Anda di halaman 1dari 5

INDEKS EFEK

Menurut wikipedia, indeks adalah sebuah pengukuran atas nilai dari sebagian dari pasar
(wikipedia). Definisi serupa juga ditemui di investopedia, yaitu pengukuran secara statistik atas
perubahan nilai dari suatu ekonomi maupun pasar (investopedia). Dalam konteks pasar modal,
indeks efek adalah portfolio teoretis (imajiner) yang berisi sejumlah efek yang dikumpulkan atas
tema dan kriteria tertentu, mengukur baik sebagian maupun keseluruhan dari sebuah pasar.
Indeks Komposit adalah indeks yang mengukur pasar secara keseluruhan
Indeks efek memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tolok ukur (benchmark) dan sebagai
underlying dari produk pasar modal.
1. Tolok ukur. Sebagai portfolio imajiner, indeks efek dapat menjadi acuan kinerja portfolio
investor. Indeks dapat menjadi alat yang membantu investor untuk menilai performa dari produk
investasi. Untuk mengukur kinerja investasi secara akurat, investor perlu menggunakan alat ukur
(indeks) yang tepat terhadap tema investasi yang diukur. Sebagai contoh, indeks saham
perbankan kurang sesuai untuk mengukur portfolio yang berisi saham manufaktur. Indeks
komposit dapat menjadi acuan atas performa ekonomi secara umum.
2. Pengembangan produk. Indeks dapat menjadi dasar dari pembentukan produk pasar modal,
seperti produk investasi yang mengikuti indeks secara pasif, seperti Exchange Traded Funds
(ETF) dan reksa dana indeks, maupun kontrak derivatif atas indeks, seperti Kontrak Berjangka
Indeks Efek (index futures) dan Kontrak Opsi atas Indeks (index options).

Metodologi Indeks
1. Penetapan Universe/Tema
Indeks efek dibentuk dengan tema tertentu. Tema adalah gaya dari investasi (investment style)
yang direplikasi dan diukur oleh indeks. Tema dari indeks memiliki keragaman, beberapa
diantaranya saham likuid, saham kapitalisasi pasar tertentu, saham syariah, saham
berwawasan sosial/lingkungan, corporate governance, sektor tertentu, saham pembayar
dividen tertinggi, dan saham dari negara berkembang/ region tertentu.

2. Kriteria Seleksi Efek


Setelah tema indeks ditentukan, langkah berikutnya dalam penyusunan indeks adalah
menentukan kriteria seleksi efek konstituen indeks.
Terdapat beberapa jenis kriteria, antara lain:
a. obyektif vs subyektif.
b. kuantitatif vs kualitatif
c. fundamental vs teknikal
d. relatif vs absolut

3. Pembobotan dan Penyesuaian


Terdapat 3 metode dasar dalam pembobotan konstituen indeks, yaitu:
a. Price weighted. Indeks price weighted dibentuk dengan asumsi setiap efek konstituen
dalam portfolio indeks memiliki jumlah yang sama, yaitu 1 unit. Indeks saham pertama di
dunia, Dow Jones Transportation Average (DJTA), dihitung sejak 3 Juli 1884, dihitung
dengan metode ini. Indeks ini memiliki bias, yaitu lebih dipengaruhi oleh saham-saham
berharga tinggi. Selain itu, setiap terjadi aksi korporasi yang mengubah harga saham
seperti stock split dan dividen saham akan membuat penyebut dalam indeks (divisor)
disesuaikan.
1 = 1
0

b. Market capitalization weighted. Indeks market capitalization weighted dibentuk dengan


bobot yang mencerminkan kapitalisasi pasar dalam portfolio indeks. Seluruh indeks di BEI
saat ini merupakan market cap weighted index, demikian pula sebagian besar indeks efek
di dunia. Pembobotan berdasarkan nilai kapitalisasi pasar adalah metode indeks yang
paling mendekati kondisi di pasar dan mudah direplikasi oleh investor. Bias dalam indeks
ini adalah indeks lebih dipengaruhi oleh saham berkapitalisasi besar.
1 = 1
0

c. Equal weighted. Indeks equal weighted dibentuk dengan asumsi sederhana, yaitu setiap
efek konstituen memiliki bobot yang sama dalam portfolio indeks. Bias dari indeks ini
adalah saham harga rendah maupun kapitalisasi kecil memiliki pengaruh secara relatif
lebih tinggi.

1 = 0 + 0

4. Tanggal dasar dan nilai dasar


a. Nilai dasar: nilai indeks yang telah ditetapkan (100, 1.000, dst), sebagai awal dari indeks.
b. Tanggal dasar: tanggal pada saat indeks berada di nilai dasar.
Tanggal dasar tanggal peluncuran

5. Kalkulasi Return
Indeks dihitung dalam frekuensi tertentu, antara lain bulanan, harian, menitan, hingga real
time. Indeks atas obligasi dihitung harian, yang disebabkan transparansi perdagangan obligasi
lebih terbatas karena bersifat OTC. Dalam kalkulasi return, terdapat dua metode umum, yaitu
price return dan total return index. Perbedaan dari price return dan total return adalah total
return menghitung elemen perubahan harga (price return) dan income (pendapatan) dari suatu
investasi.
a. Price return index: hanya mengukur perubahan harga (capital gain/loss). Seluruh indeks di
BEI adalah price return index.
b. Total return index: mengukur perubahan harga dan income (dividen). Nilai dividen
ditambahkan dalam penghitungan indeks pada tanggal pembayaran dividen. Variasi dari
total return index adalah Net total return index yang menghitung porsi dividen sesudah
pajak.

