DASAR TEORI
Sampah merupakan hasil sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang
semakin besar memerlukan pengelolaan yang harus dilakukan secara bertanggung
jawab.Selama tahapan penanganan sampah banyak kegiatan dan fasilitas yang bila tidak
dilakukan / disediakan dengan benar akan menimbulkan dampak yang berpotensi
mengganggu lingkungan.
berikut ini merupakan dampak yang ditimbulkan akibat masalah sampah, semoga bermanfaat.
Wadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan vektor penyakit
terutama lalat dan tikus. Hal ini disebabkan dalam wadah sampah tersedia sisa makanan
dalam jumlah yang besar. Tempat Penampungan Sementara / Container juga merupakan
tempat berkembangnya vektor tersebut karena alasan yang sama. Sudah barang tentu akan
menurunkan kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya.
Vektor penyakit terutama lalat sangat potensial berkembangbiak di lokasi TPA. Hal ini
terutama disebabkan oleh frekwensi penutupan sampah yang tidak dilakukan sesuai ketentuan
sehingga siklus hidup lalat dari telur menjadi larva telah berlangsung sebelum penutupan
dilaksanakan. Gangguan akibat lalat umumnya dapat ditemui sampai radius 1-2 km dari
lokasi TPA
2. Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap
yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman,
perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan
lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga
menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan
gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan
masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak
kendaraan.
Pada instalasi pengolahan terjadi berupa pelepasan zat pencemar ke udara dari hasil
pembuangan sampah yang tidak sempurna; diantaranya berupa : partikulat, SO x, NO x,
hidrokarbon, HCl, dioksin, dan lain-lain. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu
akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4,
H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas alamiah di udara,
mendorong terjadinya pemanasan global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan
manusia di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi
menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa
asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis.
Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat
penutupan sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA
akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan
yang cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap
yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.
3. Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan
menyebabkan terjadinya pencemaran.
Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula
sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan
pencemaran air dan tanah di sekitarnya.Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari
lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di
bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup
tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada
elevasi yang lebih rendah.
Pencemaran lindi juga dapat terjadi akibat efluen pengolahan yang belum memenuhi syarat
untuk dibuang ke badan air penerima. Karakteristik pencemar lindi yang sangat besar akan
sangat mempengaruhi kondisi badan air penerima terutama air permukaan yang dengan
mudah mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga mematikan biota yang ada.
4. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA
yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami
pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan
Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama
sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat
berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
5. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat
buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di
lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin
menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan
lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi
bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin
atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan
maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan
sekitarnya. Sarana pengumpulan dan pengangkutan yang tidak terawat dengan baik
merupakan sumber pandangan yang tidak baik bagi daerah yang dilalui.
Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang
kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan.
Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi /
tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.
Arus lalu lintas angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau
TPA berpotensi menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain;
terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus untuk mengantisipasinya.
Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama berupa
kemacetan pada jam-jam kedatangan. Pada TPA besar dengan frekwensi kedatangan truck
yang tinggi sering menimbulkan kemacetan pada jam puncak terutama bila TPA terletak
berdekatan dengan jalan umum.
7. Gangguan Kebisingan
Kebisingan akibat lalu lintas kendaraan berat / truck timbul dari mesin-mesin, bunyi rem,
gerakan bongkar muat hidrolik, dan lain-lain yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif
di sekitarnya.
Di instalasi pengolahan kebisingan timbul akibat lalu lintas kendaraan truk sampah
disamping akibat bunyi mesin pengolahan (tertutama bila digunakan mesin pencacah sampah
atau shredder). Kebisingan di sekitar lokasi TPA timbul akibat lalu lintas kendaraan
pengangkut sampah menuju dan meninggalkan TPA; disamping operasi alat berat yang ada.
8. Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap
menentang / oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara
rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup
mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil
langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.http://awaluddin.web.id/archives/271
PENGERTIAN KOMPOS
Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan,
bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara
NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-
senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
http://sutomodiriku.wordpress.com/pengertian-kompos-dan-cara-pembuatannya/
Cara pengolahan sampah menjadi kompos ini langkah-langkahnya kurang lebih sebagai
berikut:
http://indrakh.wordpress.com/2013/03/15/belajar-membuat-kompos/
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok,
10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat
dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam
tanah memberikan multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah.
Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar
tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan
jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan
asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi
untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan
organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan
menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri
fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi
menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan
fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester
anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan
menghilangkan pakan.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik
untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam
kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh
bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95%
lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi
karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida
organik.
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/06/peran-mikroorganisme-dalam-pembusukan-
sampah-organik/
Masalah 4: Kering
Penyebab: Kurang air
Solusi: Diberi air, dibasahi, sambil dibolak-balik, diaduk-aduk
Masalah 5: Terlalu basah
Penyebab: Terlalu banyak air, bahan kompos terlalu basah, kehujanan, tidak cukup
udara
Solusi: Tambahkan bahan coklat, dibolak-balik, diaduk-aduk.
Masalah 6: Panas tidak merata, atau bahkan dalam proses pengomposan tidak
timbul panas
Penyebab: Wadah tempat pengomposan terlalu kecil, atau tumpukan bahan
kompos terlalu sedikit, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an.
Solusi: Ukuran wadah atau tumpukan bahan kompos minimum 50 cm x 50 cm x 50
cm, idealnya 1 m x 1 m x 1 m. Ukuran lebih kecil juga bisa, misalnya memakai
karung, asal bahan dipastikan dipotong kecil-kecil 3 cm-an.
Masalah 7: Tidak ada perubahan yang terjadi, tidak ada panas yang timbul
Penyebab: Kurang bahan hijau, kurang udara, kurang lembab, bahan tidak dicacag
(dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-an)
Solusi: Pastikan bahan hijau cukup banyak, bahan dipotong kecil-kecil ukuran 3 cm-
an, selalu diaduk-aduk, basahi dengan air dan MOL
Demikian saran-saran Bapak dan Ibu Djamaludin, yang kemudian saya praktekkan,
dan akhirnya walaupun cara membuat mikroorganisme-nya beda, tetapi hasilnya
sukses.
http://clearwaste.blogspot.com/2007/07/gagal-membuat-kompos.html
BAHAN ORGANIK PEMBUATAN KOMPOS
Asal Bahan
1. Pertanian
Limbah dan residu Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian
tanaman vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa
2. Industri
Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit,
Limbah padat
limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan
Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, limbah pengolahan minyak kelapa sawit
3. Rumah tangga
Sampah Sampah (padat) rumah tangga dan sampah kota rumah tangga
4. Pasar
Jenis-jenis kompos
Kompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik yang
dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
Kompos bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di
pabrik gula.
Kompos bokashi.
Manfaat Kompos
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos