Anda di halaman 1dari 8

Contoh kasus IPM: Medically Compromised

Manifestasi Rongga Mulut Pada Penderita


Tuberkulosis: Laporan Kasus
Edvinna Pramudita

Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah


Alamat korespondensi: Kedokteran Gigi Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa
Tengah, Indonesia, 53122. Email: edvinnapramudita@gmail.com

Abstrak. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit dengan frekuensi cukup tinggi


di negara berkembang seperti Indonesia. Insidensi TB yang bermanifestasi di rongga
mulut sebesar 1,4% dari total kasus TB. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk
mengetahui manifestasi rongga mulut dan rencana perawatan yang akan diberikan pada
penderita TB. Laporan ini menyajikan kasus seorang laki-laki berusia 61 tahun yang
memiliki sariawan besar pada bibir atas. Kondisi umum pasien memiliki riwayat DM
tipe 2 dan hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien mengeluhkan batuk berdahak-terasa
sakit selama 2 minggu terakhir disertai keringat dingin, demam episodik pada pagi hari,
serta berat badan turun dalam 2 bulan. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum
minuman keras. Pemeriksaan intraoral menemukan 2 lesi ulserasi pada mukosa labium
RA. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah yaitu CD4+ 775sel/mm3. Biopsi
insisi lesi dilakukan untuk pemeriksaan histopatologi, ditemukan giant cell Langhans,
gambaran beberapa granuloma dikelilingi oleh sel histiosit epitel dan sel inflamasi.
Rencana perawatan yang diberikan yaitu rujukan horizontal kepada dokter umum,
pemberian Aloclair, obat kumur Benzydamine HCL, dan edukasi pasien untuk menjaga
serta meningkatkan kebersihan rongga mulut.

Keywords: oral tuberculosis, mycobacterium tuberculosis, oral lesion

PENDAHULUAN 2 kali lipat dibandingkan tanpa TB dan


Tuberkulosis (TB) merupakan diperparah dengan derajat beratnya
penyakit dengan frekuensi cukup tinggi imunosupresi yang terjadi.2
di negara berkembang seperti Indonesia. Tuberkulosis adalah penyakit
Indonesia tergolong high border menular yang disebabkan oleh
countries sebagai peringkat ketiga di Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
Asia Tenggara yang memiliki merupakan bakteri batang gram-positif
prevalensi TB terbanyak setelah China baik bersifat asam maupun alkohol,
dan India.1 Peningkatan jumlah yang merangsang respon patologi sel
penderita TB sangat mungkin dengan tertentu seperti sel epiteliod, sel raksasa,
meningkatnya jumlah penderita HIV- serta jaringan nekrosis. Basil
AIDS dan menjadi penyebab kematian Mycobacterium tuberculosis tidak
pada sekitar 11% penderita. bereaksi terhadap pewarnaan gram
Berdasarkan data WHO pada akhir tetapi bereaksi terhadap Ziehl-Neelsen.3
tahun 2000 diperkirakan 11,5 juta orang Gejala umum penyakit TB yaitu
penderita HIV-AIDS di dunia adanya batuk berdahak selama tiga
mengalami ko-infeksi TB, sehingga minggu atau lebih, kadang dahak
meningkatkan resiko kematian sebesar bercampur darah, gejala lainnya yaitu

