Anda di halaman 1dari 3

Faktor penghambat komunikasi lintas budaya

A. Etnosentrisme didefinisikan sebagai kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau


budayanya sendiri; etnosentrisme mungkin disertai rasa jijik pada orang-orang lain yang tidak
sekelompok. Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang lain yang tidak
sekelompok dan dianggap asing. Etnosentrisme memandang dan mengukur budaya-budaya
asing dengan budayanya sendiri. (Mulyana:2000;70)

B. Stereotipe yang mengeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan


membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.
Pengeneralisasian adalah proses menempatkan orang-orang ke dalam kategori-kategori, atau
penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai,
ketimbang berdasarkan karakteristik individual mereka. Tingkah laku kita terhadap mereka
selanjutnya seringkali ditentukan oleh tingkat stereotyping tersebut.

C. Prasangka adalah sikap yang tidak adil dan memandang renddah terhadap seseorang atau
suatu kelompok. Beberapa pakar cenderung menganggap bahwa stereotip itu identik dengan
prasangka, seperti Donald Edgar dan Joe R. Fagi. Dapat dikatakan bahwa stereotip
merupakan komponen kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka juga
berdimensi perilaku. Jadi, prasangka ini konsekuensi dari stereotip, dan lebih teramati
daripada stereotip.

D. Rasialisme yang menekanakann pada ras atau menitikberatkan pertimbangan rasial.


Kadang istilah ini merujuk pada suatu kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial.
Jika istilah rasisme umumnya merujuk pada sifat individu dan diskriminasi institusional,
rasialisme biasanya merujuk pada suatu gerakan sosial atau politik yang mendukung teori
rasisme.

E. Tidak memiliki rasa empati. Beberapa hal yang menghambat empati antara lain:
fokus terhadap diri sendiri secara terus menerus
pandangan-pandangan stereotype mengenai ras dan kebudayaan
kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu
tingkah laku yang menjauhkan orang untuk mengungkapakan informasi
tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain
sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri
sikap superior
sikap yang menunjukkan rasa mengetahui segalanya

F. Keanekaragaman dari tujuan berkomunikasi yang dapat menimbulkan rasa


ketidakpercayaan sehingga terjadi penarikan diri yang menyebabkan tidak terjadinya proses
komunikasi timbal balik.

G. Kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain yang
dimana tiap individu memiliki perbedaan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan,nilai-
nilai dan sikap, pendidikan, status sosial anatara komunikator dan komunikan. Prinsip derajat
kesamaan dan ketidaksamaan ini dikenal dengan homofily dan heterofily.
H. Hambatan pembentukan dan pemrograman budaya terjadi dalam suatu proses akulturasi
yang berlangsung antara pendatang dengan masyarakat pribumi dikarenakan perbedaan jarak
geografis,jarak sosial serta faktor demografis. Dalam akulturasi,berkembang proses
pembentukan kebudayaan dan penyesuaian kebudayaan antara pendatang dan pribumi yang
dapat diatasi dengan cara membiasakan berkomunikasi secara terus menerus.

Faktor pendukung komunikasi lintas budaya

1. Tambah Pengetahuan Anda


Tidak ada persiapan yang lebih baik untuk komunikasi antarbudaya selain mempelajari budaya lain.
Ada beberapa cara yang mudah untuk dilakuakan. Melihat dokumen atau film yang
merepresentasikan realitas dari sebuah budaya, jelajahi majalah atau website tentang kebudayaan,
mengobrol dan bahkan chatting dengan orang-orang dari berbagai negara. Bagian ini dapat
membantu anda untuk menghadapi rasa takut sehingga dapat berinteraksi dengan cara yang efektif
dalam komunikasi antarbudaya. Lalu, anda akan mampu memilih informasi yang tepat untuk
berkomunikasi.

2. Mengurangi Ketidakjelasan
Semua interaksi dalam komunikasi mengandung ketidakjelasan dan ambiguitas. Dalam situasi
ketidakjelasan yang sangat besar membutuhkan teknik komunikasi yang efektif.

Contohnya, mendengarkan secara aktif, memeriksa persepsi, lebih spesifik, dan melihat feedback.

3. Menerima Perbedaan
Untuk berkomunikasi secara antarbudaya anda harus menerima akan adanya perbedaan antara diri
anda dengan orang lain dari budaya yang lain.

4. Lawan Stereotype Anda


Stereotypes, khususnya ketika berada dibawah kesadaran, dapat membuat masalah komunikasi
yang serius. Stereotyping dapat juga membuat anda mengacuhkan keunikan karakteristik dari setiap
individu.

5. Atur Komunikasi Anda


Komunikasi antarbudaya hanya mengambil tempat pada tingkat disaat seseorang dapat mengerti
kata-kata dan nonverbal dari orang lain. Karena tidak ada dua orang yang berbagi sistem simbol yang
benar-benar sama maknanya, pengaturan akan membuat seluruh interaksi antarpribadi masuk ke
dalam interaksi antarbudaya.

6. Kurangi Etnosentrisme yang Anda Miliki


Etnosentrisme adalah kecenderungan bagi evaluasi sebuah nilai, keyakinan, dan perlilaku dari
budaya yang anda miliki menjadi lebih positif, logis, dan alami dibanding yang dimiliiki oleh budaya
lain. Hal itu juga menjelaskan bahwa bentuk dari patriotisme dan keinginan untuk mengorbankan
keuntungan dari sebuah kelompok.

7. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata
tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi.

Tahapan komunikasi lintas budaya

Selanjutnya perencanaan komunikasi tersebut dilakukan dengan strategi sebagai berikut:


1. Konsolidasi, yaitu memantapkan dan mengembangkan ketenagaan dan kelembagaan yang
tangguh dan mendukung kerja proses komunikasi.
2. Integrasi, yaitu menggalang keterpaduan kerja dengan lembaga atau pihak lain yang
potensial untuk meningkatkan, daya guna dan hasil guna perencanaan proses komunikasi
3. Implementasi, yaitu menerapkan metode dan teknik perencanaan proses komunikasi
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta materi perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai