Anda di halaman 1dari 21

Sumber Pencahayaan dalam Arsitektur

Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau
lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris
untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad.

Berdasarkan sumbernya, pencahayaan terbagi menjadi dua, yaitu: Pencahayaan


alamiah atau daylighting dan pencahayaan buatan atau biasa disebut denganartificial
lighting.

a.Pencahayaan
Alamiah
(Daylighting)

Pencahayaan
alamiah adalah
pencahayaan yang
bersumber dari sinar matahari yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sore
hari. Kelebihan dari pencahayaan ini adalah hemat biaya, karena tidak bergantung
kepada energi listrik, serta tidak membutuhkan perawatan instalasi seperti
pencahayaan buatan. Namun kerugiannya ada pada intensitas cahaya yang tidak
dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada
umumnya pencahayaan alamiah diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan cara
memasang jendela kaca di atap (skylight).

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga
dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:

1) Variasi intensitas cahaya matahari.

2) Distribusi dari terangnya cahaya.

3) Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.

4) Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.

Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya


buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi.
Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya
berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat
terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan
suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam
psikologi manusi.

Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa
sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :

1 Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.

2 Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya
rendah.

3 Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
(Egan & Olgyay, 1983):

1. Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau


(glare) dan panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
2. Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-
tempat yang diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.

3. Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam


runag sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu
banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual
tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu
dan cahaya tersebut (contoh : rumah kaca).

4. Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam


sedemikian rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan
material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah
cahaya masuk yang diperlukan.

5. Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan


tersebut. Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah
peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi
dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.

Sistem Pencahayaan Alami


Untuk merancang pencahayaan dengan baik tidak cukup hanya memperhatikan
strategi-strategi diatas saja, tapi perhatikan dari mulai skala yang lebih besar yaitu
dengan memperhatikan rancangan bangunan, baru kemudian mengarah ke skala yang
lebih kecil, seperti elemen dari bangunan tersebut.

Sebelum merancang bangunan seorang perancang harus mempelajari keadaan alam


di tapak tersebut, seperti sudut dan pergerakan matahari, kondisi langit, arah angin,
iklim, dan sifat-sifat dari tapak tersebut. Setelah memahami keadaan tapak
perancangan bangunan dapat dilakukan dengan mengsinkronisasi antara alam dengan
bangunan. Jika bangunan sudah dirancang dan dibentuk sejalan dengan alam, maka
unsur-unsur seperti pengudaraan dan pencahayaan akan mengalir dan berjalan denag
baik. Maka dari itu, perlu dipelajari faktor-faktor dalam bangunan yang perlu
disesuaikan dengan keadaan alam.

b. Pencahayaan Buatan (Artificial Lighting)

Pencahayaan buatan
merupakan
pencahayaan yang
memanfaatkan
teknologi buatan
manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk
kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu indra visual
manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat.

Dalam penempatannya, intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap, merata, tidak
menyilaukan, tidak kedap-kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan dari konsep
pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta pilihan warna
yang bervariasi. Sementara itu kerugiannya adalah, memerlukan perawatan untuk
sumber cahaya dan instalasinya. Selain itu, pencahayaan ini sangat bergantung pada
energi buatan sehingga membutuhkan biaya.

Berdasarkan pengaplikasiannya, pencahayaan terbagi menjadi dua cara, yaitu sistem


pencahayaan langsung dan tidak langsung. Berikut definisninya:

a. Sistem Pencahayaan Langsung

Sistem pencahayaan langsung merupakan penempatan sumber cahaya secara


langsung pada permukaan bidang aplikasi, baik dalam pencahayaan alami maupun
pencahayaan buatan. Permainan cahaya langsung memunculkan efek bayangan yang
kuat serta menjadikan beberapa bidang tak tersinari.
Tujuan dari sistem pencahayaan ini adalah, mengoptimalkan penerangan umum untuk
meningkatkan intensitas cahaya ruang, agar mendukung kegiatan yang ada di
ruangan tersebut. Pengaturan yang tepat dan cermat dalam peletakan titik cahaya
langsung akan memberikan kesan tegas, fungsional, dan nyaman.

