Anda di halaman 1dari 10

Triggered Case :

Seorang wanita hamil (26 tahun) secara rutin pergi ke klinik antenatal. Dia tidak memiliki
riwayat keluarga dengan Diabetes. Pada minggu ke-24 kehamilan, ditemukan glukosuria dan
tekanan darah 130/90 mmHg. Belakangan ini pun pasien sering mengeluh kelelahan, rasa
lapar dan haus, serta sering buang air kecil.

TUJUAN BELAJAR :
1. Mengetahui definisi-definisi sebagai berikut :
- Klinik Antenatal
Antenatal adalah sebelum kelahiran
Klinik yang melayani atau memberi pelayanan kesehatan pada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan.

- Glukosuria
Keberadaan glukosa dalam urine

- Diabetes Gestasional
Diabetes yang terjadi pada masa kehamilan.
Jenis diabetes melitus yang berkembangnya hanya selama kehamilan dan biasanya
menghilang setelah persalinan tetapi meningkatkan resiko sang ibu yang akan
mengembangkan diabetes kemudian.

2. Mengetahui pengaruh usia kehamilan terhadap terjadinya diabetes gestasional.


Diabetes gestasional beresiko pada wanita hamil, maka dianjurkan melakukan
pemeriksaan lab pada usia kehamilan 24 minggu (6 bulan) sampai 28 minggu (7
bulan).

3. Mengetahui rentang waktu terjadinya diabetes gestasional dan kemungkinan


kejadiannya pada kehamilan selanjutnya.
Diabetes gestasional hanya terjadi saat kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan.
Kecuali apabila dia sebelum hamil mengalami diabet serta pola makan yang kurang
seimbang bisa saja dia setelah hamil terkena diabetes yang lain.
4. Mengetahui etiologi dari diabetes gestasional.

DMG disebabkan karena kekurangn insulin. Yang disebabkan adanya kerusakan


sebagian kecil atau sebagian besar sel sel beta pulau langerhans dalam kelenjar
pancreas yang bekarja menghasilkan insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk
makanan janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan
produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang
timbul dalam kehamilan ).

Risiko Tinggi DM Gestasional:

1. Umur lebih dari 30 tahun


2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram

5. Mengetahui tanda dan gejala diabetes gestasional.

1. Poliuri (banyak kencing)

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

2. Polidipsi (banyak minum)

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

3. Polipagi (banyak makan)


Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.

1. Penurunan berat badan


2. Kesemutan, gatal
3. Pandangan kabur
4. Lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusaha mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein,
karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.

6. Mengetahui tekanan darah normal pada ibu hamil sesuai dengan perkambangan janin.
Tekanan Darah Selama Kehamilan
Tekanan Darah Normal
120/80 adalah tekanan darah normal untuk wanita hamil. Bagan berikut akan
menghapus konsep tekanan darah tinggi dan rendah selama kehamilan.

Tekanan Darah Tekanan sistolik Tekanan diastolik

Rendah normal
Tekanan Darah 110 mmHg 75 mmHg

Normal Tekanan
Darah 120 mmHg 80 mmHg

Tinggi normal
Tekanan Darah 130 mmHg 85 mmHg
Tekanan darah di bawah 110/75 akan dianggap sebagai tekanan darah rendah atau
hipo-tension sementara tekanan darah di atas 130-85 akan dianggap sebagai tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Pembacaan tekanan darah normal dapat berbeda untuk
wanita yang berbeda. Tekanan darah pada kehamilan dapat sedikit berbeda sesuai
dengan kesehatan secara keseluruhan, usia dll Untuk wanita sehat, rata-rata rentang
tekanan darah selama kehamilan adalah antara 110/70 dan 120/80, namun fluktuasi
tingkat ini mungkin selama kehamilan.

7. Mengetahui kadar glukosa dalam darah dan urin pada pemeriksaan sewaktu dan
puasa.
Kadar glukosa darah atau plasma (puasa atau setelah makan)
Bisa normal (euglikemia), bila tinggi (hiperglikemia) dan rendah (hipoglikemia)

Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam
sebelum pemeriksaan ( GDP/ gula darah puasa/ nuchter) atau 2 jam setelah makan
( post prandial).

Nilai normal:

Dewasa : 70-110 mg/dl

Wholeblood : 60-100 mg/dl

Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl

Anak : 60-100 mg/dl

Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan :

Dewasa : < 140 mg/dl/2 jam

Wholeblood : < 120 mg/dl/2 jam

Menurut ADA (American Diabetes Asociation)


Puasa 105 mg/dl
I jam 190 mg/dl
2 jam 165 mg/dl
3 jam 145 mg/dl

8. Mengetahui hubungan resistensi insulin terhadap kejadian diabetes gestasional.


Hormon menghambat kerja dari produksi insulin mengakibatkan tubuh menjadi
resistensi terhadap insulin.

9. Mengetahui pathway dari diabetes gestasional

10. Mengetahui efek diabetes gestasional terhadap kondisi janin.


Dikutip dari Babycenter, Selasa (27/7/2010) ada beberapa dampak pada bayi jika ibu
hamil kena diabetes:

1. Kelebihan gula dalam darah dan insulin ini bisa menyebabkan bayi memiliki lebih
banyak lemak terutama di bagian atas tubuhnya sehingga berat badannya menjadi
besar.

