Pencahayaan atau lighting adalah salah satu elemen penting yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan atau
lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris
untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad.
a.Pencahayaan
Alamiah
(Daylighting)
Pencahayaan
alamiah adalah
pencahayaan yang
bersumber dari sinar matahari yang muncul dari pagi menjelang siang hingga sore
hari. Kelebihan dari pencahayaan ini adalah hemat biaya, karena tidak bergantung
kepada energi listrik, serta tidak membutuhkan perawatan instalasi seperti
pencahayaan buatan. Namun kerugiannya ada pada intensitas cahaya yang tidak
dalam kendali manusia. Akibatnya, hasil pencahayaan kerapkali tidak konsisten. Pada
umumnya pencahayaan alamiah diperoleh melalui pintu, jendela, atau dengan cara
memasang jendela kaca di atap (skylight).
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga
dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa
sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :
2 Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya
rendah.
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
(Egan & Olgyay, 1983):
Pencahayaan buatan
merupakan
pencahayaan yang
memanfaatkan
teknologi buatan
manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk
kebutuhan cahaya di dalam ruang. Tujuannya adalah, untuk membantu indra visual
manusia melakukan aktivitasnya dengan tepat.
Dalam penempatannya, intensitas sumber cahaya harus bersifat tetap, merata, tidak
menyilaukan, tidak kedap-kedip, dan sehat untuk mata. Kelebihan dari konsep
pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta pilihan warna
yang bervariasi. Sementara itu kerugiannya adalah, memerlukan perawatan untuk
sumber cahaya dan instalasinya. Selain itu, pencahayaan ini sangat bergantung pada
energi buatan sehingga membutuhkan biaya.
Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya dibalik suatu bidang
aplikasi, dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk
membentuk kesan cahaya tertentu. Permainan cahaya tidak langsung menghasilkan
efek gradasi dan bayang-bayang pada bidang yang tidak terkena cahaya.
Sistem pencahayaan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menegaskan kesan
tertentu dari suatu ruang, atau membentuk batasan pada suatu bidang aplikasi.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan
dalam pengaturan
Pencahayaan
Alami:
a) Menyesuaikan
lebar jendela yang
akan digunakan
dengan lebar ruangan, agar cahaya yang diserap tidak terlalu banyak ataupun
sedikit.
b) Menghindari peletakan jendela di sisi barat dan timur. Hal ini dikarenakan
Indonesia terletak pada kawasan tropis, dimana sinar matahari dapat menjadi
terlalu terang dan terlalu panas.
c) Bila memang terpaksa membuat jendela yang menghadap ke sisi tersebut (arah
matahari), sebaiknya diberikan pembatas atau filter seperti kisi-kisi, pepohonan,
ataupun overhang.
c) Berdasarkan jenisnya, lampu terdiri dari beberapa tipe dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sebaiknya, sebelum melakukan pemilihan jenis
lampu, kenali terlebih dahulu jenis-jenis lampu yang akan dipergunakan agar sesuai
dengan kebutuhan secara optimal dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan.
d) Pemilihan warna lampu juga perlu disesuaikan dengan fungsi penerangan dan
fungsi ruangan itu sendiri. Jika nilai estetika dengan permainan tema yang ingin
ditonjolkan, maka dapat menggunakan warna-warna unik sepeti biru atau ungu.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan pencahayaan saat ini bukan saja
sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga kebutuhan estetika terhadap
desain interior maupun arsitektur.\
1. Penerangan
2. Kesehatan
3. Kenyamanan
4. Keamanan
Pencahayaan juga berfungsi sebagai alat bantu keamanan bagi penghuni gedung
dan juga area sekitarnya, terutama di malam hari. Jika tidak ada penerangan atau
penerangan tidak memadai tentu akan memberikan rasa takut bagi pengguna
bangunan karena suasana yang gelap biasanya akan rawan kejahatan.
5. Dekorasi
Kesan romantis pada ruang hobi mencakup pengaturan pencahayaan dalam ruang
Pencahayaan alami dari luar menentukan kualitas dan kesehatan
ruang(www.archdaily.com)
Pencahayaan buatan dalam rumah menjadi elemen yang tidak kalah penting dengan
pencahayaan alami. Tujuan dasar dari pencahayaan buatan ini tidak lain adalah untuk
memastikan bahwa sebuah ruangan memiliki iluminasi / penerangan yang cukup
untuk mewadahi kebutuhan fungsi yang berada di dalamnya. Pencahayaan buatan
akan sangat berperan untuk menerangi ruangan pada malam hari. Selain itu,
pencahayaan buatan mampu membantu untuk membentuk nuansa dan suasana di
dalam maupun luar sebuah ruangan. Pencahayaan buatan ini dapat dibedakan lagi
menjadi pencahayaan dasar, yaitu pencahayaan yang berfungsi memenuhi kebutuhan
penerangan dalam setiap ruangan. seperti yang kita tahu, setiap ruangan dengan
fungsi yang berbeda-beda, tentunya memiliki kebutuhan pencahayaan yang berbeda
pula. misalnya, kebutuhan cahaya untuk ruang baca / perpustakaan dalam rumah
tentu akan lebih tinggi / terang, apabila dibandingkan dengan ruang tidur atau kamar
mandi. Kebutuhan penerangan dasar ini perlu diperhatikan, agar kebutuhan cahaya
akan setiap fungsi dalam ruang dapat terpenuhi dengan baik dan penghuni akan
merasa nyaman ketika menjalani aktivitas dalam ruangan tersebut.
Pencahayaan buatan lainnya ialah pencahayaan dekoratif: jenis pencahayaan ini lebih
mengarah kepada pembentukan nuansa dalm sebuah ruang / ruangan dalam rumah,
lebih kepada pemenuhan aspek estetika, keindahan dan keselarasan ruang ketika
menggunakan elemen pencahayaan pada malam hari. Pencahayaan dekoratif ini juga
menjadi penting dalam proses perancangan, karena pencahayaan dekoratif juga
menjadi salah satu elemen utama penentu bagaimana kualitas ruang yang akan
tercipta, seperti yang diharapkan oleh perancang. Pencahayaan dekoratif dapat
diciptakan sedemikian rupa membentuk kesan romantis, segar, formal, maupun
unsur-unsur lainnya yang ingin dicapai dalam sebuah ruangan. Unsur dekorasi ini
meliputi unsur-unsur pencahayaan interior, maupun eksterior.
Pencahayaan buatan pada ruang keluarga, menciptakan atmosfir ruang yang
berbeda
Posisi letak geografis Indonesia yang berada di wilayah beriklim tropis menyebabkan
Indonesia kaya akan penyinaran matahari. Potensi energi sinar matahari ini jika
dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan banyak keuntungan di berbagai
bidang karena dengan bantuan teknologi, energi matahari tersebut dapat dirubah
menjadi energi lain seperti salah satunya menjadi energi listrik. Pada bangunan,
pemanfaatan energi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya yang
akan menangkap cahaya matahari untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik
yang digunakan untuk kepentingan bangunan tersebut. Ini akan membuat biaya
operasional bangunan menjadi lebih hemat. Selain itu, benyaknya sinar matahari
dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber cahaya alami di siang hari.
Cahaya matahari juga penting untuk pertumbuhan vegetasi di bumi.
CAHAYA INFRA MERAH SEBAGAI SYARAT MUTLAK KEHIDUPAN
Cahaya matahari mengandung sinar infra merah (infra red) alami yang menjadi syarat
mutlak adanya kehidupan di bumi ini. Infra merah (infra red) ialah sinar
elektromagnet yang gelombangnya lebih panjang dari cahaya nampak yaitu antara
700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika
dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan
nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah
tidak tampak oleh mata, namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih
terasa/dideteksi. Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:
Near Infra Merah0.75 1.5 m
Mid Infra Merah..1.50 10 m
Far Infra Merah.10 100 m
m (lumens). Sinar infra merah jauh (Far InfraRed) adalah sinar yang tidak tampak
oleh mata. Ketika diserap ke dalam tubuh, sinar ini akan mengaktifkan energi dan
membantu meningkatkan gerakan makhluk hidup, sehingga sering disebut sebagai
SINAR KEHIDUPAN. Panjang gelombang Sinar InfraRed Jauh ini antara 6 sampai
16 mikron. Selain itu sinar ini juga berperan penting dalam proses fotosintesis
tumbuhan.
SINAR
ULTRAVIOLET
(UV)
Sinar Ultraviolet
(UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari
matahari. Sinar UV dapat membakar mata, rambut, dan kulit jika bagian tubuh tidak
dilindungi atau jika mereka terlalu banyak terkena sinar matahari. Meskipun
demikian, sinar UV sangat berguna dalam ekosistem kita.
Sinar UV membantu tubuh kita dalam membuat vitamin D, yang memperkuat tulang
dan gigi dan membantu tubuh kita membangun kekebalan terhadap penyakit seperti
rakhitis dan kanker usus besar.
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380200 nm) dan
UV vakum (20010 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi
lagi kepada UVA (380315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau
"blacklight"; UVB (315280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium
Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Istilah ultraviolet berarti "melebihi ungu" (dari bahasa Latin ultra, "melebihi"),
sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari
cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga
seperti lebah dapat melihat hingga mencapai "hampir UV".
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, Selapis
kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh karena itu,
sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan
yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di dekat permukaan
medium yang transparan. Absorbsi maksimal sinar UV di dalam sel terjadi pada
asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama perusakan sel oleh sinar UV
adalah pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya mutasi atau kematian sel.
3. Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak benda-benda di dalam ruang.
SILAU (GLARE)
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai
mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal
terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat
kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Posisi letak geografis Indonesia yang berada di wilayah beriklim tropis menyebabkan
Indonesia kaya akan penyinaran matahari. Potensi energi sinar matahari jika
dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan banyak keuntungan di berbagai
bidang. dengan bantuan teknologi, energi matahari tersebut dapat dirubah menjadi
energi lain seperti salah satunya menjadi energi listrik. Pada bangunan, pemanfaatan
energi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya yang akan
menangkap cahaya matahari untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik yang
digunakan untuk kepentingan bangunan tersebut. Ini akan membuat biaya operasional
bangunan menjadi lebih hemat. Selain itu, benyaknya sinar matahari dapat
dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber cahaya alami di siang hari. Cahaya
matahari juga penting untuk pertumbuhan vegetasi di bumi.
Radiasi Matahari yang berlebih juga dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi
penghuni bangunan. Untuk itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap radiasi
matahari. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara :
Untuk mengatasi panas yang berlebih pada bangunan yang disebabkan oleh radiasi
matahari, dapat dilakukan dengan cara mendesain secara khusus kulit bangunan
terutama pada area panas / bidang yang sangat banyak terkena sinar matahari. Jika
tidak, maka panas tersebut akan diserap oleh dinding bangunan dan menimbulkan
hawa panas pada ruang dalam. Desain kulit bangunan tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberi lapisan khusus, lapisan tambahan (secondary skin) pada area
yang terpapar sinar matahari. Dengan demikian maka panas yang menerpa dinding
bangunan akan diredam. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan cara memberi
sunshading pada permukaan jendela kaca yang luas. Dengan demikian sinar matahari
masih tetap bisa masuk dengan banyak terdapat area bayang-bayang.
Prinsip dasar yang dilakukan dalam hal pengendalian radiasi matahari adalah dengan
mengatur orientasi masa bangunan. Letakkan area depan bangunan (fasade) atau area
yang paling banyak aktivitas mengarah ke arah utara / selatan, jangan hadapkan ke
arah peredaran matahari (timur-barat). Dengan demikian, maka penghuni akan
terlindung dari terpaan matahari secara langsung.
3. Rencana Jendela
Perencanaan jendela untuk pengendalian radiasi matahari juga merupakan suatu hal
yang sangat penting. Jendela di arah datangnya sinar matahari sebaiknya
menggunakan kantilever yang cukup lebar agar panas matahari yang berlebih dapat
terhalang, sehingga penghuni tetap merasa nyaman dengan cahaya yang cukup.
5. Bentang Bangunan