b. Sistem Pencahayaan Tidak langsung

Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya dibalik suatu bidang
aplikasi, dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk
membentuk kesan cahaya tertentu. Permainan cahaya tidak langsung menghasilkan
efek gradasi dan bayang-bayang pada bidang yang tidak terkena cahaya.
Sistem pencahayaan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menegaskan kesan
tertentu dari suatu ruang, atau membentuk batasan pada suatu bidang aplikasi.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan
dalam pengaturan
Pencahayaan
Alami:

a) Menyesuaikan
lebar jendela yang
akan digunakan
dengan lebar ruangan, agar cahaya yang diserap tidak terlalu banyak ataupun
sedikit.

b) Menghindari peletakan jendela di sisi barat dan timur. Hal ini dikarenakan
Indonesia terletak pada kawasan tropis, dimana sinar matahari dapat menjadi
terlalu terang dan terlalu panas.

c) Bila memang terpaksa membuat jendela yang menghadap ke sisi tersebut (arah
matahari), sebaiknya diberikan pembatas atau filter seperti kisi-kisi, pepohonan,
ataupun overhang.

d) Untuk penggunaan skylight, pastikan bahwa skylight tersebut tidak memiliki


celah yang memungkinkan masuknya air hujan.

Pengaturan Pencahayaan Buatan juga memerlukan perhatian. Bahkan ekstra


perhatian. Hal ini dikarenakan pencahayaan ini bergantung kepada energi buatan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan Artificial
Lighting:
a) Pemilihan penggunaan lampu sesuai dengan kegiatan yang terjadi didalam ruang.
Setiap jenis aktivitas memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda. Sebagai
contoh pencahayaan pada kamar tidur sebaiknya tidak terlalu terang dan silau, agar
memberikan efek nyaman pada saat beristirahat. Sebaliknya, ruang dengan aktivitas
yang tinggi seperti ruang kelas membutuhkan pencahayaan yang cukup terang,
sehingga mampu mengakomodir indra visual pengguna ruangnya secara optimal.

b) Pengaturan posisi peletakan cahaya buatan dengan baik, agar menghasilkan


cahaya atau sinar yang tepat guna. Yaitu ketika posisi jatuh cahaya sesuai kebutuhan
maupun keinginan.

c) Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan jenis
lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan agar sesuai
dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan.

d) Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan dan
fungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang ingin
ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau ungu.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan pencahayaan saat ini bukan saja
sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga kebutuhan estetika terhadap
desain interior maupun arsitektur.\

II. FUNGSI PENCAHAYAAN

1. Penerangan

Fungsi utama dari pencahayaan adalah sebagai sumber penerangan. Pada


bangunan yang memiliki banyak ruangan aktifitas tentu juga akan membutuhkan
banyak penerangan. Selain dengan menggunakan pencahayaan alami dengan
memanfaatkan sinar matahari, perlu pencahayaan buatan untuk ruangan - ruangan
tertentu yang tidak boleh atau tidak bisa mendapatkan cahaya matahari.

2. Kesehatan

Selain berfungsi sebagai penerangan, pencahayaan pada bangunan juga perlu


bagi kesehatan pengguna ruangan tersebut. Seperti untuk kesehatan mata, atau untuk
ruang-ruang periksa dan alat pengobatan pada rumah sakit.

3. Kenyamanan

Pencahayaan akan memberikan kenyamanan bagi penghuni suatu bangunan


apalagi jika bangunan / ruangan tersebut berfungsi sebagai tempat belajar atau tempat
membaca seperti perpustakaan atau lain-lain. Kita tentu tidak akan nyaman apabila
membaca di ruangan yang gelap.

4. Keamanan

Pencahayaan juga berfungsi sebagai alat bantu keamanan bagi penghuni gedung
dan juga area sekitarnya, terutama di malam hari. Jika tidak ada penerangan atau
penerangan tidak memadai tentu akan memberikan rasa takut bagi pengguna
bangunan karena suasana yang gelap biasanya akan rawan kejahatan.