1
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

sesak nafas dan nyeri dada, badan c. Kasus putus berobat (default/dop
lemah, nafsu makan dan berat badan out): pasien TB yang telah berobat
menurun, malaise, berkeringat pada dan putus berobat 2 bulan atau
malam hari lebih dari sebulan.3 lebih dengan BTA positif.
Tuberkulosis bersifat aerobik dan d. Kasus gagal (failure): pasien yang
menyebar dari satu orang ke lainnya hasil pemeriksaan dahaknya tetap
yang memerlukan kontak berulang positif atau kembali positif pada
untuk penyebarannya. Penyakit ini bulan kelima atau lebih selama
berkembang ketika sistem imun sedang pengobatan.
menurun.4 Pada sistem imun yang sehat e. Kasus pindahan (transfer in):
jumlah limfosit CD4+ berkisar dari 600- pasien yang dipindahkan dari Unit
1200/l darah, segera setelah terinfeksi Pelayanan Kesehatan (UPK) yang
virus primer, kadar limfosit turun di memiliki register TB lain untuk
bawah kadar normal, pasien dengan melanjutkan pengobatannya.
kadar CD4+ kurang dari 200/l f. Kasus lain: semua kasus yang tidak
mengalami imunosupresi yang berat memenuhi ketentuan di atas,
dan beresiko tinggi terjangkit dimasukkan kedalam kasus kronik
keganasan, infeksi oportunistik atau yaitu pasien dengan hasil BTA
HIV-AIDS.5 positif setelah selesai pengobatan
Terdapat beberapa klasifikasi ulang.
TB, salah satunya berdasarkan hasil Insidensi TB yang
pemerisaan dahak (BTA) dibagi atas bermanifestasi di rongga mulut sebesar
BTA (+) yaitu sekurang-kurangnya 2 1,4% dari total kasus TB.7 Terdapat dua
dari 3 spesimen dahak menunjukkan jenis infeksi TB rongga mulut pada
hasil BTA positif, 1 spesimen dahak jaringan mukosa dikenal sebagai lesi
menunjukkan BTA positif, dan foto primer dan sekunder. Lesi primer
thorak menunjukkan gambaran TB terbentuk apabila basil langsung masuk
aktif, 1 spesimen dahak BTA positif dan ke mukosa seseorang yang belum
biakan positif, sedangkan BTA () yaitu pernah terinfeksi penyakit TB dan juga
hasil pemeriksaan dahak 3 kali seseorang yang belum pernah mendapat
menunjuukan BTA negatif, gambaran imunisasi TB, sedangkan infeksi
klinis dan foto thorak menunjukkan TB sekunder pada jaringan mukosa yang
aktif, hasil pemeriksaan dahak 3 kali mengalami hematogeneus, penyebaran
menunjukkan BTA negatif, dan biakan limfatik atau autounokulasi oleh infeksi
positif.6 sputum.6 Infeksi primer sangat jarang
Klasifikasi TB berdasarkan terjadi, umumnya terjadi pada pasien
riwayat pengobatan sebelumnya yaitu6: muda dan adanya limfadenopati
a. Kasus baru: pasien yang belum servikal, terasa sakit serta diikuti
pernah diobati dengan Obat Anti dengan kondisi immunocompromised
Tuberkulosis (OAT) atau pernah seperti HIV-AIDS. Infeksi sekunder
menelan OAT kurang dari satu lebih umum terjadi pada orang tua,
bulan. terkadang terasa sakit, tidak adanya
b. Kasus kambuh (relaps): pasien TB pembesaran limfadenopati servikal.
yang sebelumnya pernah mendapat Tidak terdapat ciri khas khusus
pengobatan TB dan telah manifestasi rongga mulut pada
dinyatakan sembuh atau penderita TB, terkadang lesi rongga
pengobatan lengkap, didiagnosis mulut sudah ada sebelum gejala
kembali dengan BTA positif. sistemik muncul.8

2
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

Kasus yang paling sering terjadi bibir atas. Sebelumnya, pasien berobat
pada rongga mulut disebabkan infeksi ke poli umum RSUD tersebut dengan
sekunder dari TB paru, luka kecil pada kondisi DM tipe 2 dan hipertensi yang
mukosa merupakan tempat yg disenangi tidak terkontrol. Pasien mengeluhkan
oleh mikroorganisme, faktor batuk berdahak-terasa sakit selama 2
predisposisi lainnya yaitu daya tahan minggu terakhir disertai keringat dingin,
tubuh menurun, oral hygiene yang demam episodik pada pagi hari, serta
buruk, ekstraksi gigi dan leukoplakia.9 berat badan turun dalam 2 bulan. Pasien
Bakteri TB menginfeksi semua bagian memiliki kebiasaan merokok dan
rongga mulut seperti palatum keras dan minum minuman keras.
lunak, uvula, mukosa bukal, gingiva, Pemeriksaan intraoral menemukan
bibir, dan lidah.10 2 lesi ulserasi pada mukosa labium RA.
Manifestasi di rongga mulut Pemeriksaan laboratorium
berupa ulkus yang disentegrasi dengan menunjukkan jumlah yaitu CD4+
nekrosis jaringan. Lesi ulseratif di 775sel/mm3. Biopsi insisi lesi dilakukan
mukosa penderita TB berbentuk untuk pemeriksaan histopatologis,
ireguler, tepi yang tidak teratur, sedikit dengan hasil seperti terlihat pada
indurasi, dan sering disertai dasar lesi Gambar 2.
berwarna kekuningan, disekeliling
ulkus juga sering dijumpai nodul kecil.
Manifestasi rongga mulut lainnya yaitu
glossitis tuberkulosa. Glossitis
tuberkulosa merupakan suatu
peradangan yang biasa terjadi pada
lidah dan disebabkan karena infeksi
bakteri. Selain itu pada penderita TB
juga sering terjadi gingival enlargement
yang merupakan proteksi diri dari
rongga mulut dikarenakan sel skuamosa
yang dapat melawan basil yang masuk
secara langsung sehingga
mengakibatkan bertambah tebalnya
epitel mukosa rongga mulut.11 Gingival
enlargement pada penderita TB tidak Gambar 1 Penampakan klinis lesi ulserasi
sakit, meluas secara progresif, dan pada mukosa labium RA
berkelanjutan dari margin gingiva ke
daerah vestibular yang rendah, serta
berhubungan dengan pembesaran
10
kelenjar limfa.
Tujuan dari penulisan ini yaitu
untuk mengetahui manifestasi rongga
mulut dan rencana perawatan yang akan
diberikan pada penderita TB.

