Anda di halaman 1dari 3

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dan

bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut pakan adalah segala sesuatu yang dapat
memenuhi persyaratan tersebut di atas dan tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang
memakannya. Kebutuhan pakan terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, dan tingkat
produksi. Konsumsi bahan kering (DW) pakan ditentukan oleh tubuh ternak. Macam ransum,
umur, penyakit, lingkungan, kondisi ternak dan defisiensi nutrient tertentu. Hijauan merupakan
sumber pakan utama bagi ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba). Penyediaan
hijauan yang cukup sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi ternak. Maksud dari cukup
adalah cukup secara kuantitas, kualitas maupun kotinuitasnya.

Ketersediaan hijauan pakan saat ini mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya adalah :

1. Perubahan fungsi lahan yang dulu sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman,
lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri.

2. Sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan diIndonesia semakin


berkurang.

3. Ketersediaan hijauan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi
kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah.

Pemanfaatan hijauan yang mampu bertahan hanya pada musim penghujandan dimusim kemarau
susah untuk didapatkan. Ketersediaan jerami yangmelimpah dan belum termanfaatkan secara
optimal sangat perlu untuk diupayakanagar dapat termanfaatkan dengan baik. Metode fermentasi
dan amoniasi jeramimerupakan usaha untuk mendapatkan pakan ternak dengan cara
mengawetkan jerami tersebut agar tidak kekurangan pakan saat musim kemarau
danmemudahkan ternak untuk mencerna jerami. Pakan utama ternak ruminansiaadalah hijauan
yaitu sekitar 60-70%, akan tetapi karena ketersediaan pakanhijauan sangat terbatas maka
pengembangan peternakan dapat diintegrasikandengan usaha pertanian sebagai strategi dalam
penyediaan pakan ternak melaluioptimalisasi pemanfaatan limbah pertanian dan limbah
agroindustri pertanian.Pembuatan pakan komplit merupakan usaha untuk memberikan nutrisi
yangdibutuhkan oleh ternak. Uji fisik dilakukan untuk mengetahui seberapa baik dankuat serta
kualitas yang dihasilkan dari pakan.

Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah pertanian,
perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai pakan. Pengolahan pakan disini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya efektifitas cerna, utamanya untuk ternak
ruminansia serta peningkatan kandungan protein bahan. Beberapa alternatif pengolahan dapat
dilakukan secara fisik (pencacahan, penggilingan dan atau pemanasan), kimia (larutan basa dan
atau asam kuat), biologis (mikroorganisme atau enzim) maupun gabungannya. Pengolahan cara
fisik dan biologis memerlukan tenaga dan investasi yang cukup tinggi dan dalam skala besar,
sering kali menjadi tidak berjalan. Cara kimia dengan amoniasi dirasa merupakan cara yang
paling tepat dalam pengolahan ini, karena mudah dilakukan, murah, tidak mencemari
lingkungan dan sangat efisien.

Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun
hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada
umumnya.Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein,sumber energi,mineral,dan lain
sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk
bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan
protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi tenak
ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai
swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak
ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan
mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak.

Seiring dengan berjalannya waktu, populasi ternak semakin meningkat yang berbanding lurus
dengan meningkatnya jumlah pakan yang harus tersedia. Selain itu, untuk mencapai
produktivitas ternak yang tinggi, selain kualitas genetik harus baik, kualitas pakan pun harus
baik. Akan tetapi, disisi lain jumlah lahan untuk tanaman pakan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya populasi manusia. Dan masalah klasik yang dialami peternak dalam penyediaan
pakan dari segi musim adalah melimpahnya pakan di musim hujan dan berkurangnya pakan di
musim kemarau. Belum lagi kualitas dari pemanfaatan bahan atau material dari ikutan produk
pertanian / agroindustri masih terbilang rendah karena belum semua kalangan mampu untuk
mengolahnya menjadi bahan pakan dengan kualitas baik. Karena itu, dibutuhkan pengolahan
bahan pakan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi meningkatnya populasi ternak
dan untuk meningkatkan produktivitas ternak.