5. Dekorasi

Pencahayaan dekoratif dalam ruang (interior) dapat meliputi elemen-elemen


pencahayaan yang ditempatkan pada dinding, plafon, juga dapat berupa perabotan
lampu-lampu dalam atau luar ruang. Penataan lampu tersebut juga akan mampu
memberikan nilai-nilai keindahan (estetis).

III. PENEMPATAN PENCAHAYAAN


Pencahayaan dalam rumah tinggal menjadi salah satu element tidak nyata (bukan
secara fisik) yang memegang peran yang cukup penting dalam rumah tinggal.
Pencahayaan dalam rumah tidak hanya berperan sebagai penerang ruangan dalam
kegelapan, namun terlebih dari itu, pencahayaan dalam rumah mampu memberikan
kesan dan menciptakan impresi tertentu akan sebuah ruangan, atmosfir yang
terbentuk dari titik-titik lampu yng diletakkan, hingga mampu menciptakan nuansa-
nuansa tertentu dalam sebuah ruangan tertentu dalam rumah tinggal, seperti ruang-
ruang yang terkesan hangat, dingin, bersih, tentunya juga dipadukan dengan
permainan material-material dalam ruangan serta elemen-elemen pembentuk ruang
lainnya.

Contoh penempatan pencahayaan untuk ruang dalam :

Kesan romantis pada ruang hobi mencakup pengaturan pencahayaan dalam ruang
Pencahayaan alami dari luar menentukan kualitas dan kesehatan
ruang(www.archdaily.com)

Pencahayaan buatan dalam rumah menjadi elemen yang tidak kalah penting dengan
pencahayaan alami. Tujuan dasar dari pencahayaan buatan ini tidak lain adalah untuk
memastikan bahwa sebuah ruangan memiliki iluminasi / penerangan yang cukup
untuk mewadahi kebutuhan fungsi yang berada di dalamnya. Pencahayaan buatan
akan sangat berperan untuk menerangi ruangan pada malam hari. Selain itu,
pencahayaan buatan mampu membantu untuk membentuk nuansa dan suasana di
dalam maupun luar sebuah ruangan. Pencahayaan buatan ini dapat dibedakan lagi
menjadi pencahayaan dasar, yaitu pencahayaan yang berfungsi memenuhi kebutuhan
penerangan dalam setiap ruangan. seperti yang kita tahu, setiap ruangan dengan
fungsi yang berbeda-beda, tentunya memiliki kebutuhan pencahayaan yang berbeda
pula. misalnya, kebutuhan cahaya untuk ruang baca / perpustakaan dalam rumah
tentu akan lebih tinggi / terang, apabila dibandingkan dengan ruang tidur atau kamar
mandi. Kebutuhan penerangan dasar ini perlu diperhatikan, agar kebutuhan cahaya
akan setiap fungsi dalam ruang dapat terpenuhi dengan baik dan penghuni akan
merasa nyaman ketika menjalani aktivitas dalam ruangan tersebut.

Pencahayaan buatan lainnya ialah pencahayaan dekoratif: jenis pencahayaan ini lebih
mengarah kepada pembentukan nuansa dalm sebuah ruang / ruangan dalam rumah,
lebih kepada pemenuhan aspek estetika, keindahan dan keselarasan ruang ketika
menggunakan elemen pencahayaan pada malam hari. Pencahayaan dekoratif ini juga
menjadi penting dalam proses perancangan, karena pencahayaan dekoratif juga
menjadi salah satu elemen utama penentu bagaimana kualitas ruang yang akan
tercipta, seperti yang diharapkan oleh perancang. Pencahayaan dekoratif dapat
diciptakan sedemikian rupa membentuk kesan romantis, segar, formal, maupun
unsur-unsur lainnya yang ingin dicapai dalam sebuah ruangan. Unsur dekorasi ini
meliputi unsur-unsur pencahayaan interior, maupun eksterior.
Pencahayaan buatan pada ruang keluarga, menciptakan atmosfir ruang yang
berbeda

Pencahayaan dekoratif dalam ruang (interior) dapat meliputi elemen-elemen


pencahayaan yang ditempatkan pada dinding, plafon, juga dapat berupa perabotan
lampu-lampu dalam ruang yang memberi nilai estetis. Beberapa gambar di atas
menceritakan bagaimana ruang-ruang dalam rumah tinggal yang memancarkan kesan
romantis, dingin, dan juga formal, melalui teknik-teknik pencahayaan yang diatur
sedemikian rupa memunculkan suasana ruang tertentu, tentunya disesuaikan dengan
elemen fisik bangunan yang telah ada dalam ruangan, hingga menciptakan ruangan
yang selaras dan enak dilihat. pada sisi eksterior, elemen pencahayaan buatan dapat
ditempatkan pada dinding-dinding luar yang membentuk pencahayaan bangunan
secara keseluruhan, juga elemen-elemen pencahayaan yang bersifat parsial, seperti
penerangan teras, juga teknik-teknik pencahayaan pada taman, dan sebagainya.
Selain menjadi lebih terang, suasana ruang luar yang terbentuk pada ruang luar dapat
memberikan kesan nyaman serta aman ketika beraktivitas di ruang luar pada malam
hari.

Contoh pencahayaan untuk ruang luar :


Permainan cahaya pada taman dan luar bangunan (www.archdaily.com)

Beberapa persyaratan teknis tentunya perlu dipersiapkan untuk mendukung elemen


pencahayaan buatan ini, oleh karena itu tahap ini perlu disusun dengan matang pada
tahap perancangan bangunan. Persyaratan-persyaratan teknis tersebut dapat meliputi
perencanaan titik-titik lampu, jalur listrik untuk menuju area penerangan, juga
kapasitas listrik yang diperlukan untuk mampu mendukung pencahayaan rumah
secara keseluruhan. Untuk tips lainnya, lampu-lampu LED yang sekarang ini banyak
dijual di pasaran dapat berkontribusi besar untuk menciptakan pencahayaan dekoratif
ini. selain hemat listrik, lampu-lampu LED ini juga relatif dapat bertahan lama.
Untuk rumah-rumah yang ingin menambah titik penerangan untuk menciptakan
suasana, dapat juga dilakukan sebagai instalasi tambahan, asalkan kapasitas listrik
yang dibutuhkan mampu mencukupi, serta lokasi yang diinginkan masih dapat
ditambahkan titik-titik lampu serta jalur listrik yang dibutuhkan. (Vincent Heryanto)

SEGI POSITIF CAHAYA ALAMI

Keuntungan / segi positif dari penggunaan pencahayaan alami antara lain :

a. Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui,

b. Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya,


c. Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki daya
panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makluk hidup di bumi,
d. Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang berbeda, bahkan
kadang-kadang sangat memuaskan.

POTENSI CAHAYA ALAMI UNTUK DAERAH TROPIS

Posisi letak geografis Indonesia yang berada di wilayah beriklim tropis menyebabkan
Indonesia kaya akan penyinaran matahari. Potensi energi sinar matahari ini jika
dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan banyak keuntungan di berbagai
bidang karena dengan bantuan teknologi, energi matahari tersebut dapat dirubah
menjadi energi lain seperti salah satunya menjadi energi listrik. Pada bangunan,
pemanfaatan energi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya yang
akan menangkap cahaya matahari untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik
yang digunakan untuk kepentingan bangunan tersebut. Ini akan membuat biaya
operasional bangunan menjadi lebih hemat. Selain itu, benyaknya sinar matahari
dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber cahaya alami di siang hari.
Cahaya matahari juga penting untuk pertumbuhan vegetasi di bumi.
CAHAYA INFRA MERAH SEBAGAI SYARAT MUTLAK KEHIDUPAN