LAPORAN KASUS Gambar 2 Pewarnaan HE 200x terlihat


Seorang laki-laki berusia 61 adanya gambaran beberapa granuloma
tahun di rujuk ke poli gigi RSUD dikelilingi oleh sel histiosit epitel dan sel
inflamasi. Tanda panah menunjukkan area
karena terdapat sariawan besar pada nekrosis.

3
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

Gambaran klinis ulserasi tersebut


menunjukkan salah satu manifestasi
rongga mulut pada penderita TB yaitu
ulkus tuberculosa. Manifestasi rongga
mulut biasanya terjadi akibat bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang ada
pada dahak dan berinokulasi pada
permukaan mukosa. Luka kecil pada
mukosa merupakan tempat yang
Gambar 3 Pewarnaan Ziehl-Neelsen 600x, disenangi oleh mikroorganisme. Ciri
tanda panah menunjukkan sel raksasan khas dari lesi ini yaitu indurasi, kronis,
Langhans ulkus berbentuk lingkaran dengan tepi
ireguler dan bagian tengah granular atau
PEMBAHASAN
ditutupi pseudomembran, lesi tidak
Tuberkulosis merupakan
sembuh dalam waktu lama, dan
penyakit dengan frekuensi cukup tinggi
biasanya terasa sakit.3
di negara berkembang seperti di
Faktor predisposisi lokal yang
Indonesia. Tuberkulosis adalah penyakit
dapat mempercepat dan memperparah
menular langsung yang disebabkan oleh
kondisi ulserasi adalah oral hygiene
bakteri Mycobacterium tuberculosis,
yang buruk, inflamasi kronis, gigi yang
pertumbuhan bakteri ini cenderung
erupsi, lesi pasca bedah, penyakit
lambat, bersifat aerobik, non motile,
periodontal, karies, pulpa yang terbuka,
tidak berkapsul, acid fast bacillus.5
kista, dan abses.12 Ulserasi dapat terjadi
Pada kasus, disebutkan bahwa pasien
di semua mukosa, tempat yang paling
mengeluhkan batuk berdahak-terasa
sering ditemukan yaitu lidah dan
sakit selama 2 minggu terakhir disertai
palatum. Keterlibatan tulang rahang atas
keringat dingin, demam episodik pada
maupun rahang bawah dapat
pagi hari, serta berat badan turun dalam
menyebabkan osteomyelitis
2 bulan, dalam literatur gambaran klinis
tuberkulosa.3Selain ulserasi, manifestasi
tersebut sejalan dengan gambaran klinis
lain yang terjadi pada penderita TB
penderita TB. Gejala klinis yang sering
yaitu glossitis tuberculosa dan gingival
terjadi pada penderita TB adalah batuk
enlargement.10
berdahak terus menerus, demam,
Diagnosis banding untuk ulkus
berkeringat pada malam hari, penurunan
tuberculosa seperti apthous ulcers,
berat badan dan pembesaran
traumatic ulcer, syphilitic ulcer,
limfadenopati. Kurang lebih 20% pasien
malignancy seperti primary squamous
dengan TB aktif tidak menimbulkan
cell carcinoma, lymophoma dan
gejala klinis pada pasien
7 metastases. Gambaran klinis ulkus
immunocompromised.
tersebut hampir sulit untuk dibedakan,
Pada kasus disebutkan bahwa
biasanya diagnosa di ambil dari hasil
ditemukan dua buah lesi ulserasi,
anamnesa pasien dan pemeriksaan
berada di mukosa bibir dekat median
penunjang. Beberapa pemeriksaan
line dan mukosa bukal sebelah kiri
penunjang yang biasa dilakukan adalah
berdekatan dengan labial anterior
foto radiografi thorak, tuberculin skin
commissure, berukuran 1cm, test (TST), pemeriksaan histopatologi,
berbentuk lingkaran dengan tepian pemeriksaan basil tahan asam, dan
ireguler berwarna putih, bagian tengah pemeriksaan kultur mikrobiologi. Pada
granulomatosa berwarna kekuningan. penderita TB yang tidak menimbulkan

