Anda di halaman 1dari 6

Notulensi

Kopi Darat Globular Health Initiative Bandung #1

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017

Waktu : 16.30 18.15

Tempat : Blackbone Coffee, Jalan Panaitan no 22 Bandung

Narasumber : dr. Elly Marliyani., Sp.KJ., M.KM

Panitia : 1. Rahmaniati

2. Ayunda Jihadilah

Peserta : 1. Septha Amelia FK Yarsi 2012 ndak punya instagram

2. Dio Arief Pratama FK Yarsi 2012 -

3. Nurul Hikmah FK Yarsi 2012

4. Ghea Nursyifa FK Unpad 2011

5. Herwin Muhidin FK Unisba 2011

A. Sesi Perkenalan
Peserta memperkenalkan diri dan pertanyaan mengenai kok bisa ikut kopdar GHI?
Septha : terlambat datang jadi ga sempat, sepertinya karena memang interest ke GHI namun
terkendala koass di Soreang Bandung
Dio : memang interest terhadap mental health, want to be next psychiatrist
Nurul : diajak septha
Ghea : Tau informasi kopdar dari adin, want to be next pediatric psychiatrist (mamanya
psikiater juga, preseptor koass dan dosen PPSK Unisba)
dr Elly : dokter tetap di RSJ, pemegang program Kampung Walagri di RSJ