Cahaya matahari mengandung sinar infra merah (infra red) alami yang menjadi syarat
mutlak adanya kehidupan di bumi ini. Infra merah (infra red) ialah sinar
elektromagnet yang gelombangnya lebih panjang dari cahaya nampak yaitu antara
700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika
dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan
nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah
tidak tampak oleh mata, namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih
terasa/dideteksi. Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:
Near Infra Merah0.75 1.5 m
Mid Infra Merah..1.50 10 m
Far Infra Merah.10 100 m
m (lumens). Sinar infra merah jauh (Far InfraRed) adalah sinar yang tidak tampak
oleh mata. Ketika diserap ke dalam tubuh, sinar ini akan mengaktifkan energi dan
membantu meningkatkan gerakan makhluk hidup, sehingga sering disebut sebagai
SINAR KEHIDUPAN. Panjang gelombang Sinar InfraRed Jauh ini antara 6 sampai
16 mikron. Selain itu sinar ini juga berperan penting dalam proses fotosintesis
tumbuhan.

SINAR
ULTRAVIOLET
(UV)

Sinar Ultraviolet
(UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari
matahari. Sinar UV dapat membakar mata, rambut, dan kulit jika bagian tubuh tidak
dilindungi atau jika mereka terlalu banyak terkena sinar matahari. Meskipun
demikian, sinar UV sangat berguna dalam ekosistem kita.
Sinar UV membantu tubuh kita dalam membuat vitamin D, yang memperkuat tulang
dan gigi dan membantu tubuh kita membangun kekebalan terhadap penyakit seperti
rakhitis dan kanker usus besar.

Radiasi ultraungu atau ultraviolet adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang


gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang
dari sinar-X yang kecil.

Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380200 nm) dan
UV vakum (20010 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi
lagi kepada UVA (380315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau
"blacklight"; UVB (315280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium
Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"),
sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari
cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga
seperti lebah dapat melihat hingga mencapai "hampir UV".

Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, Selapis
kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu,
sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan
yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di dekat permukaan
medium yang transparan. Absorbsi maksimal sinar UV di dalam sel terjadi pada
asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar UV
adalah pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau kematian sel.

Absorsi radiasi ultra violet menyebabkan modifikasi modifikasi kimiawi dari


nucleoprotein serta menimbulkan hubungan silang antara pasangan pasangan molekul
timin. Hubungan ini dapat menyebabkan salah baca dari genetic code yang akan
menghasilkan mutasi sehingga akan merusak atau memperlemah fungsi-fungsi vital
organisme dan kemudian akan membunuhnya. Orang orang yang bekerja dengan atau
dekat sumber sinar ultra violet harus memakai peralatan guna melindungi kornea
terhadap iritasi atau kerusakan yang mungkin bersifat permanent, misalnya kerusakan
pada keturuan (mutasi gen). Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih
lampu ultra violet (germicidal) yang menjamin para pekerja dari efek sinar ultra
violet yang merugikan dengan tidak menambah intensitas cahaya tapi efektif dapat
membunuh bakteri. Efektifitas sinar ultra violet terhadap daya bunuh bakteri
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya : luas ruangan, Intensitas cahaya yang
digunakan, jarak sumber cahaya terhadap bakteri, lama waktu penyinaran, jenis
bakteri itu sendiri.

Kelemahan Pencahayaan Alami :

1. Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu berubah karena dipengaruhi


oleh waktu dan cuaca,

2. Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia,

3. Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak benda-benda di dalam ruang.

4. Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau membutuhkan biaya


tambahan yang cukup tinggi.

SILAU (GLARE)

Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai
mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :

1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)

Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal
terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat
kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)

Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan


cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima
cahaya seperti ini.

Sumber-sumber glare (silau) adalah sebagai berikut :

a) Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.

b) Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.


c) Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.
d) Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.

Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi silau :

a) Reduksi luminansi sumber cahaya.

b) Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.


c) Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.
d) Gunakan peralatan dengan permukaan yang dapat mendistribusikan cahaya.
e) Posisikan kembali area kerja dan sumber cahaya untuk meminimasi refleksi
cahaya.
f) Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.

PEMANFAATAN POTENSI CAHAYA MATAHARI

Posisi letak geografis Indonesia yang berada di wilayah beriklim tropis menyebabkan
Indonesia kaya akan penyinaran matahari. Potensi energi sinar matahari jika
dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan banyak keuntungan di berbagai
bidang. dengan bantuan teknologi, energi matahari tersebut dapat dirubah menjadi
energi lain seperti salah satunya menjadi energi listrik. Pada bangunan, pemanfaatan
energi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya yang akan
menangkap cahaya matahari untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik yang
digunakan untuk kepentingan bangunan tersebut. Ini akan membuat biaya operasional
bangunan menjadi lebih hemat. Selain itu, benyaknya sinar matahari dapat
dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber cahaya alami di siang hari. Cahaya
matahari juga penting untuk pertumbuhan vegetasi di bumi.

Contoh Pemanfaatan Potensi Cahaya Matahari :

1. Universitas Teknologi Darmstadt


Jerman memenangkan penghargaan Solar
Decathlon 2007 di Washington, D.C.
dengan rancangan rumah berteknologi pasif
khusus untuk iklim lembab dan subtropis
panas
2. Rumah kaca seperti ini di munisipalitas
Westland, Belanda , digunakan untuk
menumbuhkan sayuran, buah, dan bunga

3. Australia menjadi tuan rumah World


Solar Challenge . Dalam ajang tersebut,
mobil surya seperti Nuna3 berpacu
dariDarwin menuju Adelaide sepanjang
3.021 km (1,877 mi).
4. Pesawat tanpa awak Helios UAV dalam
penerbangan dengan tenaga surya.

5. Pemanas air surya menghadap


matahari untuk memaksimalkan
penyerapan.
6. Rumah dengan menggunakan Panel
surya (solar panel), dapat menghasilkan
listrik 100 watt / m2 solar panel

MENGENDALIKAN RADIASI MATAHARI

Radiasi Matahari yang berlebih juga dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi
penghuni bangunan. Untuk itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap radiasi
matahari. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1. Desain Kulit Bangunan

Untuk mengatasi panas yang berlebih pada bangunan yang disebabkan oleh radiasi
matahari, dapat dilakukan dengan cara mendesain secara khusus kulit bangunan
terutama pada area panas / bidang yang sangat banyak terkena sinar matahari. Jika
tidak, maka panas tersebut akan diserap oleh dinding bangunan dan menimbulkan
hawa panas pada ruang dalam. Desain kulit bangunan tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberi lapisan khusus, lapisan tambahan (secondary skin) pada area
yang terpapar sinar matahari. Dengan demikian maka panas yang menerpa dinding
bangunan akan diredam. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan cara memberi
sunshading pada permukaan jendela kaca yang luas. Dengan demikian sinar matahari
masih tetap bisa masuk dengan banyak terdapat area bayang-bayang.

2. Orientasi Masa Bangunan

Prinsip dasar yang dilakukan dalam hal pengendalian radiasi matahari adalah dengan
mengatur orientasi masa bangunan. Letakkan area depan bangunan (fasade) atau area
yang paling banyak aktivitas mengarah ke arah utara / selatan, jangan hadapkan ke
arah peredaran matahari (timur-barat). Dengan demikian, maka penghuni akan
terlindung dari terpaan matahari secara langsung.

3. Rencana Jendela

Perencanaan jendela untuk pengendalian radiasi matahari juga merupakan suatu hal
yang sangat penting. Jendela di arah datangnya sinar matahari sebaiknya
menggunakan kantilever yang cukup lebar agar panas matahari yang berlebih dapat
terhalang, sehingga penghuni tetap merasa nyaman dengan cahaya yang cukup.

4. Rencan Sky Light

5. Bentang Bangunan

Anda mungkin juga menyukai