4
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

gejala klinis, tetapi ditemukan ulkus bibir bawah. Secara histopatologi


mayor dan tidak kunjung sembuh, salah terdapat sarcoid like non caseating
satu pemeriksaan penunjang yang granulomas. Crohns disease terlihat
dilakukan yaitu biopsy eksisi untuk seperti granulomatosa bernodul, ulkus
dilakukan pemeriksaan histopatologi, rongga mulut, berkaitan dengan gejala
pemeriksaan basil tahan asam, dan gastrointestinal, histopatologi terlihat
pemeriksaan kultur mikrobiologi. gambaran non caseating epitheloid
Sedangkan jika dari anamnesa sudah granuloma dengan giant cells langhans,
mengindikasikan TB, maka biopsy selain itu ditemukan juga schaumann
saliva atau swab pada daerah ulkus dan asteroid bodies.14
dapat dilakukan untuk pemeriksaan Peningkatan TB pada penderita
basil tahan asam dan pemeriksaan HIV-AIDS menekankan pentingnya
kultur mikrobiologi. Pada pemeriksaan deteksi TB agar bisa diobati sedini
kultur mikrobiologi media yang mungkin. Perbedaan ulkus tuberculosa
digunakan yaitu Lowen Stein-Jensens dengan ulkus HIV ialah pada ulkus
yang nantinya akan ditemukan bakteri tuberculosa ditemukan granulasi di
Mycobacterium tuberculosis.13 dasar lesi dan tidak nyeri sedangkan
Hasil pemeriksaan histopatologi pada ulkus HIV-AIDS terdapat
biasanya ditemukan giant cells of pseudomembran, tidak berkeratin dan
Langhans dan sel inflamasi nyeri. Ulkus tuberculosa dan ulkus
granulomatous (central caseous HIV-AIDS tidak dapat dibedakan
necrosis). Pewarnaan yang di pilih berdasarkan lokasinya. Ulkus
untuk pemeriksaan histopatologi adalah tuberculosa lebih banyak terjadi pada
Ziehl-Neelsen atau Fite Stain, penderita TB paru karena lesi di rongga
pewarnaan ini digunakan karena dapat mulut sebagian besar disebabkan oleh
memperlihatkan organisme dalam sputum, walaupun peyebaran
granuloma, sebab dalam beberapa hematogen dan limfosit juga bisa
kondisi menular ataupun tidak menular terjadi.15
dapat menghasilkan gambaran Rencana perawatan yang
3
granuloma yang sama. Giant cell diberikan pada kasus ini yaitu rujukan
Langhans juga dapat ditemukan pada horizontal kepada dokter umum untuk
beberapa lesi seperti leprosy, syphilis, melakukan uji tuberkulosis secara
sarcoidosis, crohns disease, spesifik dan pemberian antibiotik
eusonophilic granuloma, cheilitis tuberkulosis. Obat antibakteri yang
granulomatosis dan fungal disease. biasa diberikan untuk mengobati TB
Sebagai contoh beberapa perbedaan dibagi menjadi dua tahap. Tahap
gambaran ulkus tuberculosa dengan pertama yaitu inisial phase akan
penyakit lain seperti syphilis yaitu diberikan kombinasi antibiotik selama 2
terdapat perubahan vaskular seperti bulan meliputi ethambutol
proliferasi endarteritis dan endothelial hydrochloride 500 mg 2 x/hari;
sel yang mengakibatkan penyempitan isoniazid 150 mg 2 x/hari; pyrazinamide
lumen pembuluh darah, pewarnaan 750 mg 2 x/hari; rifampicin 300 mg 2
Warthin-Starry dapat dilakukan untuk x/hari. Tahap kedua dilanjutkan
mengidentifikasi lebih lanjut. Lepsory mengkonsumsi obat selama 4 bulan
berkaitan dengan saraf superfisial yang meliputi isoniazid 150 mg 2 x/hari dan
menyebabkan anaestesia dan rifampicin 300 mg 2 x/hari.14
paraesthesia. Cheilitis granulomatosis Pemberian obat kortikosteroid
hanya melibatkan bibir, paling sering baik topikal maupun peroral untuk