BIOGRAFI

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
agri-food terbesar dan ter-integritas di Indonesia. Unit bisnis utama perusahaan ini yakni
pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian.
Keunggulan dari perusahaan ini meliputi integrasi vertikal dan skala ekonomi. Hal ini dimaksud
bahwa perusahaan menjalin hubungan baik antara operasional yang dilakukan di hulu dengan
hilir. Dengan dijaganya hubungan tersebut maka akan terjamin kualitas produk yang unggul. Di
samping itu dengan skala ekonomi, Japfa menawarkan produk-produk dengan biaya yang
terjangkau bagi konsumen Indonesia.

Awal berkembangnya perusahaan ini dimulai pada era tahun 1970-an. Japfa pertama kali
didirikan sejak tahun 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory. Perusahaan ini merupakan
perusahaan patungan yang terjalin antara PT Perusahaan Dagang & Industri Ometraco dan
International Graanhandel Thegra NV of the Netherlands. Pada awalnya perusahaan ini bergerak
dalam industri kopra pelet sebagai produk utamanya. Sejak berdirinya perusahaan terus
melakukan ekspansi. Puncaknya yakni perubahan status perusahaan menjadi perusahaan terbuka
seiring dengan pencatatan saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak Oktober
1989. Dengan dilakukannya penawaran saham sejak tahun 1990, perusahaan kemudian
menjelma menjadi perusahaan yang memiliki kekuatan finansial dalam sektor pakan ternak.

Japfa terus melakukan pengembangan perusahaan dengan melakukan kerjasama kemitraan


dengan beberapa perusahaan lainnya. Pada era tahun 1990-an, Japfa melakukan akuisisi strategis
dengan empat perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak. Perusahaan tersebut antara
lain PT Comfeed Indonesia, PT Ometraco Satwafeed, PT Indopell Raya serta PT Suri Tani
Pemuka. Di samping itu, Japfa juga melakukan proses akuisisi tahap kedua pada tahun 1992
dengan mengambil alih PT Multibreeder Adirama Indonesia dengan bisnis utama pembibitan
ayam. Tak hanya itu, pada tahun yang sama Japfa juga melakukan pengambilalihan terhadap PT
Ciomas Adisatwa yang bergerak dalam pengolahan unggas dan Suri Tani Pemuka dengan
budidaya udang. Dengan berbagai rangkaian akuisisi ini mendukung perusahaan menjadi salah
satu perusahaan produsen unggas dan udang terbesar di Indonesia.

Japfa beroperasi dengan didukung oleh beberapa divisi antara lain Divisi Unggas, Divisi Daging,
Divisi Aquaculture dan beberapa divisi bisnis lainnya. Dalam divisi Unggas, Japfa berperan
sebagai salah satu produsen unggas ter-integrasi secara global. Divisi ini memproduksi pakan
unggas, DOC pembibitan dan pengolahan ayam. Tiap tahunnya divisi ini memberikan kontribusi
keuangan sebesar 83% dari penjualan bersih perusahaan. Dalam divisi Daging, perusahaan
beroperasi dalam 3 tahap produksi utama yakni pembibitan, perawatan, serta pengolahan sapi
potong. Divisi ini beroperasi dengan merek "Santori" yang merupakan peternakan terbesar di
Asia. Divisi ini terbagi dalam dua nama, yakni PT Santosa Agrindo dan PT Austasia Stockfeed.
Sedangkan untuk divisi Aquaculture, Japfa berkembang dengan budidaya udang lokal yang
tumbuh untuk komoditas ekspor. Hingga saat ini Japfa terus menyebar melalui anak-anak
perusahaan serta jaringan produksi yang tersebar di beberapa kota-kota besar di Indonesia.

Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.

Anda mungkin juga menyukai