UJUNGBERUNG INDAH NIP. 198003192006042 005 1. Pengertian Penanganan infeksi cacing tambang adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus infeksi cacing tambang. Infeksi cacing tambang atau ankilostomiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infestasi parasit Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. 2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan kasus infeksi cacing tambang 3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Ujungberung Indah Nomor tentang cacing tambang 4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis. Keluhahan: a. Migrasi larva Gatal pada kulit yaitu saat larva menembus kulit. Sewaktu larva melewati paru, dapat terjadi pneumonitis. b. Cacing dewasa Cacing dewasa umunya hidup di sepertiga bagian atas usus halus dan melekat pada mukosa usus. Gangguan gastrointestinal: mual, muntah, anoreksia, diare, penurunan berat badan, nyeri pada daerah sekitar duodenum, jejunum dan illeum. Pada pemeriksaan laboratorium, umumnya dijumpai anemia hipokromik mikrositik. Pada anak dijumpai adanya korelasi positif antara infeksi sedang dan berat dengan tingkat kecerdasan anak. Bila penyakit berlangsung kronis akan timbul gejala anemia, hipoalbuminemia dan edema. Hemoglobin kurang dari 5 g/dl dihubungkan dengan gagal jantung dan kematian yang tiba-tiba. Faktor resiko: c. Kurangnya penggunaan jamban keluarga. d. Kebiasaan menggunakan tinja sebagai pupuk. e. Tidak menggunakan alas kaki saat bersentuhan dengan tanah f. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik. Konjungtiva anemis Perubahan pada kulit telapak kaki berupa ground itchy 3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang sederhana Pemeriksaan mikroskopik pada tinja segar ditemukan telur atau larva atau cacing dewasa. 4. Petugas menegakkan Diagnosis Diagnosis klinis Diagnosa ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Klasifikasi dibagi menjadi nekatoriasis dan ankilostomiasis. Komplikasi: anemia jika menimbulkan perdarahan. 5. Petugas memberikan penatalaksanaan komprehensif a. Penyuluhan berupa konseling dan edukasi Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, teutama penyuluhan pada pasien dan keluarga pasien. Edukasi antara lain: - Setiap keluarga memiliki jamban keluarga. - Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk - Menggunakan alas kaki terutama saat berkontak dengan tanah sehingga menghindari kontak dengan tanah yang tercemar dengan tinja. - Menggunakan sarung tangan jika mengelola limbah atau sampah. - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas dengan menggunakan sabun dan air mengalir. a. Farmakologis - Pemberian pirantel pamoat dosis tunggal 10mg/kgBB atau - Mebendazole 100mg, 2x sehari, selama 3 hari berturut- turut, atau - Albendazole untuk anak di atas 2 tahun 400mg, dosis tunggal, sedangkan pada anak yang lebih kecil diberikan dengan dosis separuhnya. Tidak diberikan pada wanita hamil. - Creeping eruption diberikan tiabendazole topical selama 1 minggu. - Cutaneous larva migrans diberikan dengan albendazole 400mg selama 5hari berturut-turut. - Sulfasferosus 6. Petugas mencatat semua hasil pemeriksaan dan terapi yang telah diberikan ke dalam status rekam medis pasien. 7. Petugas menuliskan ke dalam buku register. 6. Ruang terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum 2. Ruang MTBS 3. Ruang Instalasi Farmasi 4. Laboratorium
7. Rekaman Historis Perubahan
NO Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan