Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KASUS KERACUNAN MAKANAN

Nama Anggota Kelompok :


1. Siti Aisyiatussupriana (J1A014116)
2. Sri Maryani (J1A014120)

Selasa, 10 Februari 2015, 22:40 WIB

Terkontaminasi Bakteri, Menjadi Penyebab Keracunan


Massal di Sleman

Rep: C67/ Red: Winda Destiana Putri


ANTARA/ Saiful Bahri

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman sudah


mengantongi hasil uji laboratorium terhadap makanan dari tiga katering yang menyebabkan
ratusan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) di Balong, Donoharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu mengalami keracunan massal.
Hasilnya, semua makanan terkontaminasi bakteri. Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati
Nuraini mengatakan, bakteri yang terdapat pada makanan tersebut berupa Staphylococcus
aureus dan Bacillus cereus.

"Kontaminasi bakteri biasanya terjadi pada makanan yang tidak higienis," katanya di ruang
kerja pada Selasa (10/2).

Bakteri yang ditemukan dalam makanan tersebut, memang dapat menyebabkan terjadinya
gejala pusing, mual, muntah, dan keringat dingin. Hal tersebut terbukti banyak karyawan
yang keracunan mengalami empat gejala tersebut.

Menurut dia, mual dan muntah yang berlebihan akan mengakibatkan dehidrasi. Sehingga
dengan dehidrasi tersebut menyebabkan kejang-kejang karena kekurangan cairan.

Peristiwa ini, merupakan pembelajaran bagi perusahaan agar lebih teliti dalam membangun
mitra dengan pengusaha katering. Dia menghimbau agar perusahaan memilih katering yang
bersertifikat higiene sanitasi. Sebab, sertifikat tersebut untuk melindungi mutu makanan juga
melindungi konsumen.

"Hal ini semestinya dipatuhi oleh perusahaan," tambahnya.

Kendati demikian, Dinkes tidak bisa memberikan sanksi terhadap katering yang tidak
memiliki sertifikat tersebut. Pasalnya, aturan yang mengharuskan agar pengusahan katering
memiliki sertifikat tersebut baru berbentuk Peraturan Bupati (Perbup). Berbeda jika peraturan
tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) baru bisa dikenai sanksi.

Akan tetapi, dengan adanya peristiwa keracunan massal dan ditemukannya makanan yang
terkontaminasi bakteri maka, Dinkes bisa mengeluarkan rekomendasi agar usaha katering
tersebut dicabut izin usahanya.

Dalam peristiwa keracuan massal karyawan PT MTG beberapa waktu lalu, jumlah korban
sebanyak 149 orang. Dari jumlah tersebut 99 persen merupakan perempuan dan satu persen
laki-laki. Sedangakan untuk makanan yang disediakan yaitu sebanyak 1917 bungkus.
Ditanya soal proses selanjutnya terhadap ketiga katering yang menyediakan makanan kepada
karyawan PT MTG tersebut, dia menyerahkan kepada kepolisian.

"Hasilnya ujian laboratorium nanti akan diminta oleh Kapolsek, yang besok masih mau
mengajukan permohonan," tutupnya.

PEMBAHASAN :
Pangan merupakan kebutuhan dan hak dasar manusia. Penyediaan pangan tidak hanya
menyangkut jumlahnya tetapi juga keamanannya. Aspek keamanan pangan sangat penting
karena berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Jaminan akan keamanan pangan di
Indonesia belum sepenuhnya ada. Hal tersebut terlihat dari masih adanya kasus keracunan
yang disebabkan oleh makanan serta penggunaan bahan tambahan bukan untuk makanan
(Nurjanah, 2006)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain
adalah hygiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Salah satunya penyebabnya adalah
karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan kesehatan diri dan lingkungannya
dalam proses pengolahan makanan yang baik dan sehat (Ningsih, 2014).
Keberadaan mikroba pada makanan umumnya didukung oleh kandungan nutrisi pada
makanan tersebut yang merupakan kondisi menguntungkan untuk pertumbuhan mikroba
Beberapa mikroba patogen umumnya bersifat motil dan mampu berpenetrasi pada celah
peralatan dan tinggal kemudian berkembang biak dalam peralatan dan membentuk biofilm.
Cemaran mikrobiologis pada makanan berasal dari beberapa sumber. Cemaran ini dapat
berasal dari bahan mentah, pekerja, peralatan dan ruang produksi serta sumber air. Cemaran
ini dapat pula terjadi pada produk akhir melalui kontaminasi silang dari bahan mentah kepada
produk akhir atau terjadi saat dlstribusi ke konsumen. Dalam setiap unit pengolahan
makanan, termasuk jasa rumah makan perlu diketahui secara pasti sumber utama yang
menyebabkan pencemaran pada makanan untuk mengurangi resiko terjadlnya keracunan
makanan. Cemaran pangan dapat terjadl pada setlap tahap dalam rantal pengolahan pangan
dari "farm to table' (Nurjanah, 2006).

Pada kasus diatas keracunan makanan disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
dan Bacillus cereus.
Staphylococcus aureus sering disebut dengan nama staph. Ada sekitar 23 spesies
Staphylococcus, namun Staphylococcus aureus merupakan spesies staph yang paling sering
menyebabkan keracunan makanan. Racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus
bersifat tahan panas sehingga tidak mudah hancur pada suhu masak normal. Bakteri stap bisa
mati, tapi racunnya akan tetap tertinggal dalam makanan yang telah terkontaminasi. Racun
staph baru bisa hancur secara bertahap setelah makanan dimasak selama paling tidak 30
menit.Bakteri Staphylococcus aureus sering terdapat pada produk makanan yang kaya akan
protein, seperti susu, daging, ikan, daging ungas maupun telur; produk pangan matang yang
dikonsumsi dalam keadaan dingin, seperti pudding, sandwich, salad; produk pangan yang
terpapar suhu hangat selama beberapa jam; pangan yang disimpan dalam lemari pendingin
yang terlalu penuh atau suhunya kurang rendah; serta pangan yang tidak habis dikonumsi dan
disimpan dalam suhu ruangan.
Staphylococcus aureus menyebar dari pengolahan makanan yang telah terinfeksi
bakteri staph pada bagian kulitnya. Selain itu, peralatan memasak juga bisa menjadi sumber
kontaminasi. Hampir setiap jenis makanan dapat terkontaminasi oleh bakteri staph,
khususnya makanan seperti salad, produk susu, kue krim serta makanan yang disimpan dalam
suhu ruangan. Gejala keracunan makanan umumnya muncul dengan sangat cepat, yaitu 2
sampai 8 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tekontaminasi bakteri staphylococcus
aureus. Gejala biasanya akan berlangsung selama 3 sampai 6 jam saja serta jarang terjadi
sampai 2 hari. Kebanyakan kasus keracunan akibat staph bersifat ringan serta dapat sembuh
sendiri meskipun tanpa diobati (Laseduw, 2015).
Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang, tergolong bakteri Gram-
positif, bersifat aerobik, dan dapat membentuk endospora. Keracunan akan timbul jika seseorang
menelan bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin
di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut.
Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare
dan toksin yang menyebabkan muntah (emesis).
Gejala keracunan:
- Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab diare, maka gejala
yang timbul berhubungan dengan saluran pencernaan bagian bawah berupa mual, nyeri perut
seperti kram, diare berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi pangan.
- Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab muntah, gejala
yang timbul akan bersifat lebih parah dan akut serta berhubungan dengan saluran pencernaan
bagian atas, berupa mual dan muntah yang dimulai 1-6 jam setelah mengkonsumsi pangan yang
tercemar.
Bakteri penghasil toksin penyebab muntah bisa mencemari pangan berbahan beras, kentang
tumbuk, pangan yang mengandung pati, dan tunas sayuran. Sedangkan bakteri penghasil toksin
penyebab diare bisa mencemari sayuran dan daging.
Tindakan pengendalian khusus bagi rumah tangga atau penjual makanan terkait bakteri
ini adalah pengendalian suhu yang efektif untuk mencegah pertunasan dan pertumbuhan spora.
Bila tidak tersedia lemari pendingin, disarankan untuk memasak pangan dalam jumlah yang
sesuai untuk segera dikonsumsi. Toksin yang berkaitan dengan sindrom muntah bersifat resisten
terhadap panas dan pemanasan berulang, proses penggorengan pangan juga tidak akan
menghancurkan toksin tersebut (Laseduw, 2015).

Sumber :

Laseduw, Jeffry. 2015. Berbagai Bakteri Yang Dapat Menyebabkan Keracunan Makanan.
http://necturajuice.com/berbagai-bakteri-yang-dapat-menyebabkan-keracunan-
makanan/ (Diakses pada tanggal 16 September 2016).

Ningsih, Riyan. 2014. Penyuluhan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman, Serta Kualitas
Makanan Yang Dijajakan Pedagang Di Lingkungan Sdn Kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol 10 No. 1. Hal 64 72.

Nurjanah, Siti. 2006. Kajian Sumber Cemaran Mikrobiologis Pangan pada Beberapa Rumah
Makan di Lingkar Kampus IPB Darmaga, Bogor. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.Vol
11 No.3. Hal 18-24.

Putri, W.D., dan Saiful Bahri. 2015. Terkontaminasi Bakteri, Menjadi Penyebab Keracunan
Massal di Sleman.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/10/njkbj6-terkontaminasi-
bakteri-menjadi-penyebab-keracunan-massal-di-sleman. (Diakses pada tanggal 13
September 2016).

Anda mungkin juga menyukai