Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman kanak-kanak merupakan jalur pendidikan yang menangani anak
usia 4-6 tahun. Usia ini disebut sebagai usia pra sekolah. Hal ini sesuai
dengan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan sejak usia dini pra sekolah sangat penting, sebab perkembangan
mental yang meliputi oerkembangan intelegensi, kepribadian dan tingkah
laku social berlaku cepat pada usia ini (Bloom, 1964) sedangkan menurut
Nuraini dan Sujiono (2005) pada usia 4-6 tahun perkembangan kecerdasan
mengalami peningkatan yang sangat pesat yakni dari 50% menjadi 80%,
sehingga masa ini disebut masa emas atau Golden Age. Masa ini adalah
masa peka bagi anak. Pendidikan pada masa ini sangat diperlukan untuk
memberi rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak yang
mencakup penanaman nilai-nilai dasar (agama dan budi pekerti),
pembentukan sikap (disiplin dan kemandirian) dan pengembangan
kemampuan dasar (berbahasa, motoric, kognitif dan sosial emosional)
santoso, 2009.
Menjadi pendidik pada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)
tidaklah mudah, bahkan paling sulit diantara jenjang pendidikan yang lainnya.
Selain harus memiliki rasa kasih sayang yang besar pada anak-anak, ia juga
harus menguasai ilmu pendidikan dan konsep-konsep dasar
pengembangannya. Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang
mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur Undang-undang No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Perkembangan berpikir anak-anak usia taman kanak-kanak atau pra
sekolah sangat pesat. Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat
terjadi pada kurun usia nol sampai usia pra sekolah. Masa usia taman kanak-
kanak itu dapat disebut sebagai masa peka belajar.
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia taman
kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat
kaitannya dengan kemampuan kognitif anak. Sistematika berbicara anak
menggambarkan sistematikanya dalam berfikir yang termasuk dalam
pengembangan bahasa, selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak,
membaca dan menulis.
Kemampuan perkembangan berbahasa anak sangat diperlukan karena
kemampuan berbahasa adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki anak.
Pengembangan berbahasa harus diberikan secara bertahap sesuai dengan usia
dan karakteristik perkembangan anak.
Agar siswa senang belajar dan senang berada disekolah, maka guru
haruslah kreatif dalam menciptakan suasana pengajaran yang menyenangkan.
Sumiawan (1984) menjelaskan bahwa kreatifitas ialah kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah. Dengan demikian suatu sekolah yang menginginkan kemajuan,
maka harus mengadakan inovasi atau pembaharuan yaitu suatu kondisi yang
lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Perkembangan bahasa anak diusia taman kanak-kanak memang masih
jauh dari kata sempurna. Namun demikian potensinya dapat dirangsang lewat
komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang terdekat dengan anak-anak akan
mempengaruhi keterampilan anak dalam berbahasa atau berbicara. Di taman
kanak-kanak guru merupakan salah seorang yang dapat mengupayakan
berbagai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
bahasa anak.
Anak usia dini, khususnya usia 4-6 tahun dapat mengembangkan kosa
kata secara mengagumkan. Owens (dalam papalia et. Ai, 1990)
mengemukakan bahwa anak usia tersebut memperkaya kosa katanya melalui
pengulangan. Mereka sering mengulangi kosa kata yang baru dan unik
sekalipun mungkin belum memahami artinya. Dalam mengembangkan kosa
kata tersebut, anak menggunakan Fast Mapping yaitu suatu proses dimana
anak menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali
dalam percakapan. Pada masa kanak-kanak awal inilah anak mulai
mengkombinasikan suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus menggunakan metode
yang sesuai dengan materi pembelajaran dengan metode yang digunakan.
Berdasarkan pengamatan penulis di taman kanak-kanak khususnya
kelompok B2 TK Pelita Ukui Dua yang berusia 5-6 tahun.
Pada usia 4 sampai 6 tahun merupakan masa yang peka bagi anak. Masa
peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan fisikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Pada masa ini anak
mulai sensitive untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh
potensinya, sehingga akan menjadi masa yang cukup penting dalam
pengembangan kemampuan fisik motoric, kognitif, bahasa, social emosional,
seni, moral dan nilai-nilai agama (Wikipedia Indonesia, 2008) agar nantinya
dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya.
Disekolah SD sekaligus sebagai salah satu upaya mempersiapkan anak untuk
memasuki pendidikan dasar.
Kemampuan perkembangan bahasa anak perlu dilakukan sejak dini dan
secara bertahap. Perkembangan kemampuan bahasa anak dapat dilakukan
dengan melalui berbagai kegiatan dan dapat pula disesuaikan dengan usia dan
tingkat perkembangan anak.
Perkembangan bahasa anak dapat dilatih melalui kegiatan pengenalan
huruf dengan kartu huruf. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam
pengembangan kemampuan bahasa anak didiknya agar kemampuan bahasa
