Anda di halaman 1dari 1

BAB V

SIMPULAN

Katarak juvenile adalah kekeruhan pada lensa yang terjadi pada usia lebih
dari 3 bulan dan di bawah 9 tahun, namun ada pula literatur yang menyebutkan
katarak juvenile adalah katarak yang terjadi pada umur 1 hingga 50 tahun. Pada
pasien di laporan kasus ini didapatkan anak laki-laki usia 6 tahun dengan keluhan
utama berupa pandangan kabur pada kedua mata yang telah berlangsung selama
dua tahun selain itu pasien disebutykan sering emmicingkan mata untuk melihat.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan penurunan ketajaman penglihatan dan
adanya kekeruhan pada lensa serta iris shadow yang psoitid pada kedua mata.
Hasil temuan tersebut mengarahkan pada diagnosis katark juvenile. Berdasarkan
teori dikatakan bahwa katarak juvenile baisanya merupakan kelanjutan dari
katarak kongenital. Terdapat beberapa etiologiterjadinya katarak kongenital yakni
: riwayat perinatal yakni infeksi pada TORCH (toxoplasma, rubella,
cytomegalovirus, dan herpes) semasa kehamilan, adanya faktor herediter seperti
sindrom Down, sindrom Patau, ataupun sindrom Edward, dan adanya penyakit
metabolik pada ibu semasa kehamilan seperti galaktosemia, namun seluruh factor
risiko tersebut tidak ditemukan pada pasien.
Pada pasien direncanakan tindakan aspirasi lensa dengan teknik
phacoemulsifikasi dan pemasangan intra ocular lense dimana dikerjakan pada
mata sebelah kanan dulu baru yang sebelah kiri. Teknik phacoemulsification
dipilih karena luka insisi yang sangat kecil yakni 2,5-3 milimeter dan juga
memiliki keuntungan pemulihan visus yang lebih cepat, inflamasi pasca bedah
yang minimal, dan induksi astigmatisme akibat operasi lebih minimal. Pada
pasien juga dilakukan pemeriksaan penunjang berupa retinometri, USG mata,
biometri dan keratometri. Prognosis pasien katarak juvenile biasanya lebih buruk
dibandingkan pasien katarak senilis untuk perbaikan tajam penglihatannya dimana
kondisi ambliopia menyebabkan tidak dapat optimalnya fungsi penglihatan seperti
semula.

Anda mungkin juga menyukai