B. Sesi Pemaparan Narasumber


Fakta
Orang dengan gangguan mental emosional
Orang dengan gangguan kejiwaan
Angka kejadian gangguan mental di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2013
sebesar 6%. Sedangkan, untuk Provinsi Jawa Barat berdasarkan Riskesdas 2007
sebesar 20% dan pada tahun 2013 berkurang menjadi 9,3%.
Selain itu, angka kejadian pasung juga terhitung tinggi, yaitu 14% untuk Indonesia dan
10,4% untuk Provinsi Jawa Barat. Penanganan masalah pasung selama ini masih
berjalan lambat karena kebanyakan pasien Rumah Sakit Jiwa yang sudah dipulangkan
kembali di pasung oleh keluarganya.
Gangguan kejiwaan dibagi berdasarkan kelompok usia yaitu usia anak-anak (retardasi
mental atau istilah terbarunya disabilitas intelektual, ADHD, autis), SD (cemas
perpisahan, merokok, alkohol, perilaku menantang) SMP (identifikasi role model
yang salah, merokok, alkohol), SMA (depresi, awal psikotik-premorbid, geng motor),
dewasa (gangguan kepribadian-axis II, psikotik, non psikotik), lansia (demensia) dan
hampir semua usia (psikosomatis). Salah satu gangguan yang berkembang saat ini
daintaranya games addiction, bullying, dan KDRT.
Perbedaan gangguan mental emosional dan gangguan kejiwaan adalah dari reality
testing ability (RTA). Penderita gangguan kesehatan jiwa terbagi menjadi 2, yaitu
orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Hasi lRTA pada ODMK yang mengalami gangguan non psikotik biasanya menunjukkan
hasil yang normal. Sebaliknya, pada ODGJ hasil RTA tergolong tidak normal.
Etiologi
Penyebab bersifat multifaktorial :
- Kelainan anatomi (contoh : trauma capitis bagi dokter spesialis bedah syaraf
secara anatomi pasca operasi dianggap normal, tetapi secara fungsional bagi
psikiater tidak)
- Kelainan neurokimia (contoh: pengaruh hormon dopamine, serotonin,
norepinephrine dll.)
- Genetik (contoh: schizophrenia bersifat resesive, sedangkan gangguan
bipolar bersifat dominan, tetapi kemungkinan munculnya gangguan bipolar
bertambah jika kedua orang tua memiliki sifat resesive yang sama)
- Biologis (makanan saat pasien dalam kandungan, nutrisi, paparan zat lain
berkaitan dengan ANC, edukasi pra-nikah)
- Psikologi (pengasuhan orang tua, faktor risiko ini cenderung sulit untuk diatasi
dengan metode specific prevention, maka penanganan ditekankan pada
tahap rehabilitation)
- Lingkungan (contoh faktor lingkungan yang berpengaruh diantaranya kondisi
ekonomi, pendidikan yang rendah, pekerjaan, penagngguran, penghasilan)
- Spiritual (agama adalah cara yang cukup kuat untuk proses edukasi atau
psikoterapi), dll
Masalah dalam mental health adalah stigma
Jalan keluar untuk membebaskan stigma : Kampung Walagri WOW KREN (Wadah
ODGJ Wujudkan KREativitas dan harapaN) berbasis pemulihan, mengantarkan ODGJ
sampai mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, bila tidak tercapai setidaknya
ada pengganti untuk pekerjaan tersebut
Solusi
Bukan lagi preventif dan promotif tetapi rehabilitasi
Pendekatan spiritual
Bagaimana cara mengedukasi untuk menciptakan mature mental defense mechanism
Beberapa cara mencegah terjadinya gangguan jiwa: pengalihan (althurism,
anticipation, sublimasi psikologis); membuat nyaman lingkungan (ukuran nyaman
pada setiap orang berbeda-beda); tanpa zat (hindari konsumsi sumber zat pemicu
seperti rokok dll.)
C. Sesi Diskusi
Bagaimana cara mengakhiri stigma? (Ghea)
- Cerita mengenai psikiatri di Australia yang suaminya adalah penderita
schizophrenia dan Indonesia tertinggal 30 tahun mengenai kesehatan mental,
cara efektifnya adalah melalui media sosial (dr. Elly)
- Salah satu penyebabnya adalah karena orang-orang tidak tahu (kurang
berpendidikan) sehingga sulit untuk mencapai pengetahuan. Sebelumnya
dr.Elly sempat mengisi program interaktif mengenai kesehatan mental di
beberapa stasiun TV. Respon dari masyarakat cukup baik, terlihat dari
banyaknya masyarakat yang bertanya. Berarti masyarakat sudah memiliki
ketertarikan terhadap hal tersebut jika difasilitasi dengan baik.
- Ada hotline service untuk emergency di wilayah jawa barat, tetapi untuk
kejiwaan baru ada di RSJ saja (Ghea)
- Kalau di luar negeri sudah ada hotline yang ketika seseorang memiliki
kecemasan atau keluhan kejiwaan bisa langsung konsultasi by phone
- Cara efektinya adalah yang pertama meraih orang orang berintelektual untuk
tergerak menyebarkan dan berbagi ilmunya dan melaksanakan keilmuannya
terhadap masyarakat minimal tidak menganggap gangguan kejiwaan sebelah
mata, harapan besarnya adalah menjembatani keilmuan mereka ke
masyarakat. Kedua, orang yang kurang berpendidikan harus dibukakan
matanya via media sosial dan edukasi yang baik, contohnya kebanyakan
keluarga pasien kejiwaan dimana pasien tersebut dirawat hanya menganggap
bahwa pasien GILA tanpa tahu nama penyakitnya apa, pengobatannya
bagaimana. Ketiga, untuk penderita sendiri harus percaya diri terhadap
penyakitnya, misalnya di luar negeri via media sosial mereka tidak segan
untuk update (contoh I have bipolar disorder #endthestigma) atau memakai
kaos2 (semacam ramai-ramai kaos-kaos HIV dan AIDS) terus yang penting
orang berintelektual harus tau cara marketing yang baik dan seharusnya
belajar dari orang-orang yang belajar secara formal (contoh : cara mendapat
followers banyak) (rahma)
- Untuk kedepannya bisa diusulkan ke GHI sendiri selepas diskusi, orang-orang
yang memang concern terhadap mental health dibuat forum atau wadah
tersendiri dalam GHI yang melakukan follow up dan kegiatan2 yang dapat
dilakukan untuk mental health secara berkepanjangan dan berkoordinasi
dengan GHI 2017, jadi misal topik mental health berarti ada forum mental
health dan segala2 ttg mental health mereka yang urus sebagai warriornya
GHI dalam bidang mental health, tugas kitakita nanti follow up gitu, paling
nanti ada 1 orang yang jadi Pjnya
Pengetahuan masyarakat mengenai gejala dasar dari gangguan jiwa (depresi saat
diputusin pacar, ujian dll), bagaimana mengatasinya? (Dio)
- Pembuatan media yang menarik bisa menjadi salah satu solusi, tetapi untuk
isi pesan yang disampaikan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
orang yang lebih berpengalaman supa ya tidak salah dalam penyampaiannya.
(dr. Elly)
Bonus demografi 2020 banyak usia produktif tetapi kalau gangguan jiwa gimana?
Bagaimana cara untuk mencegahnya, di tingkat apakah seharusnya dilakukan
pencegahan? (Herwin)
- Sedini mungkin, paling mudah dari pendidikan agama dan budi pekerti
(kewarganegaraan) yang diajarkan sejak SD. Jadi kontennya bertujuan untuk
menciptakan mature mental defense mechanism. Salah satu faktor risiko
munculnya gangguan mental pada anak fase oedipal adalah perceraian. Jika
masalah pada fase tersebut tidak teratasi biasanya akan berdampak pada fase
remaja. Orang tua (terutama ibu) harus mengerti, contohnya jika seorang ibu
bekerja di luar rumah, harus ada seseorang yang menggantikan peran ibu di
rumah (dr. Elly)
- dr. Elly berbagi pengalaman mengenai orang tua pasien RSJ (2 orang kakak
beradik yang menderita schizophrenia) yang panik saat sang anak hendak
dipulangkan. Reaksi tersebut diatasi dengan memberikan penjelasan kepada
orang tua pasien mengenai sisi positif (aspek keagamaan) yang bisa diperoleh
jika memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Berbagi pengalaman mengenai promosi kesehatan.
- Masyarakat saat ini banyak menggunakan media sosial dan lebih senang
membaca isi pesan di whatsApp daripada pesan dalam leaflet. Sudah banyak
masyarakat yang peduli dan mau berbagi informasi bermanfaat, buktinya
banyak orang yang ikut sahre atau izin share di group berbagai group chat
di media sosial. Sebagai generasi muda harus melakukan inovasi dalam
melakukan promosi kesehatan. (dr. Elly)
- Sebelum melakukan promosi harus dilakukan analisa terhadap perilaku
sasaran kita. Misalnya, jika poster yang diuplaod di instagram mendapat
atensi dan like yang lebih sedikit daripada foto pribadi (foto selfie), artinya
lebih baik menggunakan foto pribadi untuk menarik perhatian sasaran. Jadi,
akan lebih baik jika media yang dipilih melibatkan hal yang memang bisa
memeperoleh atensi lebih banyak, misalnya dengan membuat foto frame
atau watermark untuk ditambahkan pada foto pribadi untuk menyampaikan
pesan yang ingin kita sampaikan kepada sasaran.
Untuk menyebarluaskan pesan kita memerlukan jumlah orang yang cukup
banyak, untuk memperoleh hal tersebut kita harus bisa melakukan ajakan
yang membuat sasaran kita merasa terlibat. Misalnya, jika ingin mengajak
secara individu kita harus bisa membuat sasaran bahwa kita memiliki
pengalaman dan tujuan yang sama. Selain itu, untuk sasaran kelompok
(biasanya untuk kelompok yang sudah memiliki pengetahuan tapi tidak ingin
membagi pengetahuannya) bisa juga dengan menyampaikan bahwa dengan
ikut terlibat identitas mereka akan lebih dikenal orang (contohnya dengan
kalimat: ayo ikutan biar keliatan kalo kalian itu mahasiswa). Menumbuhkan
sense of belonging dan pride seseorang biasanya lebih efektif dalam
melakukan promosi kesehatan. Konten dan konteks juga sangat berpengaruh.
Biasanya untuk tahap awal promosi, menciptakan rasa penasaran akan
membuat sasarana terlibat secara sukarela. Pemilihan waktu yang tepat
untuk menyampaikan pesan (misalnya mengupload sesuatu di medsos) juga
berpengaruh. Jika dilakukan di rush hour, meskipun media dan isinya
menarik, orang akan cenderung mengabaikannya.