anak dapat meningkat, sehingga kelak anak dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan dan teman-temannya.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa Negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
di miliki sejak di ikrarkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sedangkan kedudukan bahasa sebagai bahasa Negara dimiliki sejak
diresmikan undang-undang dasar 1945 (18 Agustus 1945). Dalam undang-
undang 1945, Bab XV, Pasal 36 tercantum Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia.
Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatukan harga diri dan
nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar itulah bahasa
Indonesia secara baik kita pelihara dan kita kembangkan. Begitu pula rasa
bangga dalam memakai bahasa Indonesia wajib kita bina terus. Rasa bangga
merupakan wujud sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif itu
terungkap jika lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa
atau kata-kata asing.
Bahasa Indonesia mampu menunjukkan fungsinya yaitu sebagai
mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan
bahasa ibunya. Hal ini tampak jelas sejak di ikrarkannya sumpah pemuda.
Bahasa Indonesia mampu memperhubungkan bangsa yang berlatar
belakang sosial budaya dan bahasa ibu yang berbeda-beda berkat bahasa
Indonesia, suku-suku bangsa yang berbeda-beda bahasa ibunya itu dapat
berkomunikasi dengan akrab dan lancer. Sehingga kesalah pahaman antar
individu, antar kelompok tidak pernah terjadi. Karena bahasa Indonesia pula
kita dapat menjelajah keseluruh pelosok tanah air tanpa hambatan.
Sehubungan dengan itu, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku
bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak
perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan pada nilai-nilai sosial
budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa
Indonesia, kita dapat meletakkan kepentingan nasional kita jauh diatas
kepentingan daerah dan golongan kita.
Maka dari itu kemampuan berbahasa anak sangat perlu dikembangkan
saat usia dini taman kanak-kanak karena perkembangan bahasa sebagai salah
satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak.
Tidak berkembangnya salah satu faktor dalam proses pembelajaran atau
kegiatan belajar mengajar yaitu guru, murid dan materi serta metode
pembelajaran sudah tentu berpengaruh pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan dikelas. Tanggung jawab guru sebagai pendidik mencakup
seluruh proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas, untuk itu sebagai
fasilitator siswa guru harus aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penulis di taman kanak-kanak khususnya
kelompok B-2 TK Pelita Ukui Dua yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah 20
orang anak yang terdiri dari 11 orang anak perempuan dan 9 orang anak laki-
laki, banyak terlihat anak mengalami kesulitan berbahasa atau berbicara.
Kemampuan berbahasa Indonesia pada anak usia pra sekolah kurang, hal ini
terbukti bahasa yang dipergunakan oleh anak-anak campur aduk antara
bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Sedangkan kegiatan belajar
mengajar disekolah, bahasa pengantar yang dipergunakan adalah bahasa
Indonesia. Tetapi hal itu tidak membantu anak didik untuk lebih mampu
menggunakan bahasa Indonesia. Di Taman Kanak-kanak Kelompok B-2 TK
Pelita selama ini, kemampuan bahasa anak-anak belum berkembang dengan
baik.
Data anak di Taman Kanak-kanak Kelompok B-2 TK Pelita yang
bahasanya berkembang sesuai harapan (BSH) hanya sejumlah 6 orang anak
atau 30%, sedangkan yang kemampuan bahasanya berkembang sangat baik
(BSB) hanya sejumlah 4 orang anak atau 15,3%.
Taman Kanak-kanak Pelita merupakan salah satu lembaga pendidikan
anak usia dini yang ada di Desa Ukui Dua Kecamatan Ukui. Berdiri sejak
tahun 2011 dan memiliki tenaga pendidik sebanyak 4 orang. TK Pelita desa
Ukui Dua, khususnya di Kelompok B-2 telah melakukan berbagai upaya
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Upaya yang dilakukan adalah dengan
menerapkan metode bercerita, baik dengan menggunakan alat peraga maupun
tanpa alat peraga. Metode lain yang pernah diterapkan adalah metode
bermain. Meskipun telah melakukan upaya-upaya tersebut, berdasarkan
pengamatan peneliti dapat teridentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan
bahwa masih kurangnya kemampuan bahasa anak. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku anak yang tidak mau menjawab saat guru memberikan pertanyaan,
konsentrasi anak yang pendek, sehingga anak mudah bosan, bahasa yang
digunakan anak campur aduk dengan bahasa daerah dan belum diterapkannya
penggunaan berbagai media yang menarik dalam pembelajaran.
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan
dipecahkan adalah kurangnya kemampuan berbahasa anak, sebab bahasa
memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pengembangan di taman
kanak-kanak, sehingga bila masalah ini tidak dipecahkan akan menimbulkan
masalah yang baru untuk aspek pengembangan yang lain. Penyebab masalah
tersebut diantaranya adalah metode yang digunakan guru kurang bervariasi.
Metode memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah proses
pengembangan anak, pengembangan metode yang tepat dan sesuai tahap
pengembangan anak akan sangat mempengaruhi hasil pengembangan anak.