5
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

mengurangi rasa nyeri pada ulkus DAFTAR PUSTAKA


merupakan kontraindikasi pada kasus 1. WHO, 2008, Pengobatan
ini. Pasien menderita DM tipe 2 dan Tuberkulosis Pedoman untuk
juga hipertensi tidak terkontrol, Program-Program Nasional,
pemberian kortikosteroid dapat Jakarta, Hipokrates.
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh 2. Agustriadi, O., Sutha, I. B., 2008,
darah yang kecil di superfisial dan Aspek Pulmonologis Infeksi
peningkatan gula darah, selain itu dapat Opertunistik pada Infeksi
memperburuk infeksi menular yang HIV/AIDS, SMF Ilmu Penyakit
disebabkan bakteri ataupun virus.13 Daloam FK Unud-RSUP Sanglah
Pemberian Aloclair 1-2 tetes sebanyak Denpasar.
3x/hari dan pemberian obat kumur 3. Regezi, J. A., Sciubba, J.J., Jordan,
Benzydamine HCL 15ml sebanyak 2-3 R.C., 2008, Oral Pathology:
x/hari dapat meringankan nyeri pada Clinical Pathologic Correlation, 5th
ulkus tersebut. Pasien dengan TB aktif Edition, Elsiviere, Missouri.
tidak boleh dilakukan inisial therapy 4. Husain, V.A.D., 2001, Oral
dan perawatan gigi harus menunggu Tuberculosis, Br Dental Journal,
sampai pasien tidak lagi dianggap 189: 420-22.
menular (BTA negatif).13 Selain itu 5. Khammissa, R.A.G., Wood, N. H.,
pasien di edukasi mengenai oral Meyerow., 2010, Case Report:
hygiene yang harus terjaga dengan baik Primary Oral Tuberculosis as an
dan tidak melakukan ekstraksi atau Indicator of HIV Infection,
perawatan gigi yang menyebabkan Pathology Research Internasional,
perlukaan.14 20(11):1-4.
6. Depkes RI, 2007, Pedoman
KESIMPULAN Penyakit Tuberkulosis dan
Tuberkulosis merupakan salah Penanggulangannya, Jakarta: Dirjen
satu penyakit menular yang sering P2M dan PLP.
menimbulkan manifestasi di rongga 7. Verna, S., Mohan, R.P.S., Singh, U.,
mulut. Pada kasus ini salah satu 2013, Case Report: Primary
manifestasi rongga mulut yang dialami Tuberculosis, BMJ Case Report
yaitu ulkus tuberculosa, penegakan Online, 10: 1-4.
diagnosis dilakukan dengan anamnesa 8. Mahajan, S., Srikant, N., George,
dan pemeriksaan penunjang meliputi T., 2007, Atypical Presentation of
pemeriksaan pemeriksaan histopatologi, Oral Tuberculosis Ulcer, NYSDJ,
pemeriksaan basil tahan asam, dan 48-50.
pemeriksaan kultur mikrobiologi. 9. Hiswani, 2008, Tuberkulosis
Rencana perawatan yang dilakukan Merupakan Penyakit Infeksi yang
yaitu rujukan secara horizontal kepada Masih Menjadi Masalah Kesehatan
dokter umum untuk pemberian Masyarakat, Skripsi, Fakultas
antibiotik TB, pemberian Aloclair dan Kedokteran Universitas Sumatera
obat kumur Benzamine HCL untuk Utara.
meringankan nyeri pada ulkus 10. Kakisi, O.K., Kechagia, A.S.,
tuberculosa, dan edukasi mengenai oral Kakisis, I.K., 2010, Review
hygiene yang harus terjaga dengan baik Tuberculosis of the Oral Cavity: a
serta tidak melakukan ekstraksi atau Sistemic Review, European Journal
perawatan gigi yang menyebabkan of Oral Sciences, 118: 103-109.
perlukaan selama menderita TB.

6
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

11. Hasan, S., Ishrat, K., Tarannum, 14. Tanwar. R., Lyengar, A. R., Nagesh,
F.,2012, Oral Tuberculosis an K. S., 2010, Primary Tuberculosis:
Overview of Literature, Oral An Unusual Finding in the Oral
Medicine and Radiologi. Cavity, OHDM, 11(1): 23-28.
12. Souza, B.C., Lemos, V.M., 15. Anitasari, S., 2011, HIV-AIDS dan
Munerato, M.C., 2015, Case Report: Tuberkulosis Rongga Mulut,
Oral Manifestation of Tuberculosis, PPDGS Bedah Mulut Fakultas
The Brazilian Journal of Infectious Kedokteran Gigi Universitas Gajah
Disease, 20(2): 210-213. Mada, CDK, 183, 38 (2): 106-107.
13. Glick, M., 2015, Burkets Oral
Medicine, 12th Edition, Peoples
Medical Publishing House, USA.

7
Contoh kasus IPM: Medically Compromised

Anda mungkin juga menyukai