Kondisi ini disebut dengan makrosomia dan kemungkinan bayi terlalu besar untuk
dilahirkan melalui proses normal sehingga lebih banyak melahirkan secara caesar

Beberapa saat setelah bayi dilahirkan, ada kemungkinan bayi memiliki kadar gula
darah yang rendah (hipoglikemia). Hal ini disebabkan tubuhnya masih memproduksi
insulin berlebih sebagai respons dari asupan glukosa yang tinggi dari ibunya.

Jika dokter mengetahui bahwa ibunya mengalami diabetes gestational, maka bayi
yang baru lahir tersebut akan dites kadar gula darahnya dengan mengambil setetes
darah dari tumit bayi. Jika kadarnya rendah maka bayi akan segera disusui, namun
jika terlalu parah bayi kemungkinan diberi larutan glukosa IV.

2. Bayi berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning (jaundice), polycuthemia


(peningkatan jumlah sel darah merah dalam darah) dan hypocalcemia (kadar kalsium
rendah dalam darah).

3. Jika kontrol kadar gula darahnya buruk, ada kemungkinan fungsi jantung dari bayi
bisa terpengaruh.

4. Sedangkan bagi ibu hamilnya berisiko dua kali lebih tinggi terkena pre-eklamsia.

Pada umumnya diabetes gestational tidak memiliki gejala yang khusus. Itulah
sebabnya hampir semua perempuan hamil perlu memeriksakan kadar glukosanya
pada usia kehamilan 24-28 minggu. Jika hasilnya menunjukkan positif, maka
diperlukan kontrol gula darah yang baik dan menjaga asupan makanannya.

Ibu hamil yang rentan kena diabetes jika memiliki berat badan berlebih, memiliki
riwayat diabetes gestational sebelumnya atau memiliki riwayat diabets yang kuat
dalam keluarga.
11. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada diabetes gestasional.

Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada
waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
b. Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200
mg/dl.
c. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih
tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi
d. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180%
maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai
ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai
GOD.
e. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat
didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat
tidak terdeteksi
f. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol,
HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet
cellantibody)
12. Mengetahui komplikasi dari diabetes gestasional.
Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah
yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk
terkena preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan
yang menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan
ibu maupun sang buah hati.

Diabetes di kemudian hari.


Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami
kembali pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita
diabetes tipe 2 di kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti
makan makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko terkena
diabetes tipe 2 nantinya. Untuk wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang
berhasi menurunkan berat badan hingga ideal setelah melahirkan, maka resikonya
untuk terkena diabetes tipe 2 hanya kurang dari 1 per 4 wanita.
Komplikasi pad maternal Komplikasi pada janin
Hipertensi 10-20 % Kematian perinatal tinggi
Hidraamnion 20-25% Kelainan congenital 6 %
( Makrosomia
Bakteriuria 7-10 % Kematian intra uterin
Persalinan distosia 10-15 % Abortus berulang / tanpa sebab
Kematian maternal jarang Respiratory distress syndrom
Gangguan vaskuler sehingga
menimbulkan : preeclampsia
Dapat terjadi infertilitas Janin makrosomia cenderung
Emesis dan hyperemesis berat menyebabkan pertolongan persalinan
operatif transoabdominal
Dampak lain kolestrol tinggi dan pertolongan persalina pervaginam
hypertensi adalah : yang paling berbahaya adalah distosia
Retinopati bahu.
Nefropati
Neuropath
ateroskelosis

13. Mengetahui komplikasi dari glukosuria terhadap ibu hamil dan janinnya.
Infeksi saluran kemih

14. Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan pada diabetes gestasional.


Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan
memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi
hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara
hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post
pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat
arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan
mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak
dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar
karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis
insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan
pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada
hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan
kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup
dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat
diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya
dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan
diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan
disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini
lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan
amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa atau dengan
induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut
jantung janin terus menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga
berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan
olah raga.
Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara
berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
Diet
Terapi nutrisi adalah terapi tambahan didalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan
utama terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin,
mengontrol kadar glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton dalam
darah meningkat). Penderita diabetes dengan berat badan rata rata cukup diberi diet
1200 sampai 1800 kalori sehari selama kehamilan. Pada wanita diabetes gestasional
dengan berat badan normal dibutuhkan 30 kkal/kg/hari. Pada wanita dengan obesitas
dibutruhkan 25 kkal/kg/hari. Pola makan tiga kali makan besar diselingi tiga kali
makanan kecil dianjurkan dalam sehari.pembatasan jumlah karbohidrat 40 % dari
jumlah makanan dalam sehari dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen. 1995. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.

Brunner, Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.

Guyton. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia A, dkk. 2005. Patofisiologi Edisi 6 Vol. 2. Jakarta : EGC.

http://www.americanpregnancy.org

Anda mungkin juga menyukai