D. Sesi Diskusi Kebablasan


- Bikin forum berkelanjutan (sesi diskusi beberapa kali, sesi kunjungan,
program kerja, dan edukasi via foto dan video di medsos)
- Ingin diwadahi oleh GHI
- Bikin update foto mengenai diskusi hari ini, dibuat caotion semenarik
mungkin dan diakhirnya ada kalimat : Akhiri stigma, kami peduli!
#StopDiskriminasi #GHIforMentalHealth

E. Kesimpulan Diskusi

Laporan Pertanggungjawaban

Kopi Darat Globular Health Initiative Bandung #1

Waktu Durasi Kegiatan Deskripsi Problematika Rekomendasi


16.00 30 Pemaparan Menjelaskan Dilakukan Untuk waktu
16.30 GHI apa itu spontan dan mulai diinfokan
global mendalam kepada peserta
health, mengenai GHI untuk datang
mengapa karena 30 menit
ada GHI dan menunggu sebelum
apa saja peserta dan kegiatan karena
kegiatan narasumber bandung macet
yang datang karena di hari sabtu
dilakukan macet
oleh GHI
sejauh ini
16.30 Pemaparan Terlampir di Narasumber ToR lebih
17.30 nara sumber notulensi sedikit bingung diperdetail
untuk batasan kembali.
menjelaskan Kehadiran
materi kepada narasumber
peserta penting sekali
dan bermanfaat
karena
pemecahan
masalah dan
contoh kasus
dapat
diberikan,
kesalahan
pemahaman
juga dapat
dihindari.
Narasumber
menyarankan
untuk setiap
konten yang
sifatnya ilmiah
dapat
didiskusikan
dengan
narasumber
agar informasi
yang sampai ke
masyarakat
tidak salah
17.30 Diskusi Terlampir di Masih sedikit List untuk
18.10 notulensi kurangnya mentrigger
triger untuk peserta dapat
berdiskusi, ada dibuat
1 orang peserta sebelumnya,
yang pasif dan dapat
dibuat rundown
kegiatan untuk
kopdar
berikutnya
18.10 Istirahat - - -
18.30 Sholat
18.30 Sesi Foto, - - Sebaiknya
18.45 pemberian sertifikat untuk
sertifikat dan narasumber
Penutupan harus diberikan
di setiap kopdar
bila
mengundang
narasumber
18.45 Diskusi Terlampir di Pembahasan Mungkin bisa
19.45 kebablasan notulesi melebar dipikirkan
kemana-mana, kemungkinan
banyak ide solusi atau
bermunculan tindak lanjut
tapi tidak ada dan follow up
arahan kegiatan
berkelanjutan
setelah kopdar

Bandung, 19 Februari 2017

With love,

Yunda dan Rahma

Anda mungkin juga menyukai