B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang dan berdasarkan pengamatan secara
langsung di dalam kelas, khususnya kelompok B di TK Pelita Desa Ukui Dua
Kecamatan Ukui dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana
meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kartu huruf dengan
penerapan metode tanya jawab?.

C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan perbaikan kegiatan
pengembangan dalam laporan ini adalah untuk meningkatkan pengembangan
bahasa anak melalui kartu huruf, untuk mengetahui bahwa penggunaan
metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak.

D. Manfaat Perbaikan
Berdasarkan tujuan diatas diharapkan perbaikan kegiatan pengembangan
ini bermanfaat untuk :
1. Bagi Anak
Manfaat perbaikan bagi anak adalah untuk meningkatkan proses atau
hasil belajar anak, dapat menunjang keterampilan berbahasa anak,
menambah informasi dan pengetahuan, dapat memecahkan masalah
dan dapat bersosialisasi dengan baik.
2. Bagi Guru
Manfaat perbaikan bagi guru adalah dapat melakukan pengajaran
yang berkualitas dan melaksanakan tugas secara professional,
meningkatkan rasa percaya diri guru, membantu guru memperbaiki
pembelajaran dan memungkinkan guru untuk aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
3. Bagi Sekolah
Manfaat perbaikan bagi sekolah adalah dapat dijadikan bahan
masukan dalam upaya meningkatkan pengembangan bahasa anak,
meningkatkan mutu lembaga pendidikan taman kanak-kanak secara
umum dan meningkatkan mutu Taman Kanak-Kanak Pelita Desa
Ukui Dua Kecamatan Ukui pada khususnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan pengenalan huruf dengan kartu huruf yang dilaksanakan
dikelompok B-2 TK Pelita Ukui Dua Kecamatan Ukui, dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
2. Kegiatan pengenalan huruf dengan kartu huruf adalah cara yang paling
efektif untuk meningkatkan bahasa anak.
3. Kegiatan pengenalan huruf dengan kartu huruf dapat memotivasi anak
dalam belajar.
4. Kegiatan pengenalan huruf dengan kartu huruf.

B. Sasaran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Guru diharapkan selalu memberi motivasi atau bimbingan agar dapat
menanamkan rasa percaya diri pada anak secara terus-menerus.
2. Guru taman kanak-kanak diharapkan dapat terus mengikuti
perkembangan tentang dunia pendidikan anak usia dini, agar dapat
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangannya.
3. Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan media untuk pembelajaran.
4. Guru hendaknya meningkatkan kegiatan berbahasa anak melalui kartu
huruf agar anak-anak lebih terlatih bahasanya.
5. Sebaiknya sekolah memberikan fasilitas yang bervariasi sehingga dapat
membantu guru dalam meningkatkan media sebagai alat pembelajaran
agar proses belajar dan mengajar menjadi menyenangkan bagi guru dan
anak didiknya sehingga tercapai hasil belajar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti, dkk (2010). Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta. Universitas terbuka.

Andriani, durri, dkk (2011). Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka.

Dhieni, Nurbiana, dkk (2009). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta.


Universitas Terbuka.

Masitoh, dkk (2009). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta. Universitas Terbuka.

Mantolalu, B.E.F. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta. Universitas


Terbuka.

Anugraha, Ali, dkk (2010). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta. Universitas
Terbuka.

Hildayani, Rini, dkk (2008). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Universitas


Terbuka.

Santoso, Sugeng (2009). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta. Universitas Terbuka

Wardhani, Igak, dkk (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai