Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Otak adalah pusat kehidupan, segala aktivitas diatur oleh otak sebagai pusat
dari persarafan. Sistem saraf manusia terbagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat
yang terdiri dari otak dan medula spinalis, serta sistem saraf tepi. Jika terjadi
kerusakan pada fungsi otak, maka akan mengakibatkan terganggunya kinerja dari
sebagian besar organ manusia. Manifestasi dari gangguan otak antara lain adalah
cephalgia.

Cephalgia atau nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di
seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala.
Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas terdapat kelainan anatomi
atau kelainan struktur atau sejenisnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala
yang jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur
atau sejenisnya dan bersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non
vaskuler. Dari beberapa penyebab cephalgia, tumor otak merupakan salah satu
penyebab yang umum.

Tumor otak dalam pengertian umum berarti benjolan, dalam istilah


radiologisnya disebut lesi desak ruang/ Space Occupying Lesion (SOL). Neoplasma
sistem saraf pusat umumnya meyebabkan suatu evaluasi progresif disfungsi
neurologis. Gejala yang disebabkan tumor yang pertumbuhannya lambat akan
memberikan gejala yang perlahan munculnya, sedangkan tumor yang terletak pada
posisi yang vital akan memberika gejala yang muncul dengan cepat (Harsono, 1999).
Tumor atau neoplasma susunan saraf pusat dibedakan menjadi tumor primer
dan tumor sekunder (metastatik). Tumor primer bisa timbul dari jaringan otak,
meningen, hipofisis dan selaput myelin. Tumor sekunder adalah suatu metastasis dari
tumor primer yang berada di luar susunan saraf pusat. Tumor ganas itu dapat pula
masuk ke ruang tengkorak secara perkontinuatum, yaitu dengan melalui foramen
basis kranii, seperti misalnya pada infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring
(Stephen, 2012).

Meningioma merupakan salah satu tumor jinak intrakranial yang paling


sering dijumpai. Meningioma diperkirakan sekitar 15-30% dari seluruh tumor primer
intrakranial pada orang dewasa. Prevalensi meningioma berdasarkan konfirmasi
pemeriksaan histopatologi diperkirakan sekitar 97,5 penderita per 100.000 jiwa di
Amerika Serikat. Prevalensi ini diperkirakan lebih rendah dari yang sebenarnya
karena tidak semua meningioma ditangani secara pembedahan (Wiemels, 2010;
Claus, 2005).

Indonesia masih belum ada data terperinci yang berkaitan dengan hal ini.
Sedangkan di Amerika angka insidens tahunan tumor intrakarnial adalah 16,5 per
100.000 populasi per tahun, dimana separuhnya adalah kasus tumor primer yang baru
dan separuh sisanya merupakan lesi-lesi metastasis. Insidens tumor otak primer
bervariasi sehubungan dengan kelompok umur penderita. Angka insidens ini mulai
cenderung meningkat sejak kelompok usia dekade pertama yaitu dari 2/100.000
populasi /tahun pada kelompok umur 10 tahun menjadi 8/100.000 populasi/tahun
pada kelompok usia 40 tahun dan kemudian meningkat tajam menjadi 20/100.000
populasi/tahun pada kelompok usia 70 tahun untuk selanjutnya menurun lagi
(Mardjono, 2008).
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan
intrakranial) (Prince & Wilson, 2005). Oleh karena tumor otak secara histologik dapat
menduduki tempat yang vital, ia dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat.

2.1. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan, yaitu:
1. Apa saja penyebab dari tumor otak?
2. Bagaimana prognosa pasien dengan diagnosa tumor otak?
3. Apa saja rencana perawatan pada pasien dengan kasus tumor otak?

2.2. Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan penyebab timbulnya tumor pada otak
2. Mengetahui dan menjelaskan prognosa pasien dengan kasus tumor otak
3. Mengetahui dan menjelaskan rencana perawatan yang diberikan pada pasien
dengan kasus tumor otak

2.3. Manfaat
1. Sebagai tambahan informasi utuk tenaga medis dalam menangani pasien
dengan kasus tumor otak
2. Sebagai informasi kepada masyarakat dan keluarga pasien tentang
penanganan tumor otak
3. Sebagai acuan penelitian lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai