poltekkes dan dihadiri oleh
pengelola direktorat, jurusan, prodi, para auditor.dan unit terkait lainnya.
Materi Rapat Tindak lanjut hasil audit antara lain sebagai berikut:
a. Hasil audit
b. Umpan balik dari mahasiswan dan dosen
c. Indikator Kinerja utama
d. Tindakan pencegahan dan perbaikan
e. Tindak lanjut dari rapat tindaklanjut sebelumnya
f. Rekomendasi untuk peningkatan.
19
D. Monitoring Tindak lanjut
Monitoring adalah proses pemantauan perkembangan rencana tindak lanjut
hasil kesepakatan rapat tindak lanjut yang dilakukan oleh ketua program studi
dan pelaksana unit penjaminan mutu. Bentuk kegiatan monitoring tindak
lanjut hasil audit dapat berupa:
1. Verifikasi tindak lanjut hasil pemeriksaan
2. Konsultasi penyelesaian tindak lanjut
3. Bimbingan teknis penyelesaian tindak lanjut.
Berdasarkan hasil verifikasi, dapat ditetapkan status penyelesaian tindak lanjut
hasil pemeriksaan yaitu:
1. Sesuai dengan rekomendasi dan dinyatakan selesai;
2. Hasil pemeriksaan tidak benar dan dinyatakan perlu diperbaiki;
3. Dalam proses penyelesaian;
4. Belum ditindak lanjuti.
E. Template Manual AMI
Berikut ini disarikan lagi isi Buku Manual Audit yang telah diuraikan
sebelum ini agar dapat menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen
manual setiap institusi Diknakes
1. Halaman
Depan/Cover
2. Visi, Misi dan Tulis pernyataan visi, misi dan tujuan dari PT.
Tujuan PT Pernyataan ini penting karena tujuan akhir dari
pelaksanan AMI adalah membantu organisasi
memenuhi tujuan dan visi PT melalui pendekatan
20
sistematis, disiplin dalam mengevaluasi dan
menyempurnakan efektivitas manajemen resiko,
kendali dan penglolaan proses
3.Tujuan Manual Untuk melaksanakan standar/memenuhi standar
21
berlakunya.
22
kaitan antara bidang audit dgn standar dalam
SPMI
metode audit yang digunakan
hal hal yang didiskusikan auditi dengan auditor
temuan atau praktik baik yang berhasil
diidentifikasi oleh auditor
Simpulan dan rekomendasi atau rincian saran
dari auditor kepada auditi agar hasil audit
ditindaklanjuti oleh auditi
11. Referensi Tulis semua referensi yang digunakan dalam
menyusun manual
23
BAB IV
PENUTUP
Para auditor juga memahami bahwa kegiatan yang dilakukannya bukan untuk
menilai berbagai proses peningkatan mutu yang telah dilakukan tetapi lebih untuk
mencapai ruang-ruang peningkatan mutu bagi unit atau program yang diaudit.
Pedoman ini bersifat umum yang dapat dijadikan sebagai bagian acuan dalam
pelaksanaan audit mutu internal di instansi pendidikan tenaga kesehatan. Institusi
pendidikan tenaga Kesehatan dapat mengembangkan pedoman ini sesuai
kebutuhan.
24
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
1. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Kebudayaan, 2014
2. Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan Tenaga Kesehatanm
Pusdiklatnakes, 2009
B. Peraturan Perundang-Undangan
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem
Pendidikan Nasional)
2. Undang-undang Nomor.36 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentangStandarNasional
Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Permendikbud
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014
tentang Sistem Pejaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT).
LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8