6. Backtesting
Backtesting adalah penghitungan nilai indeks dengan metodologi konsisten sebelum tanggal
peluncuran. Tujuan backtesting adalah untuk memberikan gambaran pergerakan historis atas
indeks yang baru diluncurkan.

7. Index Maintenance
Untuk mengikuti dinamika pasar, dilakukan review atas indeks secara berkala. Review
dilakukan secara periodik, baik tahunan, 6 bulanan, maupun 3 bulanan.

review adalah perubahan efek konstituen dan perubahan bobot efek konstituen. Terdapat jeda
antara pengumuman dan implementasi review untuk memberikan kesempatan pada pelaku pasar
untuk menyesuaikan portfolio sebelum perubahan indeks efektif.

AKSI KORPORASI
Aksi Korporasi adalah tindakan strategis yang dilakukan oleh Emiten yang secara
signifikan mempengaruhi jumlah dan harga Efek (saham atau obligasi) yang dikeluarkan oleh
Emiten. Beberapa jenis dari aksi korporasi antara lain rights issue, waran, stock split dan reverse
stock split, dividen, shares buyback, obligasi konversi dan obligasi tukar, callable bonds, dan
aktivitas Merger& Akuisisi.
1. Equity Rights Issue
Rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) merupakan pelaksanaan
dari Pre-emptive right, yaitu hak yang memungkinkan para pemegang saham untuk
menjaga porsi kepemilikan dan hak suara dalam RUPS berupa prioritas untuk membeli
efek yang baru diterbitkan oleh emiten sebelum ditawarkan kepada pihak lain.
2. Waran
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada
pemegang waran untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu
untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut. Waran
diterbitkan sebagai sweetener dalam penawaran umum (IPO), karena waran adalah opsi
bagi investor untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang telah ditetapkan.
3. Stock Split dan Reverse Stock Split
Stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi saham dengan nominal yang lebih
kecil dengan rasio tertentu, misalnya 1 unit saham nilai nominal Rp1.000 dipecah
menjadi 2 unit saham nominal Rp 500. Reverse stock split adalah kebalikan dari stock
split, yaitu penggabungan beberapa saham menjadi saham dengan nominal lebih besar,
dengan rasio tertentu.
4. Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham. Menurut UU PT no. 40/2007,
dividen hanya dapat dibagikan emiten dengan saldo laba positif. Berbagai bentuk
dividen:
1. Dividen tunai dibagikan dalam bentuk tunai dan dikenakan pajak dividen.
2. Dividen saham dibagikan dalam bentuk saham, berasal dari reklasifikasi laba ditahan
menjadi modal disetor.
3. Dividen properti dibagikan dalam bentuk aset perusahaan selain tunai atau saham,
misalnya aktiva tetap. Jarang dilakukan perusahaan publik.
5. Shares Buyback
Shares Buyback/Stock Repurchase adalah pembelian kembali saham yang beredar di
pasar oleh perusahaan penerbit. Kebijakan ini merupakan salah satu cara perusahaan
untuk mendistribusikan kas yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemegang saham
selain dalam bentuk dividen. Alasan pelaksanaan shares buyback:
1. Memberikan sinyal optimisme ke pasar, terutama saat pasar crash
2. Sebagai bentuk alternatif pembagian keuntungan kepada pemodal
3. Untuk dibagikan kepada karyawan sebagai ESOP/MSOP
4. Penghematan pembayaran dividen ke depan; saham yang dibeli kembali tidak
mendapatkan hak dividen
5. Digunakan sebagai pengurangan modal
6. Obligasi Konversi dan Obligasi Tukar
Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversi
obligasi menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dengan rasio yang sudah
ditentukan. Obligasi tukar memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
obligasi menjadi sejumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain.
7. Callable Bonds
Callable bond adalah obligasi yang dapat dilunasi lebih awal (call) oleh penerbit
obligasi sebelum masa jatuh tempo obligasi. Callable bond memberikan hak kepada
penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu (strike price/call price)
dalam periode tertentu. Umumnya call price merupakan harga premium/ di atas par
sebagai kompensasi bagi pemegang obligasi yang menanggung risiko pelunasan
dipercepat.
8. Kombinasi Bisnis
Merger/Penggabungan adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger tetap bertahan dan perusahaan yang di-merger (sasaran)
berhenti beroperasi. Peleburan adalah bergabungnya 2 atau lebih perusahaan yang
membentuk 1 perusahaan baru yang memiliki harta dan kewajiban dari seluruh
perusahaan pembentuknya. Akuisisi/Pengambilalihan adalah pembelian saham/aset
perusahaan sasaran akuisisi yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan
tersebut. Divestasi/Pemisahan adalah pengalihan sebagian atau seluruh harta dan
kewajiban perusahaan kepada pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai